(review) (500) Days of Summer

Image

There’s no such thing as love. It’s a fantasy. – Summer Finn

Perdebatan film (500) Days of Summer (DOS) tidak akan pernah selesai dan akan terus berlanjut terhadap penonton baru. Dari kaum wanita mengatakan ini film semacam ‘balas dendam’ terhadap lelaki yang biasanya dominan. Sementara dari kaum Adam, film terasa kejam karena meletakkan cinta yang dipermainkan. Beginilah seharusnya sebuah film, membuat pro dan kontra namun kualitas tetap terjaga.

Cinta pada pandangan pertama, seorang pekerja kantoran yang ingin menjadi arsitek bekerja di sebuah biro pembuat kartu ucapan selamat bernama Tom Hansen (Joseph Gordon-Levitt) merasakan cinta pada pandangan pertama terhadap seorang karyawati baru Summer Finn (Zooey Deschanel) yang jadi assisten atasannya. Dalam rapat perkenalan itulah Tom merasa ini cewek ada yang istimewa. Mulai saat itulah tanggal 8 Januari hitungan (500) hari film ini dimulai. Film ini alurnya maju-mundur sesuai hitungan per hari dan disajikan dengan narasi. Tom yang sebenarnya cowok pendiam dan pasif akhirnya berkesempatan berbicara langsung di sebuah lift kantor. Saat itu Summer tertarik dengan sebuah lagu yang sedang didengarkannya melalui headset. All hail the Smiths! Kedekatan mereka berlanjut, dan pada sebuah adegan romantis di depan sebuah mesin foto copy (yang membuat fantasi lelaki terbang liar), Tom merasakan hatinya berbunga. Ketertarikan Tom pada Summer diceritakan pada adiknya, Rachel Hansen (Chloe Moretz). Tom benar-benar sedang mabok cinta.

Tak ada yang salah dengan Summer, karena kedekatan mereka memang tak terikat janji layaknya sepasang kekasih. Selama itu sama-sama fun dan nyaman hubungan mereka berlanjut. Dalam sebuah adegan saat Tom datang ke pesta bertemu Summer terpecah dalam dua tampilan, WTF! Keren banget. Sebelah kanan adalah realita, sebelah kiri adalah ekspektasi. Pahit, tidak semua harapan bisa terwujud memang tapi adegan itu sungguh membuat laki-laki layak menangis.

Sampai akhirnya Summer ada di sebuah titik yang tak bisa dijelaskan, sehingga memutuskan menjauh dari Tom dan menikah dengan orang lain. Terasa kejam. Saat terpuruk Tom memutuskan resign dari tempatnya bekerja selama ini dan merenungkan diri, dalam scene yang lucu seperti orang linglung, Tom memecah piring-piring. Rachel memberi motivasi. Di sini hitungan hari untuk Summer masih berjalan. Tom mencoba bangkit dan kembali mencari kesibukan, dengan mencoba mewujudkan mimpinya jadi arsitek. Pada tanggal 23 Mei dia mendapat panggilan kerja, di sebuah ruang tunggu itulah film ini diakhiri dengan sangat keren. Autumn day 1.

Mungkin ke depannya saya akan banyak menulis ulang film lama yang sudah ketonton tapi belum sempat saya tulis review-nya. Saya sudah menonton DOS empat tahun lalu. Saat rilis di festival film ini mendapat sambutan positif dan langsung membuat geger sebuah grup film yang saya ikuti. Perdebatan sengit atas sikap Summer. Komennya tembus ribuan, saya yang penasaran akhirnya berkesempatan menonton DOS juga dan pasca melihat senyum Tom di ruang tunggu itu saya menempatkannya dalam daftar film terbaik-terbaik sepanjang masa. Salah satu film rom-com paling keren yang pernah dibuat. Perdebatan film DOS sama riuhnya dengan film ‘Watchmen’ yang kontroversial adegan haleluyah-itu.

Film ini memecah dua kubu terhadap sikap Summer yang semena-mena. Saya termasuk kubu yang mendukung Summer. Walaupun di sini kaum Adam yang jadi korban namun Summer sudah menjelaskan bahwa mereka itu bukan pasangan kekasih jadi jangan harap lebih, apalagi di akhir film dia juga sudah menjelaskan bahwa Tom mungkin bukan jodohnya. Pendirian Summer yang easy going dan memandang hidup ini dengan prinsip mengalir saja lebih terasa realistis di zaman serba instan ini. Sementara sikap Tom yang ‘polos’ yang menganggap cinta sejati harus diperjuangkan memang tak selayaknya mendapatkan jodoh seorang petualang cinta. Sampai ada yang bilang, Summer is b*tch.

Cinta memang rumit, dan tema-nya akan terus dibuat sampai akhir kehidupan. Film ini lebih ke pendewasaan seorang laki-laki akan hidup. Perjalanan cinta yang mekar lalu layu pada waktunya. Saat Tom terseyum terhadap penonton kita semua sontak berharap akan ada sequel-nya, mungkin bisa jadi berjudul ‘(50000) Days of Autumn’ agar Tom mendapatkan balasan yang setimpal. Bukankah begitu?

(500) Days of Summer

Director: Mark Webb – Cast: Joseph Gordon-Levitt, Zooey Deschanel, Chloe Moretz – Script: Scott Neustadter, Micahel H Weber – Score: 5/5

Karawang, 080114

31 komentar di “(review) (500) Days of Summer

  1. I think this part of your review “Film ini lebih ke pendewasaan seorang laki-laki akan hidup. ” says it all. Lelaki memang umumnya lebih lambat proses menjadi dewasanya daripada perempuan. Maka kadang-kadang di depan wanita yang kuat, lelaki jadi tampak konyol dan menjadi korban permainan perempuan. Nice.

    Suka

  2. dulu aku pernah nonton film drama juga,ceritanya ada 2 orang taruhan sebesar1 koin/entah 1$ atau 1 penny.taruhannya,siapa yg bisa membuat orang kere jadi seorang miliarder..setelah jadi miliarder taruhan lagi buat jadiin dia kere lagi..tapi akhirnya si kere tadi tahu dan balas dendam..isinya di seputar bisnis saham,bursa efek gitu..

    tahu judulnya ga om?

    Suka

  3. Ping balik: The Best Films 2018 | Lazione Budy

  4. Ping balik: 12 Film Terbaik Sepanjang Masa | Lazione Budy

  5. Ping balik: Flipped: Alur Rasional Ciuman Pertama | Lazione Budy

Tinggalkan komentar