Filsafat Administrasi #9

“No training can develop a man, he must develop himself.”

Bagus. Kaget juga, untuk sebuah organisasi yang sudah umum itu ada ilmu khususnya. Dan disampaikan dengan sangat memikat. Yang paling mengena bagiku adalah bagian inti organisasi. Ada empat unsur: anggota, apa mau anggota? Pengurus, apa yang jadi sasaran pengurus yang ada dalam organisasi. Sinkron enggaknya tujuan anggota dan pengurus. Terakhir, kalau tidak sinkron apa yang harus dilakukan. Keempat unsur yang pas banget diterapkan di dunia yang hingar bingar perlu ditata. Terasa pas karena sekarang sedang mendapat mandat di koperasi, dan keempat unsur organisasi itu patut diterapkan.

Teori melimpah, bahkan menjadi penting rasanya kata ‘administrasi’ yang awalnya kuanggap biasa. Charles A. Beard, historikus politik bilang “Tidak ada satu hal untuk abad modern sekarang ini yang lebih penting dari administrasi. Kelangsungan hidup pemerintah yang beradab dan malahan kelangsungan hidup dari perabadan itu sendiri akan sangat tergantung atas kemampuan kita untuk membina dan mengembangkan suatu filsafat Administrasi yang mampu memecahkan masalah-masalah masyarakat modern.”

Administrasi dalam buku ini berarti keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Sederhananya, bila dua orang bekerja bersama-sama untuk menggulingkan sebuah batu yang tidak dapat digulingkan hanya oleh seorang di antara mereka, pada saat itulah administrasi telah ada. Manajemen adalah inti dari administrasi. Maka administasi lebih luas dari manajemen.

Dilihat dari fungsionalnya ada dua tugas utama, menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai (organizational goal), dan menentukan kebijaksanaan umum yang mengikat seluruh organiasasi (general and overall policies). Human relations merupakan inti dari kepemimpinan. Human relations adalah keseluruhan rangkaian hubungan, baik yang bersifat formal, antara atasan dan bawahan, atasan dengan atasan, serta bawahan dengan bawahan yang lain yang harus dibina dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tercipta suatu teamwork dan suasana kerja yang intim dan harmonis dalam rangka pencapaian tujuan.

Dalam organisasi selalu ada tiga kelompok pimpinan: Top management, middle management, dan lower management.  Semakin tinggi kedudukan seseorang di dalam organisasi, ia semakin generalist. Sedang makin rendah makan kedudukannya specialist. Pemimpin yang dengan menggerakkan bawahannya selalu atau sering bersifat punitive tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin yang baik. Pemimpin yang baik, tidak menganak-emaskan sesuatu bagian di dalam organisasi, menganak-tirikan yang lain.

Kalau belum punya pondasi kepemimpinan, tenang saja. Pengalaman akan menempa. Tidak ada seorang manusia pun yang serta-merta memiliki semua ciri ideal pemimpin ideal. Karena itu penting bagi seorang pemimpin untuk menganalisis diri sendiri untuk melihat ciri-ciri kepemimpinan apa yang telah dimiliki dan ciri-ciri apa yang perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik formal atau informal. Dua belas ciri pemimpin keren: sehat, berpengetahuan luas, keyakinan, hakiki, stamina (daya kerja), gemar dan cepat mengambil keputusan, objektif, adil memperlakukan bawahan, menguasai prinsip IR, menguasai teknik komunikasi, mampu sebagai penasehat, dan mempunyai gambaran menyeluruh aspek organiasai. Setiap orang mampu menjadi pemimpin, bila diberi pendidikan dan pengalaman. Seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan.

Sukses tidaknya seseorang menjalankan peranannya sebagai pemimpin akan sangat tergantung bukan pada ketrampilannya melakukan kegiatan operasional, tetapi akan dinilai tertutama dari kemampuannya mengambil keputusan. Pemimpin yang bersangkutan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang dirinya sendiri, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya, termasuk di dalamnya, kemampuan dan kemauan belajar terus-menerus.

Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal terjadi secara kebetulan. Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara ‘asal jadi’ karena pelu pendekatan berdasar sistematika tertentu. Pemecahan tidak dapat dilakukan dengan hanya mencari ‘ilham’ atau dengan intuisi, akan tetapi juga perlu didasarkan kepada fakta yang terkumpul dengan sistemtika, terolah dengan baik, dan tersimpan secara teratur sehingga fakta-fakta/data itu sungguh-sungguh dapat dipercayai dan masih up to date.

Agar seseorang pemimpin dapat meramalkan reaksi, sikap dan tindak-tanduk para bawahannya dalam rangka pelaksanaan daripada sesuatu keptusan yang diambil, ia perlu mengetahui bagaimana pandangan para bawahan itu terhadap diri mereka sendiri. Dengan mensinkronkan tujuan dan kepentingan individu dalam organisasi.

Efektivitas pengambilan keputusan sangat tergantung atas cepat tidaknya informasi yang diperlukan dapat diambil dari tempat penyimpanan. Organisasi sebagai setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam persekutuan tersebut.

Fakta penting yang harus digarisbawahi, sayangnya. Hiks, jika seorang pemimpin mengambil keputusan yang menggembirakan setiap orang, ada kemungkinan bahwa keputusan itu bukan merupakan keputusan yang baik. Oleh karena itu tugas mengambil keputusan bukan merupakan tugas yang enteng. Meminta nasehat staff untuk mempermudah proses pengambilan keputusan menjadi sangat penting. Staff yang mampu memberi ‘nasehat’ kepada atasannya mempunya nilai lebih.

Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang egoistis padahal manusia mempunyai kemampuan-kemampuan terbatas, baik fisik, biologis maupun mental. William H. Whyte menyebut, manusia itu sebagai manusia organisasi.

Fungsi administrasi dan managemen: planning, organizing, commanding, coordinating, dan controlling. Pada hakikatnya rencana adalah suatu keputusan, maka polarisasi pemikiran yang cenderung untuk memisahkan proses perencanaan dan proses pelaksanaan tidak boleh terjadi. Charles F. Kettering, industrial Amerika pernah bilang sesuatu masalah yang hakikatnya telah diketahui telah separuh terpecahkan.

Baru tahu sistem 5W1H itu dicetuskan oleh Penulis favotiku dari Inggris. Rudyard Kipling pernah bilang bahwa dalam hidupnya ia mempunyai enam pelayan yang baik bernama: What, Where, When, How, Who, dan Why. Atau ini penegasan saja?

Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk suatu tujuan besama dan terikat secara formal dalam persekutuan mana selalu terdapat hubungan antara seorang/sekelompok orang yang disebur pimpinan dan seorang/kelomok orang lain yang disebut bawahan.

Manusia sebagai makhluk hidup bersedia memberikan yang terbaik pada dirinya, waktunya, tenaganya, keahliannya dan ketrampilannya apabila ia diyakinkan bahwa ia akan diberi balas jasa yang setimpal dengan jasa-jasa yang diberikan. Quid pro Qua yang artinya Sesuatu untuk sesuatu, atau dalam pepatah kita, “Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.”

Abraham Maslow dalam teorinya, ada lima tingkatan kebutuhan: 1) kebutuhan fisiologis (sandang, pangan papan), 2) kebutuhan keamanan (kemanan jiwa dan harta), 3) kebutuhan sosial (perasan diterima, dihormati, maju, dan ikut serta), 4) kebutuhan akan prestise (esteem needs), 5) kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja.

Perencanaan dan pengawasan merupakan kedua belahan mata uang yang sama, bahwa tanpa rencana pengawasan tidak mungkin dilakukan karena tidak ada pedoman untuk melakukan pengawasa. Sebaliknya, rencana tanpa pengawasan akan timbul penyimpangan-penyimpangan.

Well, ini tentang sistem. Kata ‘filsafat’ di dalam judul tak bohong. Bahasannya lugas, walaupun penulis banyak menukil sumber, dengan daftar pustaka yang banyak, tapi ini jelas sungguh buku yang bervitamin. Sebagai IR saya banyak menemukan teori-teori yang menunjang pekerjaan. Yang jelas, setelah baca buku ini, saya tak memandang sambil lalu kata ‘administrasi’. Dan, kalian harusnya juga.

Filsafat Administrasi | by Dr. Sondang P. Siagian M.P.A., Ph.D. | Penerbit Gunung Agung – Jakarta | 1970 | Cetakan keduabelas, tahun 1983 | Penata wajah AMA | Pencetak Percetakan Offset Sapdodadi, Jakarta | Skor: 4/5

Karawang, 090622 – Westlife – You Raise Me Up

Thx to Lumbung Buku, Bandung

#30HariMenulis #ReviewBuku #9 #Juni2022

Manajemen Strategik Koperasi

Bagi saya yang awam koperasi, dan sedang belajar tentang koperasi, buku umum seperti ini sangat bermanfaat. Dasar-dasar manajemen yang bisa dijadikan pijakan untuk mengarungi kegiatan. Kebetulan, saya ditunjuk jadi pengawas koperasi karyawan, jadi sedang mendalami teori perkoperasian. Anggota adalah puncak tertinggi pengambil keputusan, dan itu baik.

Saking banyaknya ilmu yang perlu diserap, saya ketik ulang beberapa poin yang menarik. Per bab per tulisan. Bagus untuk dibaca-baca lagi, bagus untuk dibagikan di blog, bagus untuk dipelajari bersama, belajar bersama tentang koperasi. Berikut ketikan ulang inti sari buku ini. Semoga bermanfaat.

#1. Penemuan Kembali dan Revalitasi Kaidah-Kaidah Koperasi dalam Usaha Mencapai Keunggulan Kompetitif by Prof. Dr. H. Yuyun Wirasasmita, M.Sc

Koperasi berlandaskan dasar-dasar self-help (menolong dirinya), self-relief (pecaya diri), self-management, self-responsibility (bertanggung jawab atas diri sendiri), sehingga kaidah koperasi efektif secara keseluruhan dan khususnya pelayanan anggota dapat dicapai.

Efisiensi/keunggulan biaya pada umumnya dipicu karena skala ekomonis, efisiensi biaya transaksi, spesialisasi, efisiensi pengelolaan, proses pembelajaran, dll.

Mendorong amalgamasi untuk koperasi kecil yang tidak ekonomis.

Mendorong kemitraan/aliansi strategic/jaringan usaha.

Menerapkan kaidah koperasi yaitu keunggulan biaya, pelayanan, fokus.

Kebijakan merger/amalgamasi.

Kebijakan promosi anggota: hubungan antara koperasi dengan anggota tidak berdasarkan hubungan pasar, tapi lebih berdasarkan hubungan koperasi sehingga barang/jasa yang dihasilkan untuk anggota didesain untuk pemanfaatan, bukan untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya.

Selalu mengidentifikasi kepentingan (felf needs) anggota, sehingga barang-barang/jasa koperasi selalu sesuai dengan kebutuhan anggota, merupakan usaha yang dapat menjaga keunikan barang/jasa koperasi para anggota dari waktu ke waktu sesuai perubahan/perkembangan pasar.

Kebijakan uji pasar secara teratur adalah untuk membandingkan harga dan kualitas barang/jasa koperasi dengan barang/jasa yang ditawarkan oleh badan usaha non-koeprasi. Koperasi didesain untuk menghasilkan barang/jasa yang relative lebih murah dari harga pasar, berdasar kualitas yang disetujui oleh para anggota.

Salah satu indikator terjadinya distorsi menfaat adalah berkurangnya partisipasi anggota.

Persayaratan-persayaratan yang diinginkan anggota dipenuhi oleh koperasi, demikian juga persyaratan yang diinginkan oleh koperasi dipenuhi oleh anggota.

#2. Menajemen Strategik Pelayanan Kepada anggota Koperasi by Prof. Dr. H. Sutaryo Salim, SE.

Pengurus dan pengawas berkewajiban untuk memberikan pelayanan berkualitas (servequal) sebaik-baiknya kepada anggota ialah bersikap WIRA Koperasi agar pengadaan jumlah anggota mencapai optimum, pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan usaha meninggal melalui program pengembangan, pendidikan, dan pelatihan.

Dengan kesejahteraannya, menjaga agar turn over anggota seminimal mungkin.

Masa depan koperasi sebagai suatu badan usaha yang diharapkan menjadi soko guru perekonomian seperti amanat konstitusi Negara (UUD 45) sangat ditentukan oleh mampu tidaknya kemandirian pelaksanaan tanggung jawab. Sebagai badan usaha, ketangguhan koperasi diukur oleh kemampuan mengembangkan dan menguasai pasar. Koperasi harus bisa memberi alternative rasional bagi pelanggannya (anggota) melalui kebijakan insentif usaha maupun perbaikan teknis pelayanan pelanggan.

Segitiga C strategi: Cooperative; customer; competitor

Parasuraman menyatakan bahwa terdapat lima dimensi kualitas pelayanan (servequal) taitu: Reliabilitu (keandalan); Responsiveness (daya tanggap); Assurance (keterjaminan); Empathy (empatri); dan Tangible (Leberwujudan fisik).

Semakin besar kesenjangan semakin besar pula ketidakpuasan.

Terciptanya loyalitas dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth).

Menurut Hunger, David J, dan Thomas L. Wheelen, manajemen strategik terdiri 4 dasar pokok: Mengamati lingkungan (environmental scanning); penyusunan strategik (strategic formula); pelaksanaan strategi (strategic implementation); dan evaluasi/control.

Bersifat asih, asah, dan asuh trehadap anggota.

WIRA Koperasi: Wujud, Intrese, Ramah, Asih, dan Kepercayaan.

Kemampuan melaksanakan strategi lebih penting daripada kualitas strategi itu sendiri.

Keanggotaan bersifat terbuka, sukarela (bebas) dan demokrasi, maka anggota mmepunyai hak untuk memberikan informasi suara (voice), vote, threats bahkan exit apabila terjadi penyimpangan dari strategi, sehingga sudah tidak sesuai yang diharapkan, oleh karenanya pengurus ‘terpaksa’ untuk mengadakan penyesuaian.

Anggota sebagai pemilik dan pelanggan mempunyai posisi kekuasaan tertinggi dalam koperasi, mereka mendirikan dan mengadakan perusahaan koperasi.

#3. Manajemen Pelayanan Strategik Koperasi by Dr. H.R.M. Ramudi Ariffin, SE.M.S.

Tujuan universal koperasi adalah ‘mempromosikan anggita’ dan di Indonesia diterjemahkan menjadi ‘meningkatkan kesejahteraan anggota’. Dengan demikian peningkatan kesejahteraan anggota menjadi kriteria pokok dalam mengukur tingkat keberhasilan koperasi.

Anggota koperasi dikategorikan dalam dua kelompik besar, yaitu produsen dan konsumen, sedangkan pendapatan anggota dikategorikan berbentuk pendapatan mominal dan pendapatan riil.

Koperasi adalah badan usaha yang didirikan, dimodali/dibiayai, dikelola, diawasi, dan dimanfaatkan sendiri oleh para anggota.

Pola dasar pengelolaan koperasi meliputi tiga hal, yaitu kepentingan ekonomi anggota, manajemen koperasi dan program pelayanan.

Keputusan-keputusan operasional yang diambil oleh manajemen koperasi harus sesuai dengan kebutuhan nyata dari rumah tangga anggota.

Tugas anggota pertama turut serta mengambil keputusan strategis koperasi, sedang keputusan operasional dapat saja diarahkan kepada manajemen koperasi, kedua memodali/membiayai koperasi agar koperasi dapat menjalankan tugas-tugasnya sesuai keputusan rapat, ketiga mengawasi atau mengendalikan jalannya koperasi agar tetap berada pada jalur kepetingan ekonomi anggota sesuai keputusan yang ditetapkan bersama.

Yuyun Wirasasmita menyatakan bahwa mode of production and cost di dalam koperasi terjadi karena pencapaian skala ekonomi, pengurangan biaya transaksi, peningkatan posisi tawar, definisi informasi, dan peningkatan produktivitas.

Koperasi memiliki karakteristik khusus dan berbeda dengan berbagai bentuk usaha kapitalistik.

Pengurus hanya menjalankan fungsi pengorganiasaian, sedangkan fungsi usaha diserahkan kepada manajer profesional yang diangkat.

#4. Pemberdayaan Koperasi Melalui Pengyatan Manajemen Pemasaran Strategik by Dr. Hj. Dwi Kartika Yahya, SE. Spec Lict.

Lloyd L. Byars menyatakan bahwa strategi adalah penentuan dan evaluasi terhadap alternative yang tersedia bagi suatu organiasai dalam mencapai tujuan dan misinya. Dengan demikian strategi merupakan setiap kesatuan rencana yang menyeluruh untuk mencapai misi dari tujuan organiasai.

Menurut Evert Gummesson analisis situasi meliputi tiga tahap: tahapan internet, tahapan intranet, dan tahap extranet.

#5. Manajemen Pemasaran Strategik Koperasi bty Ir. Slamet R. Bisri, MS.

Apabila falasafah dan idiologi koperasi tidak banyak berubah selama 100 tahun terakhir, manajemen bisnis justru mengalami perubahan yang sangat besar.

Dalam hal pemasaran, koperasi justru secara konseptual sudah sesuai dengan pendekatan pemasaran strategik, kelemahannya justru dalam hal koeprasi kurang mengenali keunggulannya sendiri, padahal perusahaan non koperasi menggunakan cara koperasi.

Igor Ansoff menyatakan upaya-upaya untuk mencapai tujuan tersebut didasarkan pada suatu strategi umum, disebut The Common Thread. Robert E. Word tahun 1992 menyatakan kegiatan usaha seperti halnya perang,… jika strategi umumnya betul, kesalahan-kesalahan yang bersifat taktis dapat terjadi tetapi perusahaan tetap dapat berhasil. Menurut Henry Mintzberg ada tiga macam cara menyusun strategi: entrepreneurial, adaptif, dan perencanaan.

Entrepreneurial cocok untuk pemimpin yang kuat yang dimotivasi oleh tujuan pokok pertumbuhan konstan. Adaptif dilakukan berupa reaksi terhadap lingkungan yang berubah. Kemajuan terjadi perlahan dan terputus-putus, dilakukan biasanya jika tidak ada pemimpin yang kuat. Cara perencanaan kegiatannya didasarkan pada prosedut yang sistematik.

Mestikpun anggota koperasi merupakan captive market perlu juga memperoleh informasi, di sisi lain, pelaksana di koperasi kurang mengenal jati diri organiasai koperasi sehingga justru menjadi pengekor cara-cara pemasaran bentuk perusahaan lain.

Secara teoritis harga di koperasi dapat rendah karena adanya ecomonics of scale, keberhasilan ini mutlak tergantung pada profesionalisme manajemen.

#6. Manajemen Keuangan Strategik Koperasi by Dr. Sumarno Zain, SE, MBA.                             

Ciri usaha koperasi adalah prinsip identitas di mana pelanggan adalah juga pemilik. Keuntungan dari ciri usaha ini adalah mengurangi kesenjangan informasi serta biaya transaksi.

Manajemen keuangan berkaitan dengan bagaimana menarik dana (financing) dan menggunakannya untuk memperoleh assat (investment) yang diperlukan dalam oeprasi oerusahaan. Secara normative tujuan pengambilan keputusan dalam manajemen keuangan adalah mekasimalkan kekayaan perusahaan.

Jadi dalam pendanaan ini ada dua masalah. Pertama, apakah akan digunakan dana dari kreditur dan seberapa besar sebaiknya pinjaman tersebut. Masalah ini dikenal sebagai masalah struktur modal. Kedua, apakah dana dari hasil operasi akan ditanamkan kembali untuk keperluan usaha atau dikembalikan kepada pemilik. Masalah ini biasanya disebut kebijakan deviden.

Koperasi tidak menerbitkan saham yang diperdagangkan di pasar modal, sehingga tidak ada harga saham yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur.

#7. Manajemen Strategik Keuangan Koperasi by Sugiyanto, SE,M.Sc.

Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

Koperasi didirikan dan dikembangkan berdasarkan nilai-nilai percaya diri untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi.

Penilaian untuk investasi pada aktiva tetap disebut dengan capital budgeting yang kemudian lebih dikenal dengan istilah studi kelayakan, baik untuk investasi baru, investasi pengembangan atau investasi penggantian aktiva tetap, dengan mempertimbangkan return yang akan diterima dan risikonya.

Koperasi berkaitan dengan kemampuan pengelola dalam mengoptimalkan perolehan sumber dana dan penggunaannya.

#8. Manajemen Sumberdaya Manusia Strategik Koperasi by Drs. Oman Hadipermana

Kata pendidikan sebagai istilah kultural, sedangkan kata-kata Sumber Daya Manusia dipandang sebagai istilah ekonomi. Tetapi konsep yang terletak dibalik kedua kata-kata ini sama, yaitu penggalian dan pemanfaatan potensi-potensi (kekayaan) yang terdapat dalam diri manusia…

Kemampuan manusia itu sangat luas. Penemuan ilmiah pengetahuan menunjukkan bahwa otak manusia mempunyai ocadangan yang sangat besar.

Potensi manusia seluruhnya adalah Sumber Daya Manusia.

Setiap pekerjaan mempunyai dua aspek: teknologi dan manusia.

Tujuan utama pengembangan SDM adalah untuk membantu orang-orang dalam organisasi untuk menghadapi tantangan-tantangan yang ditimbulkan oleh teknologi dan perubahan lainnya, untuk menyesuaikan diri pada persyaratan-persayaratan baru dan mencapai tingkat-tingkat kinerja yang diperlukan untuk tetap hidup dan tetap tegak untuk bersaing.

Sumber daya atau potensi manusia berupa mental, fisik, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki.

Organiasai berbeda (politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun pertahanan dan keamanan) akan memerlukan SDM yang berbeda.

Manajemen Strategik Koperasi | By (editor) Prof. Dr. Hj. Tati Suhartati Joesron, Se, MS | Edisi pertama, Cetakan pertama, 2005 | Penerbit Graha Ilmu | xii + 116 hlm, 1 Jil.: 23 cm | ISBN 979-756-029-4 | Skor: 4/5

Karawang, 270122 – 180322 – 290322 – Boyzone – Key To My Life

Thx to Ade Buku, Bdg