Drogba

Gambar

“What a draw. I’m the luckiest man in this competition. In both games I’ll be playing at home!”

Kemarin tanggal 11 Maret 2014 legenda hidup Chelsea FC, Didier Drogba berulang tahun ke-36. Pemain besar yang begitu dipuja publik London Biru. Sepakan bola terakhirnya berseragam Chelsea menghasilkan piala Champions 2012. Sebuah perpisahan manis setelah selama 8 tahun bersama.

Didier Yves Drogba Tebily memulai karier profesionalnya di Le Mans saat berusia 18 tahun, lalu tahun 2002 dia pindah ke Guingamp. Di sana dia mencetak 17 gol dalam 34 pertandingan. Hanya semusim di sana, Drogba dibeli Marseille dengan bandrol 3,3 juta £. Tampil gemilang dengan mencetak 19 gol semusim, membuat Chelsea kepincut.

Pada tahun 2004, saat Chelsea memulai revolusi setelah dibeli taipan minyak asal Rusia, Roman Abramovic. Setelah sebelumnya gagal dengan striker mahal lainnya dan memecat Claudio Ranieri, Chelsea mempekerjakan Jose Mourinho, yang sukses dengan tropi Champions bersama Porto. Salah satu rekrutan besarnya adalah striker asal Pantai Gading, Didier Drogba. Awalnya saya pesimis melihatnya. Pemain keling yang walau sudah teruji di liga Perancis belum tentu hebat di liga Inggris. Apalagi harganya yang mahal, 24 juta £. Terlampau mahal untuk seorang yang saat itu belum terkenal.

Namun waktu juga yang membuktikan. Perlahan tapi pasti Drogba jadi pemain penting London Biru. Musim perdananya kita sukses merengkuh double winner: EPL dan Carling cup. Di musim keduanya, Drogba makin menancapkan tajinya sebagai pemain istimewa dalam skuad dengan tampil konsisten dan menghantar Chelsea merengkuh gelar EPL back-to-back nya.

Saat Mourinho dipecat 20 September 2007, dia sempat berujar akan mengikuti jalan sang mentor, namun niat itu diurungkan demi fan. Sempat mengalami kemunduran, Chelsea bangkit musim 2009/2010 di bawah pelatih Carlo Ancelotti. Di musim pertamanya the Blues meraih double winner: FA cup dan EPL, salah satu momen indah yang selalu saya kenang adalah saat laga terakhir melawan Wigan, kita menang besar 8-0. Drogba dan Lampard berebut pinalti. Drogba punya kepentingan menambah gol untuk memastikan gelar top scorer, menjauh dari kejaran Roo. Lampard berkepentingan untuk memastikan gelar EPL guna mengamankan jarak dari MU, karena Lampard yang bertugas sebagai penendang utama. Dalam siaran langsung, terlihat mereka berdua saling ambil-rebut bola. Lucu, toh akhirnya juara juga. Drogba terkenal karena ketajamannya dalam bola atas, kuat fisik, kemampuan olah bola yang bagus. Dan satu lagi, dia selalu menjadi penentu kala Chelsea bermain di final FA cup, community shield dan Carling cup, sehingga saking seringnya dia mencetak gol di sana, publik menjulukinya king of Wembley.

Di musim ke 2010/2011 nya Drogba tetap tajam walau Chelsea mengalami kemunduran. Di tengah musim, awal tahun 2011, Chelsea memutuskan membeli penyerang mahal Fernando Torres dari Liverpool. Awalnya akan di-plot sebagai striker utama, namun ternyata Drogba belum tergantikan. Musim itu Chelsea hampa gelar, Carlo dipecat. Musim 2011/2012 di bawah era Andre-Villas Boas (AVB) dan assisten Roberto Di Matteo (RDM), Chelsea mengalami gejolak. Penampilan yang tak konsisten, AVB dipecat pada di tengah musim memaksa RDM naik pangkat. Di sisa musim itulah, mungkin salah satu era paling luar biasa sebagai fan Chelsea. Terseok-seok di liga, tertatih di Champions, serta ketar-ketir di FA. Namun ternyata berhasil masuk final FA dan Champions. Untuk kedua kalinya kita di final kejuaran paling bergengsi.

Pada final Champions di stadion Allianz Arena melawan tuan rumah Bayern Muenchen, Chelsea kembali memakai strategi parkir bus. Tangguh di sektor belakang. Babak pertama skor 0-0. Babak kedua setelah diserang dari berbagai sisi, akhirnya Bayern unggul di menit 83 melalui sundulan Mueller. Chelsea bereaksi cepat, di menit 88 mereka mendapat satu-satunya tendangan pojok. Dan momen saat Drogba menyundul bola ke pojok kiri gawang Neuer itulah saya berteriak histeris, 1-1. Waktu 90 menit berjalan skor sama kuat. Di babak tambahan, Drogba sempat membuat kesalahan saat dia menyenggol pemain Bayern sehingga mereka dapat tendangan pinalti. Giliran Cech yang jadi penyelamat. Tendangannya dengan bagus dapat digagalkan. Hingga akhirnya pertandingan harus dilanjutkan dengan babak adu bejan.

Saat kedudukan 3-3, penendang kelima sekaligus terakhir Chelsea , Didier Drogba melakukannya dengan sempurna. Chelsea berpesta-pora menyambut gelar Liga Champions pertamanya.

Selama 8 tahun berseragam Chelsea Drogba menghantar Chelsea meraih gelar: 3 EPL, 2 Carling cup, 4 FA cup, 2 Community shield, 1 LIGA CHAMPIONS, menyumbang 157 gol. Benar-benar pemain pujaan Stanforn Bridge. Sayangnya saat kontraknya habis di akhir musim 2012, manajemen hanya menawari perpanjangan setahun sementara sang legenda ingin durasi yang lebih lama. Negosiasi gagal mencapai titik temu. Kita pun kehilangan pemain hebat, salah satu yang terbaik sepanjang masa. Tendangan terakhirnya untuk Chelsea menghasilkan gelar juara di kompetisi tertinggi.

Pengundian 16 besar UCL 2013/2014, memaksa Drogba yang sekarang pemain Galatasaray untuk melawan Chelsea. Leg 1 sudah berlangsung dengan berkedudukan 1-1. Drogba main bagus, selama bermain dia menunjukkan profesionalitasnya. Di leg 2 saat gantian Chelsea menjadi tuan rumah tanggal pekan depan, bisa dipastikan fan Chelsea akan menyambutnya secara antusias layaknya menyambut kepulangan sang pahlawan. Patut disimak, 90 penuh kamera akan mengarah padanya. Welcome home, Didier!

Happy birthday 36 years. You always will be in our hearts.

Gambar

Karawang, 120314

6 komentar di “Drogba

Tinggalkan komentar