130 Buku Rentang Setahun

Orang-orang dari masa lalu ini memang benar-benar berkomplot untuk membingungkanku.”Mahfud Ikhwan dalam Anwar Tohari Mencari Mati

Tahun 2020 saya buat daftar terbaik-terbaik dalam dua versi: Fiksi dan Non-Fiksi. Kali ini akan saya pecah lagi untuk fiksi jadi lokal dan terjemahan, kalau tidak kupecah yang terjemahan terlalu mendominasi.
130 buku yang kulahap dengan nyaman. Padahal kalau mau hitung belanja bukunya bisa empat kali lipat, artinya hanya seperempat yang selesai. Betapa banyak yang numpuk. Tahun ini, saya coba rem belanja buku, yah beberapa toleransi tetap gas, tapi kalau rutin tak akan segila. Berikut rekap baca 2021.

*I. Januari – 10 buku
Awal tahun sengaja kumulai dengan bacaan bagus, Pi memenuhi ekspektasi itu.

#1. The Life of Pi by Yann Martel

Tentang bertahan hidup di tengah samudera.

#2. Dari Kekalahan ke Kematian by Mahfud Ikhwan

Tentang Timnas kita yang payah.

#3. Oliver’s Story by Erich Segal

Tentang pilihan pasangan setelah menduda.

#4. My Beautiful Feeling by Walter & Ingrid Trobisch

Tentang remaja dan kegalauannya.

#5. Mata dan Riwayat Semesta by Wija Sasmaya

Tentang puisi dan pewayangan.

#6. Memoar Ronny Patinasarany by Andreas J. Waskito

Tentang perjuangan sang legenda.

#7. Pembunuh by Rayni N Massardi

Tentang jiwa yang marah.

#8. Kuntilanak Pondok Indah by Lovanisa

Tentang rumah angker di tanah elite.

#9. Zarathursta by Frederick Nietschie

Tentang falsafah hidup sang petualang.

#10. Si Lugu by Voltaire

Tentang pertaruhan hidup di penjara.
*II. Februari –10 buku
Terbaik, memoar Bung Karno akhirnya berhasil kutuntaskan. Tentu saja jadi terbaik bulan ini.

#11. Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat by Cindy Adams

Tentang riwayat sang proklamator.

#12. Menumis itu Gampang, Menulis Tidak by Mahfud Ikhwan

Tentang sulitnya menulis. Apa saja.

#13. Mencari Setangkai Daun Surga by Anton Kurnia

Tentang sastra dan ruang lingkupnya.

#14. White Tiger by Aravind Adiga

Tentang sopir kere yang merdeka.

#15. Tanah Tabu by Anindita S. Thayf

Tentang Papua yang bergolak.

#16. Pribadi Mempersona by La Rose

Tentang tips-tips wanita menghadapi pria.

#17. Rahasia Nama-nama Islam by Annemarie Schimmel

Tentang sejarah nama-nama bangsa Arab.

#18. Lockwood and Co. by Jonathan Stoud

Tentang fantasi mengatasi hantu.

#19. The Joy Luck Club by Amy Tan

Tentang imigran Amerika dalam perkumpulan.

#20. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer by Jujun S. Suriasumantri

Tentang filsafat dibuat fun.
*III. Maret – 10 buku
Maret ini baca ulang Narnia 4 yang luar biasa sama Hermione, dan sekuel Dawuk yang dahsyat.

#21. The Chronicles of Narnia: The Silver Chair C.S. Lewis

Tentang perjalanan ke Utara jauh.

#22. Anwar Tohari Mencari MatiMahfud Ikhwan

Warto Kemplung kembali membual.

#23. The Last JurorJohn Grisham

Tentang pemilihan juri, ada warga kulit hitam pertama.

#24. Negeri SenjaSeno Gumira Ajidarma

Tentang negeri antah surantah.

#25. The Alchemist Paulo Coelho

Tentang perjalanan ke Mesir mencari harta karun.

#26. Dubi Dubi DumaEsthy Wika

Tentang tata kelola mengasuh buah hati.

#27. Tasawuf Dipuja Tasawuf DibenciMukhlis, S.Pd.I., M.Ag

Tentang para sufi dari masa ke masa.

#28. Pendeta YonasLa Rose

Tentang pendeta muda yang tergoda janda.

#29. Kuda Kayu TerbangYanusa Nugroho

Tentang keluh kesah naik bianglala.

#30. Q & ASherina Salsabila

Tentang romansa anak SMA.
*IV. April – 4 buku
Penuh salju, tebal, keren, lelah.

#31. Kitab Writer Preneur by Sofie Beatrix

Tentang perjalanan penyair pulang kampung Turki, dan efeknya.

#32. Pinky Promise by Kireina Enno

Tentang perempuan-perempuan tegar.

#33. Snow by Orhan Pamuk

Tentang syair yang dingin dan beku.

#34. Belajar Mencintai Kambing by Mahfud Ikhwan

Tentang pilihan sepeda atau kambing?
*V. Mei – 11 buku
Haruki Murakami tetap melaju dengan nyaman dan indah.

#35. Luka Batu by Komang Adyana

Tentang tradisi dan keseharian di Bali.

#36. Angel of Darkness (Sheldon’s Series) by Tilly Bagshawe

Tentang pembunuhan berantai dengan tertuduh si innocent.

#37. Tsukuru Tazaki Tanpa Warna dan Tahun Ziarahnya by Haruki Murakami

Tentang cinta lama dan persahabatan, selamanya.

#38. Renungan Kloset by Rieke Dyah Pitaloka

Tentang kritik dan opini yang dihasilkan dari toilet.

#39. Civilization and Its Discontents by Sigmund Freud

Tentang budaya dan muatannya.

#40. The Man Who Loved Books Too Much by Allison Hoover Bartlett

Tentang pencuri buku yang gila.

#41. Aku dan Film India Melawan Dunia Buku I by Mahfud Ikhwan

Tentang kegemaran film India, melawan arus.

#42. Kritikus Adinan by Budi Darma

Tentang pengadilan yang tak adil.

#43. Seni Menulis by Haruki Murakami

Tentang tips menulis dari maestro.

#44. Cinta Bagai Anggur by Syaikh Muzaffer Ozak

Tentang sufi awal ke Amerika.

#45. Narsisme by Sigmund Freud

Tentang kebiasaan menampakkan diri ke publik.
*VI. Juni – 14 buku
Banyak baca, sebab melakukan isoman. Mayoritas ternyata tipis-tipis, pantas banyak. Terbaik jelas Pasar, buku pertama Bung Kontowijoyo.

#46. The Street Lawyer by John Grisham

Tentang kebaikan memihak para gelandangan dengan jadi pengacara mereka.

#47. Kanuku Leon by Dicky Senda

Tentang kehidupan mistik di tengah modernitas.

#48. Pasar by Kuntowijoyo

Tentang orang-orang pasar dan pusarannya.

#49. The Mummy by Anne Rice

Tentang mumi yang bangkit di masa kini setelah tertidur panjang.

#50. Putri Cina by Sindhunata

Tentang legenda putri Cina dan keturunannya di Indonesia.

#51. Isinga: Roman Papua by Dorothea Rosa Herliany

Tentang cinta diputus paksa dan dirajut ulang.

#52. Mati Bahagia by Albert Camus

Tentang pencarian makna hidup yang lapang.

#53. Lotre by Shirley Jackson

Tentang kebiasaan main lotre di tengah masyarakat yang manjemuk.

#54. Bisik Bintang by Najib Mahfuz

Tentang orang-orang Mesir dalam berbagai silang pendapat.

#55. Komune Paris 150

Tentang masa revolusi, kudeta gagal dan efek panjangnya.

#56. Misa Ateis by Honore de Balzac

Tentang kematian yang abadi.

#57. Sumur by Eka Kurniawan

Tentang cinta bersemi di sumur lalu ditenggelamkan masa.

#58. 100 Film by Ibnu M. Zain

Tentang rekap film terbaik sepanjang masa.

#59. Therese Desqueyroux by Francois Charles Mauriac

Tentang cinta dan kegilaan, pasangan aneh saling mengisi.
*VII. Juli – 5 buku
Terbaiknya tentu Geisha, tapi memang tertebak kan. Yang mengejutkan Pseudonim, lokal yang bagus. Rekomendasi.

#60. Memoirs of Geisha by Arthur Golden

Tentang memoar geisha zaman sebelum dan sesudah Perang Dunia II.

#61. Who Moved my Cheese? By Spencer Johnson

Tentang keberanian melawan kebiasaan, berani mengambil tindakan radikal.

#62. The March by E.L. Doctorow

Tentang perang saudara Amerika.

#63. Pseudonim by Daniel Mahendra

Tentang penulis galau yang jatuh hati sama calon dokter.

#64. Kampus Kabelnaya by Koesalah Subagyo Toer

Tentang pengalaman kuliah di Rusia.
*VIII. Agustus – 12 buku
The Dante Club terbaik, lika-liku proses alih bahasa buku legendaris.

#65. The Summons by John Grisham

Tentang panggilan mendadak orangtua untuk mudik, dan misteri besar di baliknya.

#66. Malapetaka Indonesia by Max Lane

Tentang sejarah kelam ’65.

#67. Dari Belakang Gawang by Mahfud Ikhwan & Darmanto Simaepa

Tentang rona-rona bola dalam esai duet.

#68. Sosiologi by Drs. Soedjono D. SH

Tentang teori sosiologi yang panjang merentang.

#69. Upacara Bakar Rambut by Dian Hartati

Tentang adat dan efeknya.

#70. Jalan Udara by Boris Pasternak

Tentang gejolak Rusia di masa perang dingin.

#71. The Dante Club by Matthew Pearl

Tentang Amerika yang mencoba menerima puisi Dante, biasalah selalu ada yang menentang, atau terinspirasi?

#72. Kota Kucing by Haruki Murakami

Tentang kota antah misterius, kereta berhenti di negeri aneh.

#73. Penyair Revolusioner by Deddy Arsya

Tentang syair-syair meledak.

#74. Firebelly by J.C. Michaels

Tentang katak yang menekuri hidup.

#75. Zahiya by Najib Mahfuz

Tentang kafe dan masyarakat di sekitarnya.

#76. The Things They Carried by Tim O’Brien

Tentang perang Vietnam, barang-barang seberat itu dibawa menjelajah.
*IX. September – 10 buku
Buku-buku bagus, terbaik Eichmann in Yerusalem. Dibuat dengan intensitas ketegangan proses pengadilan.

#77. Breaking PoetryAntologi

Jelex.

#78. The NotebookNicholas Spark

Tentang manula yang hilang ingatan, dan coba dingatkan pasangan.

#79. Eichmann in YerusalemHannah Arendt

Tentang proses pengadilan kejahatan perang di tubuh Nazi.

#80. IdentityMilan Kundera

Tentang pasangan galau, krisis identitas.

#81. The Silence of the LambsThomas Harris

Tentang pembunuh berantai membantu memecahkan kasus pembunuhan berantai.

#82. Think Like a FreaksSteven D. Levitt & Stephen J. Dubner

Tentang pemikiran aneh untuk hasil luar biasa.

#83. The Return of the Young PrinceAG Roemmers

Tentang pangeran dan sopirnya dalam perenungan di jalan.

#84. BibirKrishna Mihaedja

Tentang ucapan yang mencipta dengung apa saja.

#85. Perkara Mengirim Senja –Tribute untuk SGA

Tentang senja dan segala isinya.

#86. Haniyah dan Ala di Rumah TeterugaErni Aladjai

Tentang kehidupan di kebun teh.
*X. Oktober – 14 buku
Rerata bacaan Kusala Sastra, terbaiknya tetap Haruki. Akhirnya buku 900 halaman itu selesai baca.

#87. Damar KambangMuna Masyari

Tentang adat Madura yang keras.

#88. Yogya YogyaHerry Gendut Janarto

Tentang nostalgia ke Yogya.

#89. Rekayasa BuahRio Johan

Buku jelex lagi.

#90. Looking for AlaskaJohn Green

Tentang pencarian jati diri remaja.

#91. Semesta MurakamiJohn Wray, dkk

Tentang kehidupan yang idola.

#92. Anak Asli Asal MappiCasper Aliandu

Tentang pengalaman mengajar di Papua.

#93. Jalan MalamAbdul Wachid B.S

Tentang muhasabah dan ziarah dalam bait.

#94. Segala yang Diisap LangitPinto Anugrah

Tentang Islamisasi di Sumatra.

#95. Revolusi NuklirEko Damono

Tentang masa depan yang misterius.

#96. Bunga Kayu ManisNurul Hanafi

Tentang pasangan saling menghargai.

#97. Cerita-cerita yang Sedih dan MenakjubkanRaudal Tanjung Banua

Tentang masa lalu dalam dongeng.

#98. Kronik Burung PegasHaruki Murakami

Tentang suami yang ditinggal istri.

#99. Ramuan Penangkal Kiamat Zelfeni Wimra

Tentang dahwah yang hakiki.

#100. The Homeless BirdGloria Whelan

Tentang remaja janda yang kehilangan rumah.
*XI. November – 15 buku
Nama besar Terry Pratchett, ini novel pertamanya yang kuselesaiakan. Memang warbiasa.

#101. Moby DickHerman Merville

Tentang perburuan paus istimewa.

#102. The Great Guest RescueEva Ibbotson

Tentang penyelamatan hantu-hantu terusir.

#103. The Black CatEdgar Allan Poe

Tentang mitos dan horror tersaji.

#104. Pria Cilik MerdekaTerry Pratchett

Tentang perjuangan menyelamatkan saudara di negeri berantah.

#105. BuddhaDeepak Chopra

Tentang riwayat Buddha dari lahir hingga mencapai nirwana.

#106. Melipat JarakSapardi Djoko Damono

Tentang waktu yang relatif.

#107. Cara Mencari Kawan dan Mempengaruhi OrangDale Carnegie

Tentang upaya membuat takjub orang lain.

#108. Kembang SepasangGunawan Maryanto

Tentang budaya Jawa dalam pentas.

#109. Klik!Nick Hornby, dkk

Tentang kamera bergenerasi berikut.

#110. 1 Perempuan 14 Laki-lakiDjenar Maesa Ayu

Tentang kopi dan cipta karya per kalimat.

#111. Arang PerempuanArini Hidajati

Tentang perempuan tegar dan sendu.

#112. Seekor Anjing Mati di Bala MurghabLinda Christiany

Tentang perang dan efeknya.

#113. Puisi Baru Sutan Takdir Alisjahbana

Tentang puisi lama tahun 40-an ke bawah.

#114. A Golden WebBarbara Quick

Tentang dokter perempuan pertama yang menemukan alir darah dalam tubuh.

#115. DepresiDr Paul Hauck

Tentang tata cara menghadapi stress.
*Desember – 15 buku
Akhir tahun terbaik sekuel Little Women. Keren abis.

#116. Kau Gerimis dan Aku Badai by Wahyu Heriadi

Tentang puisi kehidupan.

#117. Rumah Mati di Siberia by Fyodor Dostoevsky

Tentang orang-orang terpenjara di sana.

#118. The March’s Captain by Geraldine Brooks

Tentang detail ayah/suami di medan perang.

#119. Jatisaba by Ramadya Akmal

Tentang kehidupan desa yang keras dalam pemilihan Lurah.

#120. Asal Muasal Pelukan by Candra Malik

Tentang pelukan melibat dua individu, ada sejarahnya.

#121. Nama Saya Tawwe Kabota by Mezra E. Pellondou

Tentang pria nakal yang menyesali banyak hal.

#122. Adu Jotos Lone Ranger dan Tonton di Surga by Sherman Alexie

Tentang kehidupan di revervasi.

#123. Cinderella Man by Marc Cerasini

Tentang petinju 30-an yang fenomenal.

#124. The Runaway Jury by John Grisham

Tentang pemilihan juri dan kasus rokok heboh.

#125. Sang Belas Kasih by Haidar Bagir

Tentang tafsir surat Ar-Rahman.

#126. Manajemen Strategik Koperasi (kolabs)

Tentang koperasi dan strategi pengembangan.

#127. My Grandmother asked me to tell you She’s Sorry by Frederick Backman

Tentang cucu yang memiliki tugas menyampaikan surat-surat Sang Nenek.

#128. My Sister’s Keeper by Jodi Picoult

Tentang Si Bungsu yang melawan.

#129. Penjual Bunga Bersyal Merah by Yetti A. KA

Tentang penjual bunga di pinggir jalan.

#130. Malam ini Aku Tidur di Matamu by Joko Pinurbo

Tentang rona-rona dalam bait.

Lakukan apa yang kamu senangi, selama tak menyusahkan orang lain itu baik. Membaca buku jelas ada di urutan atas daftar kenikmatan hidup. Saya takkan mengeremnya, saya jalani dengan nyaman dan damai. Bagaimana tahun ini? sepertinya tak akan jauh beda. Sehat-sehat semuanya. Salam Literasi dari Karawang, dengan cinta.

Karawang, 030221 – Steve Goodman – The Dutchman

Terima kasih buat seluruh penjual buku, kalian luar biasa, kalian keren!

November2021 Baca

“Kecerdikan yang berlebihan akan menghilangkan akal sehat.”Seneca

Bulan ulang tahun pernikahan. Hampir saja terlambat masuk kerjaku menyentuh batas maks. Wanti-wanti, berangkat lebih pagi, ada banyak demo buruh, Hermione mulai sekolah offline, mengantar dalam ketergesaan sebab susah bangun tidur, waktu baca seperti biasa, sebelum subuh sudah bangun, setengah jam istirahat kerja, dan pulang kerja. Hari libur dihajar waktu luang banyak. Sempat anak istri flu, sehingga ikut repot, apalagi aku juga dua tiga hari ketularan. Waktu baca, tak perlu mencari waktu luang, kitalah yang menciptakan waktu luang itu. 15 buku tuntas, lumayan banyak ‘kan.

Setelah hanya mendengar nama besar Terry Pratchett, akhirnya ada buku fantasinya yang tuntas kubaca dan ulas, memang sekeren itu. Moby Dick juga akhirnya kelar juga, walaupun versi pendek. Edgar Allan Poe dan Eva Ibbotson juga akhirnya pecah telur, kuulas di blog ini. Dale Carnegie, nama besar berikutnya berhasil kutuntaskan.

Dan puisi bagus, hufh… ternyata rasanya seperti ini ya baca puisi indah tuh. Pengalaman memang tak bohong.

#1. Moby DickHerman Merville

Buku tipis yang selesai kubaca sekali duduk. Kutuntaskan jelang tidur pada hari Rabu, 3 Okt 21. Jumlah halaman tak lebih dari seratus. Beli buku ini sebab cari teman beli buku KSK aja, makanya jadi sisipan. Pas pertama rilis, sempat ragu mau beli atau nunggu edisi lengkapnya. Sebagai sastra klasik yang diringkas, rasanya kurang gereget, kurang mantab hanya baca sebagian dengan detail-detail dihilangkan. Nah, prasangka itu dibahas panjang lebar di pengantar oleh Cep Subhan KM. Itu sudah mewakili perasaanku.

“Berburu paus adalah pekerjaan yang sangat berbahaya. Malaikat maut selalu menyertai kita.”

#2. The Great Guest RescueEva Ibbotson

Ini bukan buku pertama Eva Ibbotson yang kubaca, tapi ini adalah buku pertamanya yang kuulas. Dulu pernah baca satu atau dua, tapi karena terjadi di era multiply segalanya hilang, di masa wordpress akhirnya berhasil kutuntaskan. Khas tentang dunia penyihir dan segala fantasi imaji yang dikelola dengan fun. Mungkin masalah yang ditawarkan agak berat, menyangkut pemerintahan Inggris yang membantu mencari suaka hantu, tapi jelas ini benar-benar sekadar hiburan remaja. Tak ada rasa takut atau khawatir tokoh-tokoh baik akan kalah, maka saat eksekusi akhir di mana, segalanya berakhir bahagia, terasa pas untuk bilang, ‘nah kan, aku bilang juga apa.’

“Setelah semua yang dikatakan dan terjadi, gigi tetaplah gigi.”

#3. The Black CatEdgar Allan Poe

Keren sekali. Kukira Edgar Allan Poe ini masternya cerita misteri, hantu-hantuan saja. Ternyata ia juga jago sekali mencerita detektif. Dibagi dalam dua bagian, misteri dan detektif. Terasa sungguh klasik, cara menghadapi masalah, cara penelusuran, cara memecahkannya. Buku abad 19, salah satu pioneer kisah-kisah sejenis.

“Lagu apa yang disenandungkan para putri duyung, atau nama apa yang dipakai Achilles saat dia bersembunyi di antara para perempuan, meskipun membingungkan, sebenarnya bisa diterka.” – Sir Thomas Browne

#4. Pria Cilik MerdekaTerry Pratchett

“Beberapa hal terjadi sebelum hal-hal yang lain.” Kalimat pembuka yang jitu dan bagus sekali. Ini adalah kisah Tiffany sebelum dan saat-saat menjadi penyihir. Nama Tiffany sendiri terdengar norak saat disebut ‘Penyihir Tiffany’, maka ia ingin mengubah nama sihir nantinya. Kucingnya bernama Ratbag, kirain bakal punya peran ternyata ia benar-benar kucing biasa. Di sebuah tanah pertanian berkapur yang dipimpin oleh Baron yang kehilangan anaknya Roland. Di pertanian ini, masih ada orang-orang yang punya kebiasaan mengagumi dan menyimpan barang-barang indah yang tidak berguna.

“Aku akan mengambil adikku, dan pulang.”

#5. BuddhaDeepak Chopra

Terbagi dalam tiga bagian: Siddartha sebagai snag pengeran, Gautama sebagai petapa dan Buddha sebagai sang pencerah. Bagian-bagian ini memberi segmen yang pas. Beberapa bagian mungkin terdengar aneh, persis pas kubaca Young Messiah di mana Yesus sudah menunjukkan keajaiban di masa kecil, Buddha dinaungi banyak keajaiban, selamat dari berbagai godaan setan Mara.

“Aku yang berurusan dengan dewa-dewa, kau tak perlu memikirkan mereka.”

#6. Melipat JarakSapardi Djoko Damono

Luar biasa. Salah satu kumpulan puisi terbaik yang pernah kubaca. Ternyata ini semacam The Best of The Best, jadi puisi-puisi dari buku-buku lama, dipilih dan dipilah. Keren banget euy, begini to rasanya membacai puisi bagus. Narasinya kental, banyak hal umum yang disajikan, sederhana temanya, yang luar biasa memang diksinya. Ditulis dengan pilihan-pilihan kata sebagus dan seromantis mungkin.

#7. Cara Mencari Kawan dan Mempengaruhi OrangDale Carnegie

Buku self-improvement yang luar biasa. Salah satu yang terbaik yang pernah kubaca. Sangat inspiratif dan menggugah. Tips-tips jitu, sebenarnya beberapa sudah kupraktekkan, terutama saat konseling karyawan, tapi dengan mambaca buku, saya mendapat teori yang lebih pas. Betapa menghargai orang lain itu sangat amat penting. Orang suka ditanyai pendapatnya dan gagasan-gagasannya.

“Jika ada rahasia mengenai sukses, maka rahasia itu ialah kecakapan untuk melihat melalui kacamata orang lain.”

#8. Kembang SepasangGunawan Maryanto

Kubaca dalam sekali rebahan pada malam jelang tidur 22.11.21. Tak tebal jadi memang bisa cepat kelar. Terbagi dalam lima bagian, berisi puisi-puisi dengan satu dua halaman. Banyak kata-kata ‘asing’ bahasa Jawa alus atau bahasa seni Jawa, yang bagiku tak akrab.

Karena secara bersamaan aku lagi baca kumpulan puisi maestro Sapardi Djoko Damono, Melipat Jarak. Rasanya ternyata baca puisi bagus tuh seperti ini, sempat berujar gitu. Maka baca Kembang Sepasang, terasa biasa saja. Kebanting kali ya. Membaca puisi menjadi rutintas 12 buku tiap tahun mulai 2021 ini, dan mulai terpilah dan terasa mana puisi yang berhasil tune in mana yang terlihat biasa, bahkan mana yang buruk juga sudah ada feel-nya. Progress yang bagus ‘kan?!

“Belukar menjalar hingga luar pagar / seperti mencari bapaknya / Sementara tunas bamboo menetas…”

#9. Klik!Nick Hornby, dkk

Keren. 10 cerita dibuat 10 penulis dan berkelanjutan. Satu bab/cerita mengambil sudut pandang satu karakter, lalu dilanjutkan oleh penulis lain. Bebas mencerita, asal ada benang merah sama cerita sebelumnya, lalu ketiga aturan juga sama, cerita berkaitan terus sampai total 10. Ditulis oleh orang-orang yang memang memberi jaminan kualitas, semua sudah memiliki buku best seller. Hanya dua yang kukenal dan sudah kubacai bukunya, Nick Hornby dalam About a Boy dan Eoin Colfer dalam Artemis Fowl. Memang alasan keduanya aku membeli buku ini, dan terbukti Ok.

“Aku selalu terkejut dengan apa yang bisa dilakukan orang.”

#10. 1 Perempuan 14 Laki-lakiDjenar Maesa Ayu

Idenya terdengar gila. Menulis cerpen keroyokan, tapi menulisnya bergantian per kalimat. Kuulangi, “PER KALIMAT!” Bayangkan, kita tak tahu apa yang ada di kepala partner kita. Kita mau ke Barat, tapi dia malah ke Utara. Ga nyambung cuk. Namun nyatanya bisa ada 14 cerpen. Ternyata hasilnya juga biasa saja. Sulit sekali membuat cerita sejenis itu, apalagi hanya dibuat beberapa bulan. Kalau ditulis beberapa tahun, dengan pendalaman, editing, dan diskusi lanjut pasti beda. Akan lebih matang, ini seolah bikin mis instan, hanya semalam dikerjakan sampai subuh untuk satu cerita, janjian ngopi lalu mencipta karya. Sah-sah saja, tapi tetap tak bisa sebagus itu.

Pembukanya lumayan bagus. Begitu juga penutupnya, tapi tengah-tengahnya entahlah. Mawut pokoknya. Heran juga, bisa pede merilis cerita semawut ini.

“Aku akan selalu mencintaimu, kekasihku…”

#11. Arang PerempuanArini Hidajati

Ini kumpulan esai, tapi terasa membaca puisi. Kata-kata disusun dengan mendayu-dayu, meluap-luap seperti soda pecah. Temanya beragam, tapi mengedepankan reliji. Pengalaman penulis dalam menghadapi perubahan hidup. Proses pernikahan misalnya, adalah contoh langkah besar manusia menuju jenjang berikutnya. Malam, senja, hujan, cinta, bermunculan lebih sering. Perenungan kehidupan, dari sudut pandang perempuan.

#12. Seekor Anjing Mati di Bala MurghabLinda Christiany

Bukti bahwa nama besar tak selalu menjamin bukunya selalu bagus. Kumpulan cerpen ini, dimula bagus, di tengah agak menurun, dan akhir yang malah biasa saja. Apalagi ada blunder bahwa Superman adalah pahlawan keluaran komik Marvel. Ketika kubagikan di grup film jadi bahan bully, mereka tak tahu bahwa penulisnya adalah penulis yang sudah menang penghargaan sastra bergengsi. Dengan setting bervariasi, dari Jepang, Eropa, Timur Tengah, hingga pantai-pantai lokal. Kita diajak melalang buana dalam bernarasi. Paling bagus cerita kedua, cerita sederhana tentang mengantar barang tapi dibumbui mistik. Paling biasa cerita terakhir.

“Laut memang sama di mana-mana. airnya asin. Tapi ini Atlantik. Lain. Bagaimana?”

#13. Puisi BaruSutan Takdir Alisjahbana

Judulnya Puisi Baru, tapi buku ini dicetak 1946. Baru memang selalu dinamis, selalu ada pembaruan dengan bergulirnya waktu. Beruntung sekali aku punya buku ini. klasik, penulis/penyair Indonesia yang karyanya sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Sumatra paling dominan, banyak sekali orang hebat dari sana. Hebat.

#14. A Golden WebBarbara Quick

tentang Alessandra Giliani dari Persiceto, Italia, perempuan pertama ahli anatomi. Ia terlahir di abad 14, di mana perbedaan gender masih sangat kental. Terlahir perempuan, tak bisa menempuh pendidikan tinggi, menikah di usia yang sungguh belia, haid pertama berarti masa untuk mencarikan pasangan hidup, perang terjadi di berbagai tempat, para penyihir dibakar hidup-hidup, dan dunia medis masih sangat kuno. Di masa itulah cerita buku berkutat.

“Ini artinya semacam ‘Hal-hal itu disebut ambigu’, ketika meskipun mereka bernama sama, mereka memiliki arti yang berbeda.”

#15. Depresi Dr Paul Hauck

Ini adalah buku tipis tentang tips-tips menghadapi stress, sebelum berubah jadi depresi kita harus mencegahnya. Rasa bersalah jadi dominan, rasa minder, tekanan hidup, hingga rasa kasihan. Bukan hanya terhadap diri sendiri, juga terhadap orang lain. Keadaan itu harus ditekan, stress mau diobati atau tidak, masalah masu dipecahkan atau tidak, yang jelas waktu terus bergulir jadi relaks saja. Maka tak perlulah sampai depresi. Ada berbagai cara mengatasinya, dari psikoanalis, konseling, curhat, memindahkan beban ke tempat yang tepat, dst. Cocok dibaca untuk semua orang, khususnya yang mau belajar psikologi.

Karawang, 011221 – Nina Simone – Wild is the Wind

Kusala Sastra Khatulistiwa 2021: Bentang-kan Hingga Langit

Kejari KSK nih.” / “WA wae virtual account e.” – Chat ig dengan Titus P.

Rak bukuku baru, tinggi menjulang hingga langit-langit. Bisa menampung sepuluh ribu buku, kalau mau, dan sungguh rapi walau aku masih kesulitan mencari letak buku yang kuingin baca tiba-tiba. Sedap dipandang, betah berlama-lama bercengkerama dengannya. Warna putih cerah dengan penerangan lampu terang, mencipta nyaman duduk terpekur di perpustakaan keluarga. Ini tak serta merta, rak ini sudah kubayangkan doeloe pas masih sekolah. Koleksi bukuku terus bertambah, tapi tenang saja ada garasinya…

Koleksi itu tentu saja termasuk buku-buku prosa Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK). Tahun ini terdiri dari: Enam kumpulan cerpen, empat novel. Pengumuman kandidat agak terlambat, sampai kunyalakan notif twitter Richard Oh, yang akhirnya pada 23 September muncul juga. Kamis malam itu sepulang kerja langsung ke Gramedia Karawang, hanya nemu Haniyah dan Ala di Rumah Teteruga. Lumayan, sembari cari daring setidaknya sudah kumulai baca. Kesepuluh nominasi belum baca semua, jadi benar-benar start mula, dan sebagian besar nama-nama asing. Well, kurasa salah satu fungsi KSK adalah kita sudah disarikan, sudah dipilih dan dipilah para sastrawan, sehingga tinggal menikmati saja. Terlepas hasil akhir bagus/buruknya kualitas belakangan. Mirip film-film Oscar, lha wong sudah dijaring, tinggal duduk nikmati. Enak to.

Dan syukurlah kita hidup di zaman digital. Cari barang lebih mudah, termasuk buku. Toko buku langganan rerata tak sedia bukunya. Aku pengen beli buku sebanyak mungkin dalam sekali transaksi, selain hemat ongkir juga ada stok baca bila cepat usai. Dema Buku, Sentaro Book, Kedai Buku ternyata tak ready stock setelah kujapri, sembilan sisanya berburu bertahap. Kloter kedua buku baru muncul dari Dojo Buku, Jakarta Barat. Beli empat buku, kepending lama sekali, setelah tiktokan berkali-kali akhirnya bilang hanya ada tiga, yo wes gegas saja yang ada karena Haniyah dan Ala sudah selesai baca lama. Yogya Yogya, Damar Kambang, dan Rekayasa Buah baru kupegang pada 29 September.

Kloter ketiga dari Basa Basi Store yang mewakilkan satu buku Revolusi Nuklir di Prosa, menawarkan paket tiga buku, dua buku puisi KSK-pun tak mengapa kubeli dan kuterima 4 Oktober. Secara bersamaan pesan dari Stanbuku, Sleman. Ini teman lama, teman grup diskusi buku WA, pengalaman pertama beli daring justru dari sini. Mas Olih sedia Anak Asli Asal Mappi dan Segala yang Diisap Langit yang kuterima 9 Oktober.

Kloter kelima adalah Bunga Kayu Manis dari Jalan Literasi, Bandung yang bersamaan beli kandidat puisi sebagai ‘teman’ pengiriman. Buku kesembilan dan kesepuluh beli dari dua tempat beda lagi, Cerita-cerita yang Sedih dan Menakjubkan dikirim dari Yogya (Jual Buku Sastra) dan Ramuan Penangkal Kiamat dari Bogor (Aiakawa Books). Keduanya kupesan tentu saja ada barengan, keduanya Non KSK.

Jangan beranggap wah mudah sekali ya cari buku dan selalu ada duit. Oh tak sesederhana itu, bujet memang sudah kusiapkan, menabung dari beberapa bulan sebelumnya untuk dibelanjakan September. Aku juga tak punya m-banking jadi sering umpet-umpetan ATM sama Meyka, istriku. Maka sering kali minta tolong temanku Titus P. untuk talangi bayar ke Tokopedia/transfer BCA. Direkap, baru kuganti. Lihat, tak sederhana juga kan, tapi tak rumit juga. Kalau sudah berkeluarga, kalian pasti tahu betapa kebutuhan banyak, dan pendapatan harus dipilah pilah menyesuaikan kepentingan anak-istri. Dan buku, bagi istriku bukan di urutan prioritas.

Tepat 28 Oktober semuanya selesai baca ulas, maka mari kita simak. Berikut bacaan 10 besar prosa, diurutkan berdasar selesai lahap.

#1. Haniyah dan Ala di Rumah Teteruga – Erni Aladjai

Pembuka Kusala Sastra Khatulistiwa yang kurang OK. Temanya beragam, tapi intinya bisa jadi budaya lokal dengan kritik sosial dalam lingkar kebun cengkih. Pelukisan perkebunan dan tradisi setempat bisa saja menjadi daya saing yang menjanjikan, tapi tetap intinya sederhana. Hantu anak yang baik, walau kehidupannya tragis bisa memunculkan berbagai kemungkinan horror, jagoan yang sakti juga bisa saja meledakkan amarah ke warga, tidak. Kisah ini berakhir dengan tenang. “Tanaman bertenaga-baik membuat manusia yang memakannya berjiwa baik.”

#2. Damar Kambang – Muna Masyari

Aku baca sekali duduk di Jumat pagi yang cerah. Untungnya, suami-istri di pembuka identitasnya tak dikuak, fakta ini akan jadi semacam tautan yang ditaruh di tengah kecamuk adu sihir perdukunan. Perhatikan sahaja, buku yang berhasil salah satu faktornya para tokoh memiliki motif yang kuat untuk mengambil tindakan, tindakan dijalankan dengan logika dasar. Tak perlu muluk-muluk, tak perlu ndakik-ndakik. “Kau tidak percaya atau justru takut memercayainya?”

#3. Yogya Yogya – Herry Gendut Janarto

Cerita hanya berisi nostalgia. Dan saya suka cerita yang menengok masa lalu ketimbang ngawang-awang ke masa depan yang tak jelas. Orang Yogya yang merantau ke ibukota, sesekali mudik Yogya menekuri wilayah-wilayah yang dulu pernah disinggahi, ditelusur untuk dikenang, dengan sudut pandang orang pertama, segala yang disampaikan jelas bergaya orang bercerita satu arah. Tak ada hal-hal yang luar biasa, maksudnya nyaris tak ada ledakan… “Gayuh, kan, memang suka banget bernostalgia, sedikit-sedikit menukik ke masa silam. Benar-benar Gayuh itu manusia past tense. Mister Past Tense!”

#4. Rekayasa Buah – Rio Johan

Buku ini jeleq.

#5. Anak Asli Asal Mappi – Casper Aliandu

Cerita mini, mirip fiksi mini. Dan karena ini berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar di Mappi, Papua, maka bisa disebut fakta mini sahaja. Ceritanya terlampau biasa, terlampau sederhana, pengalaman sehari-har. Dan selain cerita mini, buku cetaknya juga, hanya seratusan halaman. Namun harganya tak mini. “Terlalu asyik, Teman. Alamnya terlalu indah.”

#6. Segala yang Diisap Langit – Pinto Anugrah

Ringkas nan memikat. Hanya seratusan halaman, kubaca sekali duduk selama satu setengah jam pada Sabtu, 16 Oktober 2021 selepas Subuh. Langsung ke poin-poin apa yang hendak dituturkan. Tentang Islamisasi di tanah Sumatra di masa Tuanku Imam Bonjol. Mengambil sudut pandang sebuah keluarga lokal yang kalah dan tersingkir. Segalanya jelas, tapi akan mencipta keberpihakan abu-abu. “Atas nama agama, katanya!”

#7. Revolusi Nuklir – Eko Darmoko

Yang bagus menurutku adalah bagian-bagian yang sederhana. Malaikat pencabut nyawa yang mengambil kembarannya, itu kisah mudah dicerna, walau memilukan, terasa emosional. Atau pencabut nyawa yang mau berkunjung malah diusir oleh PSK, klenik yang membuncah kan masih banyak berlaku di masyarakat. Atau Ayam Kampus yang memandang hina keset kampus, tenang, diam, dan malah langsung in kan? Tak perlu melingkar pusing untuk berfantasi. “Kau harus ke Nordlingen!”

#8. Bunga Kayu Manis – Nurul Hanafi

Pada dasarnya manusia menyukai hal-hal bagus, hal-hal indah bagi kita sungguh nyaman dirasa mata atau telinga. Seni memberinya banyak jenis kenikmatan. Dan dari hal-hal yang dicecap itulah kita lari sementara dari kejenuhan rutinitas. Bunga Kayu Manis menawarkan jenis keindahan kata-kata (atau di sini berarti tulisan), dipilih dan dipilah dengan mujarab oleh Bung Nurul Hanafi. “Seperti apapun penampilanmu, kau tetap cantik.”

#9. Cerita-cerita yang Sedih dan Menakjubkan – Raudal Tanjung Banua

Cerita-cerita masa kecil dari orangtua, paman sampai neneknya, kita melangkah lanjut ke tema-tema masa lalu yang lebih umum, menorehkan kenangan. Menulis tentang masa lalu, sekali lagi kubilang sungguh aktual. Dan lebih mudah diimajinasikan. Sungguh nyaman, asyik sekali diikuti, seolah membacai memoar, menelisik nostalgia. “Sering-seringlah memandang Bukit Talau. Banyak gunanya. Melihat awan, meninjau hujan.”

#10. Ramuan Penangkal Kiamat – Zelfeni Wimra

Tentang ramuan darurat yang bisa digunakan saat terjepit. Sejak zaman Perang Padri sampai ear PRRI, bergenerasi digunakan. Sejarah Sumatra yang panjang nan berliku, zaman kolonial, zaman pasca merdeka, hingga kini. Setiap daerah memiliki kebiasaanya sendiri. Termasuk dua mangkuk ramuan rahasia… “Mengapa ayah menangis?”

Sebelum lanjut, mau bilang bahwa tahun ini penulis favorit Mahfud Ikhwan merilis lanjutan Dawuk, Anwar Tohari Mencari Mati kukasih skor sempurna (lima bintang). Kukira bakal masuk KSK, nyatanya tak tercantum. Apakah sekuel otomatis tak terjaring, atau nama Cak Mahfud sudah terlalu besar, entahlah…

Tahun lalu tebakan meleset jauh. Novel Orang-orang Oetimu tuh sempurna, sampai kulabeli buku terbaik lokal yang kubaca tahun 2020. Satu-satunya novel lima bintang KSK, masuk lima besar dan dengan pede sekali kutebak menang. Dalam podcast Mokondo-nya Bung Takdir panjang lebar kujelaskan sampai berbuih-buih, betapa indah cerita karya Felix K. Nesi ini. Sebagai pemenang sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta sebelumnya, kukira bakalan berstempel ganda, karena di waktu yang hampir bersamaan Marjin Kiri menyiapkan kover baru.

Burung Kayu sejatinya sungguh biasa, prinsipku adalah novel bagus itu menghibur, bahasanya ga ngawang-awang, plot jelas, cerita bagus, pembaca senang. Burung Kayu mencoba nyeni yang malah menghilangkan esensi isi, dan aku tak suka hal-hal yang tak nyaman. Hanya kukasih 3.5 bintang, buku pertama yang kubaca setelah pengumuman nominasi. Aneh, sungguh aneh.

Tahun ini tampak lebih aneh. Saat pengumuman lima besar, satu-satunya buku lima bintang bahkan sudah tak tercantum. Cerita-cerita yang Sedih dan Menakjubkan benar-benar menakjubkan, indah dilihat dari berbagai sisi. Campur aduk perasaan, dijabarkan dengan sabar, disajikan dengan istimewa. Kok bisa? Entahlah, sedikit mengejutkanku atas keputusan dewan juri menyingkirkan dini.

Dan memang masa depan itu sulit ditebak. Kejutan juga perlu dalam hidup, seperti semalam Bayern Muenchen dibantai 5-0, banyak orang suka ‘kan sama kegaduhan. Jadi mari kita susun kepingan tebak.

Yang tersingkir lima buku, dalam penilaianku buku bagus selain karya Raudal Tanjung Banua ada tiga: Revolusi Nuklir (empat bintang), Yogya Yogya (empat bintang). Namun masih dikoridor yang tepat, sebab di awal buku keduanya boring, baru meledak di pertengahan dan akhir. Serta Bunga Kayu Manis (empat bintang) yang juga indah, memang mendayu seperti tahun lalu dalam Makan Siang Okta yang juga melaju kencang di fantasi.

Satu buku lainnya memang pantas dihapus, sudah pas. Buku jeleq.

Daftar pendek mencantum Anak Asli Asal Mappi (tiga bintang), rasanya enggak banget. Haniyah dan Ala di Rumah Teteruga sama saja, terlampau biasa (tiga bintang). Tiga lainnya berskor sama (empat bintang); jadi sejak kuikuti KSK, untuk pertama kalinya aku tak bisa yakin menebak. Ketiganya bagus, dan indah di porsinya masing-masing. Dua buku tentang Sumatra versus Madura.

Damar Kambang laik menang, cekam yang disaji bisa konsisten. Kental budaya Madura, taiye… selamat. Segala yang Diisap Langit to the point, apa-apa yang disaji memang sepantasnya disaji. Babat sana-sini demi tegaknya tauhid. Laik menang, selamat. Ramuan Penangkal Kiamat, tak perlu banyak bualan, mayoritas cerpen sudah disaring koran Nasional, dan jiwa-jiwa yang renta dalam kenangan menambah pikatnya, laik menang, selamat. Jadi tahun ini nebak mana?

Prediksiku: Buku-buku Bentang banyak sekali yang memuaskan, rerata bagus. Untuk kali ini sahaja, aku berdoa penerbit ini lebih diapresiasi atas kurasi mereka. Salam literasi dari Karawang yang damai.

Karawang, 281021 – 291021 – Michael Franks – Rendezvous in Rio

Thx to Titus P, sobatku yang selalu ada saat butuh tolong talangan transfer buku. Beeeest… (kecup kecup kecup)

#Juni2021 Baca

“Orang-orang dungu! Sekarang katakan bahwa Tuhan itu ada!”


Juni adalah bulan Isoman, sejak ulang tahun Sherina sampai awal bulan Juli. Seminggu pertama tidak banyak yang bisa dilakukan, fokus istirahat dan penyembuhan. Baru setelah itu gas, baca buku dan nonton film. Lumayan banyak untuk bulan Juni, 14 buku selesai baca! Tapi momen #30HariMenulis yang sudah sangat lama berjalan, tak gagal. Sehat itu penting.

#1. The Street Lawyer by John Grisham

Bagaimana hidup bisa berubah begitu drastis dalam sebulan? Kisahnya tentang Michael Nelson Brock, yang merupakan pengacara di sebuah biro kaya dan mapan Drake & Sweeney. Ia memiliki istri cantik yang bekerja di rumah sakit Claire, pasangan kaya ini tampak sangat ideal, materi terpenuhi, tapi dari dalam ada keruntuhan batin. Kesibukan dan cinta yang digerus waktu menjelma bosan, dan di dunia Barat yang liberal tentu saja arahnya mudah ditebak, perceraian. Menjadi bujangan lagi bukanlah hal yang hebat. Aku dan Claire sama-sama kalah.


“Aku menemukan panggilan hidupku. Kita masuk ke bisnis ini karena kita pikir menegakkan hukum adalah panggilan mulia. Kita dapat memerangi ketidakadilan dan penyakit-prnyakit masyarakat, dan mengerjakan karya-karya mulia karena kita pengacara. Kita pernah menjadi orang idealis, mengapa kita tak bisa mengulanginya?”

#2. Kanuku Leon by Dicky Senda

Cerpen-cerpen Dicky Senda mayoritas berkisah di tanah kelahirannya di Indonesia Timur. Banyak sekali mengambil bahasa lokal, melimpah ruah sampai butuh penjelasan di tiap akhir cerpen. Menonjolkan budaya lokal sah-sah saja, seolah memang menjual dan menyampaikan ke dunia bahwa budaya yang erat dilakukan itu ada. Seperti pencerita kebanyakan, kisahnya mencoba membumi dengan kegiatan rutinitas, pengalaman pribadi yang dibumbui fantasi. Semua cerpen di sini tertata dengan apik, tapi tetap inti cerita masihlah liar. Tak nyaman diikuti dengan santuy.


“Orang begitu lama mati, karena Tuhan masih kasih kesempatan untuk dia supaya bertobat.”

#3. Pasar by Kuntowijoyo

Novel dengan penggambaran detail mengagumkan. Mencerita apa adanya keadaan pasar dan par penghuninya. Sejatinya setting hanya satu tempat dari mula sampai jelang akhir. Pasar dan situasi yang ada. Orang-orangnya juga itu-itu saja, berkutat melelahkan. Pada dasarnya menggambarkan sifat manusia yang mengingin nyaman, ketika terusik maka ia marah, dan saat keinginan-keinginan tak terkabul, jadi petaka. Minim konflik tapi sungguh menohok saat masalah itu dilemparkan ke pembaca.


“Kalau macan mati meninggalkan belang, Pak Mantri mati meninggalkan tembang.”

#4. The Mummy by Anne Rice

Kisahnya tentang cinta dan pengorbanan, kerelaan, serta keabadian itu tak segaris lurus dengan kebahagiaan. Relatif, dan perubahan, apapun itu adalah keniscayaan. Termasuk para mumi yang diawetkan lalu berhasil dibangkitkan, perbedaan zaman, perabadan yang sudah sangat usang, manusia jadul itu bangkit di zaman sekarang, lantas apakah mereka bahagia? Jelas belum tentu.


Tema usang cinta diapungkan, dan tak akan bosan. Usang itu hanya beda bentuk dan genre, kali ini mumi gagah nan aneh merindu masa lalu, ia adalah raja di eranya, kini ia hanya rakyat biasa. Ini demokrasi dengan kebebasan individu, maka keputusan membangkitkan kekasihnya tentu saja wajar, walaupun tak selalu sesuai harapan.


“Berdoalah kepada dewa-dewamu, tanyakan pada mereka apa yang harus kaulakukan. Tuhanku hanya akan mengutuk perbuatanmu. Tapi apa pun yang terjadi atas makhluk itu, ada satu hal yang pasti. Kau tak boleh mengolah ramuan itu…”

5. Putri Cina by Sindhunata

Kisahnya panjang nan melelahkan, sepertiga pertama agak boring sebab menarik lurus ke balakang sejarah orang-orang Cina di tanah Jawa, agak berbelit dan seolah menikmati dongeng/sejarah. Sepertiga kedua baru kita memasuki are sesungguhnya, bagaimana arah cerita terbentuk. Dari kesenian keliling, bintang ketoprak seorang putri Cina yang menarik perhatian dua tentara/orang penting. Sepertiga akhir barulah meledak. Waktu mengubah mereka menjadi pejabat, tapi persaingan lama terus menggelayuti. Saat geger geden, eksekusi ending yang pilu disajikan. Klimaks, bagaimana susunan itu membuncah luar biasa. Sedih, tapi kisah yang bagus memang rerata berakhir dengan kesedihan.


“Semar punika saking basa samar, mapan pranyata Kyai Lurah Semar punika wujudira samar.”

#6. Isinga: Roman Papua by Dorothea Rosa Herliany

Kisahnya tentang sejoli anak asli Papua yang saling mencinta namun kandas hubungan sebab keadaan yang memaksa. Bagaiman hubungan itu dicipta, dirasa, lalu ambyar berkeping-keping. Yang cewek terus menjaga asa hingga akhirnya perang pecah antar kampung lalu ia diculik dan dijadikan alat damai. Yang cowok juga menjaga asa dalam diam, memilih menyepi pergi dari kampung melalangbuana untuk meredakan sedih, dan akhirnya menjadi ‘orang’. Sejatinya hanya itu, tapi karena ini tentang cinta yang tak sampai dengan balutan budaya daerah yang kental, kisahnya diputar jauh bertitian dengan sejarah Indonesia.


“Mulai sekarang kamu tidak boleh makan pandan merah, Irewa. Karena warna merah dari buah pandan merah adalah darah menstruasi.”

#7. Mati Bahagia by Albert Camus

Mencintai hidup berarti menjalani hidup yang mempesona dan tak terkendali. Kisahnya mendayu-dayu. Tentang hidup dan pilihan yang tersaji. Dibuka dengan menghentak, pembunuhan yang dilakukan oleh Patrice Mersault, nama akrab dalam Orang Aneh ini menjadi seolah antagonis. Ia membunuh sobatnya Zegreus di vilanya dengan menembak jarak dekat di hari minggu pagi yang suram.


Namun semua tak seperti yang kita duga, ‘pembunuhan’ itu sudah dirancang oleh sang ‘korban’ sebab ia muak akan kondisi hidupnya. Veteran perang yang terluka, satu kakinya diamputasi, mengeluhkan keadaan, mengeluhkan rutinitas, mengeluhkan suasana hati yang memang gundah, intinya mengeluhkan hidup. Saat hidup sudah tak senyaman masa lalu, apa yang bisa diharapkan?


“Ada hari-hari aku ingin bertukar hidup denganya, tapi kadang-kadang keberanian hidup lebih susah diraih daripada keberanian untuk bunuh diri.”

#8. Lotre by Shirley Jackson

Ini adalah buku pertama dari Shirley Jackson (1916 – 1965) yang kubaca. Lahir di San Francisco, California, USA. Penulis dengan genre horror dan misteri. Lulusan Syracuse University New York dan aktif di jurnal sastra kampus. Bertemu dengan calon suaminya Stanley Edgar Hyman, dan setelah lulus keduanya berkarier di The New Yorker. Shirley menjadi penulis fiksi, suaminya contributor ‘Talk of the Toen’.


“Hari saat kita mulai bekerja bersama.”

#9. Bisik Bintang by Najib Mahfuz

Luar biasa. Tipis, memukau. Dibaca sekali duduk di malam isoman tengah bulan Juni lalu. Terpesona sama plot yang disajikan tiap cerita, sederhana nan menghibur, beberapa menyakitkan tapi itu nyata, beberapa menggugah hati seperti perkataan gelandangan yang meminta orang kaya korup untuk membersihkan hartanya, beberapa lagi menampar kenyataan yang pahit seprti di permainan usia tua tapi baru merasa diberkahi. Tokoh-tokohnya juga sering sama memakai Kepala Kampung yang mengatur warganya, orang-orang kaya yang kikir, lalu gua di benteng kuno yang mistis, kaum papa yang melawan, sampai lingkup dunia Islam yang moderat.


“Ini adalah kelebat seorang perempuan yang lewat… mengapa kau berada dalam kegelapan di malam begini? Kesendirian akan mengarahkanmu pada hati yang berdebar dan akhir yang tak pasti.”

#10. Komune Paris 150

Eksperimen 72 hari yang dikenal sebagai Komune Paris. Disebut ‘komune’ karena pada rahun 1792 kaum revolusioner telah menata kota-kota mereka ke dalam kantung-kantung teritorial yang mengembangkan prinsip-prinsip pemerintahan swakelola.


Komune bermula sebagai tindakan patriotic, suatu cara untuk mempertahankan Paris dari tentara Prusia; tetapi dengan cepat ia mengambil watak demokratis yang lebih radikal sebagai konsekuensi dari kehendak rakyat dan pengaruh kelompok-kelompok revolusioner.


“Atas nama rakyat, komune diproklamirkan.”
Vive la Commune, teriak orang-orang. “Topi-topi diacungkan di ujung-ujung bayonet, bendera-bendera berkibaran di udara,”

#11. Misa Ateis by Honore de Balzac

Kumpulan cerpen yang menggugah, tipis dilahap dalam sehari hanya sebagai selingan ‘Sumur’-nya Eka Kurniawan yang juga selingan dari Memoar Geisha. Keduanya hanya selingan, saat isoman karena Covid-19. Untuk menjadi hebat memang tak selalu harus tebal, tipis semacam ini dengan penyampaian inti kisah, langsung tak banyak cingcong juga sungguh aduhai. Semua konfliks diramu dengan pas, beberapa tanda tanya sempat diapungkan, arti judul juga jadi saling kebalikan, misa dilakukan untuk orang-orang relijius, ateis berarti tidak tes, tak percaya tuhan, lantas Misa Ateis? Tenang, jawaban itu tak menggantung, ada penjelasan runut dan sajian kuat mengapa itu bisa dan harus dilakukan.


“Segala kemarahan akibat kesengsaraan ini aku lampiaskan ke dalam pekerjaan…”

#12. Sumur by Eka Kurniawan

Satu cerpen dalam satu buku. Terdengar gila ‘kan? Gila nggak? Ya aja deh. Biasanya kita disuguhi kumpulan cerpen, minimal dua atau tiga cerpen. Berarti ini diluar biasanya, hanya Eka Kurniawan yang bisa. Penulis lokal dengan ketenaran dan jaminan mutu. Hebatnya lagi, laris. Dari beranda sosmed saat masa pre-order dibuka dari harga 50k menjadi 40k, banyak sekali toko buku daring yang pajang sold out. Mendekati hari H penutupan, saya yang penasaran malah ikutan klik beli. Dan, setelah #unboxing, ini benar-benar satu cerpen dijual lima puluh ribu rupiah! Dibaca lima menit. Kalau value biaya jelas kurang worth it, tapi kembali ke kualitas yang utama. Eka adalah brand, di mana namanya yang tercetak di sampul memberi rasa penasaran, minimal ada keinginan memilikinya.


“Kamu bertemu Siti di sumur?”

#13. 100 Film by Ibnu M. Zain

Sebuah panduan tontonan yang disarikan dari era jadul awal mula film ditemukan sampai tahun 2000-an. Buku ini terbit tahun 2009 jadi selang 12 tahun ini jelas sudah sangat banyak film rilis dengan kualitas mumpuni. Sekalipun begitu tetap relevan untuk dinikmati. Sayangnya di era digital, panduan nonton sudah sangat mudah ditemukan. Gampangnya tinggal buka situs imdb.com kamu sudah bisa menemukan rating film-film yang biasanya sejalan lurus dengan kritikus.


“Di sebuah galaksi nun jauh di atas sana…”

#14. Therese Desqueyroux by Francois Charles Mauriac

Ini buku lama yang kubaca lagi, kisah istri yang diadili sebab meracuni suaminya. Penggambarannya sulit dicerna sebab meliuk-liuk rumit. Jelas ini adalah novel luar biasa. Dari pemenang Nobel Sastra!


Karawang, 130821 – 180821 – Sherina Munaf – Singing Pixie

#Mei2021 Baca

Ini air kencing asli India […], kau tidak membutuhkan uang, kedudukan atau massa untuk mendapatkannya. Kau hanya butuh keberanian. Dan Cuma itulah yang kumiliki…” – Sameer Khan dalam Halla Bol (2008).

Mei adalah bulan dengan warna merah banyak di kalender. Karena pandemi aja kita tak bisa ke mana-mana, libur Lebaran juga terasa hambar sebab silaturahmi ketemu langsung terputus, mengandalkan telpon daring. Maka tak heran bulan ini lumayan banyak menyelesaikan baca. Tercatat ada 11 buku, dua hari penulis favorit Haruki Murakami, dua lagi dari sang psikoanalis Freud. Here we go…

#1. Luka Batu by Komang Adyana

Kisahnya berkutat di Bali, tempat sang penulis tinggal dan dibesarkan. Kebanyakan dari kita memang paling nyaman menulis tentang hidup kita dan sekeliling kita, jadi seolah dituturkan langsung dari pengalaman hidup. Relevan dan masuk akal, sebab akan tampak aneh dan tak berlogika jika kita yang lahir dan besar di Indonesia bercerita tentang dinginnya salju negeri Swiss misalnya.

“Kelak kalau ada yang tahu aku penyebab kematian perempuan itu, kalau ada yang bertanya kenapa, dengan masih setengah mencari-cari aku akan tetap bisa memberi jawabannya…”

#2. Angel of Darkness (Sheldon’s Series) by Tilly Bagshawe

Novel pertama serial yang mengekor Sidney Sheldon yang kubaca, bagus. Menegangkan, gaya dan alurnya mencoba sama dengan sang maestro. Kejutan ada, pace-nya cepat, karakter ganteng dan cantik, kekayaan yang melimpah, misteri pembunuhan yang dibuka sampai bab-bab akhir. Dan saya terpikat gaya keliling dunia, dengan salah satunya nuansa lokal. Jangan lupa, karakter perempuan yang kuat bak batu karang. Malaikat perempuan yang rapuh ini memiliki kekuatan mematikan, langsung mengingatkanku pada mayoritas karakter ciptaan Sheldon…

“Tak ada yang tak termaafkan. Aku tidak mencintai masa lalumu, Lisa. Aku mencintaimu.”

#3. Tsukuru Tazaki Tanpa Warna dan Tahun Ziarahnya by Haruki Murakami

Tentang persahabatan empat anak sekolah yang selepas lulus ambyar sebagian. Wajar dan sangat manusiawi. Namun karena ini ditulis oleh Haruki Murakami maka plot yang biasa menjadi luar biasa. Dengan balutan fantasi, mimpi dan keadaan tak sadar sehingga jiwa bisa seolah masuk ke dimensi lain. Kisah ini menyelingkupi keempatnya, memaafkan dan melepas hal-hal yang mengganjal menjadi begitu dominan. Ikhlas dan segalanya biarkan berjalan semestinya. Ia tak bisa terus menunggu sampai seseorang menelponnya sembari merangkul perasaannya yang kacau.

“…Bagaimanapun peristiwa itu terjadi jauh di masa silam dan sudah tenggelam sampai di dasar.”

#4. Renungan Kloset by Rieke Dyah Pitaloka

Seperti syair-syair yang lain, rasanya memang paling enak dibaca dengan nyaring. Namun tetap esensi yang utama, di sini tetap membumi dengan bahasan umum. Terbagi dalam lima bagian utama yang direntang tahun: 1998, 2000, 2001, 2002, 2003. Sejalan dengan perjalanan hidup Rieke yang tumbuh makin matang. Ditulis di banyak tempat, daro kota-kota lokal hingga manca Negara, yang secara alami bilang sudah berpesiar di belahan dunia jauh. Zaman itu adalah masa-masa kita menikmati wajah Oneng dalam Bajaj Bajuri. Kala itu saya tak tahu bahwa itu juga penulis.

Mempelai Wanita

… Suatu hari,

Perempuan itu meninggalkan dalam beku yang dingin seperti biasa, senyumnya tetap menempel di sudut jendela dan pintu.

Lelaki itu memeluknya dalam derai air mata, entah tangis kehilangan entah tangi bebas dari belanggu… – Tebel, 15062000 (h.17)

#5. Civilization and Its Discontents by Sigmund Freud

Keren adalah kata pertama yang kuucapkan ketika di tengah baca menikmati teori-teori ini. Di akhir merasa ada ganjalan, pemaknaan hidup yang luas dan fakta-fakta yang disodorkan memang mencipta bimbang. Freud memang hebat kala memainkan pikiran, dan Civilization and Its Discontents jelas sukses besar mencipta riak kegelisahan.

“Keindahan, kebersihan, dan keteraturan jelas menduduki posisi istimewa di antara syarat-syarat yang dibutuhkan peradaban.”

#6. The Man Who Loved Books Too Much by Allison Hoover Bartlett

John Gilkey sebenarnya mencuri karena cinta. Ia mencintai buku dan ingin memilikinya. Setiap kolektor, berdasarkan definisinya, sepertinya agak terobsesi, bahkan sedikit gila. Bagi seorang kolektor, satu saja tidak cukup, yang suatu koleksi lengkap, masih ada koleksi lain yang harus dilengkapi, bahkan mungkin sudah dimulai.

“Aku hanya senang mengoleksi buku, mengoleksi barang…”

#7. Aku dan Film India Melawan Dunia Buku I by Mahfud Ikhwan

Beginilah rasanya membaca sesuatu yang asing, susah tune in. Dari semua nama aktor yang disampaikan tak lebih dari lima orang saja yang kukenal, dari seluruh film yang terbaca paling banyak delapan sembilan yang pernah dengar, yang sudah nonton tak lebih dari lima. Lantas kenapa saya memasuki dunia asing ini? Tentu saja nama besar Mahfud Ikhwan, ia mencintai film-film India, mencipta dua seri karenanya, sebagian besar dari blog pribadinya. Walau asing, bahasa penyajian terasa nyaman dan rona-rona klik akhirnya terasa karena sudah sebagian besar karyanya kunikmati.

“Lebih-lebih untuk seseorang yang mendaku dirinya memiliki kewajiban profetis untuk mendakwahkan film India. Tapi, saya bersyukur pernah melakukan kegilaan kecil yang menyenangkan ini.”

#8. Kritikus Adinan by Budi Darma

Ini adalah buku kedua Bung Budi Darma yang kubaca setelah Rafillus yang absurd itu. Langsung jadi penulis idola, tampak unik dan luar biasa aneh. Kumpulan cerpen ini sama absurd-nya dengan Rafillus, tokoh-tokohnya tak biasa. Nama-nama juga nyeleneh. Dilengkapi ilustrasi ciamik di tiap cerita, rasanya memang pantas kukasih nilai sempurna.

“Dengan mendadak kamu mengunjungi saya, Malaikat. Apa sebenarnya dosa saya? Sejak kecil saya selalu berusaha berbuat baik.”

#9. Seni Menulis by Haruki Murakami

Seni menulis berisi tujuh tulisan plus satu lampiran wawancara rilis buku ‘Membunuh Commendatore’, dari berbagai sumber jadi kalian tak akan menemukan buku aslinya kecuali dari berbagai sumber yang disarikan. Menarik dan sangat menggairahkan melahap kata-kata dari idola. Setiap tulisan diawali sengan kutipan keren, saya ketik ulang kutipan tersebut biar nyaman dibaca online berulang kali.

“Bagiku menulis itu seperti bermimpi. Saat menulsi aku bisa bermimpi sekehendakku. Aku bisa memulai dan mengakhirinya kapan pun, dan bisa meneruskan mimpi itu keesokan harinya.”

#10. Cinta Bagai Anggur by Syaikh Muzaffer Ozak

Buku-buku Tasawuf memang sedang gandrung kubaca, efek menikmati Dunia Mistik dalam Islam. Nah, kali ini kita ke seberang Benua. Di Amerika yang asing, seorang guru sufi Syaikh Muzaffer Ozak. Nama asing bagi yang tak mendalami genre ini, tapi ia memang pahlawan sebar Islam di dunia Barat. Cinta bagai Anggur bagus banget, banyak menukil kisah-kisah, diselingi humor dan segala adat Islam, tentunya humor sufi. Beberapa terasa kebetulan, padahal ada Tangan Allah yang mengayunkan nasib manusia. Jelas rekomendasi tinggi, beruntung saya mendapatkan anggur ini, beruntung menikmati manisnya tiap teguknya.

Rumi berkata, “Apakah Cinta itu? Dahaga yang sempurna. Kemarilah, akan aku jelaskan tentang air kehidupan.”

#11. Narsisme by Sigmund Freud

Buku paling lemah karya Freud yang pernah kubaca. Sempat kontra dengan beberapa pendapatnya, lalu benar-benar tak sepakat. Bisa jadi beliau adalah orang hebat saat ngomonging psikologi tapi jelas terasa janggal berpendapat bahwa kekurangan alat kelamin perempuan menjadikan perempuan mengalami kecemburuan terhadap penis lelaki dan menyebabkan rasa rendah diri. Well, terdengar aneh dan tak masuk akal bukan?

“Tuntutan akan keadilan merupakan modifikasi dari kecemburuan dan menegaskan suatu kondisi yang berkaitan dengan hal yang dapat mengesampingkan kecemburuan.”

Karawang, 060821 –  Sherina Munaf – Ada