Penalty

Gambar

Dalam sepak bola, tendangan penalti (penalty, dalam bahasa Inggris) adalah tendangan yang dilakukan apabila salah satu pemain tim melakukan pelanggaran di dalam kotak wilayah penjaga gawang tim sendiri. Tendangan dilakukan dengan menendang bola dari titik yang telah di buat di tengah kotak dalam wilayah penjaga gawang, tanpa dijaga oleh pemain lawan (pagar betis), dengan jarak kira-kira 12 kaki dari garis gawang. (wikipedia.org)

 

Well, dalam pertandingan sepak bola penalty selalu membuat penonton jantungan dag-dig-dug. Selama saya menjadi penggemar sepak bola, selama itu pula saya dibuat bahagia dan sedih. Ga ada jaminan sang penendang mengkonversinya menjadi gol. Pemain-pemain hebatpun pernah lunglai di hadapan kiper. Dari banyak adegan penalty berikut ini adalah adu penalty (setelah perpanjangan waktu, bukan karena pelanggaran) yang akan selalui akan saya kenang:

1. Italia vs Brazil (2-3) Piala Dunia 1994

Saya di awal suka sepak bola adalah fan Italia. Di tahun 1994 saya masih SD, cuma saat itu saya ikut nonton bola sama teman. Masuknya Italia ke final mungkin bisa menjadi puncak karier sang mega bintang Roberto ‘kuncir’ Baggio yang setahun sebelumnya menyandang pemain terbaik dunia. Tapi siapa sangka di partai puncak itu dia melakukan ‘tendangan langit’ yang memupus harapan Gli Azzuri juara. Setiap kali saya melihat tendangan yang melesat di atas mistar secara otomatif saya akan menyandingkannya sebagai ‘Tendangan Baggio’

2. Italia vs Belanda (3-1) Piala Eropa 2000

Drama di sini bukan di adu pinaltinya namun pada cara bermain Italia yang kembali ke ciri khas mereka yaitu cattenacio. Strategi bertahan untuk memenangkan pertandingan tak peduli berapapun skornya. Mereka melaju ke final dengan mengandalkan serangan balik. Drama semifinal melawan Belanda sungguh membuat degup jantung berirama. Terlihat Italia selalu mencoba memblok semua serangan Belanda baik udara ataupun terobosan, sebelum masuk ke kotak pinalti. Manurut saya cattenacio adalah salah satu seni dalam permainan sepak bola. Di pertandingan ini adalah seni cattenacio terbaik yang pernah kutonton. Dan cara ini nyaris membuat Italia juara.

3. Italia vs Perancis (4-3) Piala Dunia 2006

Drama tandukan Zidane terhadap Matterazi di perpanjangan waktu biarlah menjadi misteri dalam perjalanan sepak bola. Setelah kedudukan sama kuat 1-1, pertandingan harus dilanjutkan dengan adu pinalti. Di sini terlihat Italia sudah siap melakoni adu tos-tosan. Dari kelima penendang semuanya masuk. Adalah tendangan David Trezegol yang menempa mistar dan tendangan penutup Fabio Grosso yang memastikan Italia juara. Setelah sekian tahun akhirnya saya bisa melihat tim favorite saya juara dunia. Sebuah puncak yang layak karena sepanjangan perhelatan Italia hanya kebobolan 2 gol, itupun satu gol bunuh diri dan pinalti dari Zidane.

4. Liverpool vs AC Milan (3-2) Liga Champion 2005

Final di Istambul ini munkin menjadi salah satu keajaiban dalam sepak bola selain final 1999. Di mana ketika skor sudah 3 gol tanpa balas di separuh pertandingan, dan saat itu saya sudah siap-siap lanjut tidur. Tak dinyana Liverpool dapat mengejar difisit 3 gol, ya walau gol ketiga hadiah pinalti. Setelah tak ada gol lagi di babak tambahan akhirnya adegan pinalti tersaji. Yang menyedihkan pemain bintang Andrei Shevchenco gagal menjalankan tugasnya. Tragis, walau 2 tahun berselang mereka mampu membalasnya lewat 2 gol Inzhagi.

5. Chelsea vs Man Utd (5-6) Liga Champion 2008

Tragedi kepleset sang kapten. Saya menontonnya di kos-an bareng rekan-rekan lintas fan. Saat Chelsea leading saya jingkrak-jingkrak, saat CR7 menyamakan kedudukan fan MU yang bersorak. Sampai akhirnya di drama 12 pas, saat gelar juara ada di depan mata. John Terry terpeleset melakukan tendangan pinalti dan melenceng ke kanan. Tragis sekali mereka gagal meraup juara melalui pelatih intern. Kegagalan Anelka juga ga akan kumaafkan. Tahun itu Chelsea gagal total.

6. Chelsea vs Bayern Muechen (5-4) Liga Champion 2012

Akhirnya apa yang kunanti tiba juga. Mengawali musim dengan terseok-seok. Di tengah jalan AVB dipecat dan digantikan sementara sama sang asisten, Di Matteo dengan kondisi tertinggal 3-1 sama Napoli di fase knock-out, nafas Chelsea di Liga Champion sepertinnya akan sampai di ujung. Dan dalam sepakbola selalu ada keajaiban. Setelah dengan fantastis membalikkan keadaan, di semifinal Chelsea bertemu musuh bebuyutannya Barcelona. Seperti biasa, Chelsea dapat kartu merah dan diganjar pinalti (dan Messi gagal lagi). Dalam menit krusial awal dan akhir mereka memastikan lolos ke final dengan super keren di pengujung laga melalui gol troll mr. Torres yang (mungkin) menjadikannya salah satu momen terbaik dalam sepak bola. Penalty tersaji di final di Allianz Arena markas musuh. Di sini juga penuh kemukjizatan. Penalty gagal Robben, tertinggal terlebih dahulu, lalu membalasnya melalui gol sundulan Drogba dari satu-satunya corner kick. Dan dalam drama penalty setelah degub jantung yang berpacu, posisi Chelsea di penendang terakhir di-eksekusi dengan sempurna oleh Didier ‘Legend’ Drogba.

Menyaksikan para jagoan bolaku sudah juara di segala kompetisi, hidup ini nyaris sempurna hanya menanti Lazio untuk juara Liga Champion-lah yang akan melengkapi kebahagian. Dan kuharap itu juga via penalty.

Note: catatan ini dibuat setelah petang tadi menyaksikan timnas U23 kita melaju ke final ISC Palembang 2013. Jebreeet!

Karawang, 270913

12 komentar di “Penalty

  1. saya lihat juga tuh tendangannya baggio.
    kalau yang gagal… saya inget beckham yang kepeleset pas nendang. cuma lupa itu adu pinalti apa cuma tendangan pinalti biasa.

    Suka

Tinggalkan Balasan ke lazione budy Batalkan balasan