Tiap-tiap yang Berjiwa akan Mati


Menyingkap Rahasia Akhirat by Al – Gazali

“Cekam ketakutan manusia terbesar terjadi pada empat stasion: saat sangkakala ditiup, saat Jahanam didatangkan dari pundi-pundi Tuhan (di sebelah kiri ‘Arsy), kemudian saat perutusan Adam ditunjuk, dan terakhir saat mereka dimasukkan ke dalam Neraka. Lalu tersisalah kaum beriman, kaum muslim yang muhsin, para arif, kaum pembenar, kaum saleh, para pahlawan syahid, dan para Rosul.”

Luar biasa. Karena ini hal yang baru, saya terpesona. Alam akhirat yang misterius itu dijelaskan dengan gamblang, bagaimana kehidupan setelah kematian. Dari mulai detik-detik kematian, hingga putusan akhir penghakiman pada-Nya. Ini versi Islam, artinya segalanya bersumber pada Al Quran dan Hadist sehingga, diluar itu tak disinggung sama sekali. “Tak ada yang bisa menyingkap rahasia-rahasia akhirat kecuali orang yang menguasai ilmu-ilmu keakhiratan.”

Dicerita runut dari sekarat hingga titik akhir, walaupun sedikit-sedikit yang dikupas. Hal terakhir yang menghilang dari orang yang meninggal adalah pendengaran. Ketika ruh meninggalkan hati seluruhnya, pengelihatan menjadir rusak dan kabur, namun orang yang sekarat masih bisa mendengar. Ia baru kehilangan saat pendengaran saat jiwa (nyawa) dicabut. Maka itu Rosulullah memerintahkan, “Diktekanlah orang yang mati di antara kalian semua dengan syahadat.” Namun, beliau melarang berlebih-lebih dalam men-talqin (mengajari) orang sekarat mengingat penderitaan besar dan kesempitan yang mereka alami.

Mengenai orang mukminin yang kurang taat (muqrusin), nasib mereka bermacam-macam dilihat dari kepincangan kewajibannya. Beragam jelma amal hadir menemui pemiliknya. Ada yang menjelma anak singa dan menyiksa pemiliknya menurut kadar kemaksiatannya.

Diriwayatkan Ibn Mas’ud bahwa ia bertanya pada Rosulullah, Wahai Rosulullah, apa hal pertama yang ditemui mayit begitu ia dimasukkan ke kubur”. Beliau menjawab, “Ibn Mas’ud, belum pernah ada orang yang bertanya tentang hal tersebut kecuali kamu. Hal pertama yang ditemui mayit adalah dengung panggilan malaikat bernama Ruman yang suka berkeliaran di kubur-kubur (dengan membuat kerusakan).”

Dimula dari masa sekarat lalu dikuburkan. Untuk orang baik, “… dan kemudian kedua malaikat tersebut menyulap kubur di atas si mayit (saleh) bagaikan kubah besar, lalu membukakan pintu ke surga untuknya dari sisi kanannya, kemudian mereka berdua juga menggelarkannya sutera Surga dan kemanginya. Lalu disemprotkannya sepoi angina dan parfum surga…”

Malaikat Aqib Ruman kemudian memasukkan amal orang tersebut ke hadapannya dalam jelma seorang yang wangi dan berpakaian bagus. “Tiap-tiap manusia itu telah kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tepatnya kalung) pada lehernya.” – QS. Al-Isra’[17]: 13

Doa berziarah: “Keselamatan teruntuk penghuni kubur dari kaum muslimin dan kaum beriman. Sesungguhnya kami isya Allah menyusul Anda sekalian. Anda mendahului kami dan kami mengikuti Anda. Tuhan, ampunilah kami dan mereka serta maafkan kami dan mereka.”

Larangan menangis hingga menitikan air mata di kubur, menangisi orang yang sudah mati malah akan menyedihkan dan berpengaruh buruk bagi yang ditangisi, “Sesungguhnya orang mati akan disiksa dengan tangisan keluarganya di atasanya.”

Sabda Nabi, “Sepoi angin orang mukmin dari burung (yang mereka kendarai) hinggap di pohon surga.”

Manusia pada mulanya berawal dari pangkal tulang belakang dan akan kembali seperti semula. Sabda Nabi SAW: “Semua orang rusak kecuali pangkal tulang belakangnya dari sana ia berawal dan akan ke sana berakhir.”

Malaikat Israfil meniup sangkakala di Bakhrah Baitul Maqdis. Sangkakala berupa cula yang berasal dari cahaya dan memiliki 14 bundaran di setiap bundarannya terdapat lubang-lubang sejumlah arwah –arwah seluruh makhluk.

Fase lima, setiap dosa menampakkan keburukannya secara nyata.

Masing-masing pun kemudian duduk di pusara mereka dalam keadaan telanjang bulat sambil menunggu, terheran, berpikir, merenung sebagaimana sinyalemen Nabi SAW dalam sebuah hadist, “Mereka telanjang dan (terlihat) belum dikhitan.”

Puji dan doa demikian terlontar kerena memang ada 4 hal yang tidak diketahui nilainya kecuali olah 4 orang. Pertama, tidak ada yang mengetahui nilai kehidupan kecuali orang-orang yang sudah mati. Kedua, tidak ada yang mengetahui nilai penderitaan kecuali orang-orang yang diberi kenikmatan. Ketiga, tidak ada yang mengetahui nilai kekayaan kecuali orang-orang fakir. Keempat, tidak ada yang mengetahui nilai kesehatan kecuali orang-orang yang sakit.

Ketahuilah amal kebaikan merupakan komoditi dagang yang menguntungkan. Orang-orang yang bertkawa adalah delegasi Allah di Apel Besar Padang Mahsyar.

Firman Allah, “Maka apakah ini sihir? Apakah kamu tidak melihat?” (Q.S. At-Tur [52]: 15). Makna buta di hari kiamat lebih cenderung sebagai bentuk keterjebakan dalam kegelapan dan keterhalangan untuk melihat pada Allah Yang Mahamulia, padahal sinar Allah memancarkan putih bumi.

Ibrahim menjawab, “Aku ini telah berbohong dalam Islam sebanyak 3 kebohongan yangsaya buat sebagai materi debat dalam perkara agama Allah…”

“Dan kami tidak mengutus kamu kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta.” (QS. Al-Anbiya [21]: 107)

Kebaikan dan keburukan adalah aksiden immateri dan mungkin menimbang hal immateri ini kecuali dengan timbangan versi Malakut. Sifat orang-orang yang diuji itu adalah sabar dan lembut sebagaimana halnya Aqil ibn Abi Talib dan orang-orang yang sepadan dengannya dalam hal kesabaran dan kelembutan. Dalam hadist, “Orang pertama yang memberi syafaat adalah para rosul, kemudian para nabi, dan kemudian para ulama.” Ringkasnya, semua orang dibangkitkan menurut keadaan yang telah memalingkannya dari jalan Allah.

Kesekian kalinya membaca al-Ghazali. Kubaca dalam dua hari, 12-13 November 2022 saat libur kemarin. Tipis, mungil, dan hanya seratusan halaman. Ini bisa jadi yang terbaik, ketimbang terbitan Pustaka Sufi yang sebelumnya. Sama-sama tipis, tapi karena ini membahas dunia di seberang maut, maka banyak sekali hal baru yang baru kutahu.

Beberapa istilah baru yang kutemui saya catat. Zaqqum, pohon berbuah mematikan untuk dikonsumsi di Neraka. Wildan, anak-anak kecil di surga. Dst…

Membaca ini memang tampak menakutkan. Namun orang beriman tak perlu berlebih. Intinya, ini hanya mengemukakan sekadarnya saja agar kita mengambil teladan dan nasehat, minimal untuk kita renungkan. Bila ingin membaca yang versi lengkap, cari saja versi tebalnya. Dua kitab Al-Ghazali yang sering disebut di sini adalah: Ihya Ulumudin dan Tahaful al-Falasifah. Saya sudah punya dua seri Ilya, nunggu momen untuk membacanya. Apapun itu, jelas Al-Ghazali semua bukunya, tercatat ada 457 karya layak dibaca. Pelan-pelan saja, semoga panjang umur dan bisa menuntaskannya.

Memang kehidupan di dunia ini direkayasa sebagai ajang keterlenaan. Sabda Nabi, “Manusia itu (terlelap) tertidur, dan baru sadar (terbangun) saat kematian mereka.”

Dan kembali lagi ke dasarnya, ini adalah buku mungil penegasan. Siapa pemilik kekuasaan (yang sejati)? Hanya milik Allah Yang Mahaesa dan Digdaya.

Menyingkap Rahasia Akhirat | by Al – Gazali | Penerbit Pustaka Sufi | Judul asli ad-Durrah al-Fakhirah fi Kasyf ‘Ulum al-Akhirah | Alih bahasa Karman As’ad Irsyady | Penyunting Sabrur R. Soenardi, Pahrurroji M. Bukhori | Desain sampul A. Sobirin | Tata letak Ataya | Pracetak Abdullah, Rudi Parlin | Cetakan pertama, Januari 2003 | Pencetak Futuh Printika | xvi + 146; 12 x 18 cm | ISBN 979-95978-118-8 | Skor: 4.5/5

Karawang, 171122 – George Benson – Body Talk (Alternative Take)

Thx to Kang Ade Buku, Bandung