
Prey by Michael Crichton
“Kenapa kawanannya berperilaku seperti itu? Untuk meniru mangsa?” – Mae
Keren banget. Partikel dan bakteri dicipta, dengan kamera berukuran nano, dan jadilah penemuan dahsyat. Awalnya jinak, lalu lepas, dan pada akhirnya mereka dengan cepat beradaptasi, menjadi makhluk hidup yang menuntut eksistensi. Di sebuah lab di tengah gurun, Jack sang perancang program, seorang IT expert itu tercengang sebab kode yang ia cipta kini menjadi liar dan mengancam umat manusia. Ternyata penyebabnya justru istrinya sendiri yang juga seorang penemu, Julia yang beberapa hari tak waras. Pasangan ini saling silang, dan sebelum makhluk itu membunuh orang lebih banyak, harus dimatikan, harus dimusnahkan.
Buku dibuka dengan dua kutipan yang sangat bagus tentang masa depan yang mungkin dari eksistensi makhluk ciptaan manusia, salah satunya ini:
Banyak orang, termasuk saya sendiri, agak was-was ketika membayangkan konsekuensi teknologi ini terhadap masa depan. – K. Eric Drexler, 1992
Lalu pengantarnya yang luar biasa, memberi ilmu baru. Kata pengantar idealnya seprti ini, bukan basa-basi busuk yang sederhana. Salah satu paragraph penting saya kutip, “Kita adalah satu dari hanya tiga spesies di planet in yang dapat dikatakan sadar diri (makhluk hidup yang secara meyakinkan telah terbukti memiliki kesadaran diri hanyalah manusia, simpanse, dan orang utan. Berlawanan dengan pendapat umum, lumba-lumba dan monyet tidak termasuk dalam kelompok ini), tetapi kebiasaan untuk mengelabui diri sendiri mungkin ciri kita yang lebih signifikan.”
Jack yang galau sebab baru saja dipecat, ia seorang pemrogram yang kini menganggur. Menjadi bapak rumah tangga, merawat anak-anak, memasak, berbelanja. Sementara istrinya seorang wanita karier, Julia adalah peneliti. Perusahaan yang ia dirikan kini sedang mengembangkan penemuan. Mencipta makhluk berukuran nano, dengan banyak kamera. Nanoteknologi adakah upaya membuat mesin-mesin berukuran sangat kecil, dengan besaran seperti itu seribu kali lebih kecil daripada garis tengah rambut manusia. Kini telah dicapai berbagai kemajuan praktis, dan pendanaan pun meningkat pesat. Tetapi begitulah, kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Perusahaan Xymos Fabrication Facility terbut merger dengan Perusahaan IT, eks tempat Jack bekerja.
Perusahaan-perusahaan di Silicon Valley adalah yang paling kompetitif dalams ejarah planet kita. Semua orang bekerja seratus jam per minggu. Semua orang berpacu dengan waktu. Apakah sebuah program dapat mempunyai kesadaran diri? Sebagian besar pembuat program menganggap hal itu mustahil. Ada yang mencobanya tapi gagal.
Kejanggalan-kejanggalan muncul. Julia yang pulang larut, sering kali menginap di kantor, melupakan makan malam keluarga, patut dicurigai selingkuh. Apalagi, kebiasaan setiap pulang kerja ia tak pernah mandi, kini ia selalu mandi. Sesama laki-laki takkan terus terang seandaianya mereka mengetahui sesuatu mengenai istri temannya, tetapi kaum perempuan pasti berbagi cerita jika mengetahui perselingkuhan seorang suami.
Kasus berat pertama muncul, sang bayi sakit, kulitnya muncul bintik-bintik banyak, dibawa ke UGD, dirawat inap, dan penyakitnya tak diketahui, lalu saat dilakukan di CT scan, bintik dan penyakitnya mendadak lenyap. Aneh sekali. Klu pertama.
Setelah lama menganggur, akhirnya Jack dihubungi mantan bosnya, diminta kembali bergabung sebab program yang ia buat kini sedang dalam masalah. Kode program harus diperbaiki, dan karena Jack yang buat, ia pula yang harus menanganinya.
Laboratoriumnya ada di tengah gurun. Jack diantar dengan helicopter, lalu ditinggal landas. Dalam lab, orang-orang sudah mengenalnya, teman-teman kerja lamanya. Lalu identifikasi masalah dilakukan.
Ternyata pelik, program yang ia cipta, kini merger dengan teknologi nano. Di mana kamera kecil itu bersatu, dan kemudian, membentuk kawanan, lepas kendali keluar lab.
Di siang yang terik, mereka tahu, kawanan datang, mendekat ke pintu, mencoba masuk. Lab berpengaman ketat, mereka gagal. Menurut Ricky, kepala lab, kejadian itu berulang-ulang. Kawanan datang secara kontinu, dan setiap hari bertambah banyak. Bahkan lewat CCTV terlihat, seekor kelinci tewas disergap. Mengerikan, makhluk buatan itu membunuh hewan. Kawanan ini akan pergi bila terkena terpaan angin. Mereka mengisi energi lewat sinar mentari, jadi berbahay hanya di siang dan di kala cuaca teduh.
Kawanan itu hidup! Wow… Setiap tonjolan adalah mesin, mesin itu bermanuver dengan mendaki viskositas udara. Para pemrogram membuat program yang meniru perilaku serangga. Algoritma kecerdasan-kerumun telah menjadi alat penting dalam pemrograman komputer. PREDPREY ternyata berfungsi sempurna. PREDPREY hanyalah analogi biologi. Pemangsa sungguhan, tentu saja akan memangsa mangsanya, tapi tidak ada perilaku analog untuk kawanan mikrorobot. “Ini kawanan nanorobot yang lepas kendali. Dan entah karena ulah siapa. Kawanan ini sepenuhnya mandiri dan tidak bergantung pada sumber energy eksternal.”
Untuk mengetahui penyebabnya, mereka keluar. Sungguh riskan, sebab kalau hewan dengan mudah dibunuh, tak menutup kemungkinan manusia jua, tapi Jack nekat. Ia harus melakukan otopsi, mengetahu sejatinya penyebab kematian apa. Dari semua ilmuwan, hanya Mae yang percaya, dan bersedia menemai. Mae ahli dibidang botani, seorang ilmuwan yang terbiasa pula otopsi mayat. Sebagai peneliti lapangan, ia memang lebih terlatih mengira-ira risiko di dunia nyata dibandingkan rekan-rekannya.
Apes, saat otopsi melakukan pembedahan, alat swab ketinggalan, Mae masuk. Jack masih diluar, dan angin tiba-tiba mereda. Jack belum sempat masuk pintu, kawanan mencegatnya. Dengan cerdik, ia melakukan perlawanan. Dan untung selamat, terluka berat, tenggorokannya tersumbat, nyaris sesak, benar-benar mencekam. Sementar Ricky terus berkeras mereka tak boleh dimusnahkan. Proyek mahal ini belum mau ditutup! “Begini. Kita menghadapi kawanan lepas kendali yang tampaknya mematikan. Ini tidak bisa dianggap main-main.”
Manusia memang bisa dipandang sebagai suatu kawanan besar. Atau lebih tepatnya , kawanan yang terdiri atas berbagai kawanan, sebab setiap organ – darah, hati, ginjal – merupakan kawanan tersendiri. Apa yang kita sebut ‘tubuh’ sebenarnya kombinasi dari semua kawanan organ tersebut.
Pengendalian perilaku kita tidak terpusat pada otak, melainkan di seluruh tubuh. Jadi dapat dikatakan manusia pun diatur oleh “Kecerdasan kawanan”. Keseimbangan diatur kawasan otak, dan jarang kita sadari. Seluruh struktur kesadaran, serta kemampuan pengendalian diri dan perilaku bertujuan yangkita anggap sebagai ciri manusia, hanya ilusi. Kita tidak dapat mengendalikan diri secara sadar. Kita hanya beranggapan seperti itu.
Nah, antisipasi harus dilakukan. Alat-alat di gudang harus diambil, salah satunya adalah peledak. Makhluk kawanan ini harus dimusnahkan. Harus dilakukan segera, sore itu terjadi bencana. Saat di gudang, kawanan mengepung, dan begitulah, dua ilmuwan tewas. “Gawat.” Charley bergugam, “Ini benar-benar gawat.”
Lynn Margulies terkenal karena menunjukkan bahwa bakteri pertama kali mengembangkan inti sel dengan cara menelan bakteri lain. Ini sudah di level darurat tingkat tinggi. Jack terus bertanya, tapi Ricky terlihat jelas menutup-nutupi poin-poin penting. Aku semakin yakin ada yang tidak beres . Aku serasa menjadi bagian dari sebuah sandiwara, di mana setiap orang memainkan peran masing-masing. Aku tahu ada sesuatu, aku hanya belum tahu siapa… maksudnya… biarpun aku sudah curiga, aku tetap saja terpukul. “Sebenarnya aku tidak mau mencari perkara, Ricky, tetapi tingkahmu selalu membuatku kesal.”
Mengerikan, mereka melawan makhluk buatan manusia, yang berevolusi dengan cepat. Berkembang biar instan, serta perlahan memiki jiwa dan kesadaran. Ini harus dihentikan, ini benar-benar kondisi darurat, sebelum menjadi bencana dunia, sebelum manusia tersingkirkan. Prey menjadi buku misi penyelamatan dunia, dan begitulah, hal-hal mendesak harus dilakukan sebelum terlambat. Berhasilkah?
Ini buku ketiga Crichton yang say abaca setelah Disclosure dan Timeline, ketiganya saya rating sempurna. Alhamdulillah, saya kembali menemukan penulis hebat. Temanya selalu teknologi yang mencekam, manusia melawan dirinya sendiri. Seperti mesin waktu yang rasanya seram. Rencana itu hanya setengah matang, penuh improvisasi, dan dipersiapkan dengan terburu-buru untuk mengatasi masalah sesaat, tanpa memikirkan masa depan. Di sini, makhluk-makhluk buatan yang berpikir.
Para pengamat meramalkan rekayasa genetik, pemograman komputer dan nanoteknologi akhirnya menyatu. Sudah banyak buku yang mengupasnya, kemungkinan-kemungkinan mesin atau kloning yang bisa berpikir, memiliki jiwa. Semuanya melibatkan kegiatan serupa – dan saling terkait.
Kembali lagi. Teknologi merupakan bentuk pengetahuan, dan seperti semua pengetahuan lainnya, teknologi pun tumbuh, berkembang, menjadi matang. Masa depan yang misterius, kekhawatiran itu bukan serangan dari luar angkasa, atau serbuan makhluk asing, kekhawatiran itu justru dari dalam. Manusia mencipta komputer super canggih yang bisa melawan manusia, bahkan mungkin merusak eksistensi manusia. Manusia, malah jadi mangsa?
Mangsa | by Michael Crichton | Copyright 2002 | Judul asli Prey | Alih bahasa Hendarto Setiadi | GM 402 03.023 | Sampul dikerjakan oleh Marcel A.W. | Penerbit Gramedia Pustaka Utama | Jakarta, Agustus 2003 | 608 hlm, 18 cm | ISBN 979-22-0449-0 | Skor: 5/5
Karawang, 071222 – Garasi Band – Hilang
Thx to Ade Buku, Bandung
Ping balik: November2022 Baca | Lazione Budy