Love is Wine: Talks of a Sufi Master in America

“Kedua budakku yang menjadi tuanmu adalah amarah dan tamak.” Kata sang Darwis.

Buku teragung di alam dunia ini adalah hidup ini sendiri. Baca, baca, bacalah, dan ulangi sekali lagi. masa lampaumu adalah bagian terbesar dari buku itu. Buku-buku Tasawuf memang sedang gandrung kubaca, efek menikmati Dimensi Mistik dalam Islam-nya Annemarie Schimmel. Nah, kali ini kita ke seberang Benua. Di Amerika yang asing, seorang guru sufi Syaikh Muzaffer Ozak. Nama asing bagi yang tak mendalami genre ini, tapi ia memang pahlawan sebar Islam di dunia Barat. Bila seseorang benar-benar mencintai Tuhannya, maka Dia akan menuntun tiap episode kehidupan si hamba menjadi semakin dekat pada-Nya, melalui jalan-jalan yang tidak pernah terduga sebelumnya.

Cinta bagai Anggur bagus banget, banyak menukil kisah-kisah, diselingi humor dan segala adat Islam, tentunya humor sufi. Beberapa terasa kebetulan, padahal ada Tangan Allah yang mengayunkan nasib manusia. Jelas rekomendasi tinggi, beruntung saya mendapatkan anggur ini, beruntung menikmati manisnya tiap teguknya. Agama mengatakan tiadalah yang dapat menghalangi seorang hamba dengan Rabb-nya selain dari dosa yang menggelapkan qalb seorang manusia, yakni rasa, karsa, cipta dan karya yang tidak sesuai dengan kehendak Ilahi; dan tidak ada dosa itu melainkan karena manusia gaga; meredam keinginan syahwatnya atau ia mengikuti kehendak (mempertuhankan) hawa nafsunya.

Buku disarikan oleh sang murid Syaikh Ragip Frager. Ia mengkompilasi apa yang ia terima dari snag guru. Manusia pada awalnya berasal dari ‘sisi’ Allah Ta’ala, di sanalah ia mengenal Ar-Rahman, kemudian dia diturunkan ke dunia ini dalam tiga kegelapan: yaitu Rahim ibu, jasadnya sendiri, dan dunia yang ‘memenjarakannya’. Lalu manusia di dunia ini bergerak mencari Dia yang telah menawan qolb-nya, Keindahan (dengan ‘K’ capital yang berarti Keindahan Ilahiyah) yang mengendap di dalam kesadarannya.

Buku sufi, di mana pun akan banyak menukil para sufi dan nama Ibnu al-‘Arabi ra ada di urutan papan atas, beliau berkata: “Ketahuilah bahwa sesuatu yang dikenali dapat dibagi ke dalam dua macam. Macam yang pertama dapat didefinisikan, dan macam yang lain tidak dapat didefinisikan. Cinta…” begitu juga Rumi, “Apakah Cinta itu? Dahaga yang sempurna. Kemarilah, akan aku jelaskan tentang air kehidupan.”

Ada empat cara untuk menuju keyakinan: Jalan pengetahuan, pemandangan akan sesuatu, berada di dalam sesuatu, dan menjadi (bagian dari) sesuatu. Ibrahim berkata, “Tuhanku adalah yang mengubah segala sesutau dan mengembalikannya. Tuhanku adalah Sesuatu yang berada di balik segala perubahan.”

Membagi dalam 12 bab yang keseluruhannya merupakn dasar-dasar tasawuf. Hanya dengan pengetahuan tentang dirimu sendirilah engkau akan mengerti tentang sifat-sifat tertentu. Hubungan kepada sifat adalah melalui pengenalan diri sendiri/ di luar itu, engkau tidak akan menemukan apapun. Karunia Tuhan sering datang kepadamu melalui tangan orang lain, lewat hamba Tuhan. Maka, Cinta Ilahiyah juga mengekspresikan dirinya di antara manusia.

Ingat sekali saya, akan kefanaan dunia yang pernah dibeberkan panjang di buku Dimensi Mistik. Di alam yang akan datang engkau akan berada bersama-sama dengan mereka yang engkau cintai. Maka bagian mimpi menurut saya adalah bagian terbaik. Pepatah lama, Ada dua jenis mimpi bermakna. Yang pertama adalah mimpi yang benar dengan kandungan pesan literal. Kedua adalah mimpi simbolik yang butuh penafsiran. Ketika jenjangmu berubah, maka kewajiban-kewajibanmu berubah, dan berubah pula doa-doamu.

Saat kita tidur, nafs keluar dari jasad, tanpa kehilangan hubungannya dengan jasad, seperti cahaya yang keluar dari senter. Di dalam diri seseorang terdapat tujuh tingkat najs yang berbeda, yakni nafs bersifat mineral, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, malaikat, rahasia, dan nafs yang bersifat rahasia dari rahasia. Memang sulit untuk berpikir dalam bahasa simbolik yang kita temukan dalam mimpi dan wahyu. Pengalamnmu tentang realitas bergantung kepada jenjang maqam atau kesucian dari nafsmu. Sesungguhnya, engkau benar-benar sedang tertidur di sini. Apa yang engkau lihat di dunia ini adalah sebuah mimpi. Saat kematian barulah engkau akan terbangun dan melihat realitas.

“Bersihkan mukamu, dan jangan sibuk menyalahkan cermin.”

Pada tingkatan seperti kita sekarang, seringkali kita tidak langsung menerima undangan dari Allah. Kita sering menunggu, mempertimbangkan dan merenungkannya. Apakah engkau harus keluar dari kebenaran untuk melihat suatu kebenaran? Mungkin Allah Al-Haqq, suatu saat akan menampakkan kebenaran-Nya kepadamu.

Pertanyaan keberadaan Tuhan juga diulas pandang lebar. Pengalaman tentang Dia, datang dari qalbmu sendiri. Tuhan akan muncul kepadamu sesuai dengan potensimu, sesuai dengan kapasitasmu. Dan pengalaman setiap orang berbeda-beda.

Begitu pula kesederhanaan hidup orang-orang terpilih. Nabi Isa as, pada akhirnya, hanya ada dua buah benda yang dimilikinya sebatang sisir yang biasa ia pakai untuk menyisir jenggotnya, dan sebuah gelas yang dipakainya untuk minum. Dan saat melihat orang yang menyisir dengan tangan, minum dengan tangan, ia pun membuang keduanya. Selama engkau tidak menceraikan dunia dan keduniawiannya, engkau tidak akan pernah bertemu dengan Tuhanmu. Kefakiran material bukanlah inti persoalannya. Mereka hanya mengekspresikan kehendak Allah.

Para pemegang kuasa di dunia, materi selalu melekat. Apabila engkau menjadi seorang penguasa di alam dunia ini, orang-orang tidak selalu puas atau sepakat dengan pengaturanmu. Menatap saja tidaklah cukup, engkau harus melihat. Mendengar saja tidaklah cukup, engkau harus memahami. Kerajaan, kekayaan dan kekuasaan, busana dan gelarnya merupakan hijab-hijab di antara dia dan Tuhannya.

Baiklah, saya kutip beberapa kalimat bagus yang ada di buku ini sebagai rekap. Yang jelas sungguh rekomendasi dinikmati.

Bagaimana pun juga engkau harus merasakan penderitaan dan kesakitan dari alam dunia ini agar meningkatlah tingkat kesucian nafsmu.

Orang-orang yang mengalami ujian yang paling berat adalah orang-orang yang dicintai Allah – para nabi, wali dan mursyid. Mereka adalah simbol kemanusiaan yang nyata, yang tugasnya adalah untuk menunjukkan kepada yang lain tujuan kita di bumi.

Tidak mungkin aku menerima apapun dari seseorang yang selalu mengharap lebih banyak.

Ibrahim bin Adham ra menjawab, “Qalbmu mati karena sepuluh keburukan. Allah tidak menerima doa dari orang yang mati qalbnya.”

Pada dasarnya, mimpi adalah informasi yang berasal dari pengetahuan Ilahiyah yang terkandung pada kitab induk, yang terefleksikan pada layar yang dibaca nafs ketika kita tidur. Penafsiran mimpi adalah sesuatu yang mungkin bagi mereka yang memiliki intuisi dan kearifan, dan bagi orang-orang yang menerima anugerah kemampuan untuk memahaminya.

Ia mencoba membuat kita bingung, melahirkan keraguan dan membuat kita takut untuk memenuhi kehendak-Nya.

Ibadah haji, seluruh jamaah pergi ke Mina dan di sana melemperakan batu kea rah tiga buah pilar. Di sanalah, dahulu Nabi Ibrahim as mengorbankan Nabi Ismail as. Ketiga pilar itu mewakili ketiga penolakan terhadap syaiton oleh Nabi Ibrahim as, Siti Hajar ra, dan Nabi Ismail as. Kepada setiap pilar, tujuh buah batu dilemparkan, mewakili penolakan jamaah haji atas tujuh kualitas yang buruk, yaitu: egois, sombong, munafik, iri, amarah, dan tamak.

Kita diminta untuk mengorbankan bagi Dia apa-apa yang sering kali paling kita cintai – ketertarikan kita pada dunia, kebiasaan-kebiasaan kita, kepongahan kita. Para Pecinta Allah sering menemukan bahwa sekali mereka mampu utnuk melepaskan apapun selain Tuhan, maka mereka memperoleh segalanya – kelimpahan yang bersifat material maupun spiritual.

Apakah awal mula dari kearifan? Jawab Hussain, “Permulaan kearifan adalah meminta pertolongan Tuhan atas segala sesuatu.” Bukan, bukan itu. “Kalau bukan itu, mengucapkan Bismillahirahmanirrahiim.” Tidak, bukan itu. Awal dari kearifan adalah sabar.

Keselamatan terletak pada pembelajaran dan pengalaman hukum-hukum Syariah dan ajaran pensucian nafs.

Latihan olah jiwa tanpa pengetahuan adalah ibarat sebuah taman yang terbuka. Ia mungkin saja menghasilkan buah-buahan dan bunga-bungaan, tetapi tidak ada yang akan mencegah masuknya hewan liar yang melahap buah-buahan dan merusak bunga-bungaan….

Membersihakn aspek lahiriah jauh lebih mudah dibandingkan membersihkan aspek batiniah.

Si Iblis mempunyai semua kualitas yang dimiliki manusia, kecuali satu hal. Iblis tidak mengenal Cinta. Cinta tidak diberikan kepada Iblis. Cinta dikhususkan bagi Adam as.

Teman-teman yang baik membawa perilaku baik,s edangkan teman-teman yang buruk membawa kepada dosa.

Jika engkau sungguh-sungguh ingin mengubah kebiasaan-kebiasaan burukmu, ubahlah teman-teman di sekitarmu. Yang terpenting berdoalah pada Tuhan untuk menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut. Jangan menyangka bahwa engkau;ah yang memperbaiki dirimu. Taubatmu adalah sebuah rahmat dari Tuhan. Demikian pula kemampuanmu untuk berbuat menindaklanjuti rasa taubat itu. Jika engkau ingin menjadi orang yang baik, carilah orang-orang yang baik. Jika engkau ingin mencintai-Nya, beradalah bersama mereka yang mencintai-Nya.

Malaikat dan iblis yang lahir dari tindakan kita adalah refleksi dari malaikat dan iblis yang sebenarnya. Itu adalah sebuah tanda bahwa yang menyesatkanmu adalah kata-kata pada lisanmu, inilah racin dari iblis. “Aku akan menggoda mereka dari muka mereka, dari belakang mereka, dari kanan mereka dan dari kiri mereka.”

Jelas makin suka baca-baca buku tentang tasawuf, nama-nama sufi juga menjadi andalanku berburu buku tiap bulan. Saat ini sudah lumayan banyak yang berjejer di rak, dan rasanya akan makin panjang. Sejajar dengan buku-buku filsafat, sosiologi, psikologi, atau bahkan buku-buku politik. Berbagai genre kulahap semuanya.

Kalau dulu saya sering makan fiksi, dua tiga tahun terakhir sudah sangat luas dan bebas. Lebih beragam dan meliar. Semoga ini menjadikan kita makin mencintai-Nya. “Aku mengenalimu berdasarkan tiga jenis pengetahuan. Pertama pengetahuan tentang Syariah, hukum yang telah Tuhan berikan pada kita melalui Nabi-Nya. Kedua adalah pengetahuan tentang ilmu ketuhanan. Ketiga adalah pengetahuan tentang shufisme…”

Cinta Bagai anggur | by Syaikh Muzaffer Ozak | dikompilasi oleh Syaikh Ragip Frager | Diterjemahkan dari Love is Wine: Talks of a Sufi Master in America | Terbitan Threshold Books, 1987 | ISBN 979-96153-0-5 | Penerbit PICTS, Bandung, Juli 2000 | Cetakan kedua, September 2000 | Penerjemah Nadia Dwi Insani | Penyunting Herman Soetomo | Desain sampul MIMESIS Design | Tata letak Deden Himawan | Pracetak Irawan Barnas, Muhammad Sigit Pramodia, Alfathri Adlin, Zaenal Muttaqin, Pepi Saepudin, Kurniasih, Iwan Suryolaksono | Skor: 5/5

Karawang, 200821 – Ida Laila & Mus Mulyadi – Setelah Jumpa Pertama

Thx to Ade Buku, Bandung