The 21 Indispensable Qualities of a Leader by John C. Maxwell
“Kita terperangkap dalam tahapan suatu etika bangsa kita di mana kita bukan saja meterialistik melainkan lebih parah dari itu, emosi kita mati sebagai manusia. Kita tidak lagi bernyanyi, kita tidak lagi menari, kita bahkan tidak lagi berbuat dosa dengan penuh antusiasme.” – Tony Campolo, Sosiolog.
Siapapun dapat mengatakan bahwa ia berintegritas, namun perbuatannyalah yang mengindikasikan karakternya yang sesungguhnya. Buku ini kubaca dalam sehari ketika cuti menikmati hari, Jumat (100720) di masjid Puri Peruri Telukjambe, Karawang. Paginya kubaca The Constant Gardener, dapat dua ratus halaman, baru setelah Jumatan kulahap sampai jam 5 sore, sebelum pulang mampir Gramedia, bawa satu buku. Buku tipis yang sangat bervitamin. Karena saya memang membutuhkan asupan gizi tentang leadership. Secara pekerjaan sudah melaksanakan, tapi secara teori masih sangat jauh dari pemahaman ideal.
Sesuai judulnya, ada 21 kualitas pemimpin yang harus dimiliki: (1) Karakter: jadilah bagian dari batu karang. (2) Karisma: Kesan pertamalah yang terpenting. (3) Komitmen: Inilah yang membedakan pelaku dan pemimpi. (4) Komunikasi: Tanpanya Adan akan menempuh perjalanan sendiri. (5) Kompetensi: Jika anda membangunnya, mereka akan datang. (6) Keberanian: Satu orang dengan keberanian dama dengan mayoritas. (7) Pengertian: Tuntaskanlah misteri-misteri yang belum terselesaikan. (8) Fokus: Semakin tajam fokus Anda, Anda semakin tajam. (9) Kemurahan hati: Lilin Anda takkan rugi jika menerangi orang lain. (10) Inisiatif: Tanpanya, Anda takkan ke mana-mana. (11) Mendengarkan: Untuk menyelami hati mereka, bukalah telinga Anda. (12) Semangat yang tinggi: Cintailah hidup ini. (13) Sikap Positif: Jika Anda percaya bis,a Anda pasti bisa. (14) Pemecahan masalah: Janganlah biarkan berbagai persoalan Anda menjadi masalah. (15) Hubungan: Jika Anda akur, merekapun akur. (16) Tanggung Jawab: Jika Anda tidak mau membawa bolanya, Anda tidak dapat memimpin timnya. (17) Kemapanan: Kompetensi takkan pernah dapat mengkompensasikan ketidakmapanan. (18) Disiplin diri: Orang pertama yang Anda pimpin adalah diri Anda sendiri. (19) Kepelayanan: Agar maju, dahulukanlah orang lain. (20) Sikap mau diajar: Untuk terus memimpin, teruslah belajar. Dan terakhir (21). Visi: Anda dapat meraih hanya yang dapat Anda lihat. “Makna hidup bukanlah meraih kemakmuran, seperti yang kita pikirkan, melainkan mengembangkan jiwa.”
Kemudian dibagi per bab, setiap bab dibuka dengan dua kutipan kualitas yang akan dikupas, lalu dibagi dalam tuntunan: mengungkapkannya, merenungkannya, menerapkannya, dan melatih setiap hari. Polanya akan seperti itu sampai akhir. Kata Napoleon Bonaparte, pengharapan adalah harta milik yang terbaik.
Bagian awal kita ditempa karakter, pikiran bahwa bisa saja lebih banyak jiwa yang terancam adalah jauh lebih penting baginya dari pada nama buruk yang mungkin dideritanya. Si Lear penemu pesawat Jet yang langsung turun sendiri uji laik produk. Krisis belum tentu menguatkan karakter, namun pasti mengungkapkannya. Sementara Anda menjalani hidup Anda dan membuat pilihan-pilihan hari ini, Anda terus menciptakan karakter Anda. Orang yang mencapai ketinggian namun tidak memiliki dasar karakter yang kuat untuk menunjangnya melalui stress pasti akan mengalami bencana.
Saya teringat pemimpin di kantor yang memiliki karisma, apa yang diminta kiat sepenunya jalankan dengan suka cita. Hal semacam itu jelas perlu tempa. Kebanyakan orang menganggap karisma itu sesuatu yang mistik, hampir tak dapat didefinisikan. Mereka pikir karisma adalah kaulitas bawaan sejak lahir. Namun itu tak benar. Karisma adalah kemampuan untuk menarik orang kepada Anda. Dari survei seratus jutaan yang meraih suksesnya sendiri, hanya ada satu kesamaan di antara mereka, yaitu bahwa mereka hanya memandang kebaikan orang lain.
Setelah karakter dan karisma, komitmen menjadi kualitas berikutnya. Contoh cerita Thomas Edison. Jika ia menemukan gagasan yang baik untuk suatu penemuan, ia akan mengadakan konferensi pers untuk mengumumkannya. Lalu ia akan pergi ke laboratorium dan menemukannya. Untuk sekarang mungkin tampak sombong, atau berita hoax, tapi itu seolah janji kuat sendiri. “Komitmen memberi kami kekuatan baru. Apapun yang kami alami – penyakit, kemiskinan, atau bencana – kami tidak pernah mengalihkan pandangan dari sasaran kami.” – Ed McElroy, USAAir.
Komunikasi jelas syarat mutlak banyak sekali hal. Sukses pernikahan Anda, pekerjaan Anda, dan hubungan-hubungan pribadi Anda, sangat tergantung pada kemampuan Anda berkomunikasi. Lupakanlah upaya mengesankan orang lain dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang canggih. Siapkanlah pembukaan yang bersemangat, yang akan menarik perhatian seluruh hadirin. Lalu siapkanlah rangkuman serta penutupan yang dramatis, yang akan membuat orang jadi ingin bertindak. Lalu jangan bertele-tele di tengah. Jika Anda ingin membina hubungan dengan sasama utamakanlah kesederhanaan. “Inti dari pesan kami hanyalah terdiri dari lima kata sederhana. Tak ada teori-teori ekonomi segala macam. Tak ada khotbah tentang filosofis politik. Hanya lima kata sederhana: keluarga, kerja, lingkungan, kebebasan dan perdamaian.” – Reagan kala pencalonan presiden 1980.
Anda ingin menjadi komunikator yang lebih baik, berorientasilah pada pendengar. Setiap kali Anda berbicara kepada orang lain, berilah mereka sesuatu untuk dirasakan, diingta, dan dilakukan. Jika Anda sukses melakukannya, kemampuan Anda untuk memimpin orang akan meningkat. Jika dalam hati Anda tahu bahwa visi Anda hebat namun orang tetap tidak percaya, mungkin masalahnya adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif. Bagi seorang komunikator, sahabat terbaiknya adalah kesederhanaan dan kejelasan.
“Masyarakat yang menghina kesempurnaan dalam pekerjaan tukang ledeng karena merupakan bidang rendahan, dan memberikan toleransi terhadap prestasi buruk dalam filsafat karena merupakan bidang yang ditinggikan, takkan pernah dapat mengerjakan pekerjaan tukang ledeng ataupun filsafat dengan baik. Baik pipanya maupun teorinya takkan tahan air.” – John Gaarder.
Pada dasarnya memang kepemimpinan harus diasah. “Jangan sembunyikan talenta-talentamu, karena semua talentamu itu diciptakan untuk digunakan. Apa gunanya sundial (penentu waktu menurut bayangan tongkat berdiri yang tertimpa cahaya matahari) di tempat teduh?” Sejujurnya saya agak tertutup, ga suka tampil di publik, mendekam dengan buku di kesunyian adalah hobi. Tak seorangpun dapat terus memperbaiki diri tanpa tekad yang kuat. Keberanian adalah melakukan apa yang Anda takut lakukan. Rasa takut ini harus dilawan, akan kulawan sepeti kucing liar. Takkan ada keberanian kecuali Anda takut. Saya tanamkan untuk lebih menempa sektor ini. “Keberanian adalah rasa takut yang disertai doa.” – Karl Barth, Teologi Swis.
Saya pernah nulis tentang kurang pekanya leadership, saya sering mengambil langkah tengah. Win-win solution, tapi rancu dalam keputusan akhir. Hufh… kata G. Alan Bernard, presiden Mid Park, Inc. “Kehormatan yang harus dimiliki seorang pemimpin menuntut etika yang benar-benar sempurna. Seorang pemimpin bukan saja harus mengetahui yang benar dan salah, melainkan juga harus menghindari ‘wilayah kelabu’ (tidak jelas).”
Jangan lupa: dalam kepemimpinan, jika Anda berhenti bertumbuh, habislah riwayat Anda. Dunia yang dinamis dan terus bergerak. Jika Anda ingin memperbaiki lebih baik, Anda harus terus berubah dan memperbaiki diri. Cobalah cara berpikir yang nontradisional. Rangkullah perubahan, ketidakjelasan, dan ketidakpastian. Perluaslah cakrawala pengalaman Anda, intuisi Anda hanya akan meningkat jika digubakan. Suatu keputusan yang didorong oleh pengertian dapat menubah jalannya takdir Anda. Ngomongin takdir, kita akan terpecah di berbagai tafsir. Yang jelas saya sepakat, hasrat Anda akan menentukan takdir Anda. “Keefektivan organisasi bukanlah terletak pada konsep sempit yang disebut rasionalitas. Melainkan pada gabungan antara logika berpikir serta intuisi yang kuat.” – Henry Mintzberg
Misteri uang juga memang sensitif. Kita benar-benar generasi yang sesat, yang berpacu di jalur cepat entah ke mana, selalu mencari lambang dollar sebagai petunjuknya. Menurut Earle Wilson, manusia dapat dibedakan menjadi tiga kelompok: Yang kaya, yang miskin, dan yang membayar atas apa yang mereka miliki. Dalam soal uang Anda tidak akan menang. Jika fokus mengumpulkan, materialistic. Berusaha namun tidak mendapatkan uang, pecundang. Jika mendapat banyak uang dan menyimpannya, kikir. Jika mendapatkannya dan membelanjakannya, boros. Jika Anda tak memusingkannya, Anda tidak ambisius. Mendapatkan banyak dan menyimpannya, lalu meinggal, Anda bodoh. Karena mencoba membawa serta. Satu-satunya cara untuk benar-benar menang terhadap uang adalah dengan tidak memegangnya terlalu erat. Dan bersikap murah hati untuk mencapai hal-hal yang bernilai. Seperti kata E. Stanley Jones, “Uang adalah hamba yang mengagumkan namun majikan yang mengerikan. Jika anda dikuasai oleh uang, Anda akan menjadi budaknya.”
Waktu dan uang yang digunakan untuk membawa Anda ke tingkatan berikutnya adalah investasi terbaik yang dapat Anda lakukan. Tapi ada satu ciri yang menonjol: keberanian mengambil resiko. Keberanian dimulai dengan pergumulan batin. Keberanian adalah menyangkut prinsip, bukannya persepsi. “Kualitas tidaklah pernah merupakan suatu kebetulan; kualitas selalu merupakan hasil dari tekad yang bulat, upaya yang tulus, arahan yang intelejen serta pelaksanaan yang penuh ketrampilan; kualitas mencerminkan pilihan bijaksana dari berbagai alternatif.” – Willa A. Foster.
Hanya mereka yang berani gagal besarlah yang dapat mencapai sukses besar. Anda harus bersedia mengambil inisiatif dan mengambil resiko. Kata Peter Drucker, “Misteri sesungguhnya bukanlah mengapa sesekali mereka berprestasi baik. Satu-satunya hal yang universal sifatnya adalah tidak adanya kompetensi. Kekuatan itu selalu spepesifik sifatnya. Tak pernah seorangpun berkomentar, umpamanya bahwa pemain biola yang hebat itu, yaitu Jascha Heifetz, mungkin pandai memainkan trompet.”
Kita punya dua telinga, satu mulut. Seorang pemimpin itu menyentuh hati terlebih dulu, baru meminta tolong, itulah Hukum Hubungan Baik. Mempelajari dengan mendengarkan. Mulailah dengan mendengarkan, bukan saja kata-kata, melainkan juga perasaannya. Maksudnya hal-hal yang tersembunyi di baliknya. Peter Cartwright punya cerita lucu. “Saya diberitahu bahwa Presiden Andrew Jackson ada di antara jemaat. Dan saya diminta untuk menjaga mulut saya. Yang harus saya katakan adalah bahwa Andrew Jackson akan masuk neraka, jika tidak betobat atas dosa-dosanya.” Wkwkwk… salut Bapa.
Semua orang berkompetensi tinggi terus mencari cara-cara untuk terus belajar, bertumbuh, serta memperbaiki diri. Mereka melakukannya dengan menanyakan mengapa. Kata Lee Iacoca, “Bahkan keputusan yang benarpun, akan keliru jika terlambat.” Dibutuhkan langkah berani hari ini, untuk mencapai potensi Anda besok. Semakin lemahnya kebutuhan untuk menjadi orang besar, dan semakin kuatnya perasaan ‘ya kita jalani aja’. Ini sesungguhnya hanya ilusi.
Jika Anda ingin kaya, berinvestasilah pada industri ‘mengorbankan orang lain’, industri yang paling cepat tumbuh di Amerika. Industri atau bisnis yang membayar upah sama kepada karyawan yang berpretasi baik atau buruk, cepat atau lambat akan banyak memiliki karyawan berprestasi tidak baik. Memang harus ada penilaian untuk merangsang tim. Di Pabrik ada namanya award dan punishment. Setiap individu harus siap seleksi alam. Dennis Waitley, “Keunggulan pemenang bukanlah pada bawaan sejak lahir, IQ yang tinggi atau talenta. Keunggulan pemenang adalah dalam sikap, sikap adalah kriteria sukses sejati.”
Sebagai praktisi HR yang bergelut dengan manusia, hubungan baik sangat penting. Tanyakan empat lima hal yang bersifat individu, lalu cari kesamaan guna membina hubungan yang baik. Pepatah lama bilang, “Dengarkanlah bisikan-bisikannya, maka Anda tak perlu mendengar teriakannya.” Dari hubungan yang baik dengan tim baik internal atau eksternal, akan menjadikan kita punya sesuatu dibahas.
Menghargai orang sekitar, menghormati hal-hal sederhana sekitar itu baik. D. Rockefeller mengakui, “Saya sudah punya jutaan, tapi saya tidak jadi bahagia karenanya. Jika Anda tidak puas dengan jumlah kecil, Anda takkan puas dengan jumlah besar.”
Tak seorangpun bisa sukses kecuali mencintai pekerjaannya. Manusia diciptakan sedemikian rupa sehingga jika jiwanya terbakar, kemustahilan akan lenyap. Kepelayanan bukan soal posisi atau ketrampilan, melainkan soal sikap. Jika mau memimpin tingkatan tertinggi, Anda harus bersedia melayani tingkatan terendah. Nancy Dorman mengatakan, jarak terjauh dua titik adalah jalan pintas. Maka tempa, belajar belajar belajar tak kenal usia dan masa, tak ada yang instan.
Kualitas terakhir yang dibahas adalah visi. Visi adalah segalanya bagi seorang pemimpin, visi tak tergantikan. Visi tumbuh dari masa lalu serta sejarah dari orang sekeliling. Waktu terbaik menanam pohon adalah dua puluh lima tahun lalu, waktu terbaik kedua adalah hari ini.
Percobaan pertama buku Maxwell yang menyenangkan, jelas akan ada buku-buku beliau lain yang akan kulahap. Saat ini sudah pesan daring satu lagi. inilah hakikat menikmati baca, kala puas, karya lainnya akan merentet ikut. Mungkin terlalu banyak kutipan yang diambil, mungkin pula bahan ajarnya dasar, seperti arti disiplin dan komitmen, itu sangat mirip kalau ga mau dibilang sama. Kita bisa ringkas, mendisiplinkan diri dengan komit terhadap rencana! Nah kan, “Komitmen adalah musuh dari penolakan, karena komitmen adalah janji serius untuk terus maju, untuk bangkit, sudah berapa kalipun Anda dipukul roboh.” David McNally, jadi jika Anda ingin mencapai sesuatu yang layak, Anda harus punya komitmen. Disiplin diri harus menjadi gaya hidup.
Untuk melaksanakan tugas-tugas penting, ada dua hal yang penting: perencanaan, dan waktu yang cukup. Nasihat untuk kita semua, terutama untuk diri sendiri: Jangan cari alasan untuk menyerah. Kuncinya adalah prioritas dan konsentrasi. “Masa depan adalah kepunyaan mereka yang melihat kemungkinan-kemungkinannya sebelum menjadi kenyataan.” – John Sculley, mantan direktur Pepsi dan Apple Computer. Orang yang berkompetensi tinggi selalu menempuh jarak ekstra. Bagi mereka, cukup itu tidak pernah cukup. Filosofi Schnatter berujar, “Berkonsentrasilah pada apa yang Anda mahiri, lalu lakukan dengan lebih baik dari orang lain.”
Terakhir, cobalah menangkap kembali antusiasme lama Anda. Jika sudah kehilangan semangat, cobalah bergaul dengan mereka yang masih punya nyala semangat. Semangat itu menular. Bacalah enam sampai dua belas buku setahun tentang kepemimpinan atau bidang spesialis Anda. Mari bersama belajar lebih giat. Jika Anda ingin memaksimalkan potensi pengertian Anda, bekerjalah di bidang yang menjadi kekuatan Anda.
Buku kecil dengan kualitas besar. 21 hal yang patut diantisipasi, sekarang!
21 Kualitas Kepemimpinan Sejati: Menjadi Panutan bagi Orang Lain | By John C. Maxwell | Diterjemahkan dari The 21 Indispensable Qualities of a Leader | Alih bahasa Drs. Arvin Saputra | Editor Dr. Lyndon Saputra | Copyright 2001 | Penerbit Interaksara, Batam | Skor: 4/5
Karawang, 150720 – Bill Withers – The Best You Can
Thx to Anita Damayanti, lima dari Sembilan.