14 Lagu Terbaik Sherina Munaf

image

image

image

image

image

LBP: Saya adalah Pendengar Sherina Munaf nomor satu sedunia. Kalau ada yang sudah mendengarkan 1000 kali lagunya, saya pastinya ke 1001 kali. Kalau ada yang sudah mendengarkan sejuta kali lagunya, saya pasti di angka sejuta satu kali. Saya Sherina Lover nomor satu!

Budy adalah Sherina. Sherina  adalah (bukan) Budy. Bagi orang-orang terdekatku pastinya tahu betapa Sherina adalah kata yang spesial. Ada dalam setiap helaan nafas. Tapi tidak untuk kata Budy bagi Sherina, baginya saya mungkin hanya angin lalu. Sekedar fan gila, sekedar penikmat lagunya.

Dari lagu anak-anak di masa sekolah sampai lagu cinta. Dari sebuah kesetiaan menunggu sampai kesepian yang mengadu. Dari seni berjoget di halaman sekolah sampai gesekan celo untuk menemani dengungn lebah. Dari duet sederhana boyband Irlandia sampai lagu pilihan soundtrack film. Kecuali ‘Battle of Dance’, saya suka semua lagunya. Sehari bisa jadi saya mendengarkan Sherina Munaf lebih dari 100 kali. Dan Sherinaku tak pernah lelah. Dari berangkat kerja, saat kerja, istirahat kerja baca buku ditemani kopi dan BB Pink berjajar lagunya, saat pulang kerja, saat santai bersama keluarga, sampai saat tidur pun Sherina masih bernyanyi untukku. Dan inilah daftar lagu dari penyanyi terbaik di muka bumi.

#14. Ada
Bagian terbaik: ‘Ada kau di hati, aku tak sendiri. Kau selalu bersama aku.’

Ini adalah lagu paling mellow. Tak banyak yang mendengar karena hanya terselip dalam album Tuna. Tapi saat pertama kali mendengar saya tahu ini lagu istimewa. Apalagi mendengarkannya dengan headset sebagai teman berlari sore. Superb sekali!

#13. Kembali Ke Sekolah
Bagian terbaik: Berapa kali Sherina mengikat tali sepatunya?

Mari kita hitung. Pertama saat opening scene, teriakan ibunya: ‘Sherina, tali sepatunya!’. Kedua: setelah ia menari dalam keceriaan, sebelum berlari kembali mengejar teman-temannya, dia tersenyum pada kita! Ketiga: setelah ring bel belajar berbunyi, di depan pintu ia ditegur ibu guru untuk mengikat sepatu cokelatnya. Cukup? Nope, ayo tonton dari awal dan hitung lagi!

#12. Aku Beranjak Dewasa
Bagian terbaik: ‘Semoga hidup ini kulalui dengan hati yang seterang bintang-bintang, indah bertaburan. Tanpa kecewa, amarah, prasangka, oh dan semoga selalu kujalani perintahmu Tuhan.’

Liriknya sangat amat bagus. Sebuah perenungan perubahan fase kehidupan dari anak-anak ke remaja. Yang terbaik bukan lagu My Life yang dicomot sebagai nama album yang mewakili album penutup usia anak, tapi lagu ini. Poinnya rasa syukur padaNya.

#11. Impian Kecil
Bagian terbaik: (backsound lelaki bersuara berat: ‘segalanya semua…’) lalu Sherina membalas ‘Hanya untukku. Tunggu, tunggu dulu bukan itu yang kumau’.

Ini adalah lagu kesukaan Rani Wulan skom. Rekan sekerja yang begitu terpesona dengan kalimat, ‘restoran favoritku, yang kuheran dari mana kamu tahu.’ Bisa saja album Tuna menunjuk lagu Sebelum Selamanya sebagai hit, tapi lagu inilah yang pertama menyusup dalam kepala. Catchy!

#10. Akan Ku Tunggu
Bagian terbaik: ‘… kuperhatikan kau dari dekat’

Sebuah kesetiaan. Selalu jadi teman cerita dengan Rani Wulan skom dan Yuli, teman semeja serta May, istriku. Bahwa liriknya dibuka dengan memperhatikan dari dekat, lalu waktu menempa kerasnya kehidupan cinta. Jauh. Jauh. Jauh. Jauh. Tak tergoyah, sang Pecinta masih setia menunggu. Seakan sia-sia, tapi selalu percayalah hidup tak pernah berhianat bagi mereka yang sabar hingga akhirnya satu kata penutup Sherina berujar ‘…dekat’.

#9. Kisah Sang Lebah
Bagian terbaik: ‘Hah beruang madu…’ (seorang gadis cilik ketawa kecil)

Ini adalah lagu yang paling sering diminta putar oleh Hermione, baik saat berkendara, sebagai teman baca atau di saat santai. Dia selalu akan menirukan gerakan yang diucap Sherin seperti, ‘terdengar dengung lebah’ maka dia akan menempelkan telapak tangan kanannya ke belakang daun telinga meniru orang seakan mendengarkan dengan seksama. Lalu bagian ‘dan berdoalah sebelum ia akan memulainya’, maka Hermione pun mengangkat kedua tangan menengadah bedoa. Lalu di bagian ‘rumah susun segi enam cocok kutinggali’, ia akan membentuk kedua jarinya segi enam di depan dada. Lalu bagian ‘madu super istimewa’, ia akan merenggangkan kedua tangannya ke atas laiknya seorang binaraga. Dan seterusnya dan seterusnya. Cool!

#8. Primadona
Bagian terbaik: Lagu ini berhenti ketika Sherina berteriak ‘… Berhenti!’

Sebagai judul album, album pertamanya lepas dari masa kanak-kanak, sayang sekali lagu yang menghentak dan berbobot ini tak masuk sebagai hit. Justru musik Rock Sendiri yang membuka kedewasaan sang primadona. Setiap hari adalah lagu wajib di kos Ruanglain_31. Grandong, teman satu kos pastinya setuju lagu ini begitu bernyawa untuk pembuka pagi.

#7. Lari Dari Realita
Bagian terbaik: ‘Ya, hari ini kusempurna’

Salah satu ciri khas lirik lagu Sherina adalah memainkan ironi. Banyak lagu ciptaannya membentuk curva itu. Pelangi di tengah bintang? Harapan yang membuncah lalu dihempaskan ke dasar. Dan inilah kesempurnaan palsu sehingga ingin pergi dari kenyataan.

#6. Bukan Kenangan
Bagian terbaik: ‘Kawan datang dan berlalu, lawan datang dan berlalu aku diam di sini ditinggalkan kenangan.’

Ini soundtrack hidup bagi seorang nomaden. Hidup ini bukan kenangan, maju terus. Kalau tak ikut gerak maka kau akan ditinggal. ‘Senang tawa puas dan cinta, merah biru hitam dan putih…’

#5. Persahabatan
Bagian terbaik: Menari di halaman sekolah

Sherina mengajak teman-temannya keluar kelas saat denting bel istirahat terdengar. Dewi Hughes tersenyum. Dalam kerumuman dan alunan instrument, Sherina membuka suaranya lagi dengan berputar terlebih dahulu sebelum menari. Luar biasa. Tak pernah kulihat ada seorang penyanyi bisa ‘seanggun’ itu. Satu putaran penuh dalam keceriaan khas anak-anak.

#4. Sing Your Mind
Bagian terbaik: ‘Let me hear your voice, I wanna hear what you say.’

Setelah tiga tahun menemani dalam audio, tahun ini saya berkesempatan melihatnya versi piano live performance di depan undangan international ‘One Young World’. Amazing. Speechless.

#3. Ku Disini (Here To Stay)
Bagian terbaik: ‘Jangan menyerah ku disini, genggam erat tanganku. Genggam erat jiwaku.’

Lagu ini dibuat dalam dua versi. English yang sangat keren dan lokal yang begitu syahdu. Sebuah harapan, selama bersama jangan pernah menyerah. Hadapi semuanya, teman seperjuangan. Video klipnya akan dikenang Hermione sebagai lagu pengiring ballerina.

#2. Simfoni Hitam
Bagian terbaik: ‘Telah kubisikkan cerita-cerita gelapku, telah kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku. Tapi mengapa kutakkan bisa sentuh hatimu’.

Lagu ini wajib ada dalam daftar. Dimainkan dalam dua versi, band dan orchestra. Ini adalah jenis lagu sedih tingkat dewa. Seorang mencinta dengan segenap jiwa raga, tapi tetap gagal menaklukkan hati sang pujaan. Mengorbankan segalanya, nyanyian sendu seorang Pecinta. Pengen nangis dengarnya.

#1. Lihatlah Lebih Dekat
Bagian terbaik: Semua frame video klip, semua dentingan piano, semua alunan Sherina bersama Uci Nurul. Inilah contoh lagu terbaik sepanjang masa.

Filmnya meledak. Banyak orang menilai pemicu kebangkitan film nasional adalah Ada Apa dengan Cinta? Padahal tahun 2000 Petualangan Sherina menghentak terlebih dulu. Filmnya bagus, soundtracknya luar biasa. Aransemennya digubang oleh (alm) Elfa Seicoria. Album ini masuk 100 Album terbaik Nasional. Dan dengan dentingan piano beserta orchestra lengkap Lihatlah Lebih Dekat jelas sebuah maha karya yang akan dikenang seratus, dua ratus, sampai seribu tahun lagi.

Ruang HR CIF – Karawang, 260417 – Sherina Munaf – Lihatlah Lebih Dekat
Daftar ini awalnya termuat I Have a Dream, Better Than Love dan Sebelum Selamanya, tapi akhirnya terdesak lagu lain.

My Best Friend Forever #23

image

Ketika mendengar kata best friend forever (BFF) hal pertama yang terlintas dalam benakku adalah persahabatan Spongebob dan Patrick. Dalam sebuah seri, Spongebob berangkat kerja ke Krasty Krab, ketemu Patrick di jalan dan ditanya, “apa yang kamu lakukan saat aku bekerja?”, Patrick dengan polos menjawab, “menunggumu pulang….”

Buku ke 23 yang akan saya review ga ada sangkut paut-nya dengan serial di dasar laut tersebut. Adalah novel ke-2 Sherina Salsabila, buku keluaran Paci (Penulis Anak Cerdas Indonesia). Saya menjadi first reader di awal tahun 2013. Sempat berjanji pada Sher akan membuat ulasannya, namun saat itu saya lagi down sehingga rencana me-review-nya nyaris terlupa. Kemarin saat membuka-buka rak, saya teringat lagi. Saat ini beberapa kali masih kontak dengan Sher yang kini memasuki bangku SMU. Betapa waktu berjalan cepat.

Di cover pembuka ada tulisan pink “To: Om Budi & Bunda Mey, semoga senang membaca karyaku 🙂 – Sherina”. Sebuah tanda tangan tertanggal 10 Februari 2013, sabaris kalimat yang sejatinya memberi semangat kepadaku, bukan sebaliknya. Di kata pengantar nama saya juga kembali disebut, kini dalam cetakan: “… juga buat Om Lazione Budiyanto yang suatu hari nanti ingin punya akan perempuan kecil seperti aku, yang selalu memberi motivasi terbaik untukku.” Sejujurnya Sher, bukan saya yang memberi motivasi ke kamu, tapi saya-lah yang kamu beri motivasi yang saat itu kami dalam posisi terpuruk. Dan kini dua tahun lebih berselang, putri keduaku bernama Hermione, kelak mudah-mudahan doa itu terkabul, bisa secantik dan secerdas Sher. Ke depannya Sher, kalau boleh minta tolong ‘selipkan kalimat penyemangat buat Hermione – Sherina Kecilku’ di buku terbarumu.

Kisah dimulai langsung tanpa daftar isi, namun tiap bab-nya ada judul. Di pembuka Sepucuk Surat Untuk Fatia. Pagi yang mendung, Fatia mendapat surat tanpa nama pengirim di amplop. Segera dibuka dan dibacanya, ternyata dari Kenzia sahabatnya yang kini di Belanda. Menanyakan kabar dan kesibukan. Dari sepucuk surat itulah cerita ini akan digulirkan, ditarik mundur. Kenangan-kenangan semasa mereka bersama di sekolah Cendrawasih.

Tokoh utama Fatia, panggilannya Fat – duh gemuk dong – orangnya supel dan (sepertinya) yang paling cerdas. Kedua Kenzia, anak orang kaya. Anak tunggal, ayahnya kerja di bank swasta ibunya lawyer, liburan kemarin dia ke Bali. Ketiga Shania, anak baru pindahan dari Sumatra. Dirinya terpaksa pindah sekolah gara-gara orang tuanya mendapat tugas di ibu kota. Keempat, Misca teman sebangku Shania. Mereka berempat mendapat julukan ‘4 Sekawan’. Kisah novel ini menceritakan hiruk-pikuk mereka di SMP Cendrawasih. Begitulah hari-hari indah di sekolah. Masa paling indah bersama teman-teman terbaik. Ada audisi penulis, ada kegiatan Osis, ada kegiatan baksi sosial dan seterusnya.

Konflik itu muncul juga, saat pemilihan ketua Osis ada yang pingsan. Kenzia tak sadarkan diri, segera dibawa ke ruang UKS – ada yang masih ingat kepanjangannya apa? – mulai saat itu Kenzia sering sakit. Teman-temannya ikut sedih. Namun ternyata ada yang tak beres, saat Fatia secara tak sengaja membaca buku bersampul hitam sebuah fakta menarik terbongkar. Fatia yang terkejut menceritakan pada kak Farah, kakaknya yang kini kuliah. Fakta apakah gerangan? Akankah persahabatan mereka tetap utuh saat satu demi satu kenyataan buruk menghampiri. Sisi negatif tiap karakter terkuak, dan Sherina dengan sukses bisa membuat pembaca tetap terpaku sampai halaman terakhir.

Secara keseluruhan, masa itu udah lewat. Saya membacanya dari sisi seorang anak sekolah dengan segala keceriaan mereka. Hebat ya anak zaman sekarang, SD-SMP udah punya karya. Saya dulu saat seusia Sher, yang ada dalam benak ketika pulang sekolah hanya mengejar layang-layang putus, memancing di sungai, berburu burung di sawah, atau sekedar main kelereng di halaman belakang rumah. Apalagi Sher udah bisa bikin plot yang baik, konflik yang bagus, menyimpan kejutan dan eksekusi ending yang pas. Di usia 12 tahun sudah bisa membuat cerita tentang histrionic personality disorder. Ckckck… seusia itu tahuku malah brambang goreng. Sampai saat ini saya belum bertanya lagi ke Sher udah berapa buku yang ditulis. Namun novel keduanya ini termasuk sukses menghantarkan saya menikmati lembar-demi-lembar mengarungi dunia anak. Saya yakin dalam 5 atau 10 tahun lagi, nama Sherina Salsabila akan tercetak di sampul buku yang dibicarakan banyak orang karena ceritanya yang istimewa. Or is it just me?

My Best Friend Forever | oleh Sherina Salsabila | Penerbit Zettu | PACI: Penulis Anak Cerdas Indonesia | Cetakan I, 2013, 14×21 cm: 120 halaman | ISBN: 978-602-7735-45-3 | Skor: 3/5
Karawang, 230615 – Midnight midweek

#23 #Juni2015 #30HariMenulis #ReviewBuku

Sherina Munaf #nostalgia

Image

Catatan: “Ini postingan nostalgia ketiga yang saya ambil dari catatan Facebook tertanggal 22 Juni 2011. Catatan ke 21 dalam event #30HariMenulis. Poster girl! Poster Sherina masih ada satu yang tetap kupajang di rumah, istriku tetap mengizinkannya.”

Foto ini masih saja kupajang di kos, sampai sekarang

“Berhenti menggelengkan kepalamu

Berhenti membangun pertahananmu

Kau kan sadar kau kan tahu

Bahwa kau bukan Primadona”

Ketika remaja saya cinta banget dengan dia. Saya terpesona dengannya di lagu Kembali ke Sekolah. Video klipnya keren, coba hitung ada berapa kali Sherina membetulkan tali sepatunya? Sepatu coklatnya aku beli, semirip mungkin dengan yang ada di klip. Senyumnya menghipnotis. Lalu makin tergila-gila setelah film Petualangan Sherina rilis. Film yang menjadi fenomena pembuka jalan bangkitnya perfilman nasional di abad millenium.

Ketika sekolah stm, cintaku menjadi tak terkendali. Dengan konyolnya saya meng-klaim Sherina munaf adalah pacarku (belakangan ini kusadari hal inilah yang membuatku lama sendiri). Seluruh kaset ori-nya kubeli. Sampul kasetnya saya selotip plastik biar ga rusak. Ost Petuaangan Sherina saking seringnya kuputar pitanya kusut, ngeruel, sampai putus. Konyolnya lagi, saya buka itu kaset lalu saya sambung lagi. Masih bisa muter dan lagunya terdengar mleo-mleo di track “Jagoan”.

Temanku pernah bertanya: “Emang kamu pernah ketemu langsung denganya?”

Kujawab bijak: “Belum, saya ga mau ketemu dia langsung dalam posisi artist dan penggemar. Saya ingin suatu saat nanti ketika pertama bertemu dengannya posisi kita setara. Saya ga mau dilihat sebelah mata olehnya, hanya sebagai seorang fan.”

Setiap kali Sherina muncul di tv, HP ku pasti bergetar. Teman-teman dan keluarga seperti sudah ada kesepakatan tak tertulis untuk selalu memberitahu setiap berita terbaru tentangnya.

“Bud pacarmu sekarang ada di rcti tuh”

“Setel rcti sekarang! Sherina show”

“Pacarmu jadi cover majalah Girl, ada posternya. Beli sana!”

“Eh Sherina lagi diwawancari tukul, liat tv sekarang Bud!”

“ajalah Hai mengupas album baru Sherina”

“Sherina-mu jadi bintang iklan Simpati norak! Tapi di iklan maribella cantik banget…”

“Bud cepetan nonton indosiar, Sherina ada di kiss kena kasus perkosaan tuh”

“Laz aku punya gambar sherina munaf dengan resolusi tinggi, bagus buat wallpaper. Email mu apa?”

“New ambasador panasonic! Ruuuar biasa. Salute!”

“Geregetan oh aku geregetan apa yang harus kulakukan…! Pacarmu lagi nyanyi di sctv. Sayangnya lipsing”

Itu adalah sebagian kecil sms yang kuterima. Dulu setiap ada sms seperti itu saya langsung bergegas lihat tv, bagaimana caranya saya ga mau tahu. Kalau lagi di rumah nyantai sih ga papa, tinggal nyalain tv. Pernah pas lagi kerja ada sms seperti itu, saya langsung bergegas ke kantin pt untuk nyalain tv. Di jam kerja dengan santainya saya lihat sherina di tv sambil minum the botol. Dari arah belakang bos saya datang menegur, “Pantas saja target kerjaan ga terkejar yang lain pada pusing kamu malah enak-enak di kantin” Saya hanya tersenyum, konyolnya lagi saya tak panik sama sekali ditegur gitu. Malah dengan santainya kutimpali, “Pacar saya bos lagi di tv” Duh!

Pernah pas dalam perjalanan naik motor ada sms seperti itu, berhenti sebentar kubuka HP. Lalu langsung saja saya kebut itu motor cari tempat yang ada tv nya. Di pinggir jalan ada warung soto yang ada tv nya, langsung saja masuk dan bilang: “Remote mana? Cepet ganti channel rcti, ada pacarku di sana!” Pernah juga pas lagi kuliah, saya langsung pulang untuk duduk di depan tv ga peduli walau matakuliah hari itu ada quiz. Perjuanganku untuk melihat Sherina di layar kaca tak semudah yang kalian kira!

Puncak kecintaanku pada Sherina Munaf terjadi di album Primadona.

“Jadi tunggu saja.

Pasang kelima panca indramu

Camkan dengan pasti, kuyakin kau kan….”

Setiap hari adalah lagu wajib. Temanku se-kos ruanglain_31 sampai sepet dengarnya, tetangga kos ku ada yang protes. Siapa yang peduli, sherina lagi di puncak.

Sampai akhirnya saya sampai di suatu titik yang ‘ga tahu gmana saya menjelaskannya’. Sebuah realita dan pemikiran akal sehat. Dia bukan apa-apaku. Dia makin terkenal, lagu-lagunya mulai komersial di album gemini. Dan kemunculannya di layar kaca jadi semakin sering. Saking seringnya, menjadikannya penampilan yang tak special lagi. Dulu dia masih langka tampil, kini disembarang jalan ada poster dia. Di setiap hari ada dia di tv, lagu-lagunya dengan mudah ditemui di radio. Dia tak special lagi. Saya terbangun dari daya khayalku.

Seperti ada pengumuman yang terpampang di sebuah banner iklan raksasa, seperti ada sebuah kesepakatan konspirasi teman-temanku pasca album gemini juga mulai jarang kasih sms kabar pacarku muncul di media. Terakhir 2 minggu yang lalu masih ada 2 temanku yang sms bahwa Sherina munaf muncul di just Alvin di metro tv. Lucunya, saya tak peduli.

Cinta ini tak abadi, Tuhan memang maha pembolak-balik hati makhluknya.

Koor Prod Room – Cikarang, 220611

Andai aku besar nanti – Lihatlah lebih dekat – My Life – Primadona – Gemini.

Karawang, 030114