Hollywood Husbands Book 1 by Jackie Collins

Kehidupan Hollywood yang membara, para suami selingkuh, para istri kelayapan, dan para gembel memuja hedonisme mereka.

“Dulu kita berniat mempertaruhkan segalanya untuk menikmati suasana seperti ini, lucu juga. Sekarang malah tidak menyukainya.”

Dia menyukaiku, dia menyukaiku. Seperti Sally Field kala menang Oscar. “Hi, sayang. Aku sedang duduk melamunkanmu.” Coba banyangkan, seperti apa jadinya bila seseorang kehilangan kecantikan, karier, dan masa depan. Ini adalah pengalaman pertamaku menikmati novel Jackie Collins. Pace-nya cepat, kurang detail sehingga hal-hal kecil tak disentuh, hanya mencerita latar dengan kejadian-kejadian yang bergerak maju. Awalnya membosankan, tapi memasuki bagian dua menemukan klik yang nyaman. Bukunya ada dua, setiap buku dibagi lagi dalam dua bagian utama. Di sini kamu bisa memeroleh apa pun yang kau mau asal ada duit.

Bagian pertama terjadi di bulan April 1985, pengenalan karakter, bagaimana nasib yang satu menggelayut manja di nasib tokoh lainnya. Center kejadian adalah pesta mewah sang artis besar Silver Anderson. Dari pesta itulah merentet efek kejadian selanjutnya. Di bagian kedua setting bulan Juni 1985 dengan titik pusat pesta para gaek di hotel Forum dan nasib cinta Sang Superstar. Semua kejadian utama berpusar di Hollywood, California. Di Hollywood tidak ada yang lebih dari materi dan uang. Dengan uang, wanita secantik apa pun akan memberikan tubuhnya untuk dinikmati.

Suami-suami di sini ada empat tokoh utama. Pertama, Jack Python yang memiliki acara talk show face to face with Python. Kehidupannya mapan bersama artis pemenang Oscar Clarissa Browning, hingga bertemu Jade Johnson. Clarissa sendiri sama rumitnya. Bercinta dengan pasangan main, adalah bagian dari pertunjukan itu sendiri. Hidup adalah resiko dan itu harus dijalani.

Kedua, Mannon Cable, bintang film ternama. Ia berencana menceraikan istrinya Melani-Shania tapi malah terganjal, istrinya hamil. Mannon masih tergila-gila sama mantan istri pertamanya Whitney Valentine. Sang bintang dicerita sedikit di buku satu ini. Whitney hanya mau berpose telanjang, bila imbalannya tidak kurang dari satu juta dollar, dan sejauh ini belum ada yang menawarinya. Ada tiga macam aturan yang harus ditaati Whitney: tersenyum bila wartawan memotret, tampil gaya dan siap untuk tampil televisi, dan pertakukan orang-orang dengan ramah sebab berkat partisipasi merekalah kepopuleran berhasil diraih. Jadi jangan lupakan mereka.

Ketiga, Howard Soloman, kepala studio. Seorang playboy yang sudah menikah empat kali, tapi incaran utama Whitney, mantan istri sahabatnya tak pernah berhasil digaet. Berkepala botak, dan memakai wig untuk bergaya. Memilih film yang akan box-office sama saja dengan memilih seekor anjing dari antara banyak anak anjing yang lain. Seseorang bisa saja keliru memilih yang kerdil, walau kelihatannya punya asal usul yang jelas.

Keempat Zachary K. Klinger, raja Hollywood, pemilik Orpheus Studio bosnya Howard. Kaya raya, hampir semua keinginannya terkabul, tapi tidak untuk sang bintang opera sabun Silver Anderson, yang justru terjebak nafsu sama begundal muda, Wes Money. Zach tak terlalu banyak dikisah ini, mungkin di buku dua. Sebab konflik utama sama Silver tak mengapung dalam, dengan Wes sendiri mencipta bimbang. Ke Las Vegas menikah dengan gembel? “Kota ini penuh dengan orang cantik, tapi kau bellissima, adalah yang istimewa.”

Kisahnya sepusaran itu. Duit menjadi magnet utama karena duit berkuasa. Ketenaran menjadi bumbu yang menyesatkan. Dunia hiburan besar ini memang kejam, melibatkan banyak entitas dan kekuatan siapa kuat akan bertahan. Ada kilas balik dengan huruf miring, itu masa lalu suram korban perkosaan. Amarah sedari remaja. “Justru itu! Kau harus tahu, sumpah serapah tidak membuat orang kelihatan lebih dewasa.”

Sejatinya segala pusat cerita bukan pada para suami, tapi sang artis Silver Anderson. Ia menjadi titik utama kisah, karena mendetail kehidupan dari kecil sampai ending-nya menggantung dilamar telanjang sama budak seks-nya. Masa lalunya hitam, perjuangan mencapai puncak penuh darah dan tetesan air mata. Ini cerita berkutat di situ. “Miss Anderson saya sangat mengagumi permainan Anda yang begitu cemerlang.”

Pesta Silver sejatinya disponsori oleh sebuah studio, hotel, dan promo sponsor. Jadi sekalipun pusat acara, ia mengandalkan nama besar. Nora sang asisten adalah satu-satunya orang yang bisa melontarkan kritik pada Silver tanpa membuatnya marah. Susah dipercaya bahwa Silver menginginkan kehadiran anaknya, karena selama ini ia tak peduli sama anaknya. Silver hidup hanya untuk dirinya sendiri. Nora mengundang anaknya yang terlantar. Dan adiknya ternyata turut serta. Silver sudah berjuang mati-matian berjuang untuk  meraih nama besar sebagai superstar. Dan malam ini seharusnya adalah puncak kejayaannya. Tapi hancur karena kedatangan adik dan anaknya. Melihat mereka saja sudah membuat muak.

Silver adalah wanita dengan segerobak kegiatan. Pesta itu juga jadi ajang saling kenalan, tukar kontak dan tebar pesona. Band bernama The Rats dengan Eddie dan Heaven sebagai leading band-nya. Diperkenalkan ke fotografer terkenal. Seorang model baru akan kelihatan pas pada role ketiga. Nora menyalakan rokoknya yang keempat puluh hari ini. “Katanya ada urusan bisnis.”

Ada kejadian aneh sungguh memalukan ketika pelayan Silver, orang Rusia yang gagah nan perkasa, ketika majikan pergi, ia berdandan gemulai mencoba ngonde, apes ketahuan. Selama tiga tahun Vladimir mengabdi pada majikannya penuh pengabdian dan kejujuran, ia tahu apa yang disuka dan dibenci Silver, dan menjaganya tetap tutup mulut terhadap wartawan. Bayangan dipecat muncul, tapi ternyata hanya detensi. Wartawati Cindy Lou yang suka menulis tajam akan sisi hitam Hollywood, tak segan melontarkan kecaman, maka Silver menghindari wawancara dengannya. Karena Lou ternyata menyimpan masa lalu. Seorang artis yang gagal, penyanyi yang gagal, penulis novel yang juga gagal. Akhirnya nasib mengantarnya menjadi kolomis London dan terkenal dengan kecaman pedas pada artis, penyanyi, dan novelist pada setiap kesempatan.

Lalu saat para suami berkumpul di Las Vegas, para istri ngumpul bergosip. Forum Hotel menyambut Jack, Howard, dan Mannon dengan istimewa. Poppy sebagai istri sang kepala studio punya prinsip: jangan terlalu gemuk, jangan berpakaian norak, jangan duduk di tempat biasa di restoran, dan yang utama jangan sampai diremehkan oleh orang-orang tertentu.

Cowok gombal, karena selama ini kebanyakan cowok yang dikenalnya penuh tipu muslihat. “Aku telah melakukan sesuatu yang keliru. Kuharap aku tak kan mengulangi ketololan seperti ini. Aku tak ingin kehilangan kau, apakah kau memaafkanku?”

Dari bu ibu gosip itulah muncul kabar kebejatan masa lalu pasangan masing-masing. “Aku belum terlalu tua untuk mengingat masa itu…” Ya, seperti kita semua saat ngumpul ngopi, mereka bercerita bagaimana awal mula meniti karier. Jangan dekati lelaki beken, dia memiliki ego yang berlebih. Lelaki seperti ini harus dihindari. “Kau seharusnya menulis buku!” Dijawab ketus, “Nanti, kalau saya punya waktu…”

Berkiprah pada ladang show business tak bisa membuat Silver membagi waktunya untuk bergaul. Seperti Dennis Denby, ia bepergian bersama Silver hanya untuk membonceng populeritasnya. Tak ada cinta di antara mereka. “Aku tidak pernah marah, aku hanya bosen saja melihat tampangmu.” Dennis menjadi cowok paling apes, atau bisa juga disebut konyol sekali mengharap cinta yang dicueki. Huh cinta, mungkin yang begitu tidak pernah ada di dunia.

Acara talk show milik Jack bernama Face to Face with Jack Python. Face to face with Python merupakan media yang efektif untuk promosi film, buku, atau peristiwa lain. Mengingatkanku pada acara Empat Mata Tukul Arwana yang pernah booming. “Kau bisa membawa pergi seorang Colorado, tapi kau takkan bisa menghilangkan sifat khas Colorado-nya.”

Tata bahasanya sebenarnya gaul dan asyik. seperti kalimat langsung yang bebas. “Nggak usah ngguruin, entar aku juga balas mengeritik cara hidupmu.” Karena di sana kawin-cerai menjadi kelaziman, ada satu kata yang muncul ke permukaan. ‘Prenup’, adalah surat perjanjian yang dibuat sebelum menikah yang menyatakan bahwa seorang suami/istri tak akan menuntut apa-apa dalam hal harta kekayaan bila mereka bercerai. Bila tidak ada perjanjian semacam itu, ia berhak menuntut pembagian harta bila diceriakan. Mannon Cable dan Melanie-Shanna berniat cerai, tapi ada kehamilan yang menghalangi. Lalu Poppy yang merasa hambar dengan uang melimpah, jelas tahu suaminya berengsek. Bahkan endingnya menawarkan Silver dan Wes menuju ke pelaminan.

Sebuah perjudian, bintang besar akankah menikahi gembel. Silver tak terlalu gila untuk menghentikan sesuatu yang disukai, mumpung masih bisa. “Permainan cinta yang menggebu-gebu lebih bermafaat daripada tidur seharian.” Di Hollywood sekali Anda berkencan dengan wanita, besoknya seluruh penduduk di kota itu tahu apa yang terjadi. Namun lanjut ke jenjang serius?

Lalu Wes yang bermasalah di kosnya, ditagih terus sama induk semang. Tetangganya yang cantik Unity yang menawarkan pelihara anjing bersama. Kegiatannya yang amburadul, menghalalkan segara cara untuk dapat uang, termasuk menerima job menagih uang transaksi narkoba yang ternyata adalah jebakan. Wes Money bukanlah orang alim, tapi dalam keadaan seperti ini, dia baru ingat untuk berdoa. Khusuk.

Inilah kumpulan para pesohor Hollywood dengan segala sisi hitamnya. “Aku penggemar cokelat yang fanatik, lengkap dengan segala akibat sampingnya.”

Bersambung…

Suami-Suami Hollywood 1 | By Jackie Collins | Diterjemahkan dari Hollywood Husbands | Copyright 1986 | Alih bahasa Carl Chairul | GM 402.91.050 | Penerbit Gramedia Pustaka Utama | Pertama terbit, Januari 1991 | Cetakan kedua, Juni 1991 | 440 hlm.; 18 cm | ISBN 979-511-049-7 (no. Jilid lengkap) | ISBN 979-511-050-0 (jilid.1 ) | Skor: 3.5/5

Karawang, 200720-210720 – None (tidak mendengarkan lagu)

HP Mi4ku rusak, huhuhu…

Thx to Anita Damayanti, enam dari Sembilan

3 komentar di “Hollywood Husbands Book 1 by Jackie Collins

  1. Ping balik: 35 Buku Baru Juli 2020 | Lazione Budy

  2. Ping balik: #Juli2020 Baca | Lazione Budy

  3. Ping balik: Buku-buku yang Kubaca 2020 | Lazione Budy

Tinggalkan komentar