Menikmati Film

Image

Ada banyak cara untuk menikmati sebuah film. Kalau sebuah film mulai diputar maka saya akan focus konsentrasi pada layar dan tak mau diganggu. Sejujurnya paling enak itu nonton film sendiri. Jadi kalau tatapan sedih kalian terhadap orang yang menonton bioskop sendiri itu salah besar. Lagian ketika nonton bareng memangnya bisa diskusi di dalam bisokop? Begitu juga ketika menonton film di rumah. Saya lebih nyaman sendiri dengan lampu redup bersama minuman ringan. Berikut sumber menonton film yang biasa saya nikmati:

1. Bioskop

Setelah pindah ke ‘kota’ Karawang saya jarang menonton film di bioskop. Di sini tak ada 21 Cineplex apalagi Blitz, adanya bioskop jadul macam Karawang Teater. Bioskop bau apak dengan pendingin yang tak dingin. Layarnya miring dengan kualitas gambar yang sangat buruk. Lebih buruk dari film bajag-an. Suaranya membuat telinga menjerit kesakitan. Kemresek dan dentumannya yang tak konstan kadang keras kadang pelan membuat miris. Dua kali saya menonton di sana, film Avengers dan Belenggu yang diulas keren saya hanya bisa mengernyitkan dahi, bosan menanti kapan berakhirnya, kapan selesai disiksanya? Setelah itu kapok tak ke sana lagi.

Sebelum hijrah ke Karawang, saya termasuk rutin menonton di 21 Cineplex Lippo Cikarang, dulu filmnya telat dengan harga tiket miring yaitu masih menggunakan ‘tiket layar tancep’ yang warna-warni. Merah, kuning kadang hijau. Saya rutin tiap pekan nonton sendiri dan sesekali bareng teman. Sekarang bioskop Cikarang sudah bagus, kualitas dolby stereo dan gambar digital. Tiketnya juga sudah menyamai tiket 21 kebanyakan dengan tiket print out computer. Sayangnya ketika bioskop Cikarang sudah bagus saya malah menjauh. Jadi hanya sesekali ke sana, terakhir menonton The Conjuring yang bertahan lebih dari 7 minggu beruntun di sana.

Ketika melihat site plan kota Galuh Mas di Karawang saya melonjak kegirangan, di situ tergambar tahun 2014 nanti akan ada bioskop Blitz yang berdiri dekat Karawang Central Plaza (KCP). Tak sabar menantinya, apalagi rumah yang kucicil ini hanya berjarak 300 meter dari plan site Blitz! Wow, kebetulan yang menyenangkan bisa jalan kaki ke bioskop itu suatu anugrah. Sembari menunggu Blitz dibuka saya paling sesekali ke Jakarta kumpul sama teman-teman.

2. DVD Bajag-an

Sebelum saya mengenal Gila Film saya termasuk rutin membeli dan menonton film melalui DVD bajag-an (teman-teman suka memplesetkannya dengan huruf ‘g’ sehingga ketika disingkat jadi ‘bjg’ aka bajing**) atau bootleg. Apalagi di Cikarang waktu itu filmnya ga update sehingga ketika di forum grup pada ngomongin film baru maka saya hanya jadi pembaca diam tanpa bisa mengikuti perdebatan. Lebih parah lagi kalau sampai tak sengaja membaca bocoran / spoiler penting yang akan membuat kenikmatan menonton film berkurang.

Selain itu banyak film-film yang ga tayang di bioskop kita terutama film- film Eropa. Salah satu kasus paling menghebohkan adalah film Triangle tahun 2009. Film yang dibintangi Mellisa George itu mengadung twist berlapis yang tak berujung. Nah, ketika di forum sudah ramai me-review-nya (dan filmnya ga tayang di bioskop lokal) maka tak ada jawaban yang lebih tepat selain menontonnya via bajag-an. Harganya lima ribu tapi sebagian ada yang jual enam ribu atau tujuh ribu. Ada juga kalau beli banyak kena diskon. Saya punya langganan yang bila gambarnya ga bagus, subtitle ga pas bisa dituker. Kalau sedang diskusi atau kumpul sama teman-teman jangan sesekali membicarakan bootleg, kalian akan kena tembak. Mereka biasanya pada pamer koleksi asli yang direnteng di lemari yang membuat mata silau, iri. Saya setuju piracy is a crime tapi sebagai maniak film awam (baca kere) apa salahnya.

3. File Komputer

Pernah coba download film? Ya saya dua kali melakukannya, benar-benar lama! Ini sebelas dua belas sama dvd bajag-an bahwa menikmati film dengan mengunduh di internet itu ilegal. Tapi ternyata dari sekumpulan Gila Film ada beberapa yang tukang download. Dia membeli memori external berukuran 1Tb atau lebih yang isinya anjiiiir film semua. Kalau lagi nongkrong bawa laptop pada tukeran file film, ini lebih gila lagi karena tinggal copy-paste maka film favorite Anda sudah siap dinikmati. Kalau saya sih saat ini cuma punya flashdisk ukuran 16 Mb yang apabila penuh saya lempar ke komputer. Cuma masalahnya menonton film di laptop / komputer itu kurang mantab. Enakan di tv minimal 21 inc dengan suara stereo yang menggelegar (awas komplain tetangga). Dan nyatanya ada banyak film file komputer yang belum kutonton.

4. Kaset Original

Sebelum mengenal para Gila Film saya sering membeli kaset original juga. Biasanya (baca: kuatnya) kaset vcd yang harganya lebih miring yang rata-rata berlabel Rp 49,000,-. Ada di lemari koleksi sederet vcd film, paling keselip satu dua dvd original. Salah satu kasus yang membuatku jengkel adalah dvd  original film Alice In Wonderland yang klasik punya saya terjatuh dan kepingannya rusak tak bisa lagi diputer. Benar-benar kehilangan. Makanya terkadang dvd bajag-an itu lebih aman pemakaiannya kalau rusak tinggal buang.

Saat ini ada banyak dvd keluaran TOP yang harganya miring. Dulu seharga lima belas ribu tapi update terbaru jadi tujuh belas ribu. Dengan fitur yang minim, nyaris tak ada bonus saya lebih suka membelinya. Toh saya pengen lihat filmnya bukan extras-nya. Sayangnya hanya beberapa film yang ada.

Dan yang terakhir saya belum pernah beli kaset blue-ray yang digadang-gadang lebih jernih dan wah. Entah kapan saya memilikinya.

Karawang, 2600913

14 komentar di “Menikmati Film

  1. Triangle kalau ga salah pernah disiarin di tipi tuh. Tapi waktu itu lagi ga mood buat nonton film. Dan sekarang pun lagi ga ada selera nonton film, baik di bioskop atau yg bajakan, kecuali kalau ada yg rame di tipi.

    Suka

  2. saya paling sering nonton pake file komputer, bisa ditonton berkali-kali hehehe…
    kalau filem baru memang enak di bioskop, cuma ga bisa sambil ngrokok, jadi gampang bosen…

    Suka

  3. Saya juga suka ke bioskop sendiri, walaupun kata temen-temen itu “aneh” karena jalan2 sendiri nya sendirian terus disangkutpautkan dengan predikat jomblo -___- padahal dari jaman SMA juga suka ke bioskop sendiri, cari yang nomat alias nonton hemat hehehe.
    Saya juga suka beli dvd bajakan deket kampus, malahan yang belum keluar di bioskop, mereka udah pada punya. jadi kita ga ketinggalan banget laaah hahaha =))

    Suka

Tinggalkan komentar