Hati Seorang Anak

A Child’s Heart by Herman Hesse

=== tulisan ini mengandung spoiler ===

“Setiap udara yang kita hirup dikendalikan oleh suatu kekuatan dari luar dan peranan takdir.”

Ini adalah cerpen yang dibukukan. Hanya satu cerpen, kubaca kilat semalam, dan terjeda tidur, subuh selesai. Tak sampai seratus halaman, dicetak mungil, dan plotnya yang sederhana, tapi sangat berkesan. Ini tentang hati murni yang memaafkan, sangat manusiawi anak-anak tergoda, lalu menyembunyikan kejahatan, lalu saat terdesak, ‘mengakui’ dan karena buku ini didedikasikan untuk sang ayah yang baru saja meninggal, jelas sang ayah di sini memaafkannya. Hangat, hangat sekali menyaksi hubungan ayah-anak ini sekalipun berpijak pada tindakan kurang baik.

Kisahnya bermula saat Emil Sinclair kembali dari sekolah, tak ada siapapun di rumah. Ia bermaksud menemui ayahnya di lantai atas, kamar rahasia yang jarang sekali ia masuki sekalipun ia tinggal di sana sebelas tahun. Dalam penggambarannya sebagai pegangan betapa familiar rumah itu, ia sudah memandangi pintunya ribuan kali, dan seperti hal-hal umum lainnya, banyak hal luput dari perhatian saking biasanya.

Nah, di kamar atas, ayahnya taka da setelah ia mengetuk dan memberi salam. Harusnya, ia balik badan dan nanti ke sana lagi. Namun tidak, siang itu, ia dirasuki rasa penasaran. Ia nekad masuk dan melakukan hal-hal terlarang. Membuka-buka laci, memeriksa lemari, melihat-lihat benda pribadi. Dan begitulah, rasa penasaran itu berbuah tindakan jahat. Ia mengambil mata pena, mengantongi buah ara, dan merasainya. Betapa manisnya. Sejatinya ia takut, dan sudah prediksi akan ketahuan, tapi entah ada kelebat setan mana yang memasukinya, ia tetap saja mencurinya. Ah, apapun itu, sekalipun dari kamar ayahnya, mengambil barang bukan miliknya sendiri tanpa izin tetap saja mencuri. Sekalipun, ia mencoba mengatur tata letak buah, dan benda-benda lainnya. Ah, hati seorang anak yang penasaran. Betapa polosnya.

Itu Sabtu siang, nantinya ada pelajaran sore olahraga. Maka setelah keluar kamar, dan lalu gegas keluar rumah, hatinya mengalami kebimbangan. Seharusnya ke sekolah, ia malah berkelana. Dan dalam pengelanaan bertemu dengan temannya, Weber. Sobatnya yang orang miskin, yang akrab sering bermain ini menjadi semacam pelampiasan kebimbangan. Uang yang dikumpulkan bersama untuk membeli pistol, dikembalikan, mereka saling caci, dan akhirnya berkelahi. Jadi tontonan orang-orang, menjadi aneh, seorang Emil yang polos menjadi beringas dan nakal seketika.

Malamnya, saat makan malam, orangtuanya tampak curiga akan gerak-gerik Emil. Dan Emil yang gugup menambahkan rasa itu. Minggu, hari bebas bangun siang, ia mau ke gereja atau ke sekolah minggu, tentu saja ke gereja sebab tak banyak tuntutan, menyanyikan himme, dst. Dan begitulah, hari itu ia ditemui ayahnya untuk ‘diinterogasi’.

Awalnya tak mengaku, ia membeli buah ara di toko kue Haager. Ayahnya memastikan, mengajaknya ke toko tersebut. Dengan kebimbangan, mereka ke sana, tapi saat di tengah jalan emil bilang tokonya hari Minggu tutup. Semakin mengelak, semakin panik. Maka diajak ke rumah penjualnya, dan begitulah, di depan pintu ia meragu. Dan pengakuan disampaikankan. Menggeleng dengan hati mengabu.

Bagaimana respons seorang ayah yang mendapati anaknya melakukan kesalahan patut diacungi jempol. Sang ayah mengajarkan kesabaran, pengakuan, berjiwa besar, dan tindakan dan ucapan yang sangat pas.

Emil sendiri di Minggu malam itu merasakan kedamaian, ya ia salah, dan ia dihukum. Namun respons ayahnyalah yang menciptanya, maka tepat rasanya ia bilang, “Ketika berbaring di tempat tidur aku yakin ia telah benar-benar memaafkanku, lebih daripada aku memaafkan dirinya.”

Ini buku ketiga Herman Hesse yang kubaca setelah Siddharta dan Steppenwolf. Suka semua. Ini karena cerpen yang dibukukan, sangat tipis, maka ya anggap saja membaca cerpen. Pemenang nobel sastra, yang patut dikejari baca.

Hati Seorang Anak | by Herman Hesse | Diterjemahkan dari A Child’s Heart | Diterjemahkan dari bahasa Jerman oleh Richard dan Clara Winston | Edisi Picador, 1973 oleh Pan Books Limited | Penerjemah Anton WP. | Desain sampul Yudhi Herwibowo | Copyright 2006 | Penerbit Katta | Dicetaj Percetakan eL torros | Cetakan pertama, Juli 2006 | ISBN 979-99017-9-0 | 64 halaman, 12 x 18 cm | Skor: 4/5

Karawang, 041022 – Louis Armstrong feat Ella Fitzgerald – Summer

Thx to Erii, Jakarta

Lakukanlah, Terinspirasilah, Ikuti Inspirasi Hati

Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 3! By Ajahn Brahm

Saat ia berpikir, “Kapan Ajahn Chah akan berhenti?” Ia membatin sendiri, “Kapan akan berhenti?”

Inilah 108 cerita (terakhir) Pembuka Pintu Hati. Wah, ternyata seri tiga ini lebih bagus. Inspirasi dan perenungannya lebih mengena. Polanya masih sama, dengan mengambil cerita umum, pengumpamaan, pengalaman, sampai mengutip beberapa penelitian. Namun kali ini lebih beragam nyamannya, lebih bebas, lebih syukur akan kecukupan. Saya sudah baca seri satu, lumayan Ok, seri dua punya tapi sampai sekarang belum tuntas, seri best of justru yang paling biasa, karena tipis dan sungguh dipadatkan jadi seolah petualangan spiritualnya belum terlalu merasuk malah udah kelar. Nah seri tiga ini, kurasa yang terbaik. Menghibur, jauh lebih bebas, lepas, dan tentu saja inspiratif. Kovernya saja monyet, pantas lebih kocak. Cerita monyet sendiri ditaruh di nomor 108 yang artinya sebagai cerita penutup. Pinter, bagian menarik ditempatkan di ending sehingga ketika menutup buku ini seolah merasuki pikiran monyet. Apa yang paling penting dalam hidup? Anda sudah tahu kok, melewatkan waktu bersama dalam hubungan, atau menemani anak-anak, menjaga kesehatan agar tak stress, menjadi bijak, dermawan, kehidupan spiritual Anda, itulah yang benar-benar penting. Segala hal lainnya adalah urusan kedua. Anda tak akan menjadi monyet yang hanya berayun dari satu pohon urusan ke pohon urusan berikutnya, tanpa pernah menemukan kebahagiaan dan kedamaian sejati. “Pikiran monyet yang buruk, jelek, dan harus dienyahkan.”

Dibagi dalam 11 pokok bahasan yang dipecah ke cerita-cerita. Dari Kepekaan, Jangan Serius-Serius Amat, Ketidakpastian, Kematian dan Kehidupan, Hidup Mawas, Kebahagian dan Inspirasi, sampai Keheningan. Lebih banyak meditasi, lebih banyak kecukupan waktu. Ketika ditanya, bisakah sang biksu mengisi acara pemberian berkah untuk rumah baru? Ia menjawab tak bisa, lagi sibuk. Esoknya ditanya lagi, dan masih ga bisa. Sebenarnya kenapa? Sibuk apa? Meditasi! Wah, sibuk yang sunyi. “Ya, dan saya masih belum selesai.” Haha… jadi lambatkanlah kecepatan Anda, untuk mengingatkan kembali diri Anda, memusatkan diri Anda. Itulah meditasi, belajar cara untuk berhenti. Mau bahagia tiga puluh menit atau tiga puluh tahun semua sama saja, inipun akan berlalu.

Bab tentang masa lalu Sang Penulis yang berkisah mahasiswa demo, lalu rusuh ia merasa tak bisa. Karena buat apa, menggulingkan aturan salah hanya untuk menempatkan sesuatu yang salah juga? Mengutip syair Penulis abad 16:

Tangan pembalasan dendam menemukan pembaringan, // Tempat sang ungu tiran kabur, // Tangan besi menghancurkan kepala sang Tiran, // Dan menjadi sang Tiran, menggantikannya.” – William Blake.

Syair yang mengatakan bahwa jika Anda berada dalam aktivitas memperbaiki keadaan sosial di masyarakat, Anda harus lebih berhati-hati. Anda setidaknya harus punya pelatihan batin, supaya Anda tidak menjadi Tiran yang digulingkan. “Anda memiliki karma yang jauh lebih baik dari saya, tolong tarik tuasnya.” Dan dalam momen sekejap ketidakelingan… jackpot!

Jalan menuju kedamaian, kebahagiaan, dan kebebasan menjangkau sampai sejauh itu. makin jauh kita menapak, sebagian besar kabut akan lenyap. Kita menyebutnya sebagai ‘pengalaman memenangi arus’. Saat itulah Anda dapat sesungguhnya melihat tujuannya. Anda sudha berada di bawah kabut. Anda benar-benar bisa memahami apa pencerahan itu, betapa kuat dan indahnya pencerahan itu.

Ahso, ahso (oh begitu, oh begitu). Kadang Anda diberlakukan tidak adil, kadang mereka mengatakan hal-hal yang tak pernah Anda lakukan, bahkan Anda dikucilkan dan ditindas, pada saat itulah katakan; “Ahso, ahso…” Mudah saja bahagia ketika kehidupan mengalir seperti lagu, tapi yang hebat adalah orang yang bisa tersenyum ketika segalanya runyam.
Kadang hal yang kita cemaskan bisa jadi sebenarnya bisa begitu kocak. Jadi alih-alih merasa sedih akan hal itu, alih-alih merasa negatif, kita bisa membuang suasana negatif itu dan menggunakannya dengan cara yang sangat berbeda. Anda bisa menjadi orang yang ceria, menarik, damai, mengagumkan, tak peduli peristiwa apapun dalam hidup.

Dalam ilmu psikologi, bahwa jika kita hendak mengkritik seseorang kita harus puji mereka dulu, sanjung mereka. Kedua jika Anda memuji seseorang dikarenakan pengkondisian batin kita semua, pujian itu tak akan masuk, Anda harus memuji selama 15 detik. Hanya 15 detik, barulah pujian itu diterima. Tapi cacian, kritik, cercaan akan masuk ke hati seseorang dalam hitungan detik, langsung akan masuk ke batin, kita tak perlu mengulang-ulang. Orang itu bahkan tak kan membiarkan lupa kritik itu. Maka pujilah 15 detik orang-orang sekitar Anda. Kita semua pernah melakukan kesalahan, dan sebagian besar kritik tak berdasar. Terhadap kritik semacam itu kita tak perlu terlalu memikirkannya, dan tetaplah memusatkan ke hal-hal yang positif.

Menolong orang menjadi hal yang sungguh menggembirakan, bukan lagi sebagai kewajiban, sungguh menyenangkan bisa melayani. Jangan meremahkan ungkapan ini: melayani itu menyenangkan. Ketika ada tragedi, bukan peristiwa itu yang tragis, namun bagaimana orang itu menyikapinya yang membuatnya menjadi musibah atau berkah.

Seperti halnya berziarah ke India, tempat Buddha dulu hidup, mengajar, tinggal, dan betapa indah dan damai tempat terpencil itu. Gua indah di puncak Nasar dan taman wiharanya di luar kota. Begitu sunyi dan damai. Biksu menyebutnya Vatikan atau Mekkah-nya agama Buddha. Di sana tak ada tembok tebal atau atap lengkung indah, tapi sebuah pemandangan langit berbintang dan pegunungan sebagai tembok mengelilingi. Keseluruhan ajaran Buddha adalah kesederhanaan, kecukupan hati hanya dengan yang sedikit. Apa yang dibutuhkan di dunia ini? Bukan bangunan, tapi orang-orang, tapi keheningan dan kedamaian, itulah yang terpenting.

Orang-orang memberi saya foto, saya simpan beberapa lama, lalu membuangnya. Buat apa menyimpan foto-foto itu? sebab mereka adalah beban. Bukankah hidup selalu berubah? Mengapa Anda menyimpan dan membekukan momen indah? Jauh lebih baik melepaskan semua masa lalu, dan mengalir besama perubahan, bersama dengan aliran itu, daripada berkutat dengan masa lalu. Anda sesungguhnya tidak bebas untuk berada dalam momen ini dan kini.

Kakek dan empat hubungan: mengundang ‘keharmonisan’ terlebih dulu, ketika keharmonisan masuk, itu langkah yang benar. Kalau sudah harmonis, ‘kedamaian’ akan mengikuti. Lalu otomatis ‘kesuksesan’ pun turut serta, dan terakhir Anda akan mendapatkan ‘kekayaan’.

Sungguh baik menantang gagasan kebahagiaan yang dianut banyak orang. Ketika Anda menantangnya sebanyak mungkin, Anda memahaminya lewat menantangnya. Selain itu, tantang juga diri sendiri. Sebab dalam proses menantang itu, Anda akan tiba pada kebenaran, selama Anda jujur pada diri sendiri. Lalu dari pengalaman itu, Anda akan mengetahui apa itu kabahagiaan dan kedamaian.

Milikilah kewelasan terhadap orang yang hidup bersama kita, sebab mereka sesungguhnya sudah melakukan upaya terbaik mereka. Percaya atau tidak orang-orang itu sudah benar-benar melakukan yang terbaik. Termasuk diri Anda, miliki kewelasan terhadap diri Anda sendiri pula.

Juru tulis cendekia Mesir Kuno 4,000 tahun lalu menulis dalam karya sastra, “Semua ungkapan terbaik, semua kata terbaik, semuanya sudah dipakai. Tak seorang pun bisa menulis apa pun yang segar lagi.” Bayangkan, itu lampau sekali yang menjadi keluhan sama orang-orang di jurusan Bahasa Inggris zaman now. Itulah masalahnya, kita tak memandang sudut pandang sejarah, kita malah berkata: “Makin lama makin buruk.” Faktanya, hal ini pernah terjadi. Seperti saat ini, wabah korona sedang menggila, kita adalah pelaku dan saksi sejarah pandemi ini. Faktanya dunia mengalami zaman keras dari masa ke masa, termasuk dalam menanggulangi wabah. Kekerasan datang dan berlalu, wabah tiba dan pergi, kedamaian datang dan lewat pula. Ketika kita merenungi ini, kita sampai ke pemahaman mengenai apa yang dunia ini bisa berikan kepada kita. Kita tak lagi berkonflik dengan bagaimana dunia bergulir, namun tak berarti kita berhenti berjuang. Jadi maknanya adalah, saat kita berhadapan dengan konflik, kita berupaya mengurangi kesulitan dan duka hidup, kita tak kan berhasil memperbaiki dari hal yang luar, kita akan selalu berhasil jika kita memiliki konflik di dalam batin kita.

Daniel Goleman mengatakan bahwa yang lebih bisa diandalkan adalah untuk mengukur kesuksesan seseorang atau masyarakat dengan kecerdasan emosional. Ini adalah istilah kecil yang hebat, sebab bukan hanya untuk menunjukkan kemampuan berpikir, namun kemampuan untuk merasakan pula. Apa yang diamati adalah kemampuan membentuk hubungan, terutama dengan orang lain di dunia ini. Pada dasarnya adalah kesadaran bahwa Anda tak bisa pernah mengendalikan diri Anda sendiri. Kesadaran bahwa untuk berteman dan bisa bergantung pada orang lain, Anda harus memiliki jejaring informasi, bantuan, dukungan yang lebih luas. Dan itulah kunci kesuksesan. Bahkan bagi orang yang memiliki ingatan fotografis bisa menyerap informasi dalam jumlah yang besar, mereka disebut ensiklopedia berjalan, tapi bisa saja bodoh dalam kehidupan. Mereka mengetahui kata-kata, makna, konsepnya, namun mereka tak bisa memasukannya ke dalam pola bermakna yang bisa membawa kebahagiaan, keberhasilan, kebebasan.

Ketika Anda bahagia, sesungguhnya Anda rileks, dan saat Anda rileks, Anda memiliki kebahagiaan yang alami. Itulah pertanda relaksasi: bahagia. Orang yang tidak bahagia adalah orang yang tidak tertawa, tubuh tegang, dan terjebak dalam diri sendiri. Satu-satunya doa yang disampaikan Bisku adalah “Semoga Anda sehat dan bahagia.” Dan doa itu sangat kuat. Sampai jumpa di buku Ajahn Brahm berikutnya. Salam inspirasi, Lakukanlah, Terinspirasilah, Ikuti Inspirasi Hati!

Tempat memiliki energi. Ketika Anda mengunjungi tempat berenergi baik, anda bisa menemukan pencerahan di sana. Lalu dalam keheningan itu Anda akan menemukan makna hidup. Cukup diamlah, dan heninglah, maka Anda akan mengetahuinya. Lalu bermeditasi, melepas… Saya hanya sangat hening, damai, dan bahagia.

Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 3! | By Ajahn Brahm | Penyunting Handaka Vijjananda | Penghimpun dan Penerjemah Tasfan Santacitta | Penyelia Vina Swarnadhita | Penggambar Shinju Arisa & Jeff Liang | PenataVidi Dayasati | Copyright 2012 | Penerbit Awareness Publication | ISBN 978-602-8194-62-4 | Cetakan 1, Nar 2012 | Skor: 4/5

Karawang, 200420 – Backstreet Boys – Downing

Thx to Titus Pradita

Pahat Hati

image

Back cover-nya mengiurkan. Dengan berani menuliskan: Dari Penulis yang bersanding dengan JK Rowling dan Cassandra Claire sebagai nominator BEST AUTHOR IN SOCIAL MEDIA 2013, penulis Indonesia berbakat, Andi Tenry Ayumaya siap menggebrak dunia lewat karya fenomenalnya. Bayangkan, penulis Harry Potter disebut dan disandingkan. Walau penulis favoritku dijual, ekspektasiku tak tinggi. Biasanya jualan dengan omongan koya seperti ini isinya kosong. Mungkin Eka Kurniawan sedang sibuk sehingga tak masuk, mungkin Dee sedang liburan sehingga tak tercantum sehingga Penulis lokal yang masuk nominasi adalah Andi-who? Baru dengar? Saya juga.

Saya jadi teringat Jemy teman satu kos dulu. Tiap selesai baca buku buruk dia selalu melemparnya ke bak sampah. Dia berujar, “buku seperti ini berbahaya, lebih bagus dilenyapkan”. Saya tak setuju, karena kita membeli dengan uang jerih payah maka kita harus ‘memeliharanya’ di rak. Saya berpendapat, kalau buku ini buruk di mata kita berarti buku ini memang bukan untuk kita. Bisa jadi untuk orang lain yang nantinya berkesempatan membacanya memetik hal positif. Bisa jadikan.

Saya teringat pesan teman, “sesekali kamu harus keluar zona nyaman. Bacalah genre diluar favoritmu. Mungkin kamu akan menemukan sebuah sensasi yang menakjubkan.” Dan novel Pahat hati ini di tangan, kisahnya tentang cerita semasa SMA. Seorang gadis ceria sedang ke rumah Oma setelah minggat dari rumah orang tuanya. Sampai di rumah nenek, tak ada orang. Neneknya sedang ke Jepang untuk berobat. Dia dititipi tetangga amplop berisi uang GeDhe dan akan rutin kirim uang, ia gunakan untuk sewa apartemen. Ketika pulang secara tak sengaja rebutan taksi dengan pemuda, sewot saling usir. Kebetulan sang pemuda satu kamar dalam apartemen yang ia sewa karena kena tipu. Kebetulan lagi mereka satu sekolah. Sang pemuda memiliki mobil yang bisa setiap saat berangkat-pulang sekolah bareng. Sang pemuda adalah playboy stadium akhir, setiap minggu ganti pacar. Bah pembuka macam apa in, anak durhaka, nenek gila, nyinyir hanya rebutan taksi sewot seperti mau mengantar pasien ke IGD saja. Dengan santainya membuat susunan cerita anak sekolah naik mobil. Hello dunia, SIM A sudah bisa dibuat oleh remaja lho sekarang. Dari sini saya sudah bisa menebak ke arah mana cerita ini akan berlanjut. Andai ini buku sewa atau pinjam, tentu saja saya hentikan. Namun saya tegaskan setiap lembarnya saya bayar jadi ya harus dituntaskan. Dan segalanaya mulai berjalan kacau bahkan ketika saya belum sampai separo baca.

Biar terlihat keren, daftar isi menggunakan bahasa Inggris. Dari prolog sampai epilog, dari Sweet Cherries sampai 1 month later. Kalau kalian berharap akan ada dialog puitis ala Chairil Anwar, jelas ga akan ada. Jadi ceritanya Cherry ini anak baru di SMA Bhakti. Di hari pertama sudah jadi pahlawan bagi anak kembar Alda dan Andini. Kalau yang ada di bayangan Anda ketika saya ketik pahlawan adalah melawan begal, membasmi perampok, menahan petir atau mencegah kejahatan lain Anda salah. Cherry hanya mengusir anjing. Pahlawan? Ya, tahan muntah Anda. Ulasan baru dimulai.

Di bab 2 Andi memberi judul Robber Cat. Mungkin maksudnya adalah criminal cat, plesetan ala Tukul di Bukan Empat Mata, mungkin artinya kucing garong agar terdengar cool jadilah robber cat. Itu istilah diperuntukkan buat Dicky, teman seatap Cherry seorang playboy yang giginya dipagar. Bayangkan Ashton Kucher memakai kawat gigi lalu tersenyum, mungkin terlihat lebih tampan. Dicky baru saja memutuskan Nabilah, korban terbarunya. Sementara itu Ilham pemuda yang akan tunangan sedang patah hati setelah Hannie pacarnya tewas kecelakaan. Kejadian dibuat se-dramatis mungkin, sang kekasih meninggal dalam pelukan ala sinetron lokal. Kelas 2 SMA tunangan. Kerjaan Ilham ini setiap hari melihat danau yang ada di belakang sekolah merasakan semilir angin. Ya, tahan muntah Anda, tulisan masih panjang.

Lalu secara flash back kita diberi tahu kenapa Cherry minggat dari rumah. Alasan pertama adiknya Dea nyebelin, kedua dia dijodohkan dengan anak teman ayahnya. Ya ini bukan zaman Siti Nurbaya yang bisa menyatukan pasangan lewat orang tua, kejadian ini bisa saja terjadi. Namun menyodorkan konflik keluarga seburuk ini sungguh tak ada logika. Otak Cherry jelas perlu di-ruwat. Bisa-bisa Raam Punjabi pingsan saking shock-nya membaca kisah ini. Tahan lagi muntah Anda, ini belum separo tulisan.

Dalam kisah The Ring, cincin tunangan Ilham secara tak sengaja jatuh ke danau setelah disenggol Cherry. Bodohnya Ilham ini memandang danau cincin tunangannya di-ewer-ewer mulu. Merasa bersalah, malam hari dia nekat nyebur ke danau mencari. Sungguh konyol, di siang hari ngapain? Di panas terik saja ga ketemu apalagi dalam gelap malam. Dicky dengan gagah berani menyusul ke danau, mungkin maksdunya biar terdengar romantis ala A Lot Like Love, berdua kedinginan di bawah sinar rembulan. Besoknya mereka flu. Konyolnya lagi, cincin bisa ketemu dengan mudahnya kemudian, dan diperparah Ilham memberinya kepada Cherry. Andi bisa saja sekalian menulis itu cincin The Hobbit sehingga siapa yang pakai bisa ngilang, toh sampai di sini kisah mulai liar tak terkendali.

Hobi ganti pacar Dicky berlanjut kini giliran Alda jadi korban. Salah satu si kembar ini back street (tanpa boys) jadian, namun seperti yang sudah diduga mereka putus. Dalam judul Playboy’s Aware lalu Dicky ditantang teman-temannya yang kurang kerjaan (atau PR-nya sudah selesai dikerjakan) untuk bisa menaklukkan hati Cherry. Dengan pede dia yakin bisa menjadikannya pacar. Kesempatan itu datang saat acara kemah di Tangkuban Perahu, namun saat acara belum mulai Cherry menghilang. Saya sempat berharap dia diculik Smeagol biar seru, tapi ternyata dia sedang bergelayut di tepi jurang karena kecelakaan. Setelah diselamatkan, acara itu dibatalkan. Wah wah, hebat. Seakan ke Tangkuban Perahu hanya 5 menit perjalanan, dan dengan mudahnya bubar lantaran kekonyolan karakter ini. Duh! Dunia koma.

Akhirnya kepala Cherry kepentok pintu sehingga luluh dengan cinta Dicky, dia mau pacaran dengannya, syarat dia mengaku insyaf di sekolah. Karakter macam apa, masak sedari awal kekeuh membenci Dicky tiba-tiba mencinta. Kalau alasan berubah pikiran karena sesuatu yang kuat sih oke saja, toh banyak yang benci jadi cinta, namun cinta itu bersatu karena sesuatu yang konyol seakan cinta bisa dipetik di kebun belakang rumah. Besoknya Dicky memegang megaphone berteriak-teriak ke seisi sekolah dia tobat dari mempermainkan cewek. Ini lagi, makin ke sini makin ngawur. Coba dilogika, di mana para guru? Di mana nalarnya? Bagaimana sekolah bisa menjadi arena petak umpet dengan megaphone di tangan. Siswa teriak-teriak di sekolah dan tak ada yang protes? Mungkinkah satpamnya sedang cuti? Atau setting-nya di dunia ketiga sehingga hal semacam itu lumrah. Perkara makin ga jelas saat pak guru Dion yang ditaksir bu Erlin akhirnya akan menikah dengan pacarnya yang di Perancis. Uhuk.., guru zaman sekarang apakah gajinya setara keluarga Bakrie bisa macari cewek yang eek-nya aja di Paris. Dan tak ketulungan buruknya saat Ilham dengan mudah dikirim oleh pihak sekolah ke Jepang untuk Olimpiade Kepo. Wew, my God. Rasanya kini benar-benar tak tahan muntah. Tahan tahan, bentar lagi sobat.

Cherry pun diminta memilih antara Ilham yang cool, Reza yang pengagum rahasia (sudah ga rahasia dong dia mengungkapkannya – walau mundur juga), dan Dicky sang playboy. Siapa yang dipilihnya? Baca sendiri buku ini kalau Anda penasaran, pening tanggung sendiri.

Sekarang silakan muntah. Selesai baca buku ini saya jadi prihatin. Separah inikah sekolah sekarang? Zaman saya tak ada yang naik mobil, atau sekarang anak sekolah bisa punya izin mengemudi? Setahu saya jangankan mobil, motor saja seorang pelajar belum boleh punya SIM, kecuali pelajar yang oon-nya kebangetan sehingga saat SMA usianya kepala 2. Ini jelas pengaruh buruk sinetron kita yang tayang prime time. Tentang pacaran, tentang pergaulan bebas. Di Pahat Hati lebih parah lagi dua karakter utama satu atap, satu apartemen. Walau tak ada adegan macam Lust, Caution tetap saja ini sungguh pemikiran kisah yang buruk. Saat saya sebut: Bisma, Rangga, Dicky, Ilham, Reza apa yang ada di pikiran Anda? Apa Smash? kurang keras! Smash?! Ya ya, Anda bisa memasukkan nama-nama selebritis favoritmu dalam karangan Anda. Namun belum pernah saya menjumpai novel menaruh nama-nama karakter konyol senorak ini. Bukan, saya bukan anti-smash. Saya adalah Laziale, seandainya saya menjumpai novel dengan 11 nama karakter dengan 11 nama pemain Lazio, saya sendiri yang akan membakar buku itu.

Konfliknya mutu rendah. Kisahnya datar. Settingnya memang sekolah, namun tak satu kata pun menyebut algoritma atau statistik dasar. Gaya hedon seperti ini berbahaya, bukannya iri justru saya prihatin dengan yang ditampilkan. Sedemikian kacaukah remaja Indonesia sehingga yang ada di otaknya pacaran? Awalnya saya mau beri rate 0.5 namun 2 bab terakhir mulai menarik karena karakter penting akan dimatikan, makanya saya naikkan rate, namun eksekusi ending kembali menjatuhkan cerita sehingga ya kembali saya beri rate 0.5. kalau saya kasih 0 takutnya asosiasi penulis Indonesia akan menggugat saya. Emang ada? Cari saja sendiri. Seingat saya, saya belum pernah kasih nilai 0.5 seburuk-buruknya 1. Entah kenapa di tahun baru Islam ini saya berlakukan nilai itu, bisa jadi saya shock ada buku seperti ini di Indonesia.

Menurut buku Nyanyian Ilalang karya Andi berikutnya, Pahat Hati diklaim best seller. Ini tak bagus, kalau Pahat Hati dibaca dan ditiru remaja sekarang, Indonesia dalam darurat karya. Sedemikian minimkah pilihan sehingga editor meloloskannya? Sedemikian minimkah pilihan sehingga  sampah seperti ini laku? Kalau tulisan seperti ini berani menyandingklan diri dengan JK Rowling, mungkin Tere-Liye sudah mengklaim layak dapat Nobel Sastra.

Jadi kangen Jemy K. Untuk kali ini saja. Ya untuk kali ini saja saya setuju dengannya. Buku sebobrok ini lebih berbahaya ketimbang pengungkapan konspirasi Wahyudi dan layak dilempar ke tempat sampah. Benamkan ke lumpur terdalam sehingga anak cucu kita tak membacanya. Tetap semangat Andi, jangan patah hati.

Pahat Hati | karya Andi Tenry Ayumaya | copyright 2009 | cetakan II, November 2013 | ISBN: 978-602-1258-40-8 | Penerbit Matahari | Skor: 0.5/5

Karawang, 151015 – Sheldon rules