Dan Muhammad adalah Utusan Allah #3


“Ketika sebuah surat datang kepada Nabi dan tidak ada orang yang bisa membacanya, dia biasa meletakkan jari telunjuknya pada tulisan itu, dan kemudian tulisan itu akan berbicara kepadanya.”

Nama besar Annemarie Schimmel. Dan memang sebagus itu. Ini adalah rangkaian biografi Nabi Saw yang kubaca, ada 5 buku di rak biografinya, ini adalah yang pertama. Berikutnya dari Haikal yang terkenal itu.

Alur penulisan Schimmel memang lain, ia tak menelusur dari lahir, tumbuh kembang sampai akhirnya umur 40 dapat wahyu. Bukan, Schimmel menulis langsung ke inti-intinya. Dari judul-judulnya saja sudah menjurus ke poin penting semasa bertugas sebagai penyampai wahyu. Maka suri teladan sangat diperlukan. Salah satu cabang ilmu keismalan paling penting adalah penelitian hadis-hadis, karena di dalamnya terkandung contoh perilaku Nabi Saw, dan dengan demikian menjadi sumber bagi semua aspek perilaku manusia.

Di sini fokus utama memang ilmu hadis. Nabi dianggap sebagai panduan dalam perilaku. Di mana perilaku Nabi Saw adalah pedoman dirunut dari riwayat-riwayatnya. Dari himpunan hadis inilah kaum Muslim mendapatkan informasi penting tentang kebiasaan. Akhlak, penampilan lahiriah, dan cita-cita etis Nabi Saw. Mempertahankan mata rantai hidup yang bersambung kepada Nabi Saw.

Diriwayatkan dari Malik ibn Anas, pendiri mazhab Maliki dan salah seorang penyampai hadis termasyur, mengatakan bahwa, “jika hendak menelaah hadis, dia mengambil wudhu, mengenakan pakaian dan serban baru, naik ke mimbar, dengan sikap yang khidmat, takzim, dan serius. Selama kuliah aroma wewangian terus disebarkan. Penghormatan kepada hadis begitu besar, sehingga dikabarkan pernah seekor kalajengking menyengatnya enam belas kali, tetapi ia tampak tidak terganggung sama sekali.”

Karena Schimmel sudah terkenal akan tulisannya tentang sufi, maka sudut itu dibahas banyak. Doa Nabi yang disukai kalangan sufi dan zahid adalah, “Ya Allah, biarlah aku lapar sehari dan kenyang sehari. Saat lapar, aku akan bermunajat kepada-Mu, dan saat kenyang aku akan bersyukur pada-Mu.”

Ada sebuah riwayat tentang kesederhanaan bahwa Dia lebih menyukai baju berwarna putih atau hijau tetapi menurut gambaran klasik, dia hanya memiliki masing-masing sepotong. Berulang-ulang dia mengungkapkan perasaannya bahwa “tali jiwa” tak lain adalah tali sandal Nabi Muhammad, dan bahwa pipi kekasih yang sedang merindu sama dengan kulit lembut Ta’ifi yang menjadi bahan sandal itu.

Keistimewaan Nabi Saw juga sampai pada bagian tubuhnya. Lebih dari qadam rasul, rambut dan jenggot Nabi Saw menjadi benda pusaka yang paling dimuliakan. Keindahan jenggotnya selalu ditekankan, dan karena rambut dan jenggot dianggap mempunyai kekuatan istimewa, pernyataan sumpah “demi jenggot Nabi” dianggap sangat kuat.

Tampaknya Nabi menekankan arti penting berbekam dan juga menyarankan penggunaan obat pencahar, karena Nabi menganggap perut sebagai sumber banyak penyakit.

Pembaca Barat, yang dibesarkan dalam tradisi yang selama berabad-abad membenci Nabi Muhammad, barangkali terkejut bila mengetahui bahwa, dalam semua catatan, akhlak yang ditekankan Nabi adalah kerendahan hati dan kebaikannya. Al-Tirmidzi menggambarkannya sebagai berikut, “Dia akrab dengan kesedihan, banyak berpikir, sedikit beristirahat, tidak berkata-kata untuk waktu yang lama, dan tidak berbicara tanpa sebab. Dia memulai dan mengakhiri pembicaraan dengan kata-kata ‘Bismillah’. Pembicaraan ringkas, tidak terlalu panjang, juga tidak terlalu pendek, tidak kasar, tetapi juga tidak main-main, dan ringan. Dia menghormati setiap tanda karunia Allah meskipun hanya kecil, dan tidak pernah mencela apa pun.”

Setiap orang yang pernah memberikan kuliah dalam sebuah lingkungan Muslim pun tahu bahwa suatu ucapan yang sama sekali tidak dimaksudkan untuk menghina bisa disalahtafsirkan oleh para pendengarnya, yang menjadi terlalu peka bila sudah menyangkut pribadi Nabi yang mereka cintai.

Keajaiban-keajaiban yang dilakukan Nabi disebut mukjizat yakni, “perbuatan yang tudak bisa disamai atau ditandingi oleh orang biasa.” Mukjizat nabi berbeda dengan mukjizat para wali (karamah). Kata Syah Waliullah, “Tidak ada yang namanya kesempurnaan, tetapi ada kesempurnaan yang lebih besar bersama Tuhan.”

Shalawat ini memisahkan mereka dari segala sesuatu yang bersifat duniawi, entah baik atau buruk, lantaran shalawat adalah doa yang terucap karena kecintaan kepada Nabi demi dirinya sendiri, bukan mengharap syafaatnya atau khawatir jangan-jangan beliau tidak memberikan syafaatnya.

Nama Nabi juga dibahas banyak, “Mahmud, dia yang dipuji, kepada siapa pujian itu ditujukan.” Karena nama Nabi Muhammad mengandung barakah sangat kuat, setiap anak lelaki seyogiyanya diberi nama itu atau, paling tidak, salah satu kata turunan atau padananya. Agaknya, terbukti bahwa Ahmad-Muhammad terpisah dari Tuhan hanya melalui satu huruf saja, takni m. dalam sistem angka Arab, huruf ini mempunyai nilai 40, yang merupakan angka kesabaranm kematangan, penderitaan, persiapan. Bani Israel berada di gurun pasir selama 40 tahun, Yesus melewatkan 40 hari di gurun, Nabi Muhammad diangkat Nabi ketika berusia 40 tahun, puasa Masehi adalah 40 hari, kaum sufi melakukan khalwat selama 40 hari.

Huruf alif (a) yang merupakan huruf rahasi Unisitas dan Keesaan Allah. “(Aku ahmad) bila min (tanpa m), ahad (Esa).”

Bentuk melingkar m ini mengungkapkanya sebagai ‘Segel Kenabian’, dan sering disebut sebagai huruf yang penuh kemungkinan.

Sebagai al-insan al-kamil, Manusi Sempurna, Nabi Saw menjadi penghubung antara Allah dan dunia ciptaannya, boleh dikata ia adalah barzakh, penengah di antara Wujud Yang Mesti Ada dan eksistensi yang bergantung.

Kelahiran Nabi Saw dirayakan semesta. Dunia sepenuhnya tenggelam dalam cahaya pada malam kelahiran Muhammad. Ditulis dalam prosa dan diakhiri dengan sebuah madah puitis, buku itu berjudul Buku Penerangan Ihwal Kelahiran Pelita nan Terang. Andaikata engkau ingin selamat dari api neraka, bershalawat kepadanya dengan pedih (rindu) dan cinta!

Kecintaan kepada Allah bukanlah titik keberangkatan; ini adalah suatu karunia yang diberikan Allah kepada orang yang takut kepada-Nya.” Sebab, “jika engkau ingin Allah mencintaimu, maka engkau harus mencintai Rasul-Nya dengan mengikuti Sunnah-nya.”

“Sepuluh orang yang dijanjikan surga, menurut hadis yang paling lazim: Abu Bakar, Umar, Utsman, ali, Thalhah, Zubair, Abdur Rahman bin Auf, Sa’d bin Abi Waqqas, Said bin Zaid, dan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah.”

Berzikir (mengingat) Nabi, “jauh lebih manis dari mentega, madu, dan gula.”

Tak pernah mengecewakan. Buku ketiga Annemarie Schimmel yang kubaca setelah Dunia Mistik Islam yang keren banget itu, dan Nama-nama Islam yang standar. Ini jelas sebuah biografi yang meletup indah. Dilihat dari sisi penulis tasawuf, sehingga Nabi SAW jadi terlihat makin keren dengan segala mukjizatnya. Walaupun mukjizatnya yang terbesar bukanlah – seperti yang cenderung dipercaya oleh orang-orang kebanyakan – pembelahan bulan, batang palem yang mengeluh, dan domba yang berbicara, melainkan perubahan sosial, spiritual, moral, dan religius atas jazirah Arab. Carl Brockelmann menulis bahwa Haikal, “berhasil mendekatkan pribadi hero-nya kepada para pembacanya dalam ranah yang manusiawi sambil tetap menjaga posisi religiusnya.”

Pada akhirnya semua kembali ke pribadi masing-masing. Segala puja-puji, segala kemegahan dan keajaiban yang ditulis di sini, bisa jadi berlebihan, bisa jadi umum dan wajar untuk seorang utusan Tuhan. Yang jelas, Annemarie Schimmel menuliskannya untuk kita, seluruh umat manusia dalam kerangka berpikir terbuka. Dengan referensi 100 halaman lebih, bukti bahwa sumber dari sekian banyak itu adalah pemikiran banyak kepala, dan itu membuat kita (seharusnya) makin takjub. Alhamdulillah… saya diberi kesempatan menikmati buku indah ini, dan kalian harusnya juga.

Dan Muhammad adalah Utusan Allah | by Annemarie Schimmel | Diterjemahkan dari And Muhammad is His Messenger: The Veneration of the Prophet in Islamic Piety | Copyright 1985 | Penyunting Ulang Nasrullah | Penyunting akhir Ahmad Baiquni dan Ilham D.S. | Pemeriksa aksara Nurjaman dan Lina Sellin | Penata letak @nurhasanahridwan12 | Penerbit Noura Books | Cetakan ke-1, Januari 2019 | ISBN 978-602-385-749-4 | Skor: 5/5

Karawang, 210524 – Dorothy Dandridge – That old Feeling

Thx to Azi Mut, Bdg

TantanganBacaNoura #3

Tinggalkan komentar