Putri Cassia: “I don’t want to spend our last moments running.”
Berawal dari info grup film yang ramai bilang: “Pompeii salah satu film tarbaik 2014“(walau cuma satu orang). Setelah Oscar sudah lewat (catatan pesta menyusul), dan di-embel-embeli 3D yang nampol. Akhirnya semalam nonton film Pompeii.
Film dibuka dengan serem. Pembantaian di mana-mana. Setting masa sebelum Masehi, Romawi sedang berjaya dan berkuasa. Seluruh warga dihabisi, namun ada yang masih hidup. Seorang anak Milo (kecil_Dylan Schombing) yang menyaksikan orang tuanya dibunuh. Penuh dendam dan menatap tajam sang pembunuh, film lalu bergulir.
Milo (dewasa_Kit Harington) yang sudah dewasa, kini menjadi budak. Dibawa menuju kota Pompeii, di bawah kaki gunung Vesuvius. Di sana akan ada pertarungan gladiator antar budak. Dalam perjalanan, kereta sang putri Pompeii Cassia (Carrie-Anna Mos) terjebak lumpur sehingga kudanya terjatuh. Dalam posisi dirantai, Milo dan seorang penunggang kuda pun mencoba menolong. Kuda yang sekarat tersebut lalu dihilangkan dari penderitaannya. Sang putri terpesona, bukan hanya karena ketampanan dan kejantanan Milo tapi juga kharismanya.
Sampai di kota Pompeii, persiapan pertarungan akbar hampir rampung. Di sel budak, Milo berkenalan dengan Atticus (Adewale Akinnouye-Akbaje). Budak juara bertahan tahun lalu, budak yang akan merdeka jika meraih (kemenangan) pertarungan gladiator tahun ini. Sementara itu kaisar Roma, Corvus (Kiefer Sutherland) dan rombongan baru tiba di Pompeii, mereka adalah tamu besar yang berkunjung lalu melamar sang Putri. Di malam hari saat budak dipamerkan, Milo melihat Corvus, orang yang membunuh ayah-ibunya. Penuh dendam Milo menyusun strategi.
Saat peluang untuk bebas, saat dia berhasil kabur membawa kuda berserta putri Cassia, dia bukannya pergi dari Pompeii malah kembali lagi ke sel. Karena dalam benak Milo, inilah kesempatan untuk balas dendam. Hari H pertarungan tiba. Budak, termasuk Atticus dan Milo dimasukkan arena. Dirantai dan dipersenjatai sekedarnya. Lalu teater Roma digelar, pasukan berkuda Roma masuk ke arena untuk bertarung. Namun apa daya, suguhan yang seharusnya menyenangkan Corvus malah berbalik. Ternyata pertunjukan tersebut dimenangkan Atticus dan Milo. Seluruh pasukan Roma tewas. Marah, Corvus memerintahkan pasukan pemanah untuk masuk, bersiap menembakan panah ke arah dua budak di tengah arena. Tiba-tiba Putri Cassia, menjulurkan tangan tanda pengampunan. Selamatlah jagoan kita.
Perpanjangan waktu, sang juara gladiator Roma, Bellator (Currie Graham) masuk ke arena. Duel dengan Milo. Namun pertarungan tak sampai ada pemenang, karena tiba-tiba gunung Vesuvius meletus meluluhlantakan kota Rowani Kuno, terutama Pompeii. Berhasilkah Milo membalas dendam? Bagaimana nasib jagoan kita? Berhasil selamatkah?
Well, Pompeii adalah film yang ringan. Tonton santai sambil ngopi tanpa perlu banyak berpikir. Kelebihan utama film ini jelas tampilan visual yang ciamik. Tombak yang mengarah ke penonton, semburan lahar, lontaran batu, debu-debu yang melayang seolah-olah ada di sekitar kita. Air yang meluap sampai detail kecil lumpur yang menciprat. Namun sayang, visual wah tersebut tak dibarengi dengan cerita yang bagus. Plot hole di mana-mana. Salah satu yang paling menonjol, saat musuh utama terjatuh bersamaan dengan sang putri, jagoan malah menolong putri dulu, kalau dilogika harusnya bunuh musuh baru ke arah putri. Duh, script yang payah. Jangan berharap seperti Gladiator yang megah. Jauh, sangat jauh sekali.
Bencana meletusnya gunung Vesuvius yang terjadi tahun 79 Masehi adalah nyata. Bencana yang konon ledakannya setara 40 bom nuklir ini menenggelamkan kota Romawi Kuno. Reruntuhan kota Pompeii baru ditemukan 1500 tahun kemudian.
Overall, saya kecewa. Kecewa berat, film yang mengerikan. Buang waktu saja.
Pompeii | Director: Paul W.S Anderson | Screenplay: Janet Scott Batchler, Lee Batchler | Cast: Kiefer Sutherland, Kit Harington, Carrie-Anna Moss, Emily Browning, Jared Harris | Slor: 2/5
Karawang, 260215