“Ini adalah boikot Nora, boikot total Natal.”
Terpingkal-pingkal saya menamatkan cerita Natal kali ini, sungguh luar biasa Penulis Amerika yang biasanya serius kali ini mencipta cerita tema sederhana, tapi ternyata menyimpan gas tawa luar biasa. Separuh akhir sungguh menakjubkan, seolah melempar punch-line, membuat seantero pemirsa terpingkal sejadinya. Sempat khawatir cerita akan membosankan, Grisham yang punya CV hukum menakjubnya, menjadikan cerita keluarga ini menjadi luar biasa menghibur. Dengan bermodal sebuah tradisi tahunan, rencana absen perayaan menjadi bencana tak terkira, menjadi hangat, lalu sungguh indah sekali pesan yang hendak disampaikan. Ngumpet dari tetangga demi kabur di hari besar? Sejauh ini tak ada yang melihatnya, atau setidaknya begitu perkiraannya. Salah satu kehebatan buku ini adalah, tatanan yang rapi itu tiba-tiba boom, rusak hanya karena satu kalimat. Sebuah telpon sekitar jam sebelas yang mengacaukan segalanya. Hebat ya.
Sebuah rumah di Hemlock, empat belas tujuh delapan. Luther Krank, lima puluh empat tahun dan istrinya Nora Krank untuk pertama kalinya semenjak putri satu-satunya dewasa akan merayakan Natal berdua. Blair Krank menjadi relawan pendidikan di Lima, Peru dan akan pulang tahun depan. Natal pertama berduaan ini direncana Luther untuk pergi berlibur ke pantai sebuah pulau di Karibia sepuluh hari, maka mereka akan absen perayaan sakral tersebut. Lagian setelah dihitung-hitung, sungguh boros sekali pengeluarannya. Tahun lalu Krank mengeluarkan biaya 6.100 Dollar. Justru itu yang tidak disukai Luther tentang Natal. Semua orang mencoba menjual sesuatu, menghimpun dana, menharap tip, bonus, sesuatu, sesuatu, sesuatu. Ia jadi kesal lagi kemudian senang lagi.
“Sekarang sudah terkepung aku.” Cobaan menerpa dari berbagai sudut akan rencana skip Natal. Dari teman-teman kerja, yang biasanya ngumpul makan malam mewah, Luther menetapkan diri ga ikut. Membuatnya bangga akan keputusannya untuk menghindari segala kekacauan Natal. Dari tetangga sekitar yang paling heboh. Kebiasaan pasang Frosty, boneka salju yang ditaruh di atap untuk hiasan, menjadi kabar paling menggemparkan Hemstock Street. Lomba tahunan antar kota, yang otomatis kali ini kalah karena ada warga yang tak memasang frosty. Frosty dengan bohlam dua ratus watt akan bergabung dengan keempat puluh satu temannya. Kabar dia absen Natal lagi menyebar, sampai ke berita tv, sampai tahu semua sepanjang jalan Hemstock. Beginilah hidup, bila kita tampak beda maka akan ada perlawanan. Ia berkeringat sekaligus kedinginan, mereka akan tertawa, mencibir, dan berkisah tentang Luther yang absen Natal selama bertahun-tahun ke depan. Setiap istrinya agak ragu, selalu diujar. “Bayangkan saja, pantai-pantai indah itu dear, menanti kita di sana.”
Rencana liburan berangkat berpesiar tanggal 25 siang, semakin mendekati hari H semakin kencang angin menerpa. Polisi keamanan yang rutin tiap tahun jaga, ditolaknya untuk beli ‘kalender’, dari yayasan sosial yang biasa jual cokelat, ditolak pula, tukang jual pohon cemara langganan sampai kaget ketika Luther tak turut membeli, telpon dari pembuat kartu ucapan, dimentahkan, semakin kuat dorongan luar, Luther semakin yakin dan merasa menang telah melakukan perlawanan untuk tak ikut merayakan. Budaya konsumtif, perayaan berlebih, Sinterklas palsu, terasa buang-buang uang dan dimanfaatkan para kapitalis. Beberapa rekan salut, ia bisa melakukan acara beda, beberapa heran, kok bisa seorang Kristiani tak turut serta. Ini membuatnya bersalah atas budaya materialisme yang picik. Rasa sakit memagur tajam saat ia berhenti meluncur.
Dan boom! Sebuah telpon di jam 11 siang merusak segalanya. Sungguh benar-benar mengerikan, bagaimana rencana dan realisasi menghancurlebur, menyirnakan segalanya. Hebat, seolah setelah set up dibangun dengan runut, Grisham melontarkan punch-line bertubi, lucu dan sungguh bermakna manis. Entah kenapa saya terasa tersindir, tentang tabiat hambur uang kita akan Lebaran, kebiasaan kita berfoya saat Idul Fitri, jauh dari makna sederhana yang diminta agama, ga ada kekhusukan, ga banyak momen reliji-nya. Judul buku ini Absen Natal, tapi benarkan tahun ini keluarga Kranks beneran absen Natal?
Chemistry suami istri Krank juga keren sih. Saling isi, salah satunya pas kegemparan terjadi dan menjalankan tugas masing-masing. “Ia membayar wine itu dan menyeretnya menjauh delapan ratus meter ke mobilnya, dalam hati mengomeli suaminya, di setiap langkahnya yang terasa berat.” Lihat, mereka saling dukung-dan-marah. Untuk menemukan pasangan yang tepat memang harus berjuang. “Dulu aku butuh tiga tahun untuk melihat potensimu.”
Setelah terpesona A Painted House, saya menjadikan Penulis ini spesial. Mencoba menikmati kumpualn cerpen dalam Ford County, juga luar biasa menghibur. Dan ini buku ketiganya, bertema komedi dan inspirasi Natal, juga sangat menakjubkan. Saya sudah punya The Firm yang sudah difilmkan dengan bintang Tom Cruise, mungkin akan kubaca tahun depan, karena membaca cerita dari penulis yang sama berturut itu kurang nyaman. Agar, pola dan kesamaan alur ga berasa. Ia langsung bertatap muka dengan para tetangganya, orang-orang yang tidak ingin dijumpainya saat ini.
Kebetulan hari ini saya sedang konsen ke 5S. Tahu dong ajaran Jepang tentang tempat kerja yang nyaman harus menerapkannya, dalam bahasa Indonesia menjadi 5R. Nah di sini disinggung, walau dikit. Bagaimana joke tentang kerapian. ‘Coba cari di kantor Stanley’ merupakan slogan perusahaan untuk berkas kerja yang tidak pernah ditemukan. Ia tak ingin melihat arlojinya, hatinya gundah, galau, dan ingin menyerah secara total.
Ending Skipping Chrismas sungguh indah. Mengajarkan kebersamaan, mengajak berbagi, mengajak mengalah, berkorban untuk kepentingan lebuh luar, kepentingan umum lebih tinggi ketimbang pribadi. Bagiamana sinisme dilepas, Swade Kerr adalah vegetarian loyo yang hampir tak mampu memungut koran paginya. Bagaimana saling ini dan tahan emosi, Ia merasa ingin muntah. Dari semua kemewahan yang terkandung di situ, langkahnya terasa makin cepat. “Ini adalah kado dari kami untuk kalian, sebuah pemberian Natal yang tulus dari lubuk hati kami tanpa mengharapkan imbalan.”
Momen yang hampir bikin nangis pas Luther menangkap kesempatan. Saat kedua pandangan itu bersatu. Luther menangkapnya. Ini memang gila, tapi mengapa tidak?
Kita tak tahu apa yang akan terjadi dengan masa depan, kita tak tahu jodoh anak kita siapa. Namun kita bisa mengarahkan, bisa memberi nasehat bijak. Dan pamor Enrique naik lagi. “Ganteng, lulusan luar negeri, dokter.” Natal adalah saat yang penuh kebahagiaan dan kedamaian di dunia. Absen Natal? Pikir lagi, keluarga Krank sudah merasakan ‘karma’. “Tapi mestinya aku bawa kamera.” Membicarakan cuaca meskinya adalah hal yang paling netral.
Dan semua terpana oleh lantunan musik.
Absen Natal | By John Grisham | Copyright 2001 by Belfry Holding, Inc | Cover design John Fontana | Cover ilustration Andrew Davidson | Diterjemahkan dari Skipping Christmas | Alih bahasa Budiyanto T. Pramono | GM 402 03.002 | Sampul dikerjakan oleh Marcel A.W. | Penerbit Gramedia Pustaka Utama | Cetakan pertama, Januari 2003 | 240 hlm.; 18 cm | ISBN 979-22-0159-9 | Skor: 4.5/5
Karawang, 161019 – 221019 – Kenny G – Theme Dying Young