Libur Lebaran 2024


“Saatnya buat podcast mancing nih…”

Akhirnya libur Lebaran 2024 berakhir sudah. Semua tinggal kenangan. Berkesan? Jelas, setiap mudik pasti berkesan. Untuk kali ini momen mudik bermobil hanya bertiga. Biasanya ditemani mertua atau bersama adik ipar. Jadi benar-benar mandiri. Liburnya juga lumayan lama, hampir dua minggu. Sebagian dihabiskan di Karawang sih, istirahat dan mancing. Namun jelas tahun ini lebih padat dan benar-benar menguras energy sebab di kampung halaman semua dipepet waktu, ke Ngawi, ke Jatipuro, ke Yogya. Jatah ngopi sama teman-teman banyak yang ke skip.

Libur Lebaran 2024 dimulai Sabtu, 6 April 2024 dan kembali bekerja Jumat, 19 April 2024. Masuk sehari, libur dua hari lagi. Sengaja masuk Jumat, rencana mau main futsal. Hehe… baiklah, untuk memermudah catatan saya buat per hari saja kenangan ini. dimulai dari hari pertama…

Hari #1. Sabtu, 6 April 2024
Sedari malamnya, Hermione dan May sudah sibuk persiapan. Dari setrika baju yang mau dibawa, bawa dua koper. Kami berdua, Hermione punya koper sendiri. Namanya cewek, ribet banget milih baju yang akan dibawa. Saya sendiri, hanya menyiapkan 2 buku novel dibawa, 1 pancing yang bisa dilipat biar masuk mobil, dan memastikan aman rumah selama mudik. Dari ikan di akuarium dikasih makan, makanan ditaruh dekat akuarium agar Bapak tak lupa kasih makan. Kendaraan Sikusi dimasukkan ke garasi, Motor Beat dikunci rahasia dan kunci rem depan, sampai baterai sepeda listrik kucabut agar tidak soak. Isi tol 1 juta, isi bensin full 250k.
Paginya, sejak sahur berdua makan sahur, saya niatkan tidak puasa sebagai musafir yang menyetir tetap fokus. Makanya selepas subuh langsung ngopi. Persiapan sendiri selalu berulang, siapa yang mandi duluan, siapa yang belum siap, siapa bertanggungjawab apa. Baru benar-benar siap pukul 06:30. Cek Maps macet panjang sampai pintu tol Cikampek, yah nikmati saja. Sebelum masuk tol, mampir dulu ke rumah Ibu. Kasih kunci rumah, ucapkan pamit dan hati-hati.

Rutenya merah, sesampai di pintu utama tol Cikampek disarankan ambil kanan untuk ambil one way. Dan wuuuz… benar-benar lancar. Memainkan kecepatan, sesekali macet di rest area yang antri masuk. Menikmati perjalanan dengan musik, dan spotify dengerin podcast Zainuddin MZ. Saat masuk Cipali, May sudah minta untuk ke rest area sebab mau buang air kecil. Bisa nahan sampai 3 jam perjalanan dulu baru istirahat? Bisa. Akhirnya ambil kanan di rest area KM 164. Ngopi, ngemil, santuy.

Lanjut lagi, lewat kanan pokoknya lancar banget, sampai-sampai bilang nanti buka puasa di rumah. Pukul 14:00, syarat 3-4 jam istirahat kita di rest area Batang KM 344, salat Duhur. Dan berhubung yakin buka puasa di rumah, tak dijamak. Di sini tak ngopi, hanya ngemil. Baca Quran 1 halaman, saat mudik ada di juz 26. Kejari 4 juz lagi untuk khatam, jadinya waktu sekecil apa ya dimanfaatkan.
Perjalanan kembali dilanjutkan, dan kejutan pertama terjadi di pukul 14:30 jelang pintu tol Kalikangkung. Merayap lama dan panjang. Cek Maps, merah menyala. Mau sisi kanan atau kiri sama padatnya. Dan ini benar-benar mengejutkan, sebab jarang sekali macet di area Semarang. Tersendat-sendat, main gigi, kompling, gas rem, war biasa. Salah langkahnya, tak ambil kanan one way. Tersendat-sendat terus, bahkan sampai di Salatiga. Istri menemani, di Jateng radio bagus-bagus. Sementara Hermione kebanyakan tidur. Bangun, buka puasa. Dan banyak diam. Setelah 4 jam yang mengerikan, pukul 17:00an saya ambil rest area Salatiga. Bensin tinggal 2 garis, mau isi antri panjang. Yang pertamax jalur khusus habis. Istirahat 2 jam, salat, ngopi, rebahan. Kenalan sama pemudik Madura, satu keluarga full bermobil dan sama teparnya.

Pukul 20:00an jalan lagi, cari bensin atau kalau kedip terpaksa keluar tol. Rest area berikutnya penuh, dipaksa lanjut. Begitu juga rest area berikutnya, tahu-tahu sudah di Boyolali, bensin 1 garis. Gmana nih? Pas di Kartosuro diskusi sambil jalan pelan, lanjut saja. Tol Bandara? Lanjut saja. Belum kedip juga. Pas di Tol Solo, yo wes cari aman keluar. Ini pertama kalinya keluar tol Solo, karena Solo Utara tak familiar, saya buka Maps cari SPBU terdekat. Isi 100k, ambil ATM 500k di BNI. Lalu santuy. Jalan-jalan Solo aja, nikmati suasana. Kala itu pukul 21:00an, untuk menemukan terminal butuh muter-muter. Setelah ketemu terminal Tirtonadi, yo wes tak perlu Maps. Sempat mau mampir hek atau cari camilan, tapi tak usahlah. Istirahat di rumah saja. Sampai rumah pas jam 22. Total 15 jam.
Senangnya disambut ibu, saudara semuanya. Mas Dwi, kakak dari Purwakarta yang juga mudik sudah sampai rumah jam 20an. Udah istirahat. Tak perlu waktu lama, selepas mandi langsung tidur. Besok masih puasa.

Hari #2 – 7 April 2024
Sahur bersama keluarga, menunya ikan lele, telur dadar, dan tak lupa andalan teh hangat. Subuh ke masjid Ar Rouf, ketemu Sudar, teman masa perjuangan di TPA. Selepas Subuh, tidur. Lelah sekali. Hermione main sama Pakde amin. Saya sendiri lebih banyak tidur, bangun sore, main HP. Info ke teman-teman, kapan ngopi, dll.

Sama May ngabuburit, rencana lihat waduk Lalung. Mampir ke SMP Mojolaban, sekolahku. Foto-foto, cari camilan. Lanjut ke Timur, malah hujan deras. Akhirnya putar balik. Nunggu sampai pukul 17:00 masih deras, terpaksa hujan-hujanan. Ketimbang buka di jalan. Mampir ke SPBU ambil uang, kosong. malah transfer arisan 500k.

Magrib buka puasa bersama, Mbak Pur dan Ibu ke masjid Al Hadi ada bukber. Salat Tarawih ke masjid Ar Rouf, adem dengan 8 rakaat saja. Dan hari ini ditutup dengan ngobrol di teras. TV rusak, tak bisa dinyalakan. Dapat kabar, Joko dan keluarga masih dalam perjalanan mudik bahkan sampai pukul 22:00 masih terjebak di Semarang. Memang puncaknya hari ini.

Hari #3 – 8 April 2024
Hari ini fit, setelah Sahur langsung gas ke masjid. Baca buku, ketemu teman-teman. Siangnya pukul 10:00 mancing ke waduk Lalung, beli cacing cuma 3 ribu di toko penjual ikan/burung. Lewat kidul, dari Pasar Bekonang lurus terus. Cari masuk waduk kebingungan muter sisi Timur, tak ketemu. Muter sisi Barat, kelihatan para pemancing. Panase pol. Akhirnya setelah tanya sana-sini, masuk waduk. Join pemancing, ta-daa… ikannya mujair gaes. Lebih mudah. Dan banyak banget, sampai lompat-lompat serta ikan kecil bergerumbul. Yang disayangkan Cuma 1, panas e pol.

Para pemancing pada pakai payung. Yang di tengah waduk juga banyak, bayangkan saja, mancing dengan badan pinggang ke bawah terendam air! Gila saja. Saya tak bisa tahan lama di bawah terik, sebab masih puasa, luar biasa haus, daripada mokah mending nyerah mancingnya. Istirahat di pintu air yang idum, terdengar adan duhur, kenalan sama pemancing lain, dari Matesih sampai area Bejen. Perlengkapan mereka pada komplit, ada yang joran panjang, ada yang pakai jaring, dan tentu saja payung.

Pulangnya langsung tepar, sampai buka puasa. Karena ada buka bersama, di rumah Mbak Pur jadi tuan rumah, bu ibu pada masak sejak siang. Yo wes, join bukber penutup tahun ini. total bukber ada: 6 kali: 2 kali HR, 2x pabrik, 1 kali Office, 1 kali keluarga. Bukber paling berkesan jelas ya ini. Seluruh keluarga Mbah Kario Rejo ngumpul. Menunya gudangan, favorit. Ikan lele, minuman manis teh, yang dingin ada es buah. Camilan banyak. Yang paling berkesan memang ngumpulnya. Sungguh bersyukur punya keluarga besar yang terus terjalin. Apalagi tahun ini, Wildan bisa mudik setelah beberapa tahun sebelumnya tugas ke Papua. Magrib ke Ar rouf sedikit mundur setelah bukber, ketemu Supardi teman lama yang dulu sangat akrab. Sehat selalu kawan.

Malamnya taraweh ke masjid Al Hadi, ada khataman, menunya tengkleng di mbah Jarot. Imam dan khotib Sudar, isinya apik tentang sejarah sedekah yang samplenya di Mesir, sakit parah mau operasi, pagi sebelumnya ke pasar bersedekah daging kepada jelata, pas ke Belanda mau operasi, penyakitnya hilang. Khataman lama sekali, sebab nunggu pendoa yang terlambat, ada lelayu sehingga mundur sampai 1 jaman.

Hari #4 – 9 April 2024
Sahur terakhir, ikut iqtikah dan subuh ke Baabul. Ada masalah, setelah ngaji pagi jam 2-3, salat malam 8 rakaat, saya memutuskan tidur lagi di sisi kidul karena ngantuk. Sahur yang kukira jam 4, ternyata jam 3.30 sudah makan menu ikan. Untungnya, masih ada 2 pcs saat saya dibangunkan. Selepas subuh diskusi panas tentang salat ied di Oror-oro atau Yonif 413? Well, di Karangayar Palur ada 4 masjid sekarang. Beda banget sama zaman saya dulu, hanya satu dan salatnya selalu di Yonif. Mulai beberapa tahun terakhir panitia bergiliran. Tempat eid selalu di Oro-oro atau di jalan perempatan kampung. Tahun ini panitia adalah masjid kulon, dulu takmirnya Mas Hari, sahabatku, kini sudah ganti ke Pak Arifin. Nah karena militer, ia dengan keputusan sepihak memilih Yonif, tanpa persetujuan tiga masjid lain. Akhirnya terpecahlah massa. Setahuku, dari info teman-teman: Baabul dan Kulon ke Yonif, Rouf dan Hadi ke Oro-oro, berhubung keluargaku berpikir praktis yang terdekat saja, jadi besok ke Oro-oro seperti sebelumnya.
Ketemu banyak teman. Di sini adalah masjid masa kecilku, jadi subuh meriah sampai pukul 07. Kebetulan ada ceramah special ustaz Sunandar, pimpinan Pompes. Kulkum jadi setengah jam, dan isinya sangat bagus. Betah sekali mendengarkan ceramah bermutu. Salah satunya, ingat 5 perkara sebelum 5 perkara. Disampaikan dengan kocak, apa adanya, bahkan saat lupa pun tak apa, dirunut. Atau bagian saat tua, kita semua akan menjalaninya. Tak ada obat untuk ‘penyakit’ tua.

Install spotify untuk mas Harso, dibuat premium. Oiya, jadi mudik ini saya sering kali bersama spotify. Sepanjang perjalanan, sepanjang malam, sepanjang santuy. Total ada 3 orang yang kuintalin: Winda, Mas Amin, Mas Harso.

Sebelum pulang, sempat cek sungai kidul pinjam motor mas Harso, wah banyak ikannya. Tapi kok timbul tenggelam? Ikan pembersih kaca nih, susah dipancing. Ketemu pemancing lain, ngobrol bentar. Yo wes, ntar sore coba.

Setelah istirahat, sorenya sebelum Asar sama Wildan ke kali kidul. Cacing yang kubeli kemarin lusa sudah punah, entah hilang di mana, tinggal tanahnya saja. Dekat Jatimalang ada toko burung, jual cacing juga. Harganya sama 3 ribu. Mancing di kali kidul ternyata sulit sekali, ikan pembersih kaca tak mau makan. Setelah setengah jam coba, nyerah. Ke kulon, jembatan Klaruan. Ternyata sama, saja. Ke sendang juga podo wae. Ketemu dua pemacing yang sama-sama frustasi. Akhirnya pukul 16:00an langit terlihat gelap, hujan datang. Sandal jepit putus, fufufu… sandal siapa ini, asal pakai.

Sampai rumah, hujan deras. Sandal kubuang depan rumah, malamnya ada drama Tasya cari sandal. Ya Allah, maaf. Kukira sandalku tahun lalu yang kutinggal, ternyata mirip saja. sembari nunggu magrib, saya baca buku di teras. Tahun ini saya bawa dua novel: Amin Maalouf dan Phillip Reeves. Keduanya sudah kuduga tak akan selesai baca, sebab mudiknya hanya seminggu, dan terbukti.

Saat adzan Magrib, Alhamdulillah khatam 30 juz. Takbir sudah terdengar di mana-mana, bahkan sebelum sidang isbat, sebab memang di sini mayoritas Muhammadyah. Sesuai prediksi, Lebaran tahun ini sama. Alhamdulillah….
Pulang Isya, saya tak ikut takbiran, tiduran saja. Agak malas ke Baabul sebab bakalan ketemu banyak teman, dan sedang tak tertarik ngerumpi. Sepulang Hermione ingin es krim Mixue, sekalian ambil uang di BNI. Ke Jaten saja, sebelum tidur ngobrol bapack-bapack di teras Mas Maridi tentang masa depan Wahid. Mau ke mana? Kuliah di stan? Bekerja? Biayanya bagaimana dan seterusnya. Sambil diskusi, intal spotify premium ke HP mas Amin.

Hari #5 – 10 April 2024
Alhadulillah… kita di hari kemenangan. Sedari subuh, saya sudah antri kamar mandi sebab pengalaman sebelumnya, masalah mandi di hari raya bakalan jadi polemik. Pakai baju baru, untuk tema tahun ini warga ungu. Seluruh keluarga Kario Rejo, nyaris seluruh keluarga pakai baju ungu. Jalan kaki ke Oro-oro, dengerin ceramah. Umum, tentang hari kemenangan. Ketemu teman-teman, salam salim dengan yang ketemu. Tahun ini salat Ied jejer Andi. Karena saya bukan panitia, y owes langsung pulang.

Acara sungkeman dilakukan di rumah Lor, saling bergantian. Mbah Yem sebagai sentralnya. Tiga keluarga, Mbak Pur (nomor 1), Mas Dwi (nomor2), dan saya. Dan tentu saja foto-foto. Sebelum makan besar, lontong dan menu Lebaran, semua beres dulu. Setelah itu, seluruh keluarga besar ngumpul di rumah Andi. Menghabiskan waktu sampai Duhur, di sana. Ini sejatinya Lebaran. Hari H, ngumpul seluruh keluarga. Saling memaafkan, saling bertukar cerita, saling bercanda.

Hermione sendiri dapat porsi untuk tampil, bercerita di tengah keluarga dengan iming-iming dapat 150 ribu. Dengan motivasi uang fitrah dari Mas Amin, Mas Maridi dan Mas Dwi, serta dariku, ia sempat ragu. Namun dibujuk dan digoda, uang mudah nih, akhirnya ia tampil. Bercerita tentang kenangan 1 Hari Bersama Ayah, di mana pakaian ketinggalan dan dimarahi bunda. Hehe… sebelum pulang mampir mas Harso, ketemu mas Hadi dan suaminya Mbak Hety. Ngerumpi bapack-bapack temanya mancing, seru sekali. “Saatnya buat podcast mancing nih…”

Siangnya, selepas duhur bubar ke keluarga masing-masing. Keluarga Mas Maridi ke Palur Kulon ke keluarga istri, keluarga Andi ke Wonogiri, keluarga Joko ke Karanganyar, keluargaku ke Karang Asem (tahun lalu tidak ke Benowo, sebab mbah Benowo sudah meninggal, tahun ini tidak ke Kandang Sapi, sebab Mbah Las Kandang Sapi sudah meninggal dunia). Yo wes, selama tiga jam kami di Karang Asem, sungkem, bercerita sana-sini. Dapat kabar, Putri sepupu kami mau menikah November 2024. Sapi dan kambing tak sempat disapa, hujan deras. Sorenya pulang, kebetulan saudara Kandang Sapi datang, untuk lanjut ke Karanganyar. Saya istirahat saja.

Malam selepas Isya, akhirnya bisa makan mie ayam sama Joko P, Andi H, dan Mas Prih. Tranktir hanya habis 50 ribu. Kebetulan sedang cekak duitnya. Makan mie ayam, esensinya adalah kebersamaan. Ngerumpi, mengenang masa lalu. Sempat diajak main PS, tapi enggak dulu. Rasanya ingin istirahat, dan waktunya sangat mefet.

Hari #6 – 11 April 2024
Lebaran kedua, sesuai plan. Tahun ini tak ke tempat wisata, kami ke Ngawi. Ke rumah keluarga istri Mas Dwi. Mas Dwi sekeluarga, satu mobil lagi disopiri Mas Amin. Sudah sepakat, bensin mereka, saya sedia e-toll. Ternyata lumayan juga biayanya. Tol Karanganyar – Ngawi 90k. Rumahnya lumayan jauh dari pintu tol. Nanti pulangnya via yang dekat, tapi biaya lebih mahal, 130k. Tak apa, menyingkat banyak waktu.

Di Ngawi kami bercerita banyak hal. Ini kali kedua setelah 20 tahun berselang. Tentu saja banyak perubahan. Ada kambing banyak, Hermione kasih makan. Ada banyak pohon, saya naik, tanahnya luas, untuk jalan-jalan. Namun memang rencana tak lama, hanya mengantar keluarga Mas Dwi. Setelah Duhur pulang, sebab sore harus berbagi ke keluarga Jatipuro. Perjalanan lancar sekali, musik oleh spotify, ada kabel aux-nya.

Sampai rumah Asar, rencana mandi langsung berangkat. Namun Hermione susahnya disuruh mandi. Akhirnya ya cerita, rebahan, santai nunggu. Baru berangkat pukul 17:00. Mana belum beli gula teh pula. Kabel aux ternyata dikasih ke mobilku, biar jadi kenangan, terima kasih. Perjalanan ke Jatipuro sendiri tampak eksotik, sebab gelap naik turun dan berkelok. Mampir ke Alfamart, lama. Tak terkendala macet sama sekali, jalurnya sudah familiar, ke Bekonang, ke terminal Sukoharjo, ke arah Jatipuro.

Sampai sana sudah Isya, sempat diajak ke pasar malam. Namun kami tidak mau, mau istirahat saja. Cuaca sempat gerimis, makin dingin, Jatipuro ada di lereng Lawu. Makanya tak perlu waktu lama untuk pules tidur. Sembari nonton tv berita mudik…

Hari #7 – 12 April 2024
Hermione bangun siang, saya dan May jalan-jalan ke sawah. Foto-foto, menghirup udara bersih dan alami. Lanjut baca buku dengan backsound alam. Nyaman sekali, karena harus berbagi waktu, sebelum Jumatan sudah pamit. Ke saudara 1 dan 2, dengan selingan Salat Jumat. Sesuai plan, jam 13:30 harus sudah balik, sebab setelah Asar saya janjian ketemu Grandong di Sragen.
Perjalana balik, kena macet di DKR. Lampu merah, antri panjang. Sampai di Jatimalang cari oleh-oleh, dapat murah. Per bag hanya 13 ribu. Beli 11 bag dengan berbagai varian. Asar, langsung ke Sragen. Mana, mala mini setelah Isya harus sudah di rumah karena akan antar Wildan ke Balapan. Segalanya tergesa. Walau sudah beberapa kali ngopi sama Grandong, kali ini pakai Maps malah tersesat sampai ring road. Apes, HP jatuh dan retak-retak. Sampai sana sudagh jam 16:30, saya sudah wanti-wanti Magrib pulang. Makanya tak katok ngerumpinya. Ketemu Dwi, adiknya Grandong yang sukses di Bogor.
Poinnya, Grandong bulan Mei akan ke Inggris. Minta doanya lancar semua. Alhamdulillah, akhirnya temanku ini berangkat juga ke Eropa. Sebenarnya waktu ke Jatipuro bawa pancing, tapi gagal. Ke Sragen juga bawa pancing, sepanjang jalan banyak orang mancing, tapi gagal juga, terlalu sore. Yo wes, waktu sudah sangat sempit. Terima kasih banyak kawan, sukses dan sehat selalu ya.

Pulang, mampir masjid kulon. Akhirnya pembagian salat sudah semua. Magrib dulu, nunggu Isya dibel rumah, suruh pulang karena mau berangkat. Ketemu pak e Hari, dan seorang mantan anggota DPRD Sukoharjo. Pulang, sudah siap-siap ke Balapan. Mengharu, Wildan akan melakukan latihan intens di Bogor. Tahun ini dapat giliran untuk tugas ke Papua yang berbatasan dengan area merah, jadi ini perjalanan ke Jakarta, lanjur ke Bogor. Di Balapan, dipuas-puaskan foto dan dadah-dadah. Pulangnya isi e-toll dua kartu buat besok.

Hari #8 – 13 April 2024
Jadwalnya ke Yogyakarta, Hermione janjian sama Kanza ketemu di Malioboro. Sari stasiun Palur berangkat pukul 07:15, naik KRL dapat tempat duduk sebab startnya dari situ. Kartu e-toll sudah saya siapkan, namun baru juga dua stasiun, di Balapan saya sudah berdiri untuk kasih kursi ke anak-anak. Sampai klaten, gantian May yang berdiri. Penuh sesak penumpang. Sampai Stasiun Tugu, pemberhentian terakhir, hanya bayar 8 ribu per orang.

Jalan kaki ke Malioboro, hawanya sangat panas. Janjian di Mal Malioboro, tapi ternyata di Plaza Malioboro, di McDnya. Mampir ke Teras Malioboro, beli gelang, cincin perak untuk dipakai, brem, dll. Belanja-belanja… saya sendiri pasif sebab duitnya mefet. Hanya pengen es teh, haus. Hawanya luar biasa membakar. Setelah salah di Mal, kita jalan ke Plaza. Ketemu ayah ibu adik Kanza. Dan, tahu ga kemana belanjanya? Ke Teras! Hehe, balik lagi. Poinnya memang menikmati Yogya. Saya sendiri tak terlalu antusias belanja, hanya duduk-duduk memandang kerumunan orang lewat, menyaksi kemacetan, menjadi orang pasif yang membaca Koran Jawa Pos. Langka, ketemu orangtua jualan Koran. Sama kopi, dan Koran, duduk di tengah trotoar Malioboro. Nikmat sekali.

Siang jam 2 balik ke stasiun, wooowww… membludak. Benar-benar penuh, penumpang KRL memenuhi peron. Desak-desakan, bahkan saat kereta berjalan, masih desak mendesak. Alamat sampai Palur berdiri. Yang disayangkan, ternyata di Yogya – Solo, banyak yang tak sadar diri untuk memberikan tempat duduk untuk wanit/anak-anak, padahal masih muda. Hermione duduk di sandal, di kakiku sebab kelelahan. Tak mengapa Nak, inilah seninya liburan di masa Lebaran.
Sampai Palur jam 16:00, ambil ke BNI lanjut makan mie ayam ke arah Bremoro. May kagetm harga mie ayam 9k, bakso 12k, es teler 7k, karak 5k. Hehe, bertiga tak sampai 50k. Mana, mie ayam baksonya enak banget. Dia berulangkali bilang, nanti liburan makan ke sini lagi. Mampir bentar beli telur 1 kilo, 26.5k. Sampai rumah, langsung asar dan mandi. Lelah sekali perjalanan kali ini, berdiri 2 jam PP Solo-Yogya.

Malam terakhir di Palur, saya tak ke mana-mana, isya di Ar Rouf, ketemu Dwi B, teman lama yang bertukar nomor WA dan sher foto. Isi bensin full 260k. Isi etoll 400k, main aman saja. Dan ketika May gerundel persiapan barang ke mobil untuk besok arus balik, saya tepar tertidur lebih cepat.

Hari #9 – 14 April 2024
Karena plat mobilku genap, mudik dan arus balik di tanggal genap. Ada acara ke Dufan 16nya, jadi memang 15nya mau istirahat. Maka, Minggu pagi kami bersiap-siap arus balik. Berangkat pukul 07:00, setelah pamit ke keluarga lain, sayang pipi kanan-kiri, kata-kata perpisahan, hiks, sedih. Akhirnya kami melakukan perjalanan ke Barat. Sementara Mas Dwi dari Ngawi rencana berangkat agak siangan.

Sempat adu argument sama May, saat di sebuah masjid ada juru parkir mau memajukan mobil, saya tetap ambil jalurnya. Bikin tak konsen, marahan. Kami keblabasan sampai Gading, yang seharusnya masuk tol Karanganyar. Putar balik, May ngambek tetap ambil video di pintu tol, begitulah cewek. Tak paham navigasi, tak bisa naik kendaraan dengan benar, tapi kalau jadi penumpang ngomelnya tak ketulungan. Sepanjang Karanganyar – Salatiga banyak diam, saat itulah saya menyalakan Linkin Park sebagai penyemangat.

Sampai tol Semarang tak terkendala macet, hanya sesekali kena di area rest. Tak ada one way, sampai Kalikangkung lancar sekali. Masuk ke kanan, masuk one way. Benar-benar lancar. Tinggal mainkan gas aja. Saya membatasi diri, kecepatan maksimal 100 km/jam. Istirahat pertama pukul 11:00 di rest area Batang, makan siang, ngopi, duha, isi bensin 100 ribu. Mumpung pom bensinnya sepi, main aman saja walaupun sebenarnya full sampai rumah aman.

Rest area berikutnya di pukul 13:30 di Cipali, kali ini istirahat lama. 1,5 jam, salat Duhur jamak Asar, makan siang, ngopi lagi. Makan snack, Hermione ingin beli nasi bungkus di Indomaret pakai susi, saya tinggal rebahan di kursi panjang bawah pohon, sejuk nyaman sekali, cuaca enak setelah hujan. WA keluarga update perjalanan, dll.

Saat adzan Asar jalan, dan benar saja sesuai Maps akhirnya merasakan macet di jelang pintu tol utama Cikampek. Tersendat panjang, untungnya polisi baik. Sisi kanan yang penuh, kami dipindahkan ke kiri. Di sisi kiri walau macet, masih gerak. Tak seperti one way kanan, sungguh panjang (salah satu sopir temanku, kejebak lama). Sampai pintu utama, langsung ambil kiri terus karena rencana keluar pintu tol Karawang Timur. Sekitar sejam di situ kami lolos, keluar arah Kawasan Surya Cipta, ikuti alur sampailah rumah. Pukul 18:20, sungguh Maps akurasinya hebat sebab sebelum berangkat saya cek pukul 16:00an, saya cek ulang setelah istirahat 18:15, dan benar-benar Ok.

Hari #10 – 15 April 2024
Istirahat. Seharian rebahan, main HP, beberes sekenanya. Niat makan nasi padang siang-siang kelakon, langsung kulakukan sejak sampai Karawang. Sorenya mancing.

Hari #11 – 16 April 2024
Dufan Day. Punya 3 tiket gratis dari giveaway I Radio, terakhir hari ini. Makanya, daripada hangus. Sejak pagi, Hermione susah dibangunkan. Rencana pagi berangkat, baru jam 09:00-an, itupun sarapan dulu di rumah ibu. Ini pertama kali nyupir ke Ancol sendiri, estimasi 1,5 jam. Cocok, ikuti Maps, kena macet dikit sisa arus balik. Bayar tiket Ancol di Pintu Timurm via Qris: 3 tiket (30 ribu x 3 orang) + parkir 30 ribu. Masuknya tinggal scan tiket freenya. Dan ta-daa… berhasil bersama keluarga ke Dufan. Cerita Dufan akan saya tulis di catatan terpisah.

Pulang pukul 20:30, lelah. Naik tol Marunda – Cibitung, mahalnya 44 ribu. Tapi benar-benar menyingkat waktu. Sampai rumah nge-indomie.

Hari #12 – 17 April 2024 & #13 – 18 April 2024
Sejatinya 2 hari berikutnya adalah sekadar istirahat, pengen nonton Liga Champions, paginya baca buku + kopi + jazz, siangnya mancing. Puas sekali, bisa istirahat full melakukan hobi. Walaupun kepotong bentar di Rabu pagi, saat baca buku di taman bapack-bapack komplek datang, salaman malah jadi ngumpul ngopi. Jadilah podcast lagi. Memang selalu meriah, seru kalau sudah ngumpul sama teman-teman. Obrolan Bapack2 tiada duanya. Diskusi acak sampai kemungkinan serangan UFO.

Demikian catatan 13 hari libur Lebaran. Hari ke-14 masuk, lalu libur dua hari lagi. lebaran 2024 sungguh menyenangkan, penuh kenangan. Terima kasih.

Karawang, 230424 – Madeleine Peyroux – Dance Me to the End of Love

Satu komentar di “Libur Lebaran 2024

Tinggalkan komentar