1Q84 Book 1 – Haruki Murakami

Dunia ini berisi pertarungan yang tak ada habisnya antara satu ingatan melawan ingatan yang lain. Di dunia ini, bisa dikatakan tak ada orang yang tak tergantikan. Bagaimanapun tingginya pengetahuan atau kemampuan seseorang, biasanya ada yang mampu menggantikannya di suatu tempat.

Ini dunia sirkus, Palsu segala-galanya, Tapi takkan jadi khayalan belaka Andai kamu percaya padaku. – “It’s Only Paper Moon” (E.Y. Harburg & Harold Arlen).

Kumulai baca di Cibodas, Bogor disela pelatihan SM (10-11/10), kuhabisi tengah pekan ini (17/10). Buku yang wow, saya terpukau. Terlalu banyak tema, terlalu banyak hal rumit yang ingin disampaikan. Ini adalah buku pertama dari tiga. Dan sejauh ini, Haruki Murakami sungguh mencipta narasi brilian karena semua lima bintang, termasuk ini. Norwegian Wood, Dunia Kafka, What I Talk About Running, Dengarkan Nyanyain Angin, dan ini. Seorang pencerita imajiner terbaik yang masih hidup saat ini. Setelah dibuka kutipan dari E.Y. Harburg & Harold Arlen yang ternyata tepat mewakili 1Q84 kita diajak berkelana bersama dua karakter utama kisah ini, seorang pembunuh berdarah dingin dan editor buku yang nyentrik. Kisah diambil dari sudut pandang mereka berdua, sampai akhir buku satu mereka belum bertatap muka walau ada benang yang menyambungkannya. Mungkin di seri berikutnya, tapi ngeri juga apa yang kan terjadi mengingat isi kepala mereka berdua sungguh berbahaya. Apa yang terjadi setelah ini, aku pun tak tahu. Tentu saja ada resiko. Tapi resiko adalah bumbu kehidupan.

Laba-laba tidak memiliki keahlian istimewa selain memasang jaring, juga tidak punya pilihan lain dalam pola kehidupannya kecuali menunggu diam-diam. Ini memang bukan buku filsafat tapi petuahnya sungguh menggugah. Barangkali sesuatu telah masuk melalui celah sempit dan hendak mengisi kekosongan dalam dirinya. “Aku tidak memberi nama kepada kupu-kupu. Aku bisa membedakan kupu-kupu yang satu dari yang lain dengan memperhatikan pola sayap dan bentuknya.

Karakter utama yang pertama adalah Aomame. Wanita berpenampilan cantik dengan pandangan hidup liberal. Saat ini ya saat ini. Masalah yang timbul di kemudian hari, dipikirkan nanti saja. Aomame serasa kehilangan sensasi terhadap waktu. Tapi kalau masa lalu ditulis ulang, masa kini pasti ikut berubah. Karena masa kini terbentuk dari tumpukan masa lalu. Kisah dibuka dengan kemacetan, Aomame terjebak dalam taksi dengan musik klasik Sinfonietta karya Janacek, simfoni kecil yang tercipta tahun 1926. Berapa orang yang bisa mengenali Sinfonietta dengan mendengarkan bagian awal komposisi musik ini? Barangkali antara ‘sedikit sekali’ dan ‘hampir tak ada’. “Tentang fakta bahwa orang-orang 400 tahun yang lalu juga mendengarkan musik yang sama dengan yang sedang kita dengarkan. Tidakkah itu menurutmu aneh?” Tapi Aomame bisa mengenalinya. Dari halaman pertama saja kita tahu, ini karakter istimewa. Karena kalau masih menanti dalam taksi menanti kemacetan terurai akan membuyarkan jadwal kerjanya, ia terpaksa turun dan masuk ke dalam stasiun kereta jalur Tokyu, Aomame turun dari taksi dan memasuki jalan pintas menuju lorong bawah tanah yang tembus stasiun. Dengan rok pendek, penampilan anggun, ia seakan menemukan sebuah dunia pararel, hembusan angin menerpa wajahnya dan hal-hal ganjil mengitari. Selamat datang di tahun 1Q84. 1Q84 itu nama yang diberikan untuk dunia baru, Q adalah singkatan dari ‘Question Mark’, tanda tanya. Dunia bertanda-tanya. Debar jantungnya menjadi cepat. Sesuatu telah terjadi pada dunia, atau sesuatu telah terjadi padaku. Salah satu dari dua kemungkinan itu. Botolnya yang bermasalah ataukah tutupnya yang bermasalah.

Karakter utama yang kedua adalah Tengo, seorang editor buku yang pengen menulis dan menerbitkan buku debut tapi ga bisa-bisa. Bukankah pengarang seharusnya menemukan cerita yang tersembunyi di dalam dirinya dan mengungkapkannya dengan kata-kata yang tepat? Apa kamu tidak merasa malu, Tengo? Karya sebagus itu mestinya bisa kamu tulis asal kamu benar-benar mau. Begitu pula ketika menulis novel. Dia bisa menulis kalimat yang bagus, juga mampu mengarang cerita yang menarik. Namun karyanya kurang mampu menggedor sukma pembaca. Memiliki bos yang aneh dan nyentrik Pak Komatsu. Dalam sebuah lomba karya sastra, beliau mendapat naskah bagus dari remaja putri bernama Fuka-Eri. Novel berjudul Kepompong Udara itu memang hebat, tak lazim dan luar biasa bagus ceritanya. Persoalannya Fuka-Eri yang hijau menuturkan dengan bahasa acak kadut, maka Pak Komatsu meminta Tengo untuk menulis ulang, memperbaiki diksi, membetulkan EYD, mendaur ulang segalanya. Bahkan nantinya naskah ini bukan hanya untuk lomba tapi ditargetkan untuk yang lebih prestis di penghargaan Nasional. Jelas, ini pelanggaran. “Dalam rahasia ada satu prinsip penting. Yaitu semakin sedikit orang yang mengetahui rahasia itu, semakin baik. Sejauh ini di dunia hanya kita bertiga yang tahu rencana ini. Kamu, aku dan Fuka-Eri. Kalau bisa, aku tidak ingin menambah jumlah itu.”

Nah keduanya saling silang bergantian tiap bab. Aomame adalah perempuan berpikiran merdeka, seks bebas dan bagaimana masa lalunya mencipta dirinya. Kemarahan Aomame bisa meletup hanya dengan memikirkan pandangan dunia mereka yang terlampau picik, perasaan unggul mereka yang angkuh, serta pemaksaan mereka yang tidak berperasaan terhadap orang lain. Menjadi pembunuh bayaran dengan klien seorang perempuan tua yang kaya raya dengan asisten Tamaru. Seseorang menentukannya tanpa sepengetahuanku, dan aku hanya menerima tanpa bisa membantah. Prosedur hukum yang rumit, maka sang orang tua menyerahkan foto target, seorang laki-laki yang melakukan kekerasan rumah tangga untuk dibunuh. Suami yang melakukan tindak kekerasan terhadap anak-istri di rumah pastilah laki-laki pengecut yang berkepribadian lemah. Bukan untuk pembalasan dendam pribadi, melainkan demi keadilan yang lebih luas. Sang orang tua mempunyai kebun kupu-kupu. “Untuk berteman dengan kupu-kupu, pertama-tama kau harus menjadi bagian dari alam. Kau harus tidak terlihat seperti manusia, tidak bergerak, sehingga kupu-kupu percaya bahwa kau adalah pohon, rumput, atau bunga. Meskipun makan waktu lama, begitu merasa nyaman denganku, kupu-kupu dapat berteman dengan sendirinya.” Hal inilah yang membuat Aomame bergairah di masa depan. Fakta inilah yang membuat Aomame bahagia lebih dari apapun. Aku dibutuhkan oleh orang lain.

Tengo seperti gambaran umum seorang kutu buku. “Saya orang biasa-biasa saja. Hanya saja suka membaca buku. Terutama buku sejarah.” Membawa dan membaca buku di setiap tempat ketika ada kesempatan. Tengo mengeluarkan buku bersampul tipis yang dibawanya dan hendak membacanya, namun membatalkan niatnya setelah ragu-ragu sebentar setiap melahap di tempat umum. “Karena mambaca itu makan waktu, kamu tidak membaca buku?” Namun ungkapan ‘makan waktu’ oleh Fuka-Eri tampak mengandung nuansa yang agak berbeda dari generelisasi seperti itu. Tengo memiliki kekasih, istri seseorang yang berkunjung ke kontrakannya tiap akhir pekan. Di sini, sang istri tak disebutkan namanya, seolah memang hanya untuk menampung hasrat sang protagonist. Diatur, dijadwal sehingga perselingkuhan ini bisa berjalan. Pernikahan adalah soal yang amat penting. Bukan sekedar permainan cinta. Seks antara suami-istri itu beda soal, sama seperti pembukuan terpisah. Tak ada kesimpulan yang dapat ditarik. Orang yang hatinya mendua tidak mungkin dapat menarik kesimpulan yang masuk akal. Berkenalan dengan wanita seusianya, jatuh cinta, berhubungan seks, dan dibebani tanggung jawab yang tak dapat diminatinya. Tahap-tahap psikologis yang harus dilalui, isyarat tentang kemungkinan, bentrokan pendapat yang tak terhindarkan… Memiliki ingatan masa balita, bagaimana ibunya selingkuh dan memori itu selalu menghantui. Termasuk masa kecilnya yang membosankan, menghabiskan waktu libur menemani ayahnya menagih iuran tv dari rumah ke rumah. Dia hampir tidak pernah makan kenyang. Bagi orang seperti itu, tugas menagih iuran NHK bukan pekerjaan sulit. Pada hari Minggu, waktu mengalir secara aneh, pemandangan membengkok secara ajaib. Hari Minggu yang panjang dan aneh Tengo telah berakhir.

Konspirasi kejahatan mencipta Fuka-Eri untuk menang penghargaan sungguh riskan. Tidak usah mencemaskan Tengo. Ia tidak punya apa-apa yang kalau hilang akan disesali. Tidak punya keluarga, tidak punya kedudukan sosial, tidak punya masa depan pula. Bukan Tengo yang harus dicemaskan, melainkan Fuka-Eri. Anak itu baru berusia 17 tahun. “Berarti Azami mengirimkan naskah cetak ke panitia sayembara sastra untuk pengarang muda, mungkin tanpa memberitahumu, dan memberi judul Kepompong Udara?” Karena selain sang Penulis yang diajak kompromi, sang professor Ebisuno juga diberitahu, lalu Azami yang mengirimi naskah otomatis tahu juga. Makin panjang, makin beresiko. Fuka-Eri memang berbakat. “Sebesar apapun bakatnya, orang tidak selalu bisa makan kenyang. Tapi jika memiliki naluri tajam, tidak perlu takut gagal mencari makan.” Aku adalah orang yang di belakang layar, tidak cocok dengan sinar matahari.

Haruki tampak mencipta karakter unik ke semuanya. Tengo yang lajang nakal namun idealis, membuat Fuka-Eri berkomentar, “Tak seperti kelihatan guru matematika ataupun novelis.” Fuka-Eri sendiri freak, tak seperti remaja kebanyakan. Introvert, dan keukeh bahwa cerita yang ditulisnya adalah nyata, tentang makhluk-makhluk kerdil yang mendatanginya. Bahkan di ending yang menggantung, dijelaskan dengan gamblang bagaimana seekor anjing penjaga meledak akibat ulah makhluk tersebut. Fuka Eri menderita disleksia, sama seperti Einstein yang jua menderita disleksia, demikian pula Thomas Edison dan Charlie Mingus. Sama seperti anak-anak penderita Sindrom Savant mampu memasukkan luar biasa banyak informasi yang diperoleh melalui pengelihatan ke dalam ingatan dalam sekejap, maka Fuka-Eri pun demikian. Saat konferensi press, dengan saran mengubah penampilan sehingga menarik, ia bisa memikat hati semua media.

Bahkan karakter samping semacam Profesor Ebisuno pun dibuat bagus, bagaimana masa lalunya mencipta komuni yang memberi kejut dan menarik benang sambung ke pemberontakan di Danau Motosu. Agama baru. Dengan kata yang lebih lugas, sudah menjadi organisasi ajaran sesat. “Ada masalah yang tidak dapat dipecahkan hanya dengan sesekali melupakan diri.” Para idealis universitas, ah masa muda yang membentang. Ada orang yang suka mengeluhkan apapun. Tetapi perasaan yang murni dan sejati adalah hal yang membahayakan juga. Bagi manusia yang hidup nyata, terlampau sulit untuk menyimpan perasaan seperti itu di dalam dirinya. Dia terlahir sebagai politikus, dan selalu mengutamakan logika. Dia bisa dikatakan punya kebencian alami terhadap agama secara keseluruhan.

Sebagian besar pasien penyakit jiwa juga berkeras bahwa mereka waras dan dunia di sekeliling merekalah yang gila. Di dunia ini, ada juga orang-orang yang berbahagia seperti mereka. Mungkin gini, bukan aku yang bermasalah, melainkan dunia sekelilingku. Bukannya bahwa timbul kelainan dalam kesadaran atau pikiranku, melainkan bahwa suatu daya yang tak jelas telah membuat dunia di sekelilingku berubah. Dunia 1Q84 menyediakan kenibsian, sungguh aneh, dicipta untuk petualangan laiknya Alice yang terjatuh di Wonderland, semakin lama semakin membingungkan. Sesuatu yang hitam dan kecil melintasi angkasa di luar jendela dengan cepat. Mungkin seekor burung, atau nyawa seseorang yang diterbangkan ke ujung dunia.

Novel ini juga menyinggung hal-hal mendasar akan kepercayaan. Menyucikan raga dan melatih jiwa hingga mencapai kedamaian batin dalam kehidupan yang ‘serba sedikit, tapi memuaskan’, itulah tujuan komuni. Orang-orang merasakan kehampaan materialisme dalam masyarakat yang penuh persaingan dan menghendaki poros spiritual yang berbeda dan dalam. Walau memunculkan radikalisme, saling klaim dan akhirnya pemberontakan, jelas dunia pararel itu-pun mengancam. Manusia itu sekedar kendaraan bagi gen, sekedar jalan yang dilewati. Bagaikan menunggang kuda hingga kudanya roboh lalu ganti menunggang kuda lain, gen menunggang kita terus-menerus dari generasi ke generasi. Lihat, betapa filosofis dan absurd bukan?

Memang hal-hal yang logis kadang malah tak berurut nan sejalan dengan kenyataan masyarakat umum. “Kalau ada orang yang bisa kucintai, meski hanya satu orang, masih ada harapan untuk hidup. Walaupun tidak bisa bersatu dengan orang itu.” Harapan akan masa depan selalu menawarkan bayang, selalu dalam rencana yang nantinya dieksekusi oleh waktu. Apa makna kebebasan bagi manusia? Demikian Aomame sering bertanya kepada dirinya sendiri. Kalau pun berhasil keluar dari satu sangkar, orang masuk ke sangkar lain yang lebih besar. Begitulah kenyataan? Aku mau mengandalkan kebetulan, kira-kira atau untung-untungan. Sampai detik terakhir, aku mencari solusi yang kurang drastis.

Pertanyaan hidup, apa itu waktu, sampai hakikat jiwa raga akan selalu muncul tiap generasi. Ingatan kita terdiri dari ingatan pribadi dan ingatan kolektif. Kedua jenis ingatan itu terjalin erat. Dan sejarah adalah ingatan kolektif. Kalau sejarah dirampas, atau direvisi kita tidak bisa mempertahankan kepribadian secara utuh. Perasaan tak berdaya yang sudah menjadi kebiasaan itu merusak dan menghancurkan orang. Dilihat dari jauh, dia nampak seperti patung realis yang terbuat dari bahan istimewa.

Bisa hidup dengan makan sedikit saja, kalau bisa hanya makanan yang bermutu tinggi. Tetapi sejauh mana merupakan kenyataan dan sejauh mana merupakan ilusi, sulit dibedakan. Kelihatannya seperti mitos, atau bisa juga ditafsirkan sebagai alegori yang cerdas. Jepang memiliki banyak Penulis hebat, dan Murakami salah satunya yang masih hidup hingga kini. Nobel Sastra tiap tahun kunanti buatnya. Bersyukurlah kita bisa menikmati karya beliau dengan mudah dan cepat. Jika hal-hal yang belum pernah disaksikan oleh hampir semua pembaca dimasukkan ke dalam novel, butuh pelukisan yang tepat dan serinci mungkin.

Saya jatuh hati sama tokoh Tengo yang pragmatis. Hobi baca bukunya mencipta seorang yang tahu banyak, tapi tak sesumbar. Semestinya waktu seperti itu merupakan waktu yang paling santai baginya di antara segala jenis waktu. Membeli buku baru di toko buku, masuk bar di dekatnya, dan membuka halaman buku itu sambil memegang gelas minuman. Berkat perkembangan otak yang drastis, manusia berhasil menciptakan konsep waktu, ruang dan kemungkinan. Kalau kehabisan buku untuk dibaca, aku selalu membaca filsafat Yunani. Tidak pernah membosankan. Selalu ada yang dapat dipelajari. “Aku hanya percaya pada uang tunai.” Dan ya, saya juga sulit adaptasi sama teknologi yang ‘mulai’ menghapus uang tunai. Dengan berbagai aplikasi yang memudahkan banyak orang, tapi saya tetap bertahan akan keklasikan. Ini tentang pilihan hidup. Mesin ketik elektonik memang sangat praktis untuk menulis cepat dan menyimpan data, tapi dia mencintai kegiatan klasik, yaitu menulis di atas kertas dengan tangannya sendiri. Saya lebih suka baca buku kertas ketimbang e-book atau pdf. Membayangkan sesuatu yang belum pernah disaksikan adalah tugas pengarang.

Dengan segala kerumitan, keindahan bahasa, ide cemerlang, jelas 1Q84 termasuk novel kelas atas. Maksud saya, cerita itu ditulis sangat cermat, realistis dan mendetail. Detail realistis itulah yang memberi kekuatan besar pada novel ini. Menembus angka 500 halaman dan ini baru permulaan. Masuk 10 besar best novel 2018-ku.
Salah satu bagian yang kusuka pas menyinggung Penulis Rusia. Dia mengambil Pulau Sakhalin, karya Anton Chekov yang baru selesai dibacanya minggu lalu. Karena bagian-bagian yang menarik ditandai dengan stiker post-it, ia bisa membacakan bagian-bagian itu saja. Lagipula, mengejar ketepatan adalah salah satu keahlian Tengo sejak lahir. Bakat lainnya memberi tanda baca di tempat yang tepat, juga menemukan rumus yang paling dekat ke jawaban. Menjadi pengarang Rusia akhir abad 19 barangkali sama saja dengan memikul nasib dahsyat yang tak terhindarkan. Semakin keras mereka berusaha melarikan diri dari Rusia, semakin dalam Rusia menelan mereka.

Jadi akankah novel Kepompong Udara bisa ‘aman’ tanpa ketahuan khalayak? Aku merasa segala sesuatunya tidak akan berjalan lancar, dan akan hancur berantakan. Benarkah? Namun bagian-bagian kecil dari cerita itu tampak hidup, dan penuturannya pun penuh warna. Ada kisah yang lucu, ada yang sedih, ada pula yang diwarnai kekerasan. Ada kisah yang begitu luar biasa hingga sulit dipercaya, ada juga kisah yang sulit dipahami walaupun diceritakan berulang kali. Istilah McLuhan, medianya itulah pesannya. Pendek kata, bungkus adalah isi. Seandainya pesawat yang dinaiki jatuh, tidak ada gunanya mengencangakn sabuk pengaman sekuat-kuatnya. Bagaikan roda karma raksasa dalam mitologi India yang melindas dan membunuh semua makhluk hidup yang berada di lintasannya.

Novelis bukanlah manusia yang menjawab pertanyaan, melainkan manusia yang mengajukan pertanyaan. Sejak semula mereka tahu bahwa tempat seindah surga tidak ada di mana pun. Dan sang Penulis favoritku ini mencipta surganya sendiri dalam karya tulis. Di hutan cerita, betapa pun jelasnya kaitan antara segala sesuatu, takkan ada solusi yang pasti. Ini hidup picaresque roman yang gemilang. Dengan membulatkan tekad, mari kita nikmati aroma kejahatan yang kental. Mari kita nikmati lajunya arus yang dahsyat. Dan ketika jatuh dari air terjun, mari kita jatuh bersama-sama secara gemilang. Go Haruki Murakami Go!

1Q84 Jilid 1 | by Haruki Murakami | copyright 200Q | Diterjemahkan dari 1Q84 Book 1| Originally published In Japan by Shinchosha Publishing Co. Ltd., Tokyo | KPG 5Q 16 01182 | Cetakan ketujuh, Januari 2018 | Penerjemah Ribeka Ota | Penyunting Arif Bagus Prasetyo | Penataletak Dadang Kusmana | vi + 516 hlm.; 13.5 cmx 20 cm | ISBN Q78-602-424-005-Q | Skor: 5/5

Jilid 1: April – Juni

Karawang, 1Q102018 – 0201201Q – 2Q01201Q – Sherina Munaf – Lihatlah Lebih Dekat

6 komentar di “1Q84 Book 1 – Haruki Murakami

  1. Ping balik: 14 Buku Terbaik 2018 | Lazione Budy

  2. Ping balik: Buku Yang Saya Baca 2018 | Lazione Budy

  3. Ping balik: Notting Hill: Ketika Realita Lebih Indah dari Khayalan | Lazione Budy

  4. Ping balik: Di Kota Kucing, Manusia adalah Pengunjung | Lazione Budy

  5. Ping balik: Semesta Murakami: The Art of Fiction Issue | Lazione Budy

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s