
“Berbuatlah sebaliknya dari orang yang menjadi kebiasaan sekarang ini dan hampir selalu Anda akan bertindak dengan tepat.” – Rousseau
10 buku tuntas di #OktoberBaca
Dari filsafat sampai kumpulan cerpen sastra. Dari Haruki Murakami sampai Jefrey Deaver. Dari buku tipis Herman Hesse sampai buku self improvement Blink.
Alhamdulillah… 爐
Oktober tahun ini kulewati dengan training Excel perdana sebagai trainer, persiapan sebenarnya sebulan sebelum hari H, tapi aktualnya hanya seminggu sebelumnya. Biasa, orang kan pengennya santuy. Alhamdulillah lancar. Kedua, Turnamen Internal Futsal NICI 2022. Dimulai 23 Sep, ditutup di acara puncak Sumpah Pemuda 28 Oktober 2022. Walaupun BOSS FC tidak lolos grup, alhamdullilah acara lancar. Juara berturut: Kuri Sambo, Pertamax, Handayani. Tim fair play: Quaci, dan top Skor Sandi TJ. Kegiatan-kegiatan yang menyita banyak waktu dan konsentrasi. Dan 10 buku selesai lahap.
#1. Rumah Kawin by Zen Hae
Bagus. Kumpulan cerita yang menyenangkan. Memainkan kata-kata dengan indah, plotnya berjalan dengan sangat rapi nyaman sehingga tak terasa selesai. Ini buku pertama Zen H?ae yang kubaca, dikumpulkan dari cerpen-cerpen yang sudah terbit di Koran Nasional. Dan seperti biasa, kalau sudah muncul di Koran Nasional, seolah jaminan. Sudah melalui kurasi, sudah dipilah dan dipilih orang-orang kmpeten, maka Rumah Kawin benar-benar mengalir bebas, asyik, dan berkelok-kelok syahdu.
“Nggak, Abang pengen ke rumah kawin saja. Ke Dokter Sarti.”
#2. A Child’s Heart by Herman Hesse
Ini adalah cerpen yang dibukukan. Hanya satu cerpen, kubaca kilat semalam, dan terjeda tidur, subuh selesai. Tak sampai seratus halaman, dicetak mungil, dan plotnya yang sederhana, tapi sangat berkesan. Ini tentang hati murni yang memaafkan, sangat manusiawi anak-anak tergoda, lalu menyembunyikan kejahatan, lalu saat terdesak, ‘mengakui’ dan karena buku ini didedikasikan untuk sang ayah yang baru saja meninggal, jelas sang ayah di sini memaafkannya. Hangat, hangat sekali menyaksi hubungan ayah-anak ini sekalipun berpijak pada tindakan kurang baik.
“Setiap udara yang kita hirup dikendalikan oleh suatu kekuatan dari luar dan peranan takdir.”
#3. Blink by Malcolm Gladwell
Luar biasa. Bukan inti risalah buku ini yang mengajarkan belajar dari pendangan sekilas, lalu keputusan cepat disajikan. Namun cara penyajian bukunya yang keren dan sungguh nyaman. Sempat berputar-putar dengan berbagai studi kasus, tapi kembali lagi, semua itu hanya jalur memutar untuk dipelajari masalah blik, sekedip mata, semua respons spontan itu menghasilkan keputusan dramatis. Perkara benar-salah, kalian bisa lebih lanjut menikmati 300 halaman. Kubaca santuy di hari libur, 22 Oktober 2022 sehari kemudian langsung selesai. Ini buku non-fiksi lhoa. Bukti, bukunya memang enak dinikmati. Mengalir, senyaman-nyamannya, seenak-enaknya.
“Mereka hanya memusatkan perhatian pada yang dapat mereka tangkap dalam sekejapan mata.”
#4. Menembus Kabut by Drs. H. Zainal Arifin
Novel tipis yang dengan cepat selesai kubaca. Dalam perjalanan tugas luar kantor hari ini ke Bandung, kumulai baca saat masuk tol Karawang Timur, dan sebelum sampai tol Buah Batu, 50 halaman itu sudah tandas. Memang tipis, kecil, dan ceritanya sangat sederhana. Dan karena ini buku proyek Departemen Agama, di mana ada misi di sana, maka apa yang disampaikan lurus-lurus saja. Novel, tapi berisi petuah. Ada hikmah dalam cerita, pesan-pesannya tersurat. Jelas dan sangat blak-blakan. Manusia harus hidup lurus, yang baik menang, yang jahat kalah, dan begitulah. Pesan moral itu disampaikan, apa adanya.
“Jadi orang jangan sangka buruk kepada orang lain.”
#5. Filsuf-filsuf Besar tentang Manusia by Dr. P.A. Van der Weij
Bagus. Seolah kita mendapat ringkasan pemikiran para filsuf terkenal. Beberapa sudah kubaca, beberapa sebagian kecilnya baru tahu. Namun pemikiran mereka ternyata sebagian tumpang tindih dan saling silang, seperti arti filsafat sendiri yang definisinya memang mengalami tafsir bebas, maka wajar para filsuf jua menyampaikan pemikiran itu dengan liar. Intinya, ini tentang ultim. Makna hidup manusia, kita dihadirkan di bumi ini ngapain, mau ke mana, tujuan apa – atau dalam satu kalimat singkat: Kita dilahirkan sebenarnya buat apa sih? Nah, terpecah dalam tiga garis besar: Ilmu pengetahuan, Agama, dan Filsafat. Filsafat ada di tengah-tengah, dijepit dengan ilmu reliji yang bilang dengan mantab: setelah kematian ada kehidupan, dan ilmu pengetahuan yang sebagian bilang: hidup ya saat ini, saat mati, maka selesai sudah. Nah, kalian tak ‘kan menemukan jawaban terbuka di buku ini, sebab filsafat memang menawarkan jawaban luas dan tafsir bebas.
“Yang ilahi adalah urusan Tuhan dan yang manusiawi adalah urusan manusia.” – Max Stirner
#6. 1Q84 Jilid 2 by Haruki Murakami
Karena ini buku 2, endingnya masih menggantung. Masih tanda tanya besar. Seperti buku satu yang bernarasi dengan sudut bergantian: Tengo dan Aomame, di 1Q84 jilid 2 kita diajak berpetualang langsung lanjut, bulannya maju ke xx. Keputusan besar Aomame yang mendapat tugas membunuh sang iman akhirnya dilakukan, Tengo yang krisis identitas, mencari jawab sejatinya apakah anak kandung, sehingga kunjungan ke bapaknya di wisma panti jompo, akhirnya menemui titik temu. Masalahnya, kedua kejadian besar itu dipenggal di akhir. Misteri kepompong udara yang muncul, serta pencarian lubang cacing di tangga darurat di tol Metropolitan menjadi kejutan fantastis.
“1Q84, aku sedang hidup pada tahun yang disebut 1Q81, bukan tahun 1984 yang sesungguhnya.”
#7. Rindu Terluka by Putu Oka Sukanta
Ngeri. Permulaan cerpen ini banyak mencerita pasca tragedi 1965 di Bali. Bagaimana tokoh utama bisa selamat, dengan berbagai juang, dengan ke pulau Jawa sebagai tahanan, dengan legowo dan menyisihkan egoism, dengan banyak cara. Termasuk bagaimana ada adegan setelah masa genting lewat, ia pulang ke Bali dan bertemu dengan para algojo, walau tak sampai dibunuh juga sebab sudah lewat jauh, kengerian itu masih sangat terasa. Mengherankan, sungguh heran bagaimana bisa dunia bisa berputar dengan keganasan dan tata kelola sadis membantai teman/saudaranya sendiri.
“Dan sabungnya ini kan di Pura kita. Tentu dewa memihak kita.”
#8. A Maiden’s Grave by Jefrey Deaver
Tebal, lebar, dan luar biasa menegangkan. Drama dengan setting mini, satu tempat, satu hari. Luar biasa, thrilling hingga lembar terakhir. Ini adalah buku kedua Jefrey Deaver yang kubaca, dan keduanya bagus. Tentang pelarian tiga narapidana, melakukan pembunuhan dalam prosesnya, menawan bus sekolah tuna rungu beserta isinya. Lantas terpojok di sebuah rumah jagal tua dekat hutan, sepanjang halaman kita disuguhi negosiasi, tawar-menawar pelarian dengan jaminan pelepasan sandera. Namun, pembukanya sudah sangat brutal. Korban pertama, Susi, murid paling cemerlang dilepas bebas sebagai jaminan akan nogosiasi, tapi ditembak mati segera saat di luar gedung. Berikutnya, mencekam.
“Delapan burung kelabu, duduk dalam gelap. Angin dingin bertiup, tak ramah.”
#9. Si Badung jadi Pengawas by Enid Blyton
Kubaca dalam dua kali kesempatan. Pertama saat perjalanan tugas luar ke Bogor dan Depok Rabu, 26 Oktober 2022 dapat separo. Lalu sisanya dituntaskan pada Jumat lusanya di rumah, santuy. Murid-murid sekolah di London pertengahan abad 20 ini menggemaskan. Dengan segala kesederhanaannya. Sekolah asrama, Elizabeth di kelas dua menjadi penagwas sekolah. Si Badung yang insyaf ini kini mendapat kepercayaan, dan tiap minggu turut dalam sidang besar. Hal-hal indah yang ia bayangkan saat liburan buyar saat saudaranya, yang jelita dan manja bergabung. Segalanya tampak berantakan, Elizabeth bahkan beberapa kali dikeluarkan dari kelas. Ada yang salah. Pencurian, penggelapan uang jajan, hingga akhirnya misi yang lebih besar. Penyelamatan di danau!
“Aku berharap semester ini akan sangat menyenangkan bagiku. Dan ternyata segalanya tak keruan.”
#10. Sabar Dong…! by KH Mawardi Labay ES
Tipis, mungil, dan penuh petuah. Sejatinya ini lebih pas sebagai rujukan baca untuk para hamba Allah yang siap dan kuat menjalani kerasnya hidup. Sabar dan Salat sebagai penolong.
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” – Q.S. Ali-Imran: 200
Karawang, 021122 – Hoobastank – The Reason