Thomas Alva Edison

“Bakat itu adalah 1% ilham, ditambah 99% kerja keras.”

Kubacakan untuk Hermione (8 tahun) dalam dua kali kesempatan duduk, pada Sabtu siang 17 September, tidak ke mana-mana, lagi flu. Dan tuntas Sabtu kemarin, 24 September siang hari beberapa saat sebelum jalan-jalan, ini timing-nya pas di sela ujian sekolah. Sempat dikomplain May karena, diminta belajar, tapi malah didongengin tokoh. Dan kebetulan juga, dia ikut ekstra kulikuler Sains, dan saat ini mencita-cita menjadi ilmuwan (8). Cita-citanya berubah terus: dari pengen jadi guru (6), arsitek (7), hingga bupati (5). Maka tepat sekali, buku pertama tentang ilmuwan yang kubacakan adalah Edison. Dan tentu saja dia sangat tertarik, banyak hal, menanyakan banyak hal, memastikan banyak hal.

Edison dalah Bapak Penemu. Seluruh hak paten yang dipunyai lebih dari seribu macam, di antara yang terkenal lampu pijar, listrik dan alat perekam, aki, piringan hitan, telegram, kamera film serta proyektor, dia juga menyempurnakan mesin tik dan telepon. Kalau disebut sebagai salah satu orang hebat yang berpengaruh dunia, jelas ia masuk daftar tersebut.

Apa yang bisa saya ceritakan? Semua orang sudah tahu bahwa ia drop out sekolah, Tahun 1855 masuk sekolah yang didirkan Pendeta Engle, dan hanya bertahan tiga bulan. Ia dinyatakan idiot, tak bisa menerima pelajaran dengan benar. Ibunya lah yang mendorongnya untuk belajar sendiri, mengajarinya di rumah. Yang menarik ia berjualan Koran di kereta api sejak umur 12 tahun, melakukan penelitian di gerbong kerta, membuat Koran sendiri, menerbitkannya mingguan di usia 15 tahun! Dan lajunya tak terbendung sejak itu.

Hak paten pertama didapat di usia 21 tahun atas mesin otomatis penghitung suara, menjadi pegawai teknisi pencatat harga emas di New York, dari uang inilah ia bisa mendiri, dan akhirnya bersama hak paten mesin telegraf perekam, ia bisa mendirikan laboratoriumnya sendiri. Laboratorium Penyelidikan di New Jersey. Lucu di bagian ilustrasi, harga mulanya dikira lima ribu, dan dalam hati Edison merasa kemahalan, maka ia kepikiran mau menjual di angka tiga ribu saja, tapi yang disampaikan PT Western Union malah menawar empat puluh ribu.

Mandiri, punya lab sendiri maka semua lalu mengalir. Lampu pijar sendiri baru ditemukan di usia 32 tahun, di mana setelah melakukan percobaan berulang kali, mencipta kawat tahan panas saat dialiri listrik sehingga ada nyala di sana, lampu itu berhasil menyala 40 jam, lalu dikembangkan terus hingga bisa lebih baik.

Beberapa fakta yang perlu dicatat: menikah dua kali, pernikaha pertama di mana Edison masih dalam proses menuju sukses, sempat ditentang keluarga istrinya. Namun berhasil meyakinkan calon mertua, ia bisa. Lihat, trust itu penting. Jangan sampai menikah dengan lak-

Sejak kecil sudah terbiasa kerja keras, jual Koran (aku pernah jual koran di pasar dan terminal doeloe) dan membacainya, berani bertaruh dengan tanda tanya. Api yang disulut, membakar gudang, membakar gerbong, dan itu mematik ide-ide berikutnya menyala. Salut sekali.

Fakta terpenting, tentu saja perjuangan ibunya. Memberinya rasa optimis, rasa percaya diri yang ditanamkan kepadanya, untuk terus berjuang. Bayangkan, bagaimana kalau saja ibunya menerima saja pemberitahuan guru, bahwa anaknya tak bisa diajar, dan menyerah? Bisa-bisa Edison terpuruk, dam sejarah yang kita tahu ini takkan digoreskan.

Buku tipis ini, dibuat nyaman buat anak-anak. Berbentuk ilustrasi, seperti komik sehingga bisa dibaca cepat. Sesekali saat muncul pertanyaan, saya jawab dulu. Karena isinya banyak dialog, tinggal menyesuaikan intonasi dan karakter. Have fun, meluangkan waktu sama anak, membacakannya cerita, selalu menyenangkan.

Menarik, seri tokoh dunia siapa lagi yang akan kubacakan pada Hermione. Tergantung, dia minatnya ke siapa. Sebab di rak sudah ada puluhan buku berjajar, tinggal pilih. Kemungkinan para ilmuwan yang diprioritaskan. Siapa pun itu, moga antusiasme itu tetap tinggi.

Seri Tokoh Dunia 17: Thomas Alva Edison | by Lie Ching le | ISBN 957-627-120-7 | 957-627-137-1 | Copyright 1979 Newton Publishing Co. Ltd. | Alih bahasa Klara Siauw | 15095336 | Penerbit PT Elex Meida Komputondo | ISBN 979-637-359-9 | Pertama terbit 1995 | Cetakan keempat: April 1997 | Skor: 3.5/5

Karawang, 260922 – Helen Merrill – Night and Day (Live)

Thx to Saut, Jkt

Kind Word Great Mother

image

————-
Suatu hari seorang anak laki-laki pulang sekolah memberikan sepucuk surat tertutup kepada mamanya dari Kepala Sekolah.

Anak: “Mama, Kepala Sekolah memberi surat ini kepada saya, dengan pesan agar tidak membuka dan hanya mama yg boleh buka atau membacanya.”

Sang mama membuka dan membaca surat dimaksud dengan airmata berlinang. Namun dengan bijak selesai membaca sang mama membacakan untuk anaknya: “Anak kamu terlalu Jenius. Sekolah ini terlalu sederhana. Tidak cukup guru yang baik dan hebat di Sekolah kami untuk melatih dia ajari dan latih sendiri anak Anda secara langsung.”

Tahun demi tahun berlalu. Sang anak terus tumbuh dan berkembang. Seiring waktu, sang Mama sudah meninggal. Suatu ketika, anak laki-laki yang sudah dewasa itu, menemukan kembali surat yang dulu dibacakan sang Mama kepadanya. Diambilnya surat dari dalam laci meja Mamanya. Diapun membuka dan membaca surat itu dengan tangan bergetar. Berbeda dengan apa yang didengar dari Mamanya saat dia masih Kecil dulu: “Anak kamu punya masalah kejiwaan. Kami tidak mengizinkan lagi dia dating ke sekolah ini selamanya”.

Anak itu, adalah Sang penemu hebat sepanjang masa. Dialah Thomas Alva Edison. Dia Menangis berjam-Jam usai membaca surat itu, lalu menulis dalam buku hariannya: “Thomas Alva Edison, adalah anak gila. Hanya oleh karena seorang pahlawan, karena Mama, saya diubahnya menjadi Sang Jenius sepanjang masa”.

Pesan Moral :

(1) Sejarah membuktikan tentang kesaktian, kehebatan dan peranan/pengaruh seorang Ibu/Mama terhadap anak

(2) Sejarah juga membuktikan kesaktian dari sebuah kata atau ucapan terhadap psikologi dan mental anak-anak.

(3) Perkataan yang buruk sangat ampuh merusak moral dan mental seseorang.

(4) Perkataan yang baik dapat memotivasi dan menginspirasi (merubah) seseorang untuk Menjadi yang terbaik, apalagi oleh Ibu yang tulus, penuh kasih dan bertangan dingin mengelola keluarga.

Dari briefing pagi motivasi dan inspirasi NICI – Karawang.
Dibacakan di ruang Intergrity oleh: Widy Satiti
Pada Jumat, 16 Oktober 2015