Tom Sawyer: Anak Amerika – Mark Twain
Suatu ketika di St. Petersburg, Amerika Serikat di abad ke Sembilan Belas…
“Kebajikan adalah hal yang bisa didengar orang tuli dan bisa dilihat oleh orang buta.”
Luar biasa. Ini adalah buku klasik, salah satu terbaik yang pernah kubaca. Keren sekali. Nama aslinya Thomas Sawyer, ia adalah anak nakal, berandal nan cerdik. Ia menjadi impian saya sewaktu kecil, bedanya saya hanya bisa berangan, Tom mewujudkan kisah petualangan itu. Ia anak tunggal dari kakak bibi Polly yang kini menjadi orang tua angkat. Sid dan Mary adalah sepupunya, Sid selalu melaporkan kenakalan-kenakalan Tom yang bersama Huckberry Finn, sahabatnya. “Sebab ia tak pernah mengganggu kesenangan orang sebagai engkau. Jika tidak cukup dapat hukuman, niscaya tangan engkau ini sehari-hari tidak akan ke luar-luar dari tempat gula.” Mary lebih kalem dan kadang mengajak Tom belajar menghafal Kitab berlembar-lembar. Nasehat Pendeta: ‘Tapi tiadalah engkau menyesal karena menghafalkannya, ilmu pengetahuan itu lebih besar harganya daripada segala harta di dunia ini.’ Di hari Minggu di Gereja Tom mudah bosan mendengar ceramah. Hanya kesudahan khotbah itu sudah mendapat rintangan yang besar, karena di antara kanak-kanak yang nakalnya sudah banyak yang resah, sebab mendengarkan khotbah yang panjang dan tak dapat difahamkan lagi.
Sedari pembuka kita diajak mengenal karakter nyeneh anak Amerika abad ke sembilan belas, yang kalau dipikir-pikir kok mirip sekali dengan kenakalan angkatanku sewaktu kecil. Saya melalui masa SD tahun 1990an, karena kemiripan inilah seakan jadi semacam nostalgila. Kalau direnteng banyak ulahnya: ga masuk sekolah dengan mencari berbagai alasan, kabur memancing dan mandi di sungai berkepanjangan, yang ngeles dari bibi Polly. Dihukum melabur tembok dan pagar di hari Sabtu saat anak-anak sedang liburan, dan seterusnya. “Maka insyaflah Tom bahwa hidup di dunia ini tidak senantiasa menanggung sengasara saja, asal menggunakan kecerdikan.” Saat membaca kata ‘melabur’ saya ketawa, karena doeloe emang di rumah masa kecilku tembok dan pagar dilabur pakai batu kapur putih yang melepuh saat direndam air, nah air itulah yang buat cat dinding! Kidz jaman now gagal paham.
Konflik pertama mencipa, suatu tengah malam Tom dan Huck hendak memantrai bangkai kucing di tanah pekuburan. Huckleberry Finn yaitu seorang anak yang diberi gelaran ‘anak sampah’ oleh kawan-kawannya. Huckleberry ialah anak seorang pemabuk, yang tidak dihargai lagi dalam pergaulan. Bibi Polly pun melarang Tom bermain-main dengannya dan oleh karena itulah Tom gemar sekali bergaul dengannya. Tak dinyana mereka jadi saksi pembunuhan dokter Robinson. Dua orang pencuri mayat, Injun Joe dan Muff Potter menjadi penggali curi mayat, saat akan deal dan kisruh uang, Sang dokter ditikam saat Potter pingsan dengan pisaunya oleh Joe. Tentu saja kedua anak shock, dan ketakutan. Huck Finn dan Tom Sawyer bersumpah hari ini bahwa mereka akan menutup mulut tentang perkara ini, dan mereka suka rela mati dengan sekonyong-konyong daripada menerangkan yang sebenarnya. Tapi esoknya yang ditangkap dan dituduh pembunuh adalah Potter karena di TKP ada pisau miliknya, maka gundahlah hati mereka. Apalagi nantinya di persidangan pengacara Potter berujar: “Kepada saksi inipun saya tidak hendak bertanya sesuatu apa.”
Kisah cintanya dengan Becky Thatcher juga seru. Tunangan-tunangan anak, gombal cara jadul. “Kalau aku sudah besar, nanti aku akan menjadi badut di komidi itu.”
Suatu hari bertiga kabur dari rumah ke Pulau seberang sungai Mississippi, menginap, berapi unggun, mengail dan bermain bajak laut. Maka sampailah mereka pada mata air yang dasarnya seolah-olah ditaburi dengan ratna mutu manikam, disebabkan oleh titik-titik keluar dari tanah. “Tom Sawyer, Penyamun Hitam dari laut Sepanyol. Huck Finn si Tangan Merah dan Joe Harper, Hantu Lautan Raya.” Hidup serupa ini memang menyenangkan hati. Lebih dari itu, tiadalah kuharap-harap. Biasanya tiadalah cukup yang hendak kumakan dan di sini tidak ada orang yang menyepak dan menyiksa akan daku. Tidak terpaksa bangun pagi, tidak usah mencuci badan, tidak usah pergi sekolah dan melakukan pekerjaan lain yang bukan-bukan. Bahwa merekalah ketiga anak yang tidak ada bandingan mashurnya di Amerika.
Hilangnya mereka membuat warga St. Petersburg panik dan melakukan pencarian besar-besaran. Kapal dikerahkan, mantra roti apung dirapalkan. Tom yang menatap tingkah itu bertanya-tanya siapa yang mati tenggelam, dan baru sadarlah mereka.“Kawan-kawan, aku tahu siapa yang mati terbenam, kitalah.”
Setelah berhari-hari bibi Polly pun pasrah, hari Minggu nanti di Gereja akan dilakukan misa arwah. “Benar ia seorang berandal, benar ia meracun hatiku sepanjang hari, tapi kalau suaranya tak terdengar lagi di telingaku, sunyi dan sepilah rasanya di dunia ini bagiku.”
Tapi segala sesuatupun ada hingganya. Kejutan dicipta dengan manis dan nakal. Banyak pula orang-orang yang berdesak-desakan di sekeliling kereta itu, sambil bertempik dan bersorak.
“Serupa itu benar yang terjadi. Tidak berlainan serabut juga. Engkau menceritakan seolah-olah engkau hadir sendiri pada malam itu, Tom.” Bagian ketika Tom membual itu sungguh kocak, seolah ada arwah yang merasuki mimpi, kisah absurb yang tiada dua. Tapi akhirnya ketahuan juga. “… sebenarnya tidak sekali-kali saya bermaksud hendak menunjukkan budi yang hina, – sebenar-benarnya tidak. Dusta itu dusta yang berpaedah – buat penghibur hati orang tua. Jika benar ia berdusta, tidaklah aku berkecil hati.
Setelah tepar dua minggu karena sakit. Di tengah-tengah pakansi bercabullah penyakit campak, dan Tom tertawan dua minggu lamanya di atas tempat tidurnya, petualangan berikutnya Tom dan Huck adalah mencari harta karun, menggali tanah di mana-mana. Barang siapa mendapat uang atau harta yang terkubur dalam tanah boleh memiliki harta itu, meskipun di dapatnya di tanah siapa juga. Mereka percaya ada harta terpendam yang patut diburu. Mereka berlaku malam agar tak dicurigai warga. Gelap gulita semalam itu, angin dan badai turunlah menggetarkan insan seluruh alam. Di langit cemerlang bintang sebuah. Sejauh-jauh mata memandang tak adalah lagi bintang yang nampak, hanya yang sebuah itu saja. Lebih menantang lagi dilakuakn pada Jum’at malam. “Semua orang gila tahu, bahwa Jum’at adalah hari nahas, Huck! Bukankah engkau yang pertama-tama mendapat ilmu itu.”
Tom berkata dalam hati bahwa ia seumur hidup tak akan percaya lagi kepada sekalian hakim yang sudah tua. Awalnya terasa sia-sia, namun saat mereka sampai di rumah tua, rumah berhantu. Sekali lagi mereka menjadi saksi, dan wow benar-benar melihat uang dan emas bergelimang dipegang dua orang yang tak asing. Pada sangkanya perkataan uang ‘ratusan’ atau ‘ribuan’ itu hanyalah ada pada hitungan saja, sebenarnya uang itu mustahil bisa sekali terkumpul di dunia ini. Tidak masuk dia akal orang bahwa manusia bisa memiliki uang dollar yang terkumpul sampai beratus, apalagi beribu-ribu.
Dua orang itu salah satunya Joe yang kabur dari persidangan dan mereka merencana jahat lagi. Uang dalam peti itu dipindahkan dan akan disimpan di kamar nomor dua. Angka ini akan jadi teka-teki bak penelusuran detektif. Orang hidup itu hanya sekali beroleh jalan buat mendapat rejeki yang luar biasa. Jika tidak diperolehnya sekali itu maka menimpanglah rejeki tadi dan seumur hidupnya akan tidak bertemu-temu lagi.
Setan-setan itu terpelihara dari peluru kami. Twist dicipta. Joe punya rencana jahat, bukan pembuhan namun lebih kejam, tentang balas dendam. Dan sebuah goa misterius menjadi akhir petualangan mendebarkan itu. “Sangkaku kitab-kitab dari sekolah agama.” Meskipun Injun Joe dengan kawannya sudah dibawa setan pindah ke negerinya, tapi aku tahu sekeliling kita masih banyak kawan-kawannya yang masih hidup.
Mark Twain adalah legenda besar seni tulis cerita anak-anak. Lahir dengan nama Samuel Langhorne Clemens di Florida, Missouri, Amerika pada tanggal 30 November 1835. Sekarang tiap tanggal 30 November diperingati sebagai hari Mark Twain. Semasa remaja dia menggemari kapal-kapal yang berlalu lalang di sungai Mississippi, selama empat tahun dia ikut dalam dalam pelayaran. Ia menjadi tukang cetak di usia muda, merangkap juru tulis. Dari sanalah bakat mengarangnya terasah. Saat Perang Saudara pecah pada tahun 1860 beliau pindah ke California dan mulai menggunakan nama pena Mark Twain yang artinya ‘dua depa dalamnya’. Sebuah istilah yang dipakai awak kapal saat mengukur dalamnya air. Beliau meninggal dunia di Redding, Connecticut pada tanggal 21 April 1910.
Setelah menyelesaikan baca Tom tentu saja saya tak sabar melanjutkan sekuelnya yang mengambil judul Petualangan Huckleberry Finn. Di akhir kisah kita tahu, ia ‘terjerat’ dalam kehidupan normal yang tak disukai. Jiwanya adalah petualang.
“Aku mesti ke Gereja, tidak boleh menangkap langau, tidak boleh bersugi tembakau, tidak boleh menghisap pipa, dan sehari-hari Minggu harus memakai sepatu. Nyonya itu makan jika lonceng berbunyi, ia tidur jika lonceng berbunyi, ia bangun jika lonceng itu berbunyi dan semua meski teratur, semua pada waktunya, hingga manusia biasa saja tidak kuat menurutkan kebiasaannya.”
“Huck! Memang begitu aturan hidup.”
Dalam hati mereka bertanya-tanya apa yang bisa diberikan oleh peradaban modern untuk menggantikan zaman yang hilang itu. Mereka berkata, lebih baik jadi anak buah Robin Hood setahun ketimbang menjadi Presiden Amerika Serikat seumur hidup. Bravo Bravo Bravo!
Tom Sawyer: Anak Amerika | by Mark Twain | diterjemahkan dari The adventure of Tom Sawyer | Penerbit Balai Pustaka | BP No. 804 | pertama dicetak, 1928 | cetakan ketujuh, 2001 | alih bahasa Abdoel Moeis | 226 hlm.; 21 cm | ISBN 979-407-883-2 | perancang sampul Supriyono | CMK 010 | Skor: 5/5
Karawang, 26-301017 – Sherina Munaf – Singing Pixie
suka banget sama buku ini. saya baca pertama kali terbitan balai pustaka, persis dengan yang di foto, milik perpustakaan sekolah. akhirnya kesampaian mengoleksi terbitan bentang pustaka, meski covernya kurang menarik. cerita huckleberry finn tak kalah seru. 🙂
SukaSuka
Saya sudah punya yang Huckleberry Finn terbitan Narasi, masuk daftar antri baca
SukaDisukai oleh 1 orang
Ping balik: Best 100 Novels | Lazione Budy
Ping balik: Best 100 Novels of All Time v.2 | Lazione Budy
Dulu buku ini ada di perpustakaan Sekolah.
SukaSuka