Bokis 2 #19

“Kebahagiaan tidak bisa dipaksakan bro. Apa gunanya awet, kalau kata orang Sunda, awet rajet. Kelihatannya awet, nyatanya compang-camping!”

Apa yang bisa diharapkan dari buku gosip? Sambil lalu, lalu menghilang. Apa yang bisa diharapkan dari sebuah buku yang isinya curhat, cerita kebobrokan dunia selebrita? Tak muluk, walaupun ditulis oleh seorang jurnalis pengalaman, CV-nya merentang dari hiburan cetak sampai visual. Buku yang tak terlalu berfaedah, buku sekadar hiburan, yang kurang relate sama jelata macam saya. Jauh dari hingar bingar infotainment, jelas ini akan gegas terlupakan, hanya mampir di memori sementara. Bokis, tahu artinya? Enggak? Sama. Baik saya ketik ulang Prabokis-nya ya.

Ini istilah gaul dari generasi 80’-an, di mana banyak istilah gaul dengan banyak sisipan ‘ok’ di tengahnya. Bapak menjadi b-ok-ap, sepatu jadi sep-ok-at, BF jadi be ef atau be ep sehingga jadi b-ok-ep, duit jadi d-ok-u, dan banyak lagi. Semua tak berubah makna, kecuali bisa jadi b-ok-is. Haha… pantas saya tak paham, zaman ortu-ku to.

Dibagi dalam lima bab utama, dipecah dengan cerita-cerita seputar kehidupan pesohor. Uang, wanita, kedudukan para artis. Kutat dunia itu dikupas dengan gamblang, sayangnya bukan sesuatu yang baru. Hanya penegasan bahwa dunia lender infortaiment itu benar adanya. Ditulis oleh jurnalis yang benar-benar bersinggungan. Lantas kalau benar, kenapa? Ya tak mengapa, sekadar tahu saja. Jangan cari hikmahnya apa, ini buku haha-hihi, huhu-hoho yang memang apa adanya.

Seperti kisah jual anak, itu dicerita baha untuk mendongkrak karier anak, sang anak dijual ke senior. Termasuk ibunya, demi popularitas apapun dilakukan. Dari peran kecil dulu, hingga merangkak booming menjadi artis terkenal nantinya. Atau yang mengerikan, jual ginjal demi kesempatan tampil. Kompetisi ala kadar, menarik rating, sampai intermezzo berulang kali.

Lalu bagaimana menanggapi kabar miring itu? Beragam, namanya juga manusia. Seperti gugat menggugar yang tak ingin menyewa pro bono, demi saving uang hingga mendongkrak nama, hingga jadi teman tidur. Sekali lagi buat apa? Mungkin buku ini dicipta bagi orang yang niat terjun ke dunia hiburan, betapa keras dan memuakkan.

Nama baik penting, seperti akting depan tv menyumbang. Demi disorot kamera, necis dan baik hati. Namun tak semua juga, beberapa malah tak peduli nama baik atau buruk, selama diliput media asyik-asyik aja. Menjadi pembicaraan penikmat infotainment, hal itu penting.

Sampai penasehat spiritual. Pernah heboh masa itu Eyang Subur, yang viral berhari-hari karena gugat menggugat, gebrak meja, sampai para artis yang tuding nebeng tenar. Ya ampun, info-info tak penting ini. nyatanya, diikuti, dimintai, dibaca, diperbincangkan.

Kemuakan juga ditampakkan, bagaimana data-data kekerasan diapungkan dan banyak. Meningkat tiap tahunnya, walau tak semua. Lalu seorang jurnalis lain malah nyeletuk atau menyanksikan sebab data diambil dari Komnas Perempuan, ia berpegang pada kepolisian yang lebih ramah. Well, jangan kaget, dan tak perlu heran, wajar saja kok. Orang pro ke mana, selalu ada. Yang jelas-jelas busuk saja banyak yang dukung. Dunia memang seperti itu, di era digital ini saja kelihatan. Zaman dulu juga ada, hanya bedanya kita lihat blak-blakan saat ini. ya itu, kebebasan.

Begitu pula, kritik pemirsa yang ditanggapi malah menjadi boomerang. Contoh, berita dan tampilan tv banyak yang negative, gmana kalau yang ditampilkan yang bagus-bagus. Maka ketimbang isinya berita perceraian, gugatan demi gugatan, atau perkelahian psikis. Mending menampilkan keluarga artis yang samara. Maka diciptalah program “Romantika”. Menampilkan keluarga harmonis yang bertahan pernikahan minimal 10 tahun, dan baik-baik saja. Kesannya. Nyatanya tak bertahan lama, program tv-nya hanya sampai 26 episode. Resource yang sulit, tak semua mau tampil, pamer keharmonisan, hingga nasehat: ngapain pamer kemesraan di tv? Begitulah, sulit memenuhi kemauan orang banyak. “… sudahlah, nggak usah dipaksakan. Bikin yang seperti biasa saja. Yang sensasional-sensasional. Masyarakat kita suka gosip sensasional.”

Buku ini dicipta tahun 2013, setelah selang hampir sedekade, apakah masih berlalu? Banyak hal sudah berubah, begitu pula cara pandang penikmat tv. Saat ini internet sudah menjamur ke segala pelosok. Info dengan mudahnya didapat. Jurnalis masih eksis, tapi tampilannya sudah mayoritas digital, kecepatan menjadi penting, akurasi saja yang perlu diperhatikan. Trust jadi momok penting, dan sangat berharga.

Kenapa saya punya buku ini? yang jelas enggak banget. Ceritanya, tahun 2017 saya menang kuis FPL (Fantasy Premier League) dari Gangan Januar, Bandung. Sekalipun saya kutu buku, tak serta merta semua buku gegas disikat. Baru nggeh belum tuntas, bulan ini, saya menemukannya di rak, dan ingat utang tuntas. Gegas kusikat, kilat dan tanpa banyak pertimbangan. Saya dapat dua buku, satunya lagi kumpulan puisi: Penyair Midas nya Nanang Suryadi. Saya jadi curiga, ini GG niat lepas buku karena tak suka, atau beneran kasih hadiah? Well, setidaknya, lunas dulu deh.

Bokis 2: Potret Para Pesohor, dari yang Getir sampai yang Kotor | by Maman Suherman | KPG 901 13 0679 | Cetakan pertama, Juni 2013 | Ilustrasi sampul dan Isi Setianto Riyadi | Perancang sampul Fernandus Antonius | Penataletak Fernandus Antonius | x + 142 hlm.; 13.5 x 20 cm | ISBN-13: 978-979-91-0585-1 | Skor: 2.5/5

Karawang, 190622 – Shane Fillan – Beautiful in White

Thx to Gangan Januar, Bandung

#30HariMenulis #ReviewBuku #19 #Juni2022

Hollywood Husbands Book 1 by Jackie Collins

Kehidupan Hollywood yang membara, para suami selingkuh, para istri kelayapan, dan para gembel memuja hedonisme mereka.

“Dulu kita berniat mempertaruhkan segalanya untuk menikmati suasana seperti ini, lucu juga. Sekarang malah tidak menyukainya.”

Dia menyukaiku, dia menyukaiku. Seperti Sally Field kala menang Oscar. “Hi, sayang. Aku sedang duduk melamunkanmu.” Coba banyangkan, seperti apa jadinya bila seseorang kehilangan kecantikan, karier, dan masa depan. Ini adalah pengalaman pertamaku menikmati novel Jackie Collins. Pace-nya cepat, kurang detail sehingga hal-hal kecil tak disentuh, hanya mencerita latar dengan kejadian-kejadian yang bergerak maju. Awalnya membosankan, tapi memasuki bagian dua menemukan klik yang nyaman. Bukunya ada dua, setiap buku dibagi lagi dalam dua bagian utama. Di sini kamu bisa memeroleh apa pun yang kau mau asal ada duit.

Bagian pertama terjadi di bulan April 1985, pengenalan karakter, bagaimana nasib yang satu menggelayut manja di nasib tokoh lainnya. Center kejadian adalah pesta mewah sang artis besar Silver Anderson. Dari pesta itulah merentet efek kejadian selanjutnya. Di bagian kedua setting bulan Juni 1985 dengan titik pusat pesta para gaek di hotel Forum dan nasib cinta Sang Superstar. Semua kejadian utama berpusar di Hollywood, California. Di Hollywood tidak ada yang lebih dari materi dan uang. Dengan uang, wanita secantik apa pun akan memberikan tubuhnya untuk dinikmati.

Suami-suami di sini ada empat tokoh utama. Pertama, Jack Python yang memiliki acara talk show face to face with Python. Kehidupannya mapan bersama artis pemenang Oscar Clarissa Browning, hingga bertemu Jade Johnson. Clarissa sendiri sama rumitnya. Bercinta dengan pasangan main, adalah bagian dari pertunjukan itu sendiri. Hidup adalah resiko dan itu harus dijalani.

Kedua, Mannon Cable, bintang film ternama. Ia berencana menceraikan istrinya Melani-Shania tapi malah terganjal, istrinya hamil. Mannon masih tergila-gila sama mantan istri pertamanya Whitney Valentine. Sang bintang dicerita sedikit di buku satu ini. Whitney hanya mau berpose telanjang, bila imbalannya tidak kurang dari satu juta dollar, dan sejauh ini belum ada yang menawarinya. Ada tiga macam aturan yang harus ditaati Whitney: tersenyum bila wartawan memotret, tampil gaya dan siap untuk tampil televisi, dan pertakukan orang-orang dengan ramah sebab berkat partisipasi merekalah kepopuleran berhasil diraih. Jadi jangan lupakan mereka.

Ketiga, Howard Soloman, kepala studio. Seorang playboy yang sudah menikah empat kali, tapi incaran utama Whitney, mantan istri sahabatnya tak pernah berhasil digaet. Berkepala botak, dan memakai wig untuk bergaya. Memilih film yang akan box-office sama saja dengan memilih seekor anjing dari antara banyak anak anjing yang lain. Seseorang bisa saja keliru memilih yang kerdil, walau kelihatannya punya asal usul yang jelas.

Keempat Zachary K. Klinger, raja Hollywood, pemilik Orpheus Studio bosnya Howard. Kaya raya, hampir semua keinginannya terkabul, tapi tidak untuk sang bintang opera sabun Silver Anderson, yang justru terjebak nafsu sama begundal muda, Wes Money. Zach tak terlalu banyak dikisah ini, mungkin di buku dua. Sebab konflik utama sama Silver tak mengapung dalam, dengan Wes sendiri mencipta bimbang. Ke Las Vegas menikah dengan gembel? “Kota ini penuh dengan orang cantik, tapi kau bellissima, adalah yang istimewa.”

Kisahnya sepusaran itu. Duit menjadi magnet utama karena duit berkuasa. Ketenaran menjadi bumbu yang menyesatkan. Dunia hiburan besar ini memang kejam, melibatkan banyak entitas dan kekuatan siapa kuat akan bertahan. Ada kilas balik dengan huruf miring, itu masa lalu suram korban perkosaan. Amarah sedari remaja. “Justru itu! Kau harus tahu, sumpah serapah tidak membuat orang kelihatan lebih dewasa.”

Sejatinya segala pusat cerita bukan pada para suami, tapi sang artis Silver Anderson. Ia menjadi titik utama kisah, karena mendetail kehidupan dari kecil sampai ending-nya menggantung dilamar telanjang sama budak seks-nya. Masa lalunya hitam, perjuangan mencapai puncak penuh darah dan tetesan air mata. Ini cerita berkutat di situ. “Miss Anderson saya sangat mengagumi permainan Anda yang begitu cemerlang.”

Pesta Silver sejatinya disponsori oleh sebuah studio, hotel, dan promo sponsor. Jadi sekalipun pusat acara, ia mengandalkan nama besar. Nora sang asisten adalah satu-satunya orang yang bisa melontarkan kritik pada Silver tanpa membuatnya marah. Susah dipercaya bahwa Silver menginginkan kehadiran anaknya, karena selama ini ia tak peduli sama anaknya. Silver hidup hanya untuk dirinya sendiri. Nora mengundang anaknya yang terlantar. Dan adiknya ternyata turut serta. Silver sudah berjuang mati-matian berjuang untuk  meraih nama besar sebagai superstar. Dan malam ini seharusnya adalah puncak kejayaannya. Tapi hancur karena kedatangan adik dan anaknya. Melihat mereka saja sudah membuat muak.

Silver adalah wanita dengan segerobak kegiatan. Pesta itu juga jadi ajang saling kenalan, tukar kontak dan tebar pesona. Band bernama The Rats dengan Eddie dan Heaven sebagai leading band-nya. Diperkenalkan ke fotografer terkenal. Seorang model baru akan kelihatan pas pada role ketiga. Nora menyalakan rokoknya yang keempat puluh hari ini. “Katanya ada urusan bisnis.”

Ada kejadian aneh sungguh memalukan ketika pelayan Silver, orang Rusia yang gagah nan perkasa, ketika majikan pergi, ia berdandan gemulai mencoba ngonde, apes ketahuan. Selama tiga tahun Vladimir mengabdi pada majikannya penuh pengabdian dan kejujuran, ia tahu apa yang disuka dan dibenci Silver, dan menjaganya tetap tutup mulut terhadap wartawan. Bayangan dipecat muncul, tapi ternyata hanya detensi. Wartawati Cindy Lou yang suka menulis tajam akan sisi hitam Hollywood, tak segan melontarkan kecaman, maka Silver menghindari wawancara dengannya. Karena Lou ternyata menyimpan masa lalu. Seorang artis yang gagal, penyanyi yang gagal, penulis novel yang juga gagal. Akhirnya nasib mengantarnya menjadi kolomis London dan terkenal dengan kecaman pedas pada artis, penyanyi, dan novelist pada setiap kesempatan.

Lalu saat para suami berkumpul di Las Vegas, para istri ngumpul bergosip. Forum Hotel menyambut Jack, Howard, dan Mannon dengan istimewa. Poppy sebagai istri sang kepala studio punya prinsip: jangan terlalu gemuk, jangan berpakaian norak, jangan duduk di tempat biasa di restoran, dan yang utama jangan sampai diremehkan oleh orang-orang tertentu.

Cowok gombal, karena selama ini kebanyakan cowok yang dikenalnya penuh tipu muslihat. “Aku telah melakukan sesuatu yang keliru. Kuharap aku tak kan mengulangi ketololan seperti ini. Aku tak ingin kehilangan kau, apakah kau memaafkanku?”

Dari bu ibu gosip itulah muncul kabar kebejatan masa lalu pasangan masing-masing. “Aku belum terlalu tua untuk mengingat masa itu…” Ya, seperti kita semua saat ngumpul ngopi, mereka bercerita bagaimana awal mula meniti karier. Jangan dekati lelaki beken, dia memiliki ego yang berlebih. Lelaki seperti ini harus dihindari. “Kau seharusnya menulis buku!” Dijawab ketus, “Nanti, kalau saya punya waktu…”

Berkiprah pada ladang show business tak bisa membuat Silver membagi waktunya untuk bergaul. Seperti Dennis Denby, ia bepergian bersama Silver hanya untuk membonceng populeritasnya. Tak ada cinta di antara mereka. “Aku tidak pernah marah, aku hanya bosen saja melihat tampangmu.” Dennis menjadi cowok paling apes, atau bisa juga disebut konyol sekali mengharap cinta yang dicueki. Huh cinta, mungkin yang begitu tidak pernah ada di dunia.

Acara talk show milik Jack bernama Face to Face with Jack Python. Face to face with Python merupakan media yang efektif untuk promosi film, buku, atau peristiwa lain. Mengingatkanku pada acara Empat Mata Tukul Arwana yang pernah booming. “Kau bisa membawa pergi seorang Colorado, tapi kau takkan bisa menghilangkan sifat khas Colorado-nya.”

Tata bahasanya sebenarnya gaul dan asyik. seperti kalimat langsung yang bebas. “Nggak usah ngguruin, entar aku juga balas mengeritik cara hidupmu.” Karena di sana kawin-cerai menjadi kelaziman, ada satu kata yang muncul ke permukaan. ‘Prenup’, adalah surat perjanjian yang dibuat sebelum menikah yang menyatakan bahwa seorang suami/istri tak akan menuntut apa-apa dalam hal harta kekayaan bila mereka bercerai. Bila tidak ada perjanjian semacam itu, ia berhak menuntut pembagian harta bila diceriakan. Mannon Cable dan Melanie-Shanna berniat cerai, tapi ada kehamilan yang menghalangi. Lalu Poppy yang merasa hambar dengan uang melimpah, jelas tahu suaminya berengsek. Bahkan endingnya menawarkan Silver dan Wes menuju ke pelaminan.

Sebuah perjudian, bintang besar akankah menikahi gembel. Silver tak terlalu gila untuk menghentikan sesuatu yang disukai, mumpung masih bisa. “Permainan cinta yang menggebu-gebu lebih bermafaat daripada tidur seharian.” Di Hollywood sekali Anda berkencan dengan wanita, besoknya seluruh penduduk di kota itu tahu apa yang terjadi. Namun lanjut ke jenjang serius?

Lalu Wes yang bermasalah di kosnya, ditagih terus sama induk semang. Tetangganya yang cantik Unity yang menawarkan pelihara anjing bersama. Kegiatannya yang amburadul, menghalalkan segara cara untuk dapat uang, termasuk menerima job menagih uang transaksi narkoba yang ternyata adalah jebakan. Wes Money bukanlah orang alim, tapi dalam keadaan seperti ini, dia baru ingat untuk berdoa. Khusuk.

Inilah kumpulan para pesohor Hollywood dengan segala sisi hitamnya. “Aku penggemar cokelat yang fanatik, lengkap dengan segala akibat sampingnya.”

Bersambung…

Suami-Suami Hollywood 1 | By Jackie Collins | Diterjemahkan dari Hollywood Husbands | Copyright 1986 | Alih bahasa Carl Chairul | GM 402.91.050 | Penerbit Gramedia Pustaka Utama | Pertama terbit, Januari 1991 | Cetakan kedua, Juni 1991 | 440 hlm.; 18 cm | ISBN 979-511-049-7 (no. Jilid lengkap) | ISBN 979-511-050-0 (jilid.1 ) | Skor: 3.5/5

Karawang, 200720-210720 – None (tidak mendengarkan lagu)

HP Mi4ku rusak, huhuhu…

Thx to Anita Damayanti, enam dari Sembilan

Happy Birthday Saoirseku

Be the person I’m playing. That’s what acting is. You’re pretending to be someone else.”

Dari 29 film Saoirse Una Ronan yang sudah mainkan termasuk animasi, tv series sampai video short, ternyata saya baru nonton 9 film, semuanya film layar lebar karena memang film sekali tonton yang paling nyaman dinikmati di era digital gini. Sebagai penggemar berat sang aktris Irlandia saya sejatinya selalu menanti tiap tahun, tapi ya ga kekejar semua. Contoh tahun lalu, ada dua film besarnya keduanya sudah siap tonton tapi hanya sempat kunikmati satu, waktu benar-benar jadi hal mahal. Terakhir lihat Mary Queen of Scots yang tragis, film ini hanya menarik juri Oscar di bagian teknik bukan di kategori utama. Sejak kapan saya mencintai Saoirse Ronan? Sejak tahun 2007 dalam film Atonement. Jadi remaja Briony Tallis yang nyebelin, menjadi saksi meragu yang mengubah nasib seseorang, yang kemudian membayar takdir dengan ‘mengubah’ nasibnya lagi dalam cara lain. Langsung saya tandai sang artis istimewa.

Namanya memang agak sulit dilafalkan, makanya ia mempunyai nick name Sersh, Saoirse cara bacanya adalah ‘seer-sha’ untuk Irlandia, untuk Amerika Utara bacanya ‘sur-shuh’, untuk British malah jadi ‘sair-sha’. Unik ya, saya baca logat Jawa menjadi ‘sur-sur’. Lahir di The Bronx, New York sebagai anak tunggal tanggal 12 April 1994 dari pasangan aktor Paul Ronan dan Monica Ronan. Saoirse artinya adalah freedom sedang Una nama tengahnya berarti unity. Dan Ronan dalam Irish artinya little seal. Sempat diisukan masuk jajaran Potter sebagai Luna Lovegood, sayangnya terlepas. Bayangkan, novel favorit diperankan artis favorit! Tahun 2018 ditunjuk sebagai duta UNICEF untuk world Barber Day campaign. Siapa sutradara favoritnya? David Lynch! Nah, film-film mumet yang nonton harus mikir semua. Haha…

Untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 25 yang jatuh kemarin, saya akan merekap film-film Saoirseku, yang sudah kutonton tentunya.

#1. Atonement (2007) as Briony Tallis
If I fell in the river, would you save me?”
Kisah cinta yang berujung bencana. Saoirse memerankan gadis labil Briony Tallis yang suatu saat secara tak sengaja melihat sebuah kasus pelecehan seksual yang menyeret orang-orang sekitar. Delusi? Imaji? Fantasi? Ataukah perkiraan saja? Bagaimana bisa keraguan itu mengakibat nasib seorang protagonist berubah. Kutonton sore hari lewat vcd sambil ngopi di kos Ruanglian_31.

#2. The Host (2013) as Melanie Stryder/Wanda
Don’t you want to be with Jared… and Jamie?”

Cerita alien yang cheesy seperti novelnya, pasca gegap gempita Twilight karya Stepanie Meyer. Tetapi ternyata ketika diadaptasi jadi begitu bagus. Bagaimana alien/makhluk angkasa yang merasuk ke manusia, menjadikannya inang yang malah menjadi kisah romansa remaja? Saoirseku memerankan tokoh sentral yang menjadi rebutan dua cowok tampan, Melanie Stryder yang ketika berciuman bisa menjadi juga Wanda. Kutonton lewat dvd pinjaman RanieWul.

#3. Hanna (2011) as Hanna
I just missed your heart.”
Keras, ganas, luar biasa menghentak. Dirilis pasca kehebohan Hit Girl-nya Kick Ass, Hanna mengambil set lebih mandiri. Remaja yang dibentuk menjadi mesin pembunuh tak terkalahkan. Memerankan Hanna sang tokoh utama, Saoirse memberi bukti bahwa ia bisa tampil dalam action penuh darah, bukan sekadar remaja cantik yang mempesona kalangan jetset. Kutonotn di laptop lewat unduhan teman, cuma file copas.

#4. The Grand Budapest Hotel (2014) as Agatha
Whence came these two radiant celestial brothers, united for an instant, as they croosed the upper stratosphere of our starry window, one from the east and one from the west.”
Ditangani sutradara hebat Wes Anderson, Saoirseku memerankan love interest yang hotel boy Zero. Perannya memang tak signifikan tapi secara keseluruhan filmnya sungguh indah, tentang pemilik hotel yang di masa jayanya di waktu yang tak tepat karena perang sedang bergolak. Dengan dedikasi dan kecintaan, film terbaik Oscar 2015 sayangnya menang empat piala hanya di kategori kelas dua.

#5. Brooklyn (2015) as Ellis
I wish that I could stop feeling that I want to be an Irish girl in Ireland.”
Romansa remaja perantau, dari Irlandia ke Amerika. Take and give, Saoirseku memerankan gadis galau yang berjuang demi masa depan yang lebih baik. Di tanah rantau, ditempa kerasnya hidup dan lika-liku asmara ia ada di persimpang jalan ketika saudaranya meninggal dunia dan dipaksa mudik. Pilihan sulit, kembali ke Amerika untuk cinta yang sudah didamba atau hidup kembali di kampung halaman yang jua sungguh menjanjikan. Kutonotn jelang penghanggan Oscar di laptopnya May.

#6. Lady Bird (2017) as Lady Bird McPherson
Just because something looks ugly doesn’t mean that it’s morally wrong?”
Film terbaik Saoirseku yang memerankan remaja di persimpangan jalan di tahun aneh 2002, palindrome, tahun yang hanya menarik saat dibalik tetap 2002. Lulus tahun 2003, ini semacam memoar sang sutradara Greta Gerwig. Membuat #SacramentoProud dan menasbihkan Saoirse dalam skala tinggi. Sayangnya segala nominasi bergengsi di Oscar berakhir tangan hampa. Di sini Saoirse benar-benar all out. Peran sentral yang menakjubkan.

#7. Mary Queen of Scots (2018) as Mary Stuart
Should you murder me, remember you murder your sister, and you murder your queen.”
Menjadi ratu Skotlandia yang sedang seteru/sayang dengan Inggris. Bagaimana tarik ulur agama, status social dan perang menjadi begitu menyentuh. Kasih nyata rakyat Skotlandia di era Elizabeth, Britania panas untuk angkat senjata. Endingnya… duh, sedih. Kutonton pasca Oscar 2019 di HP. Cerita bisa saja biasa, tapi akting Saoirse dan Margot luar biasa.

#8. City Of Ember (2008) as Lina Mayfleet
Why would he risk being thrown in jail, when everyone knows it’s againt the law to go out there?”
Buku dan filmnya keren. Sudah baca bukunya, sudah nonton di bioskop, sudah beli vcdnya, sudah beli dvdnya. Sebuah kota bawha tanah yang hidup dari cahaya buatan, kota yang terancam runtuh dan perjalanan ke atas yang mempesona. Kutonton pertama kali di bioskop, kutonton ulang lagi dan lagi di komputer kos juga masih seru. Efek jatuh hati di awal kesukaan jadinya membabi buta.

#9. The Lovely Bones (2009) as Susie Salmon
I wasn’t lost, or frozen, or gone… I was alive. I was alive in my own perfect world.”
Cerita tragis pembunuhan remaja oleh tetangganya yang freak. Memerankan sang korban, mengambil sudut pandang dunia antara kematian dan bisa memandang kehidupan bagaimana orang-orang terkasih yang sedih dan mencoba kembali menata hidup. Kutonton di dvd bajagan, menanti bioskop Lippo Cikarang kelamaan dan akhirnya lupa. Novelnya bagus banget, buku renungan kelas satu.

Berkali-kali masuk nominasi Oscar, sampai sekarang belum juga menang. Dengan sabar, tiap tahun kunanti, tiap tahun kujago. Oscar depan bisa optimis nih, Little Women ditangani Greta Gerwig lagi. Yakin sekali dia akan jadi besar pas lihat Atonement, dua belas tahun kemudian saya tetap yakin. Keyakinanku, kecintaanku. Anak pertamaku, kuberi nama Najwa Saoirse Budiyanto. Najwa dari Najwa Shihab, Saoirse dari Saoirse Una Ronan. My sur-Sur. Al fatihah.

Karawang, 130419 – Chet Baker – I’m Thru With Love

HBD juga temanku: Wahid C dan Fariz RP, wish you all the Best.