My Secret Identity #17

Featured image

Menyembunyikan identitas penulis (di cerita ini) ternyata seru. Galereen Hith adalah nama pena penulis buku The West Cowboy Story. Dalam kisah ini kita tak diminta menebak siapa Hith, karena sudah dijelaskan terlebih dahulu, yaitu seorang gadis remaja Gladist Swing namun cerita bertutur tentang usahanya menyembunyikan identitas.

Identitas Rahasiaku, dengan nama samaran Galereen Hith, Gladist menyembunyikan jati dirinya. Adegan pembuka dia sudah berbohong tidak masuk sekolah karena akan menghadiri pesta buku di kota New York. Orang tuanya melindungi dengan bilang sakit cacar air. Dari kota Dulhing Bay yang kecil Gladist mengguncang dunia pustaka remaja. Bukunya sukses berat, seantero Amerika membicarakannya, hhhmmm…. remaja aja sih buktinya penulis Fighting to Heaven, Harry Buntion hanya tahu sekilas. Berteman dengan Tysha sejak SD mereka saling membantu, saling support dari gangguan Darcy dan Meian yang jahil, murid paling kaya dan populer. Kebiasaan buruk Glad selain berbohong adalah menabrak seseorang saat panik atau tergesa. Salah satu korban ‘tabrak’ tersebut adalah Leon Copp, cowok paling keren (di mata Glad) yang nantinya mengisi konflik seru cerita ini. Saat orang-orang di sekolahnya ramai membicarakan sang koboi, berapa lama lagi Glad berhasil menyembunyikan identitasnya?

“Kau pasti mengira aku ini Galereen Hith kan? Oh Glad jangan seperti itu lagi, aku bukan Galereen Hith, karena aku tak mengatakan sejujurnya padamu.” (halaman 194) – seseorang mengatakan pada Glad dia bukan Hith

“Ternyata apabila dia menyukai sebuah buku, dia akan mati-matian ingin menemui pengarangnya. Pantas dia pura-pura menuntutmu agar kau keluar dari persembunyian. Dan tahu tidak apa yang dia lakukan setelah berhasil menemui pengarang buku kesayangannya? Dia menggunting sepotong baju mereka untuk dikumpulkan. Dan masih ada lagi, menggunting kuku mereka, mengambil barang mereka, bahkan sampah mereka juga dikumpulkan. Ternyata di dunia ini memang ada maniak seperti itu. Untung saja dia tidak tahu siapa Galereen Hith”. (halaman 222).

Ada 3 kelebihan buku lokal ini sehingga saya berani kasih skor tinggi, walaupun Ardina juga ga se-lokal yang kita kira karena dia lahir di negeri seberang:

  1. Pembaca dibuat penasaran kejadian demi kejadian. Saya selalu bilang, buku yang berhasil adalah bisa membuat pembaca dipaksa terpaku terus sampai akhir. Setiap lembarnya memberi mantra lengket, sesuatu yang tak biasa untuk sebuah buku remaja Nasional dengan setting International.
  2. Bab demi bab selalu memberi karakter penting baru, bukan sekedar karakter tempelan. Karakter baru tersebut akan memicu konflik yang memaksa karakter penting lain memutuskan sikap.
  3. Kejutan. Saya suka kejutan yang gereget. Gladist adalah orang yang bikin gereget, saat identitasnya nyaris terbongkar. Malah teman anehnya tertuduh. Semua diceritakan dengan seru. Dan kita tahu kebohongan Glad, tak bosan-bosannya Glad menabrak.

Dengan setting Amerika, novel ini berkreasi dengan tutur kata yang renyah. Tak menyangka aja, saya masih bisa menikmati novel remaja di tahun 2006. Sebenarnya ini buku punya Jemy, teman se-kos yang juga suka buku. Karena stok bacaan habis saya iseng membacanya, eh ternyata bagus. Sempat juga buku hilang saat dipinjam seseorang di tempat kuliah, namun saya tuntun untuk ganti baru. Dan saat Jemy meninggalkan kos untuk bekerja ke Kalimantan, buku-bukunya ditinggal salah satunya ya ini. Cerita remaja dirangkai ceria dan tetep bagus? Why not? Ardina sudah memberi bukti.

My Secret Identity | oleh Ardina | Penerbit C publishing | distributor Mizan Media Utama | Cetakan pertama, November 2005 | vi + 328 hlm; 20,5 cm | ISBN 979-24-3903-X | Skor: 4/5

Karawang, 170615 – audit day one

#17 #Juni2015 #30HariMenulis #ReviewBuku

Kingsman: The Secret Service – Manners Maketh Man

Eggsy: So, are we going to stand around here all day, or are we going to fight?

Untuk menikmati film yang kualitas bagus, terjemahan dan gambar yang sudah sip, saya butuh waktu beberapa bulan setelah rilis. Beda dengan Danef – teman di Bank Movie yang selalu selang ke depan, dimana film baru rilis dia sudah buat review. Kalau saya kebalikannya, selalu terlambat, maklumlah di Karawang belum ada bioskop. Untuk kasus Kingsman terlambatnya lama, saya sampai bosan sama abang lapak film yang saya tanya berkali-kali kapan ‘kualitas ori’ nya datang? Film ini termasuk yang terlambat dari jadwal tiba di lapak. Jadi saat dua hari lalu saya tonton, hype sudah mereda. Gemuruh penonton paling besar ya jelas adegan bad-ass di Gereja yang akhirnya saya tonton full. Pure violence. Kingsman dibuka dengan menawan, sebuah serangan ke sebuah gedung. Batu-bata runtuh sebagian-sebagian yang membentuk tulisan cast and crew film ini. Dalam penyergapan tersebut member Kingsman tewas. Harry Hart (Colin Firth) adalah agen rahasia senior yang menyampaikan duka tersebut kepada istri dan anaknya yang masih kecil yang diberi semacam lencana dengan kata kunci.

Setting  waktu diputar di masa kini, Gerry ‘Eggsy’ Unwin (Taron Egerton) kini sudah dewasa. Tumbuh dalam lingkungan yang keras sehingga membentuknya menjadi berandal. Dalam kasus perkelahian dia di penjara, di sana dia lalu menelpon dan memberi kode ‘kingsman’. Dan datanglah Hart menyelamatkannya. Eggsy lalu direkrut untuk menjadi anggota agen rahasia. Dilatih secara intens bersama rekrutan baru lainnya. Tipe latihan mengingatkanku pada film Divergent. Penuh bahaya, penuh gaya dan terlihat keren. Sebuah kamar di pagi hari tiba-tiba meluapkan air sampai langit-langit, terjun payung berkelompok lalu diumumkan salah satunya tak ada parasut, sampai disandera terikat dengan posisi di atas rel saat kereta api akan lewat. Seru, gregetan, mendebarkan.

Dalam latihan, setiap anggota yang gagal akan otomatis tersingkir, sampai akhirnya anggotanya menyisakan satu. Dalam waktu bersamaan, muncullah sang penjahat unik Valentine (Samuel L Jackson). Dengan kalung dan topi ala rapper, L Jackson memberikan penampilan unik sebagai antagonis yang kejam. Bersama Gazella (Sofia Boutella) yang ciamik, dimana kedua kakinya adalah pedang, mereka berencana menguasai dunia. Berhasilkah misi mereka? Atau Agen rahasia Kingsman bisa mengagalkannya? Klise banget ya pertanyaannya? 😀

Secara keseluruhan aksinya bagus. Seru. Dimanis. Sudah memenuhi ekspektasi walau ga Wow juga. Banyak adegan diluar nalar. Chip dipasang di leher? Meh! Walau di masa depan tidak memungkiri kemungkinan itu, tapi sampai menempatkan karakter penting ikut terjebak memakainya itu sebuah blunder. Ga beda jauh sama simulasi di Divergent. Lalu kepala-kepala meledak itu juga meh! Macam mainan Lego aja bisa dimodifikasi. Kejutan yang disajikan pasca adegan gila di tempat beribadah itu baru cool. Sebuah cerita bagus harus ada drama yang menyakitkan. Atau otak saya yang salah, suka kalau ada karakter penting tewas? Entahlah. Satu lagi nilai plusnya, ending yang ditampilkan di bar saat Eggsy meniru gaya Bart untuk menghajar musuh. Oh itu cerdas sekali. Gaya 007 slengekan dipadu dengan Kick-Ass!

Kingsman: The Secret Service | Director: Matthew Vaughn | Screenplay: Jane Goldman, Matthew Vaugghn | Cast: Colin Firth, Mark strong, Taron Egerton, Samuel L Jackson, Michael Caine | Skor: 4/5

Karawang, 21052015