Quidditch Through the Ages #13

“Tindakan-tindakan Stooging sudah semakin sering saja dilakukan. Kami menganggap peraturan baru ini akan mencegah terjadinya cedera berat pada Keeper…”

Buku penunjang kisah Harry Potter lainnya. Setelah menikmati Fantastic Beast and Where to Find Them, dan The Tales of Beedle the Bard, kali ini kita memasuki tema olahraga. Sejatinya sama saja, ini adalah kisah rekaan, jadi semua yang ada di sini juga rekaan dari modifikasi keadaan sebenarnya. Fantastic mengambil hewan-hewan yang ada dengan menambahkan berbagai mitologi, ada yang berbahaya ada yang jinak nan imut. The Tale begitu juga, mengambil dongeng-dongeng yang ada, dimodifikasi. Dari Cinderella hingga Putri Tidur, jadi kisah penyihir yang baik hati. Dan sama, yang baik akan menerima karma baik. Nah, di Quidditch, olahraga sapu terbang, kita menemui modifikasi dari basket dan sepakbola, lebih kental sepakbola bila merujuk historinya. Begitulah, kiga diajak berjalan-jalan di antara ring dan desingan udara di atas lapangan.

Karena buku ini dirilis saat Potter masih on progress, bersama dengan Fantastic Beast, maka ‘kepolosan’ dan masa yang ‘belum sempurna’ banyak ditemui. Seperti di bagian pembuka yang bilang, penyihir pada dasarnya belum menemukan mantra yang bisa membuat penyihir terbang tanpa alat. Kalau kalian perhatikan, aturan ini rancu dengan film adaptasi Fantastic Beast yang juga dibuat Rowling. Filmnya memang rilis belakangan, walaupun kisahnya malah kembali ke masa lalu. Makanya saya bilang, kepolosan dan belum sempurna. Buku ini rilis saat buku keempat sudah di pasar.

Dibagi dalam sepuluh bagian, sejarah olahraga dari peralatannya. Sapu terbang, bola-bolanya, hingga histori muasalnya di rawa Queerditch. Aturan pengamanan lapangan agar tak dilihat muggle, hingga sejarah tim-tim yang pernah ada. Semua disajikan seenaknya Rowling, dan karena ia yang mencipta Potter, maka jelas kita tak bisa membantahnya. Sejatinya tak ada bedanya ia menyebut tahun 1440 sebagai pondasi awal, atau abad 13 sebagai penemuan. Bebas menyebut sejarah klub yang memenangkan liga sebanyak apapun, hingga pagelaran Piala Dunia yang merentang panjang. Begitulah, kisah rekaan, pengarang adalah tuhannya.

Mengapa saya bilang ini lebih mirip sepakbola (di kepala Rowling) ketimbang basket, atau futbal Amerika? Karena nama-namanya seolah adopsi tim-tim Britania Raya. Rujukan sejarah lebih kental, hingga penyajian posisinya dari kiper, beater, chaser hingga seeker. Tak ubahnya kiper, bek, gelandang, hingga penyerang, walau gawangnya tiga. Makin meyakinkan saat sejarah Quidditch dibawa ke Amerika Utara, yang kalah populer dengan olahraga Quodpot di Amerika. Olahraga dengan ledakan bola ini seolah menegaskan sepakbola kalah populer dari basket, atau futbal Amerika.

Atau aturan yang menyesuaikan zaman. Persis seperti olahraga lainnya yang sering kali menyesuaikan teknologi. Karena saya penyuka sepakbola, contohnya mengambil dari situ saja. Aturan back-pass misalnya, tak boleh dipegang tangan oleh kiper. Itu adalah adaptasi dari final Euro 1992 yang membuat Jerman frustasi. Aturan VAR yang mencoba mengurai kesalahan misalnya, setidaknya orang-orang yang suka menyalahkan wasit, bisa diminimalisir. Nah, di Quidditch sama saja. Aturan dalam Stooging misalnya, awalnya para penyerang lawan bebas masuk ke area pencetak gol, hingga keeper bisa dibuat babak-belur dalam keroyokan. Lantas Menteri Olahraga Sihir (FIFA-nya Sihir) mengeluarkan aturan hanya satu Chaser yang boleh masuk ke area cetak skor, sehingga satu lawan satu, bukan keroyokan. Aturan ini, tentu saja sempat dikomplain penggemar, sampai ada yang bilang tak mau nonton lagi. Bukankah ini sama saja dengan fans bola bilang, VAR merusak sepakbola, hingga ngambek tak mau lihat sepaokbola. Begitulah, aturan baru tetap berjalan dengan percobaan penyempurnaan di masa depan. Haha… ada-ada saja Rowling.

Menariknya, bagi pembaca Potter, olahraga rekaan ini memang menyatu dengan novelnya. Sebagai buku penunjang, segalanya sah, dan masuk akal. Rowling bisa seenaknya membuat aturan olahraga, sebab ia memang menjadi pencipta sekaligus wasit pula di kejuaraan Quidditch di Hogwart atau antar sekolah. Begitupula aturan sapu terbang yang diperbarui tiap masa, tak ubahnya motor yang tiap tahun diluncurkan merk baru. Begitu pula persaingan produk, tak ubahnya Nimbus, Cleansweep, hingga Silver Arrow, apa bedanya di dunia kita menyebut Honda, Suzuki, hingga Yamaha. Hebat bukan? Harus kita akui, YA dengan kapital.

Rowling punya keunggulan, Potter sudah melegenda, ia menulis apapun aturan sihir akan laris, akan masuk akal apapun yang diselipkan. Hewan, dongen, olahraga. Malah kita akan bertanya penasaran, unsur dunia apalagi yang sudah disisipkan. Apakah masakan? Rasanya akan menyenangkan, masakan dan segala ramuan sihir itu perlu ditelaah, dan setiap Negara punya kekhasanan masing-masing. Atau memasukkan unsur budaya. Tarian misalnya, atau samurai, atau tradisi tiap suku yang unik-unik. Atau menyisipkan asal-muasal senjata. Tongkat sihir berevolusi dari hanya tongkat biasa, hingga jadi senjata. Masih sangat banyak hal duniawi yang bisa dimasukkan, dan rasanya sampai Rowling menutup usia, sisipan itu tak kan ada habisnya. Oiya, saat ini beliau lagi melebarkan kisah Fantastic Beast yang rencana lima seri, baru tiga itu ya. Luar biasa, tak pernah ada kata henti untuk sebuah kata ‘cuan’.

Maka, tagline di poster film Potter 7 bagian 2: It’s All End rasanya hanya formalitas kalimat. Kisah Potter akan sangat amat panjang, nan berliku. Percayalah. Warner Bross akan terus mengeruk keuntungan pasca Fantastic Beast 3 akan ada Quidditch adaptasi dan The Tale adaptasi. Dahaga Potter mania kudu dipenuhi, sampai anak-cucu kita dan generasi setelahnya. Tahun 2050, orang-orang akan menganggap kisah Potter dan olahraga ini sebagai kisah klasik seperti kita menganggap cerita Of Mice and Men atau The Old Man and The Sea klasik. Akan dibaca berulang-ulang, akan dinikmati bertubi-tubi.

Beruntungnya kita, ada di masa Potter Berjaya. Mungkin kalimat yang sama diucapkan penggemar Hemingway atau Steinbeck kala itu, dan mungkin juga untuk masa depan dengan penulis tenar berikutnya yang misterius. Lebih pas mungkin bisa dibilang, beruntung kita sebagai kutu buku. Menjadi saksi sejarah, menjadi penikmat sejarah, menjadi bagian dari sejarah. Quiddicth yang termasyur, mari kita nantikan adaptasinya.

Quidditch Dari Masa ke Masa | by J.K. Rowling | Diterjemahkan dari Quidditch Through the Ages by Kennilworthy Whisp | Copyright 2001 | Alih bahasa Rosi L. Simamora | GM 126 01.556 | Penerbit Gramedia Pustaka Utama | Oktober 2001 | Cetakan keempat: April 2002 | 80 hlm.; 20 cm | ISBN 979-686-556-4 | Skor: 3.5/5

Karawang, 130622 – Cassandra Wilson – Don’t Explain

Thx to Carefour Cikarang

#30HariMenulis #ReviewBuku #13 #Juni2022

Menyambut Sensasi Sarribal


Musim baru harapan baru. Setelah enam tahun bersama Simone Inzgahi, kini Lazio menatap musim dengan wajah baru. Adalah Maurizio Sarri yang punya CV lumayan bagus beberapa waktu ini. Di Juventus, walau terseok-seok ia berhasil memertahankan Scudetto 2020. Di Chelsea dengan skuat mentereng juga tak tangan hampa, piala kelas dua Eropa jelas sebuah prestasi.


Kalau melihat Sarri justru yang paling kuingat saat final Carabao Cup tahun 2019 saat ‘manager’ Kepa Arrizabalaga tak mau diganti jelang adu pinalti. Bermusim-musim bersama Napoli yang tampak mentereng di papan atas, ternyata menghasilkan nirgelar. Sebuah catatan minor akan gaya ‘sarriball’ yang ia emban. Setelah setahun bertapa, ia turun gunung.


Cerita menggunakan data, statistik, sejarah untuk menggambarkan kebesaran: Milan, Juventus, atau Inter Milan bisa buat bahan dalam adu debat. Namun sebuah cerita yang bagus juga meliputi perjalanan waktu, tanpa kerangka waktu kita tak bisa menilai apakah kita sedang melihat sesuatu yang benar-benar penting atau hanya denyut anomali. Setiap tim punya ceritanya sendiri, tahun 2013 Lazio juara Copa Italia, bisa jadi bagi ketiga klub yang kusebutkan barusan terdengar biasa, tapi bagi kami menang derby di final adalah orgasme tiada tara. Begitulah, sensasi memori tiap orang berbeda.
Mercatto Lazio memang tak memutar uang besar, sebab apa yang didatangkan nyaris semua pemain kelas premium.

Musim ini tercatat resmi yang berkonstum Lazio adalah Elseid Hysaj (free), Dimitrije Kamenovic (2.5 juta), Luca Romero (200 ribu), nama-nama asing bukan? Tak kenal? Sama! Namun ada dua nama besar yang didatangkan. Rasanya saya fans bola paling bahagia saat mendengar kabar pulangnya Felipe ‘Bale’ Anderson (3 juta). Setelah mencatat rekor klub West Ham dalam bursa, ia mengalami masa sulit di Inggris dan juga Portugal. Padahal ia adalah bintang paling cemerlang di lini tengah Lazio kala pergi, maka patut dinanti aksinya di lapangan tengah, kembali dengan Savic dan Luis Alberto. Nama kedua adalah Pedro (free), kali ini dari seteru.


Jadi target muluk-muluk bintang macam Shaqiri, Torreira, Schira, Walukiewicz sampai kemungkinnan joinnya Coutinho hanya isapan jempol. Gajinya akan bikin muntah Lotito. Kecenderungan Lotito untuk fokus pada biaya yang konkret dan memberi terlalu sedikit perhatian pada biaya kesempatan.


Mari sejenak lihat tim lain. Angka patok jual Barcelona membuat mereka kesulitan menjual pemainnya sendiri. Di era sekarang bisa jadi itu ekonomi kejahatan, dan lihatlah mereka kini di ambang bangkrut. Madrid sama saja, mereka kini tak bisa jor-joran. Jadi pola salary cap yang dinahkodahi Lotito ada benarnya, ini bisa berlaku pula untuk tim besar (jangan sebut City atau PSG). Dengan pengetatan semacam ini bisa jadi sebuah preferensi untuk mempertahankan segala sesuatu sebagaimana adanya, ingat sepakbola adalah tentang sportivitas, bukan melulu tropi apalagi uang.


Anda akan segera menyingkirkan para kandidat pemain yang lebih mungkin tidak masuk kantong budget, gaji besar, clause buy tinggi; dalam satu kata: pemain mahal, atau potensi pemain murah yang kehilangan semangat di tengah musim sebab gagal memberi bukti di masa awal bermain di Olimpico. Untuk itulah kita punya Savic, pemain paling penting di lini tengah yang sejak bergabung tahun 2015 konsisten bermain keren. Sebuah versi awal cerita ia bergabung bahkan menyebut, ia sudah deal sama Fiorentina. Itulah seninya bursa transfer, berita-berita meyakinkan ditampik, positif palsu yang jadi cerita seru dan juga menjengkelkan untuk masa depan.


Lotito tahu, mana yang pantas dilepaskan, dan mana yang tidak. Dengan bergabungnya Pedro, jelas pintu keluar satu striker terbuka: Immobile jelas bukan, Caicedo sang penentu menit akhir? tentu tidak ia terlalu berharga, Muriqi? Bisa jadi, tapi Lotito jarang rugi di bursa transfer jadi rasanya mustahil bisa menjualnya dengan harga pantas. Rasanya rumor Correa yang paling mungkin jadi kenyataan. Terserah mau ke Spurs, Inter, atau bahkan ke Madrid. Saat nantinya resmi pergi, itu sudah bukan cerita milik kita. Daniel Kahneman bilang, “Kita bisa jadi buta pada sesuatu yang jelas, dan kita juga buta pada kebutaan kita sendiri.


Hasil-hasil pra-musim Lazio juga terdengar biasa, kalau tak mau dibilang mengecewakan. Tradisi sparing Auronzo di Cadore berlanjut, dengan gunung dan danau yang sejuk adalah keniscayaan tim ini memulai musim dari sana seolah ada tombol start. Lawan-lawannya memang semenjana, seolah ada pekerja radio, buruh pabrik, atau BEM mahasiswa di sana sedang melakukan hobi di akhir pekan, nama-nama timnya akan membuat fans Manchester City kaget, itu klub bola? Termasuk setelah selesai tapa Auronzo, kita hanya mendapat lawan klub papan tengah macam Twente FC, menang satu gol dan seri 1-1 saat dijamu Sassuolo. Lihat, hasilnya biasa saja. Dari sini tampak, Sarriball belum padu. Masalahnya, walaupun beberapa ide Sarri sudah jelas, banyak yang tidak jelas. Permintaannya jangan main bola atas juga membuat kerut kening sebab tumpuan utama striker jago bola atas kita adalah pemain termahal Muriqi, atau ini tanda ia tak dipakai?


Butuh seorang pemikir sejati untuk melihat masalah yang sudah dilihat banyak orang dan menemukan jalur pemecahan baru. Orang takkan percaya, bahwa menyelesaikan masalah kadang harus memasukkan masalah. Bakteri misalnya, harus dilemahkan dan disuntikkan ke dalam tubuh manusia untuk melawan bakteri dari luar guna meningkatkan imun. Maka, Lazio yang bermasalah di komposisi pemain, bursa transfer yang buruk, pelitnya sang presiden minta ampun, hingga kekuatan yang timpang di inti dan cadangan. Merokok berlebihan, pesan subteksnya adalah bahwa banyak orang merokok juga, itu melegitimasi perilaku yang tidak dinginkan. Semoga Sarri yang bermasalah sebab tak bisa berhenti menghisap rokok, berhasil di Olimpico.
Mari kita nikmati tiap pekannya, karena dalam hidup bersenang-senang itu sangat penting. Tim-tim idola menawarkan lebih banyak kesenangan sekaligus kegetiran untuk memulai pekan baru, dan untuk itulah kita menyukai sepak bola.


Genderang perang telah ditabuh, kompetisi paling elit di tanah Pizza akan dimulai Sabtu, 21 Agustus 2021. Empoli, klub yang baru promosi setelah lama berkubang di kompetisi bawah telah kembali. Lawan yang terbilang mudah, awal yang bagus sepertinya akan didapat. Apakah saya jumawa? Tidak juga, tak ada persyaratan seperti itu untuk menjadi Laziale. Siapa saja memiliki seperangkat fanatisme, fans Madrid bisa menangisi kepergian Ramos dan Barcelona sesenggukan melepas Messi, tapi siapa sangka kedua kapten el clasico bakal setim? Sepuluh tahun lalu, bahkan penggemar kedua tim tak ada yang berani membayangkan. Jadi kalau Pedro, mantan Roma ini akan join kita, kenapa tidak?


Ada satu penjelasan lagi mengapa kita harus antusias menyambut musim baru, setelah sekian lama Lazio merekrut pelatih antah, sebut saja daftarnya panjang, Delio Rossi, Edy Reja, Davide Ballardini, Vladimir Petkovic; kini kita punya pelatih yang berpengalaman yang pernah membesut Chelsea dan Juventus. Di rumput tetangga, kesuksesan membawa pelatih bermulut besar Jose Mourinho akan makin membuat derby makin semarak, siapa tahu mereka berhasil buka puasa, walaupun jelas itu hanya angan kosong. Seni mengalahkan lawan dengan mengantisipasi langkah mereka berikutnya.


Fans sepak bola, mau tim besar, kecil, atau semenjana sekalipun adalah produsen argumen yang mendewakan tim idolanya. Wajar, komentar-komentar kita di manapun baik digital atau adu cekcok langsung, mungkin tak terbantahkan, dan terasa kuat sekali, menggebu sampai bisa berbusa-busa ngomongin strategi dan hasil akhir, tapi jika itu terdengar tak nyaman sama fans lain, kamu tidak akan ke mana-mana.


Memandang rekor itu adalah penghalang buatan. Sebagai fans layar kaca, menikmati bola tiap akhir pekan klub pujaan adalah sebuah kenikmatan tersendiri. Siapa juara Serie A 2022? Bursa bilang akan kembali ke Juventus yang nostalgia dengan Allegri. Namun jelas tak ada yang tahu dan bisa menebak tepat, seperti kata Niels Bohr, “Prediksi itu sulit sekali, terutama bila menyangkut masa depan.” Lazio, bahkan dalam sebuah prediksi akan kembali ke papan tengah. Seperti awal musim yang sudah-sudah, saya tak mengusung optimisme buta atau skiptisme yang suram. Target realistis adalah kembali ke zona Liga Para Juara, scudetto hanya bonus. Kasih tahu saya Mei 2022 nanti, apakah Sarri tersenyum atau cemberut di akhir perjalanan.


Mari menciptakan kesan yang besar pada ingatan kita dengan menyambut sensasi sarribal.


Karawang, 190821 – Bill Withers – Grandma’s Hands


Lazione P. Budy
Kopi di kanan, buku di kiri, musik Jazz bergentayangan di sekitar. Laziale anggota tercatat nomor empat belas dari Karawang. Hobi makan bakso dengan kuah melimpah. Bisa disapa di twitter @lazione_budy

Tamasya Bola #30

Tamasya Bola by Damanto Simaepa

“… sepakbola (terutama di Eropa) bisa ditulis sama bagusnya dengan sastra dan sama emosionalnya dengan karya jurnalistik tentang perang atau kemiskinan…” (halaman 369)

Done. Tiga puluh review dari 30 hari di bulan Juni akhirnya selesai juga. 15 buku terjemahan, 15 buku lokal.

Apa menariknya cerita tentang Barcelona? Apa serunya ngomongin Manchester United? Mereka sudah besar dari sananya, ga perlu dikupas hal-hal umum yang tiap akhir pekan dibahas ratusan juta orang. Setelah keluhan cara pandang dan pilihan puja-puji klub, kita justru diajak menelusur dunia antah pengalaman hidup sang Penulis kala remaja, cintanya pada bola atau bahkan detail sepak bola amatir saat belajar di Belanda. Bah, ga ada yang tertarik menikmati hidup sang penulis, kecuali kamu adalah Rob Hughes atau Rayana Djakasurya. Sungguh buku yang membosankan, sempat melambung tinggi ketika membaca kata pengantar oleh Penulis pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2018: Mahfud Ikhwan, buku ini langsung terjerebab di mula, terkatung-katung tanpa arah yang nikmat di tengah dan pada akhirnya membuat ingin segera meletakkannya di rak saking bosannya, hal-hal lumrah bagi pembaca menjelang ending. Bukan seperti ini buku tentang bola ditulis, padahal bung Damanto Semaepa mengkritik habis tabloid Bola yang kini sudah selesai, karena gaya bahasanya yang melimpahi pembacanya dengan data-data boring, lha malahan Tamasya Bola sama buruknya tatacara dituturkan. Secara aksara yang coba melambungkan tinggi gayanya, gagal; secara pilihan tema yang juga ga nyaman sampai akhirnya cerita pengalaman pribadinya, astaga tiga ratus halaman yang menyiksa. Tak heran buku ini butuh sebulan untuk kutuntaskan, lebih sering tertidur pulas ketika baru beberapa lembar kusingkap, lebih membosankan dari kisah-kisah dongeng Disney yang gitu-gitu saja. Padahal kuniatkan tuntas pertama bulan Agustus ini (2019), malah jadi paling akhir selesai lahap. Atau emang lagi apes, buku ini dinikmati di sela novel Sastra Maut di Venesia yang wow, Max and the Cats yang penuh tualang, The Story Girl yang brilian? Dihimpit novel-novel ternama, Tamasya Bola seolah pamflet sales motor yang dilambaikan di pinggir jalan, diambil pejalan bukan karena kita butuh, tapi lebih karena kasihan. Sayang sekali…

Pada mulanya adalah pertengkaran, menjadi judul bagus begitu juga isinya oleh Mahfud Ikhwan. Blog belakang gawang lahir, dan bagaimana segala hal yang umum di tabloid ternama Nasional itu begitu menjemukan, jadi mengapa ga nulis sendiri, dengan gaya maskulin? Mourinho menjadi dewa yang diagungkan, sekaligus seorang pendosa yang dicaci setiap minggu, apapaun hasil akhir pertandingannya. Sosok besar di dunia bola sepak yang komentarnya dijadikan bahan dasar para wartawan untuk dikutip. Terkutuklah mereka yang hanya menyukai tebak-tebakan skor! “Yang terbaik dari sepakbola, siklus perubahan selalu terjadi.”Mou

Buku dibagi dalam empat bagian: Pesta & Gelak Sedih, Pe(r)sona, Kuasa dan Politik, dan Tamasya. Kisah pembukanya sih sebenarnya lumayan tentang final Champions 2015 ketika lagi-lagi Juventus tersungkur. Sepuluh menit yang menghadirkan ambang batas antara kalah dan menang. Remontada, Semoga! Tentang Barcelona generasi emas. “Yang hilang dari generasi kami adalah sejarah remontada.”Xavi Hernandez.

Manusia berpikir, Tuhan tertawa menjadi pembuka kisah ketiga kegagalan Barcelona musim 2011-2012. ‘Saya sepakat dengan Franklin Foer yang menyatakan, untuk menjadi penggemar Barca, Anda harus siap-siap patah hati’ (h. 22). Saya pribadi enggak sepakat, harusnya lebih luas mengambil cakupan, kenapa? Karena nama klub diganti manapun pasti klik, ‘menjadi fan blablabla, siap patah hati.’ Mau diganti Fulham, Brescia, Herta Berlin, atau Granada bisa, atau justru lebih pas. Barca sudah terlalu sering angkat piala bos, patah hati dalam lima tahun bisa dihitung jari. Nah! ‘Pemujanya yang fanatik bisa saja frustasi, tapi tidak pernah mentranformasikannya menjadi anarki atau berperilaku layaknya begundal keji.’ (h. 22).

Ada satu paragraf yang akan membuat fan Chelsea tertawa ngakak. Saya kutip yes. “Jika melihat saksama apa yang terjadi dalam pertandingan melawan Chelsea, Anda takkan menemukan penjelasan dalam aspek permainan sepakbola. Pemain terbaik Anda mendapatkan pinalti yang sangat jarang digagalkan. Tim anda menguasai bola, mendikte lawan, unggul jumlah pemain, dan mendapat peluang melimpah. Tetapi Anda tetap kalah.” (h. 25) Well, dalam sepakbola penentu pemenang yang dihitung adalah bola masuk ke gawang, dan Chelsea memainkan tempo, bertahan dengan baik dan melakukan serangan efektif. Sesederhana itu sobat. “Jawa telah lama menemukan kebenaran ini: orang pintar akan dikalahkan oleh orang yang berusaha keras, dan orang yang berusaha keras akan dikalahkan oleh orang bernasib baik.” (h. 27). Dan seterusnya, ketegangan akan terus menukik turun sampai akhir, sebagian besar ada di blog belakang gawang.

Sejarah kemenangan sepakbola adalah akumulasi kesalahan demi kesalahan.” Eto’o.

Ada satu kutipan lagi di halaman-halaman akhir tentang sang pengulas yang tenar di Indonesia tahun 1990an sampai awal 2000an, “Rob Hughes semakin jarang diterjemahkan setipa pekan. Kolom-kolom yang diisi oleh wartawannya sendiri nyaris seragam, dari segi teknis menulis dan pengambilan posisi penulis terhadap apa yang ditulisnya. Semua ditulis dengan nada netral, dingin, dan berjarak dengan sepakbola. Analisis hasil pertandingan yang muncul pada edisi Selasa nyaris tak memberi nilai tambah apapun bagi saya setelah menonton pertandingan akhir pekan.” (h. 366). Ya kita sepakat, Bola memang tutup karena kreativitas dibungkam, dan isinya berita ‘umum’.

Kita yang besar di era 1990-2000an jelas terbiasa Bola, dan terjemahan 442 yang bagus. Bola Vaganza sempat juga hadir, tapi memang hanya beberapa artikel yang menarik. Saya malah suka bonusnya sahaja untuk dipajang. Puncak kejayaan sepakbola sebelum merambah modern seperti saat ini, bisa jadi adalah 2006 ketika Italia berpesta di Jerman. Itulah masa saya berhenti berlangganan. Lagian Lazio memasuki dark era pasca Cragnotti.

Terakhir, maaf ya saya enggak anti Barcelona atau MU, apalagi timnas. Sebagai Laziale apa yang disampaikan segi-ketiganya terlampau umum, nah ketika yang ditulis mendetail khusus ke dalam justru malah tentang pribadi, pengalaman sendiri yang bagi kita tak terlampau penting untuk tahu. Alamak kamu, cerita suatu sore kepleset di lapangan tepi pantai bersama anak-anak lokal, apa menariknya? Coba sesekali ulas lebih dalam, kejayaan Genoa yang pernah ‘merampok’ scudetto Lazio jelang Perang Dunia, atau bagaimana drama dibalik kepindahan Alan Shearer ke Newcastle dan masa kepelatihannya yang singkat nan pahit, atau nulis sejarah mendalam SPAL yang terlahir kembali, Parma yang terjatuh di kubang terdalam lalu melakukan come-back per musim, drama di baliknya jelas lebih memikat. Hal-hal semacam itu sejatinya akan sangat jauh lebih sedap ketimbang mengata kehebatan Barca yang hanya sesekali terjatuh, MU yang mengeluhkan pesta norak Liverpool juara, atau mencaci dengan fasih timnas berulang kali. Kita semua sudah tahu itu. Seperti novel, mayoritas novel keren bercerita tentang penderitaan, cinta yang kandas, atau dendam lama yang tak terbalas. Sepakbola ulasan juga harus begitu…

Maaf sekali lagi.

Tamasya Bola: Cinta, Gairah, dan Luka dalam Sepakbola | Oleh Damanto Simaepa | Copyright 2015 | Penyunting Fahri Salam, Ilustrasi sampul Saiful Bachri | Pemeriksa Aksara Eko Susanto | Penata letak dan visual Janurjene | I – xviii + 384 hlm.; 14×21 cm | ISBN 978-602-1318-31-7 | Penerbit Mojok | Skor: 2.5/5

Untuk Gerei dan Nadya

Menulis sepakbola adalah menulis manusia-manusia yang menonton, memainkan, mengeluh, menangis, bergembira, bersedih, frustasi, dan seluruh perasaan yang mendefinisikan kita sebagai manusia lewat permainan indah ini.

Karawang, 300819 – 300620 – Red Hot Chili Peppers – Right On Time

#30 #Juni2020 #30HariMenulis #ReviewBuku #HBDSherinaMunaf

Thx to Dema Buku

Upaya Menangkap Kenangan Sepakbola

Sepakbola Tak Akan Pulang by Mahfud Ikhwan

Tak ada yang lebih tabah dari Pendukung Liverpool.”

Kumpulan artikel dari Geotimes dari awal musim 2018 sampai akhir musim 2019. Lumayan bagus juga ternyata, tulisan yang mencatat sejarahnya sendiri, semacam ringkasan kisah-kisah terpilih per minggu sehingga cocok buat menelisik kenangan. Saya pribadi menjadi lebih dalam tahu apa hal-hal menarik di pekan tersebut. Sejatinya tak istimewa tulisannya, tapi menanam memorinya lah yang mencipta kesan, sehingga buku seperti ini akan seperti buku kenangan sekolah. Semisal lima atau sepuluh tahun lagi ketika dibuka baca akan ketawa sendiri, oh dulu detailnya gini toh. Oh dulu terjadi drama yang konyol itu. Oh dulu pendapatku tentang pemain ini ternyata syahdu, dst. Ini bukan tentang kualitas tulisan, tapi bagaimana menangkap momen untuk disimpan. Terbakar!

Dari penulis Dawuk yang dahsyat itu, kita diajak mengenang musim kompetisi Eropa musim 2018/2019. Lha, baru kemarin? Iya. Tapi jelas ini ditulis dan diolah dengan kejelian pengamat. Sempat tercipta momen malesi di kepala, tapi setelah dalam tiga kali kesempatan duduk tuntas, ada kelegaan. Justru setelah membacanya saya terpatik, kenapa saya ga bikin tulisan sendiri semacam gini saja, toh ini kompetisi Eropa, yang tertutama lima liga terbaiknya yang tentu saja sudah akrab. Ketimbang bikin artikel Lazio seribu kata yang pembacanya segmented – kata William Loew – maka akan lebih lebar pangsa baca dengan menggores cerita lebih luas. Itu yang terpikir, yang jelas artikel Lazio sudah off semusim karena kzl ga naik-naik peringkat, tapi justru selama saya off nulis ulasan dan menepi dari hingar bingar Serie A, Lazio menggila.

Dibuka dengan tulisan yang dijadikan judul yang dibuat 14-07-18, masa ketika liga belum dimulai, Inggris yang menjadi sang penemu permainan malah diolok, sepak bola yang sulit dibawa pulang pialanya setelah sekian tahun berjibaku. “Itu salah salah Bapak menaruh bola.” Tulisan kedua yang justru bagus. bagaimana Juventus yang kita kenal, sebagai pecundang Champions League mencoba menaikkan harap dengan membeli pemain bekas berusia 33 tahun dengan banderol mahal bernama Ronaldo. Ketika isu ini berhembus, saya ingat sekali saya tertawa ngakak. Incaran Savic, kebanyakan nawar dan Lotito keukeh di angka 150 juta, justru mereka malah membawa pulang CR7, yang harus diakui terbaik di dunia, tapi udah kepala 3 woy. Masih ingat betapa frustasinya dibuat Radu? Dua kali beruntun kita babat 3-1.

Artikel ketiga tambah lucu dengan judul Yang Aneh, Yang Lumrah. Bagaimana Liverpool yang punya pertahanan buruk, dan kiper yang hobi blunder musim dimulai dengan gemilang. Tiga pertandinagn mereka di puncak, lumrah. Tiga pertandingan tanpa kebobolan, nah baru aneh. Harus diakui pembelian Virgil Van Dijk dan Alisson adalah sebuah langkah jitu. di Juventus Stadium, di depan kursi penuh sesak, di pertandingan keduanya Serie A Ronaldo mencetak assist pertamanya – sebuah bola liar yang gagal dimasukkannya ke gawang kosong. Ganjil? Sama sekali tidak, jika kalian cukup mengenal Liga Italia, dan sedikit paham soal betapa sulitnya menjadi striker di sana. Artikel keempat tentang Leeds United, tim yang kita kenal hebat di sebelum dan sesudah pergantian Milenium ini punya sejarah besar, dan menunjuk mantan Pelatih Lazio (dua hari yang absurd), Marcelo Bielsa demi mendongkrak kasta.

Selalu ada yang pertama adalah cerita kehebatan Parma, bagaimana bisa mereka terpuruk ke Serie D karena bangkrut lalu per musim naik terus, promosi tiga kali yang artinya sekarang sudah di kasta tertinggi lagi! Gilax. Sang kapten Lucarelli menjadi legenda karena itu, “Ini tak nyata.” Lalu pensiun. Jorge Mendes adalah tukang sulap di bisnis agen pemain/manager sepak bola, menjelajahi klub-klub dengan gelontor talenta, menjajahnya menjelma kekuatan tim. Bekas pemain sepakbola gagal, bekas pemain DJ klub malam, dan segala kiprahnya di Wolve dalam gelimang pemain Portugal. Pantas Rui Patricio gagal ke Lazio, di sana ternyata tercipta gurita. Liverpool dan penantian gelar juara EPL adalah minyak dan air yang sulit akur. 28 tahun tahun, dan masih berjalan. “Mungkin musim ini saatnya kalian (wartawan) menuntut mereka juara.” – Mou

Yang kekal, yang dikocok ulang. Jeda international memang malesi, semenarik apapun permainan timnas, tetap malesi ikuti. Dan terasa aneh ketika tahu spandung di Bernabeu, “Ronaldo tak lagi dibutuhkan.” Hantu Fergie yang membuat Moyes dipecat, Van Gaal jadi olok-olok, dan kita tahu Mourinho dipecat, kali ini terbukti Baby Face juga babak belur. Mou dan MU, keduanya saling menghancurkan. Emery dan Arsenal adalah lelucon, di artikel ke-10 ini, mencatat Unai pernah mencetak kemenangan beruntun yang luar biasa ternyata, oh iya saya ingat moment itu, fan Gunners melambung dan memujanya, ‘pilihan yang tepat’ katanya. Walau ketika dibaca sekarang, sungguh lucu menyebut Arsenal Baru.

Lopetegui dan Madrid adalah lawakan berikutnya. Drama Piala Dunia 2018 di timnas Spanyol, dan Madrid memecat seenaknya, ga ada yang aneh, justru lumrah di Bernabeu hal macam gini, sebuah rutinitas, yang bikin berang adalah Madrid tak pernah lupa menjadi juara. Dan itulah kenapa banyak orang tak pernah kehabisan alasan untuk membenci mereka. Ini adalah cerita sedih, tragedi helikopter di atas stadium Leicester City menjadi berita kabung. Vichay Srivaddhanaprabha adalah presiden klub paling bahagia ketika The Foxes mengejutkan dunia di musim 2016 karena sejarah juaranya, kali ini beliau kembali mengejutkan dunia atas kepergiaanya yang dramatis bersama putrinya.

Oh Milan itu tim semenjana toh, yang kata Bung Mahfud adalah tim yang hanya berebut posisi empat besar, atau justru tiket Liga Malam Jumat. Begitu juga MU sekarang. “Bersiap menghadapi kesemenjanaan atau biarkan Jose Mourinho merombak tim.”Jamie Jackson (Guardian). Menurut kamus, tim atau sesuatu yang biasa, rata-rata, di tengah, disebut medioker.

Chelsea dan Sarri yang tampak tak menemukan klik itu, berantakan di Wembley. Pelatih nirgelar yang tampak aneh dipilih Roman. Dan Bayern yang tampak kacau di tangan Niko Kovac. Bom, bir, babak belur menjadi tema yang sebenarnya hanya dikait-kait membentuk pola, bagaimana Jerman vs Inggris menjadi laga tak pernah tak seru. Akhir kisah Mou di MU, dalam big match memalukan. “Secara fisik, kami tak sanggup menandingi Liverpool. Aku bahkan ikut lelah hanya dengan melihat Andy Robertson (berlari).” – The Special G(one).

Ole Gunar Soljaer memberi harapan fan MU dengan kembali mencetak lima gol di debutnya sebagai pelatih magang. “Kami bermain dengan keasyikan melimpah…” Jesse Lingard. Arsenal kembali medioker setelah awal musim yang cerah, setelah unggul cepat dengan Pool, mereka digelontor lima gol. Itu Arsenal lama, Arsenal yang sama, itu-itu saja. Sementara City kembali ke kehebatannya lagi. Liverpool yang fokus ke Liga menurunkan pemain antah di FA Cup. Ada yang kenal Ki-Jana Hoever, siapa Rafael Camacho? Siapa pula Curtis Jones? Siapa yang ingat kalau Alberto Moreno masih di Pool? Dan mereka melaju.

Cerita Hudderfield Town dan David Wagner yang akhirnya berpisah setelah timnya jadi juru kunci, tak ada pemecatan karena memang dia adalah legenda. The Terriers mencapai ‘kesepakatan bersama’. “Ini hari yang menyedihkan.”Dean Hoyle. Dulu pernah menimang-nimang jersey Hudderfield untuk kubawa pulang ketika sang penjual salah mengambilkan jersey Brighton yang kupesan. Tapi ga jadi beli juga akhirnya, sekarang tim ini sudah tenggelam di divisi bawah, sayang sekali.

Di tulisan ke-20 ini, Si Gila Bielsa menguliahi tim dengan video bejibun. Dan Frank Lampard yang belajar melatih di Derby Country memberi harapan ke EPL. Sala adalah sebuah keanehan di dunia sepakbola yang sulit dijelaskan. Pemain Nantes yang dibeli mahal Cardiff City hingga memecahkan transfer klub itu hilang dalam perjalanan udara. Berharap membantu Cardiff keluar zona merah, ia tak pernah tiba. Sarriball adalah istilah permainan sepakbola ala Maurizio Sarri, di Chelsea performanya bak yoyo, berpendulum liar. Di bulan Februari 2019, mereka dihajar Bourne 4-0 lalu City 6-0, skor memalukan The Blues. “Sarriball telah gagal, aku tak melihat ada Plan B di sana.”Chris Sutton, mantan pemain Chelsea yang gagal. Saya ingat ini pemain posisi striker tapi malah jadi bek. Bisa juga lu ngeritik ye. Haha…

Dari Keppa untuk Pep, ini baru setahun lalu tapi ternyata ingatanku akan moment-moment penting sepakbola tak setajam dulu. Saya sempat lupa apa yang terjadi, oh ternyata ini drama final Carling Cup yang mana Keppa tak mau diganti jelang pinalti, padahal cedera, seolah dia adalah penentu starting line-up. Mau jadi pahlawan, justru malah gagal memberi gelar pertama Sarri. Padahal drama besar, tapi kenapa saya bisa melupakannya ya? dengan membaca artikel ini, goresan itu terlihat kembali. Benar-benar di usia ini, saya memang memilah mana kenang bagus yang bisa disimpan, mana kenang buruk yang harus dilepas, dan ternyata berhasil, sesaat. “Ini kejadian yang baru saya saksikan setelah sekian lama.” – komentator final.

Zidane pulang. Pas dengar ia resign setelah tiga gelar legendaris UCL, saya sudah yakin ia akan kembali. Tapi ga nyangka secepat ini. Babak belur dengan pelatih timnas Spanyol, lalu pelatih magang itu mencipta nirgelar musim ini, Zidane kembali ke Bernabeu. Sepakbola ‘kacau’ a la Zidane yang tenang dan mematikan. Penunjukannya adalah kelegaan besar yang mendekati kesempurnaan. Dan ‘debut’nya memang 2-0 vs Celta Vigo, Madrid yang normal. Virgil melakukan blunder yang jarang dilakukannya, lalu Ole yang ditunjuk menjadi pelatih tetap langsung terhempas dua kali.

Ternyata di April 2019, Juventus sudah mengunci gelar Serie A. Waduuh… separah itu ya musim lalu. Lazio sedang fokus Copa dengan gengsi sehingga terlalu banyak melepas laga, Atalanta menjelma kekuatan baru. Kalian bosan melihat Zebra juara, musim ini Lazio akan merebutnya. Siapkan sampanye terbaik kalian! Ronaldo yang dibeli untuk UCL, gagal di musim pertamanya di Italia.

Dan apakah senja tak jadi turun? Sehingga Liverpool, ia yang telah sekian lama menjalani puasanya, yang melintasi milenia dalam dahaga, dan masih terlarang menyentuh piala? Musim ini harus diakui Liverpool tak sekadar bagus, tapi menghebat di semua lini. Punya mental juara, punya poin tertinggi di era EPL dan ga juara, sungguh ironis. “Kami gagal juara bukan tak beruntung, kami gagal juara karena Manchester City.”Klopp. Berbagai kalimat perpisahan akhir musim, Robben – Riberry pamit dari Bayern, Barcelona juara tapi tak semeriah yang diharapkan, Valencia menjelma kekuatan baru karena menyodok zona Champions, jangan lupakan Atalanta yang akan melakukan debut di Liga Para Juara. Ada dua paragraf penuh tentang Lazio – akhirnya – hufh… saya ketik ulang sekaligus penutup ulasan ini. Ciao

Lazio, dibawah pelatih Simone Inzaghi, memenangi Copa Italia, tropi besar pertama mereka sejak 2013. Diperkuat pemain-pemain bekas macam Senad Lulic, Milan Badejl, Ciro Immobile, dan Lucas Leiva, atau pemain-pemain yang hanya menunggu waktu untuk pergi seperti Sergej Milankovic-Savic, dan Luiz Felipe, Lazio mengalahkan tim paling menarik dan paling banyak dibicarakan di Italia musim ini, Atalanta.

Gelar ini, juga kesanggupannya membuat Lazio stabil di klasemen liga membuat Simone Inzaghi masuk daftar pelatih baru Juventus. Ia bisa saja tetap di Lazio atau justru ke klub lain, AC Milan misalnya. Tapi sudah semakin jelas, di kepelatihan karier Simone tampaknya akan lebih cemerlang ketimbang Fillipo.

Dua paragraf ini membuatku teringat draf ulasan juara yang sudah kuketik panjang, ternyata sudah setahun dan belum jadi kupos. Bagaimana teriakan juara para Laziale Karawang membahana dalam peluk keceriaan di rumah Bung Adit – ketua Lazio Region Karawang. Mungkin bagi fan lain ini gelar minor, tapi bagi kami ini adalah catatan sejarah besar dekade 2010 menjadi dua kali Copa, sementara Roma nol besar. See…, setiap moment menjadi sangat berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda.

Setelah menyelesaikan baca dan ulas ke-30 tulisan ini, apakah saya ke web geotimes.com? nope. Saya kurang suka berita daring, ga nyaman. Mayoritas ya gitulah, malesi. Buku ini cukup jadi menaikkan pamor, tapi jelas tak cukup tergerakkan jari meng-klik-nya. Saya juga bisa nulis ngoceh sepakbola semacam ini, tentang Lazio di blog ini. Justru berkat Sepakbola Tak Akan Pulang, saya berniat bikin tulisan tandingan, seminggu sekali? Bisalah, apalagi bikin gerah Lazio di sini hanya disinggung sesekali. Bayangkan semusim, Lazio itu tim, maka menyedihkan Biancoceleste disebut tak lebih banyak dari pemain atau pelatih macam Ronaldo, atau Klopp. Mungkin akan kumulai ketika Serie A resmi dilanjutkan lagi bulan ini? #ForLazio #Scudetto

Sepakbola Tak Akan Pulang | by Mahfud Ikhwan | Copyright 2019 | Penyunting Aria Duta B | Tata Letak Werdiantoro | Ilustrasi Sampul Bambang Nurdiansyah | Rancang sampul Katalika Project | Cetakan pertama, 2019 | Penerbit Shira Media | ISBN 978-602-5868-88-7 | vi + 210 halaman | 13 x 19 cm | Skor: 3.5/5

Karawang, 030520 – Hanson – A Song to Sing (live and electric)

Milan Dan Para Korban Olimpico

image

Head To Head S.S Lazio Vs AC Milan
1. 28/01/15 Milan 0 – 1 Lazio
2. 25/01/15 Lazio 3 – 1 Milan
3. 31/08/14 Milan 3 – 1 Lazio
4. 24/03/14 Lazio 1 – 1 Milan
5. 31/10/13 Milan 1 – 1 Lazio
Hasil Lima Pertandingan Terakhir S.S Lazio
1. 04/10/15 Lazio 2 – 0 Frosinone
2. 18/10/15 Sassuolo 2 – 1 Lazio
3. 23/10/15 Lazio 3 – 1 Rosenborg
4. 26/10/15 Lazio 3 – 0 Torino
5. 29/10/15 Atalanta 2 – 1 Lazio
Hasil Lima Pertandingan Terakhir AC Milan
1. 08/10/15 Monza 0 – 3 Milan
2. 18/10/15 Torino 1 – 1 Milan
3. 21/10/15 Milan 0 – 1 Internazionale
4. 25/10/15 Milan 2 – 1 Sassuolo
5. 29/10/15 Milan 1 – 0 Chievo
Prediksi Starting Line Up S.S Lazio Vs AC Milan
Lazio: Marchetti, Basta, Gentiletti, Mauricio, Radu, Biglia, Cataldi, Anderson, Milinkovic, Candreva, Klose.
Milan: Donnaruma, De Sciglio, Zapata, Romagnoli, Antonelli, Kucka, Montolivo, Bertolacci, Cerci, Bacca, Bonaventura.
Penebak | Lazio vs Milan | Skorer
LBP 3-0 all
Lazio hebat. Lazio keren. Lazio is the best.
Zulk Lazio 3-1 Felipe
Lazio menang tanpa syarat, menang tanpa syarat, menang tanpa syarat.
Imunk Lazio The great 1-2 Milan the Legend Bacca
The great? Apaan the great. Cuma mengandalkan Felipe seharga  Bale mau ngalahin the legend? Bangun bud, bangun, jangan ngimpi. The legend yang dimotori honda, tetap satu hati. Bacca bakal bikin gol keren. Catet.
Gentong Lajio 2-1 Milan Cataldi
Rekor 100% masih aman keknya. Milan masih labil. Jupe menuju puncak👊🏿👊🏿
Fahrur Lajio 1-1 milan scorer Felipe
Permainan boring. Ada fans fanatik the great yg telanjang masuk lapangan. Wasit cidera.
DC Lazio 2-0 Milan Biglia
Main kandang, performa milan yang angina-anginan sepertinya akan memberi kemenangan buat tuan rumah,
Widi Lazio 1-1 Milan Biglia
Main kandang jadi pelecut semangat pasca kekalahan. Main home jadi harapan menang. Tapi akhirnya draw 1-1.
Aditya Lazio vs Milan : 2-1, Anderson. Lazio masih akan meneruskan tren kemenangan. Milan masih sulit bangkit. Felipe si overrated akan jadi kunci.
Panji Lazio 1-1 Milan, Matri
Milan ngegolin duluan, tapi babak kedua, sang mantan, Matri ngegolin. Skor mentok di kedudukan segini.
Erwin Lajio 0-2 Milan, Bacca
Lajio membiasakan kalah. Milan membiasakan cleansheet dan menang. Pioli bergoyang.
Lik Jie Lazio 1-2 Milan, Honda.
Lazio ada matri. Milan ada honda. Tapi yang juara tetep Yamaha.
Andi H Lazio 1-3 Milan, Bacca
Meski lazio main di kandang, Milan akan bangkit, Bacca akan membuktikannya.
Huang Lazio 4-1 Milan, Felipe
Analisis: sebelum pertandingan, dengan cerdik para pemain Lazio minum pocari sweat. Sedangkan musuhnya hanya disediain air legen. Alhasil Felipe dkk bisa 100% fokus pada pertandingan sedangkan Bacca cs cepat kelelahan karena nikmat sesaat.
Gangan
Lazio 4-1 Milan. Bacca.  Lazio menang. Milan tumbang. Balotelli telanjang.
Deni The great Lajio 2-1 Milan, Felipe. Duel seru bakal terjadi. The great bermain menyerang. Akhirnya Milan kalah dengan skor tipis 2-1 👍
Jokop Lazio 2-0 Milan, Candreva
Lazio mungkin kalah sama Atlanta. Tapi dengan Milan mungkin akan berbeda. Dukungan curva nord kota Roma ini bakal menjadi semangat sendiri.
Arif Keles Lazio v milan 1-0, Felipe. Lazio bakal meneruskan rekor 100% di Olimpico. Sudah 6 tahun Milan tidak bisa menang di Olimpico atas Lazio. Felipe akan menjadi pembeda. Forza Milan. Satu lagi, Mihajlovic akan bereuni dgn Lazio😚
Aji Lazio 0-1 Milan, Cerci
Skill individu Cerci menjadi penentu kemenangan. Milan pun Melanjutkan tren kemenangannya. Menjadikan Miha kagak jadi dipecat.
Karawang, 011115

Misi Menuju Puncak

image

Lazio menghadapi pekan padat. Tiga hari sekali the Great harus berlaga sampai puncaknya di Derby Roma. Ayooo tren bagus ini kita lanjutkan.
Penebak | Atalanta v Lazio| Skorer
LBP 0-3 all
Menang adalah kewajiban buat terus menuju puncak. Laga tandang sudah pernah poin penuh. Kini kita lanjutkan saja 3 poin itu.
Rekap Kuis LBP (Rekaper dapat bonus plus-plus kalo menang)

1. Arief
Atalanta v lazio 0-1. Felipe
Kemenangan 3-0 lawan Torino akan jadi modal berharga di Atleti azzuri d’italia. Atalanta belum terkalahkan di kandang musim ini. Felipe akan kembali menjadi pembeda. Forza Lazio!

2. Deni
Atalanta 0-2 Lajio Felipe
Kemenangan minggu kemarin membuat semangat pemain Lajio menjadi-jadi. Atlanta pun tidak dapat berkutik. Walaupun main tandang, the great akhirnya akan berhasil meraih poin penuh.

3. DC
Atalanta 0-2 Lazio Biglia
Performa bagus Lazio kali ini akan diuji. Tetapi sepertinya tren kemenangan bakal berlanjut. 3 poin lagi

4. Widy_10
Atalanta 2-2 Lazio; Biglia
Laga paling menjanjikan. Atalanta akan berusaha memetik kemenangan dari Lazio. Lazio juga tertantanng, tapi skor akhir draw 2-2.

5. Erwin
Atalanta 2-0 Lajio. Denis.
Lajio pede menggebrak Atalanta. Tuan rumah gak gentar. Gol Denis bikin Lajio kalem lagi.

6. Aditya W.
Atalanta vs Lazio : 2-1 Pinilla
Atalanta cukup solid di kandang. Walau Lazio lagi ON ga akan mudah main tandang. Denis akan jadi pembeda.

7. Huang (the famous number seven shirt)
Atalanta 2-0 Lazio ; Mauricio Pinilla.
Analisa: Di Olimpico, Lazio adalah elang yang perkasa. Sayangnya di luar sangkar, Felipe dkk berubah menjadi burung pipit yang menggemaskan. Dewi laut Atalanta mungkin tak sesakti Ratu Nyi Roro Kidul. Tapi apalah artinya burung pipit di hadapan Sang Dewi. ☺

8. Jack P.
Atlanta 0-0 Lazio.
Atlanta lumayan bagus di kandang. Lazio mungkin ngotot menang. Hasil draw cukup realistis.

9. Zul
Atalan 1-3 Lazio, Felipe.
Lazio akan menang mudah karena lawannya kali ini sangat sulit dikalahkan. Pertandingan yang berlangsung seru.

10. Imoenk
Ata-apaan 1-2 lazio, Felipe
Ata-apaan? Klub apaan tuch? Bermimpi menang lawan the Great? Ngimpi aja kalee. Ada Felipe (seharga Bale) Lazio oke. Ata-apaan bisa menang lawan the Great kalo Felipe seharga Bale sedang duduk di bale bale.
(Edisilebaybanget).

12. Djoqovic
Atalanta 1-0 Lajio, Pinilla
rekor tandang yg buruk bagi Lajio.100% kalah. Akan terulang lagi. Mimpi buruk terus berlanjut.

13. Muji
Atalanta 1-1 Lazio Felipe
Sik, pemaine Lazio sopo ae sih? Felipe ae lah.
Seri satu.seri dua. Seri tiga. Tampaknya bakalan seri nih, masak menang terus.

14. M. Aji
Atalanta 1-2 Lazio, Matri
Kemenangan akan didapat Lazio dengan susah. Walaupun mengguasai ball posesion. Matri sebagai pemain pengganti akan menjadi penentu kemenangan.

15. Enzoen
Atalanta 0-2 Lazio Klose
Lazio dalam performa terbaik. Kemenangan kemarin akan membuat bangkit Lazio. Walaupun maen tandang lazio akan menang mudah.

16. Tawil
Atalanta 1-1 Lazio , Pemain terbaik dunia 2015… (Cristiano Ronaldo?) 😂
Atalanta menjebol gawang Lazio. Lazio membalas menjebil gawang Atalanta. Hasil imbangpun menutup laga.

Karawang, 281015 – Sumpah Pemuda

Olimpico 100% Ampuh

image

Olimpico 100% Ampuh

Roma (Italia) – Lazio mencatatkan kemenangan 100 % di kandang sendiri musim ini setelah dengan meyakinkan menekuk Torino tiga gol tanpa balas. Kemenangan yang diyakini akan krusial dalam perebutan takhta juara Serie A musim ini.

Lazio menerapkan strategi yang sudah paten musim ini dengan pola 4-3-2-1. Posisi Lulic sudah nyetel di bek kiri. Sisi bek tengah, Gentiletii dan Mauricio tak tersentuh sedang Basta adalah bek kanan paling hebat sejauh ini. Lugas, fisik prima, sapu bersih tanpa kompromi dan rajin dalam menyokong bola ke depan. Di sisi tengah, Biglia sudah tak tergantikan. Onazi yang masih diragukan kontribusinya diberi kesempatan starter. Sementara sisi playmaker adalah pemain pujaan Laziale Felipe Anderson. Bagian penyerang selalu mengalami perubahan. Savic sudah nyetel dengan skuat, Candreva yang pekan lalu kembali dari cidera kembali mengambil hak-nya sebagai starter. Klose mengganti  Djordjevic yang dalam tahap pemulihan. Komposisi ini masih timpang, namun seperti yang saya selalu bilang: Selama Felipe ada dalam skuat tidak tidak pernah takut lawan siapapun.

Pertandingan berjalan 5 menit, Mauricio langsung menghajar lawan. Luar biasa ini pemain tak belajar dari laga lawan Rossenberg. Awal-awal laga sangat monoton, kedua tim masih menjajaki area lawan dengan sangat hati-hati. Sampai menit ke 20 tak ada peluang bersih. Semenit berselang Antonio Candreva mendapat bola dari tengah lapangan, sudah kuduga bola disikat sendiri dan melambung tinggi. Mauricio akhirnya dapat kartu kuning juga, kolektor sejati. Sampai setengah jam Lazio mulai merasakan tandukan Torino, ternyata mereka susah sekali dibongkar. Menit 32 Candreva berhasil menyundul bola hingga gawang Padeli bergetar, sayang offside. Menit 40 gol yang ditunggu terjadi juga, melalui umpan lambung yang cantik dari sisi kanan, Basta melayangkan bola tepat di depan gawang. Klose yang lolos jebakan offside langsung menyundul balik ke Lulic lalu dengan brilian disepak ke tanah dan masuk. Bola yang bergerak liar karena dipantulkan ke bawah itu disambut sorak sorai Laziale, 1-0.

Babak kedua tak ada perubahan, dengan komposisi yang sama unggul satu gol Lazio makin bernafsu menambah gol. 10 menit berlangsung, lagi-lagi Candreva menembak burung. Torino melakukan pergantian setelah satu jam berselang, Maxi Lopez in Baletti out. Klose yang kurang menyengat di laga ini kasih bukti bahwa dia masih layak jadi striker nomor satu. Dari tengah lapangan, Klose mengirim bola datar ke Felipe. Felipe dengan sedikit sentuhan lalu berlari ke kiri untuk melewati bek lawan sehingga tinggal berhadapan dengan kiper, area terbuka itu mencipta gol kedua. Gol ini mengingatkannku pada sosok Christian Vieri. Trade mark Bobo adalah lari menyilang lalu menempatkan bola jauh dari jangkauan kiper dengan bola datar. Walau pelan, kalau posisinya pas, bola seperti ini memang susah ditaklukkan. Felipe malam ini memang luar biasa.

Pergantian pertama Lazio dilakukan untuk Kishna in Candreva out. Kishna adalah pemain keren, skillnya di atas rata-rata. Sayang sebenarnya jarang starter. Menit 78 dia kasih bukti, melalui dribel yang menawan menyusuri garis gawang lalu melambungkan bola tepat di depan gawang, sayang umpan silangnya tak ada yang menyambut. Semenit berselang, Klose out Matri in. 10 menit terakhir nyaris tak ada hal yang istimewa. 2 gol sudah aman buat Lazio, 2 gol sudah susah dikejar. Menit pertama injury time, serentak public Olimpico gemuruh. Ravel Morison in Onazi out. Entah apa yang ada di benak Pioli, seruan Laziale untuk lebih sering memberi kesempatan kepada British Bad Boy selalu dicuekin. Bahkan harapan itu diwujudkan dengan memberi 2 menit saja buat sang nomor 7. Seakan-akan menantang dan berujar, “sayalah Bos-nya”. Dalam hati saya berdoa semoga Ravel tak sakit hati dan lebih berjuang memperebutkan posisi. Saat laga sepertinya tak akan berubah, Felipe menambah golnya di detik terakhir. Melalui umpan pendek Lulic dari sisi kiri, Felipe dengan elegan mencocor bola yang dengan manisnya merobek jala Torino. FT 3-0. Fantastis Felipe, pemain terbaik dunia saat ini bukan CR7, atau Messi tapi Felipe Anderson!

Dua gol Felipe ke gawang Torino ini mengingatkanku pada laga Maret tahun ini. Saat itu Felipe cetak dua gol indah, saat itu Lazio sedang menyusun rekor kemenangan demi kemenangan sebelum dihentikan Juventus.

4 laga ke depan akan sangat padat karena hanya berselang 3 hari. Atlanta sudah menunggu tengah pekan, Milan siap dijamu di kandang. Tengah pekan depan kembali ke EL lawan Rossenberg dan puncaknya tanggal 8 November dalam derby Roma. Roma kini di puncak, derby yang mendebarkan. Derby could be a Scudetto clash. Melihat penampilan istimewa Lazio, 4 laga ini akan bisa dilalui dengan poin sempurna. Saya yakin, kalian yakin?!

Lazio (4-2-3-1): Marchetti, Basta, Mauricio, Gentiletti, Lulic, Onazi (Ravel Morrison), Biglia, Candreva (Ricardo Kishna), Milinkovic-Savic, Anderson, Klose (Alessandro Matri).

Torino (3-5-2): Padelli, Bovo, Glik, Moretti, Bruno Peres, Acquah, Vives (Sanjin Prcic), Baselli, Molinaro, Belotti, Quagliarella.

Karawang, 261015

Lazio Dan Kemenangannya di Kandang

image

Kuis reguler the Great. Pekan ini akumulasi ke 3 jadi pulsa 15.000 dipertaruhkan. Kali ini Torino jadi target berikutnya untuk 100% kemenangan di Olimpico. Ditutup Minggu jam 15:00. Good luck FOC-ers!
Expected Starting XIs
Lazio : Marchetti; Basta, Mauricio, Gentiletti, Lulic; Onazi, Biglia; Candreva, Milinkovic-Savic, Felipe Anderson; Klose
Torino : Padelli; Bovo, Glik, Moretti; Peres, Acquah, Vives, Baselli, Molinaro; Belotti, Quagliarella
Penebak | Lazio vs Torino | Skorer
LBP 3-0 all
Analisis: Di kandang Lazio selalu menang. Tak ada kata seri apalagi kalah. Jelas tak ada keraguan untuk kemenangan ke 6 di Serie A. 3 gol cukup buat lahan latih kembalinya Klose.
DC 2-0 Biglia
Partai yang sepertinya bakal berjalan menarik, kedua tim lagi on fire, tetapi faktor kandang akan memenangkan Lazio
Jokop 1-0 Candreva
Lazio harusnya bisa menang. Apalagi di kandang sendiri. Lawannya hanya Torino.
Erwin 1-3 Baselli
Rekor pecah. Lajio merana. Torino menanjak.
Arif Keles 1-0 Felipe Lazio akan bangkit usai kekalahan dari Sassuolo. Torino akan mengalami teror di Olimpico. Lazio akan meraih kemenangan ke 8 beruntun di Olimpico.
Imunk 1-1 Baselli
Lazio 100% di Olimpico?
Ah sepertinya rekor bakalan pecah. Torino lagi hangat, Baselli unjuk gigi. Torino biasa bermain rapat, pertahanan sulit ditembus. Hanya Candreva yang bermain gemilang, setelah Baselli tentunya.
Aditya 1-2 Baselli.
Baselli ini talenta lokal Italia paling kinclong, jebolan Atalanta yang langsung jadi key player. Conte pasti akan bawa dia di Euro 2016. Oase Italia akan regenerasi mulai ada secercah harapan. Kehadiran Baselli akan bikin Lazio kelimpungan. Sekali lepas gawang Lazio pasti jebol.
Deni 2-1 Baseli Lajio tidak akan menyia-siakan main di kandang. Semangat tempur sedang meninggi. Hanya melawan Torino Lajio bakal memenangkan duel tersebut.
Sapin Lazio 1-4 Torino. Baselli. Baselli is love. Baselli is life. Turin is home.
Gentong 0-2 Keita og
Kekalahan pertama Lajio di kandang. Torino calon scudetto. Klose baru masuk kartu merah.
Huang 2-2 Felipe
Hasil draw sebenarnya adalah kerugian. Peluang keduanya masuk zona europa menjadi terjal gara-gara hasil ini. Lazio tidak terkalahkan di kandang, tapi juga bukan berarti akan selalu menang. El toro impazzito!
Lik Jie 1-2 Quagliarela
Baselli is live. Baselli is maroon. Maroon is five.
Widi 2-2 Klose. Laga sengit. Lazio main kandang dengan semangat tinggi pasca menang di EL. Final score 2-2 saja
Jacky 3-0 Flipe Lazio is the best, Lazio is the best, Lazio is the best.
Aji 2-1 Candreva
Dengan bermain di EL, akan menguras stamina. Lazio akan susah payah melawan membongkar pertahanan Torino. Hadiah Penalti akan memenangkan tim ibukota.
Andi H 3-1 Felipe
Lazio bakal bangkit setelah kalah di Serie A, menang di liga Europa akan jadi motivasi. Lazio akan menang mudah dikandang.
Fahrur 0-0 — Pertandingan berjalan lambat, para pemain tak ada gairah, wasit kena red card dan wisata ke Thailand buat pijet.
Karawang, 251015

Final Piala Presiden: Di Jakarta Antara Bandung dan Palembang

image

Turnamen ini mendekati akhir. Siapa juara piala presiden 2015? Berikut prediksi teman-teman dari Football On Chat.
Persib vs Sriwijaya | Skor | Skorer
LBP 2-2 all
Analisis: Peuyem versus pek-pek yang ribut kerak telur. Pertandingan seru sejak awal. Diakhiri pinalti.
Aditya 2-3 Patrich Wanggai. Partai yang kelihatannya berpihak pada Maung. Tapi Sriwijaya yang diperkuat maskot Alangsari Titus Bonai akan berusaha bikin partai ini ‘enak yaa..’. Mental Sriwijaya yang sudah teruji di partai berat seperti Arema kemarin akan menguntungkan mereka.
Arif 1-0. Zulham. Saatnya persib juara. Djadjang Nurdjaman akan tersenyum. Zulham akan berekspresi ala CR7 lagi.
DC 2-0 Zulham. Partai yang ga diinginkan oknum fans Persija dimainkan di ibukota,  yang main siapa yang rusuh siapa hihihi, lebih berasa main di kandang jadi nilai lebih buat Persib,
Gentong 1-2 Musafri
Walau banyak yang dukung Persib juara, Namun SFC tak gentar. Bendol pelatih joss dan GBK pun jadi |akabaring.
Andy 1-2 Titus Bona
Walaupun Persib diunggulkan, tapi Sriwijaya punya bek yang solid, dan punya motivasi tinggi setelah mengalahkan Arema.
Andyka 3-1 Zulham
Permainan keras. nNntonpun malas. Lebih baik pulas.
Widi 3-2 Zulham
PARTAI seru di GBK. SRIWIJAYA GA TAKUT KALAH . PERSIB JUGA TAPI AKHIRNYA PERSIB YANG JUARA DAN MENANG.
Huang 2-3 Spasojevic
Analisis: Sejarah membuktikan Persib lebih baik. Secara geografis Maung Bandung juga diuntungkan. Tapi di bursa yang dijagokan seringkali malah gigit jari.
Gangan 2-0 Konate.
Persib nu aing. Maung nu aing. Wasit goblog.
Lik Jie 3-1 Zulham. Biar pak Emil senang. Bandung lagi tahunnya. Zulham lagi bagus-bagusnya. Forza cilok. *padahal nang kuis e pak Joko njago Persib kalah 😂*
JJ 2-1 Konate
Persib Bonek sama aja. Asal jangan the Jak. The jak itu Persija.
Deni 3-2 Konate. Kedua tim bermain sangat bersemangat. Apalagi Persib yang bermain di kandang Persija. Persib dengan kekuatan penuh berhasil mengalahkan Sriwijaya dengan skor tipis 3-2
Erwin 3-0 Konate
PERSIB nu Aing. Maung nu Kodim. Juara Deui.
Karawang, 181015

Korban Berikutnya Keganasan Olimpico

image

Lazio memperoleh kemenangan 100% di laga kandang musim ini. Tak peduli di kompetisi apa, lawan siapa, semua tim diratakan. Calon korban berikutnya adalah tim promosi Fro-apa-tuh. Tim yang pertama kali bermain di Serie A ini sedang girang. Setelah 4 pertandingan tanpa poin. Pekan lalu mereka menang 2-0, 3 poin pertama. 2 pekan lalu mereka ditahan imbang Juventus 1-1, gol penyeimbang dicetak di injury time. Poin pertama tersebut akan ditulis tinta emas sejarah mereka. Sementara Lazio the Great sedang tak terbendung. Tak ada kamus imbang di skuat Pioli. Menang atau hancur sekalian. Jadi pekan ke 7 laga di Olimpico ini seharusnya jadi tebakan mudah. Bukan siapa yang bakal menang, tetapi berapa skor kemenangan Lazio? Saya suka angka 3.

Lazio : Machetti, Radu, S. Gentiletti, D. Basta, S. Lulic, L. Biglia, Parolo, Felipe Anderson, Savic, F. Đjorđjević, Kishna
Fro-apa-tuh: Leali, Diakite, Blanchard, M. Ciofani, Crivello, Soddimo, Fara, Goru, Chibsah, D. Ciofani, Castillo.

Penebak | Lazio vs Fro-apa-tuh | Skorer
LBP 3-0 all
Analisis: Fro-apa-tuh akan jadi korban pertama dari sisa laga yang akan kita ratakan setelah 6 pekan jinx. Dari menit pertama pakai 3 penyerang biar saru. Keita, Djordjevic dan Kishna. Next kacang Capri.
Gentong 3-1 Fro-apalah Felipe
Demi pulsa lagi. Demi papan tengah yang sengit. Demi jatah europa league.
Fahrur Lajio 2 – 0 fro(yunowho) Savic
Lajio lagi  on fire. Pertandingan berat sebelah. Wasit diusir dari lapangan.
DC Lazio 2-0 Fio Biglia
Kemenangan di liga eropa, bermain dihadapan tifosi akan memberi angin bagus bagi Lazio, fans bersiap untuk berpesta
Imunk pengantin baru Lazio 2-0 fro-apa- tuh
Kishta eh krisna eh kishna
Lazio keren. Fro-apa-tuh jelas bukan lawan seimbang bagi the great. Fro-apa-tuh bakal kesulitan. 2 gol bakal bersarang di gawang Fro-apa-tuh. Uyeeeeeee
Deni Lajio the great 2-0 frosione Felipe
The great tidak akan menyia-nyiakan saat melawan tim lemah Fro di kandangnya. Saking lemahnya, Lajio bakal berpura-pura dan main santai di babak 1. Baru di 10 menit akhir the Great mengerahkan kekuatannya yang sesungguhnya …👍
Erwin Lazio 2-2 Fro (Djorjepik)
Lazio menekan diawal pertndingan dan dapat  gol cepat dengan mudah. Babak kedua Lazio lengah. Skor imbang merugikan Fro.
Andi H Lasio 3-1 Flo Biglia
Lasio akan meneruskan tren positif menang di kandang. Yang dihadapi tim promosi, makin mudah untuk menang.
Arsol 0-1 (X)
Lajio menekan tapi Fro parkir kereta api saudara-saudara. Dan serangan balik dan gooolll
Gangan Lazio 1-1 Froisisendir Savic
Lazio kelelahan usai menang lawan Ettiene. Froisisendiri membayangkan Lazio seperti Juve. Akan keluar kartu merah dari wasit.
Jacob Lajio 4-0 fresteaone Felipe.
Menang mudah. Termotivasi karena menang kemaren. The Martian film bagus kudu nonton.
Widi Lazio 4-1 Frosinone Djorjevic
Trend positif sedang berpihak ke Lazio. dijamin menang kalau udah lawan tim antah berantah. 4-1 milik Lazio
Huang Lazio 0-0 Frosiwhaatttt
Beberapa Laziale tak dapat menyebutkan nama musuhnya dengan benar. Oleh sebab itu mereka akan terkena kutukan. Tak dapat melesakkan sebiji gol pun walau memecahkan rekor possession 85% – 15%!
Takdir Lazio 7- Frosinone 1(X)
Apa itu Frosinone? Klub tarkam kemaren sore. Harusnya mereka beruntung bisa menghadapi the Great dan felipe yang setara bale. Frosinone kaya merk susu unyu unyu.
Arif Lazio 2-0 Fro Biglia
Lazio dalam tren bagus. Biglia lagi on fire. Fro bukan lawan sepadan bagi the Great.
Lik Jie Lazio 3-1 Fro Savic
Frosinone itu dari daerah mana ya? Masak klub elite ibu kota yang jarang skudeto harus mengalah. Si savic sepertinya bakal jadi buruan klub lain deh.
Aji C Lazio 2-1 Khisna
Efek bermain di malem Jumat membuat tim ibukota dirotasi. Ini tidak mengurangi mereka untuk tampil menyerang. Kemenangan diperoleh lewat detil kecil kesalahan pemain belakang lawan
Karawang, 031015