Berjalan Ketemu Jalan

Gambar

Entah tepatnya kapan saya pertama kali dengar motto hidup tersebut. Mungkin tiga belas tahun yang lalu saat liburan sekolah ada Pesantren Kilat di sebuah Masjid di Penumping, Solo. Saat itu pada sepuluh hari terakhir bulan suci Ramadhan. Remaja Masjid di kampung kami mengirim utusan para pengajar Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) ke sana, saya salah satunya. Dalam satu satu kajian yang akan dibawakan, seorang moderator membacakan biodata sang Ustadz yang akan mengisi materi, namanya siapa saya lupa yang jelas ketika sampai di motto hidup terdengarlah kalimat ajaib tersebut: Berjalan Ketemu Jalan.

Dalam sebuah sesi tanya jawab perkenalan sebagai intermezzo, pemateri akhirnya menjelaskan keajaiban kalimat tersebut. Berjalan ketemu jalan bisa berarti kita harus terus bergerak dan berusaha untuk lebih baik ke depan. Dengan terus berusaha maka akan ada jalan keluar terhadap setiap masalah yang dihadapi. Jangan menyerah dan terpaku pada cara satu yang (telah) gagal untuk menghasilkan solusi tapi terus berjalanlah untuk menemukan cara dua, tiga dan seterusnya agar tujuan akhir bisa dicapai.

Selain makna dalam yang terkandung, motto ini juga bermain dengan rima yang memudahkan untuk diingat. Makanya dulu pas ada interview pekerjaan, ketika salah satu pewawancara menanyakan motto hidup, jadi secara reflek yang saya ingat ya kalimat ini. Bagus juga sih diterapkan dalam hidup, sebagai salah satu motivasi.

Setiap manusia punya masalah, yang membedakan kualitas hidup kita salah satunya adalah bagaimana kita menghadapi dan mencari jalan keluarnya. Saya sendiri menganggap hidup sebuah siklus. Di mana generasi masa lalu telah kita geser dan bumi ini kita duduki. Kita pun akan musnah dan diganti generasi yang akan datang. Hidup ini sangat singkat, usia manusia paling lama bertahan 80 s/d 100 tahun. Yang bisa menembus satu abad sudah luar biasa. Jadi apa yang kita risaukan? Nabi akhir zaman meninggal di usia 63 tahun, dan itulah usia rata-rata manusia saat ini. Jadi jika saat ini usia kita sudah kepala tiga maka kita sudah separo jalan menjalani kehidupan.

Baiknya kita review, apa saja yang sudah kita berikan kepada umat manusia. Ga usah muluk-muluk sampai menyelamatkan dunia (serahkan pada Super hero), yang simple saja di sekitar kita. Jangan nunggu kaya untuk memberi sumbangan, jangan menunggu waktu luang untuk bersilaturahmi, jangan menunggu terpuruk untuk bersujud padaNya.

Jadi alangkah baiknya kita selalu berjalan, selalu mencoba memperbaiki kualitas hidup agar hari esok menjadi lebih baik. Terus berusaha terus bersyukur, dan jangan bosan untuk sesekali melihat ke belakang untuk mengambil hikmah perjalanan. Jangan menunggu ‘ditegur’ Tuhan agar mengingatnya bahkan sampai meruntuk sumpah serapah di kala hujan diselingi petir sambil berkata ‘Kenapa Saya!’. Jangan.

Optimis saja, selama kita berusaha pasti ada solusi. Salam ‘Berjalan Ketemu Jalan’

Karawang, 101013