#September2022 Baca

“Jika kita bisa menemukan jawabannya maka itu berarti kemenangan besar nalar manusia, karena saat itu kita akan tahu pikiran Tuhan.” – Stephen Hawking

September ceria ini, masih dijejali buku-buku novel. Rencana mula mengejar buku Sosiologi yang tebalnya seribu itu, ternyata bulan September full tidak kubaca, Oktober bahkan sudah separuh jalan-pun tidak kusentuh lagi. Bakalan lanjut bulan depan. Yang mengejutkan malah buku Night Shift, buku yang dulu susah banget kuselesaiakan baca, dalam tempo singkat selesai. Dan segalanya mengalir senyaman biasanya.

#1. Menentang Sejuta Matahari by Abdullah Harahap

Mungkin tampak klise. Namun ternyata tak seklise itu. Pengelolaan cerita mengalir nyaman, cerita para remaja tentang kasih tak sampai, cinta segitiga mencipta bencana, karena status sosial, si miskin yang merindukan damba pasangan kaya. Orang tampan yang mengingin cinta gadis cantik. Hingga berantem marah akibat cemburu. Sebuah tusukan maut, mengacaukan tatanan kehidupan para muda-mudi ini. Liar, penuh amarah, jantan.

“Aku mendapat firasat, akan terjadi hal-hal yang tidak kita kehendaki. Mudah-mudahan saja pemuda lain yang diundang anak kita, berhalangan datang…”

#2. The Positif Approach by Peter Shepherd

Pelajaran positif adalah wawasan yang kamu temukan saat menyadari bahwa kamu telah memilih satu arah dan bisa berbalik jika mau. Buku self-improvement dengan tema positif thinking sudah banyak, sudah beberapa kubaca. Intinya sama, anjuran untuk memandang hidup lebih optimis, untuk mengapresiasi keadaan, syukur dan sabar, hingga bagaimana respons kita bila sedang terjatuh. Kubaca dengan nada pesimistis sebab buku-buku sejenis ini biasanya hanya berinti pada anjuran hidup bahagia. Namun setelah setengah buku, saya menemukan riak-riak yang bagus dan bermanfaat. Buku ketiga terbitan Bright Publisher yang kubaca, dan ini yang terbaik.

“Saya memang tidak kuasa mengubah masa lalu, tetapi saya mampu mengubah maknanya. Penafsiran saya terhadap peristiwa merupakan pilihan dan tanggung jawab saya sendiri.”

#3. The Glass Palace by Amitav Ghosh

Penerbit Hikmah lagi, beberapa kali terjemahan Hikmah (grup Mizan) begitu memuaskan. Yang ini sungguh tebal, kumulai baca 3 Juni, dan diharapkan selesai akhir Juli, ternyata mbablas panjang sampai 17 September 2022. Buku tebal, lebar, walaupun fiksi ini bisa jadi adalah fiksi dengan sisipan sejarah yang sangat kental. Karena saya tak tahu sejarah Myanmar, maka banyak fakta sejarah yang fresh. Beberapa bagian malah membuatku mencipta kerut kening, terutama bagian awal bagaimana sang raja yang menyerah dengan mudah terhadap tentara Inggris (yang jua menjajah India), sehingga saat serbuan kompeni itu campuran Inggris – India. Di sana sampai mencipta sentiment anti-India. Begitu juga fakta sejarah, bagaimana tentara Inggris warga asli India lalu membelot membentuk tentara Nasional India, masa tahun 1940-an yang riuh akan kemerdekaan.

“Bangsa kita akan berpacu bersama para jenderalnya, kapten-kaptennya disertai kekuatan besar indanteri, artileri, pasukan gajah, dan kavaleri, lewat darat dan air, dan dengan keperkasaan tentaranta akan menghadapi orang-orang kafir ini…”

#4. Rumah Boneka by H. Ibsen

Buku sandiwara lagi. seperti Menunggu Godot yang begitu hidup, buku ini begitu berhasil membuat pembaca begidik. Ingat, ini adalah buku sandiwara dengan kekuatan ngobrol sepenuhnya. Tokohnya ada delapan + tiga anak, sejatinya hanya lima yang meninjol. Tolvard Helmer sang suami; Nora istirnya; Dokter Rank, dokter keluarga yang sudah dianggap saudara sendiri karena sering ikut pesta dan makan malam; Nyonya Linde, teman lama Nora yang hadir setelah lama berpisah; dan Nils Krogstad, seorang petugas bank yang jahat. Semuanya diaduk di ruang tamu keluarga Helmer. Dan sungguh memikat, hanya dari kata-kata, kita turut tegang, dan pilu.

“Nyonya Helmer, sudikah kiranya Anda berbuat baik untuk menggunakan pengaruh Anda demi keperluanku?”

#5. Night Shift Jilid 1 by Stephen King

King lagi, dulu rasanya sulit sekali menuntaskan baca ini. Padat, terjemahan yang terlipat, hingga pembahasan horror yang tampak aneh, tapi entah kenapa seusai ulas Cell, saya ambil dari rak hari Minggu, 18 Sep dan berhasil dibaca cepat. Senin tak tersentuh karena ada tugas keluar kota, Selasa kubaca dua bab, Rabu, 21 Sep 2022 pagi sebelum kerja saya tuntaskan. Saya tak memahami aturan baca cepat/kilat, saya hanya baca saya, menikmati waktu. Santuy, hanya waktu luangnya diperbanyak aja. Nyaman, sangat nyaman sekalipun temanya horror.

“Jika ada tikus, hantam mereka!”

#6. The Cat and The Stinkwater War by Kate Saunders

Keren, tak kusangka ada kejutan di akhir. Perang klan antar kucing terjadi di perumahan, memperebutkan Sarden Suci. Pengakuan kekuasaan, saling sandera, saling ancam, hingga akhirnya bak roman Shakespeare, ada cinta terlarang di antara mereka. Mungkin tata kelola perubahan manusia menjadi kucing dan sebaliknya yang dirasa janggal dan kurang, dan terlampau instan serta mudah. Namun nikmati saja, ini buku anak yang fun. Ending-nya yang keren sebab setelah pengungkapan scenario tersembunyi, ada kejutan lain yang mewah, dan menurutku filosofis di mana kehidupan, sejatinya bak air mengalir, pilihan, hingga kembali ke dasar, sebuah kenyamanan itu sangat didambakan, tak peduli itu manusia, kera, kutu, hingga kucing.

“Dengan kekuatan dari Kuil, aku berharap aku pengabdi Pahnkh!”

#7. Extremely Loud and Incredibly Close by Jonathan Safran Foer

Dicetak dengan tak biasa. Dipenuhi kepadatan kata-kata, kalimat langsung bertumpuk dalam satu paragraf, ada gambar-gambar, bisa foto atau ilustrasi tangan, warna-warni sesuai mood Oscar, hingga aturan tak baku bagaimana lembar nyaris kosong hanya berisi satu dua kalimat, kata-kata tumpang tindih tak beraturan. Menabrak banyak aturan bahasa, tapi memang isinya sungguh bagus. Misinya terdengar sederhana, mencari Tua/Nyonya Black yang memiliki lubang kunci. Kunci peninggalan ayahnya yang meninggal dalam tragedi 11/9. Namun tak seserhana itu sebab berapa peluangmu menemukan lubang kunci dari seantero New York? Ada berapa orang bernama Black di sana? Maka Oscar mencari, menemui satu per satu, menanyakan, berkenalan, hingga petualang-petualang tak terduga.

“Semakin banyak yang kutemukan, semakin sedikit yang kupahami. Aku menghubungkan semuanya, seperti seorang astrolog.”

#8. Seri Tokoh Dunia: Thomas Alva Edison by Lie Ching le

Kubacakan untuk Hermione (8 tahun) dalam dua kali kesempatan duduk, pada Sabtu siang 17 September, tidak ke mana-mana, lagi flu. Dan tuntas Sabtu kemarin, 24 September siang hari beberapa saat sebelum jalan-jalan, ini timing-nya pas di sela ujian sekolah. Sempat dikomplain May karena, diminta belajar, tapi malah didongengin tokoh. Dan kebetulan juga, dia ikut ekstra kulikuler Sains, dan saat ini mencita-cita menjadi ilmuwan (8 tahun). Cita-citanya berubah terus: dari pengen jadi guru (6), arsitek (7), hingga bupati (5). Maka tepat sekali, buku pertama tentang ilmuwan yang kubacakan adalah Edison. Dan tentu saja dia sangat tertarik, banyak hal, menanyakan banyak hal, memastikan banyak hal.

“Bakat itu adalah 1% ilham, ditambah 99% kerja keras.”

#9. The Brethren by John Grisham

Diluardugaku, ini jadi buku pertama John Grisham yang selesai kubaca tahun ini, padahal tahun lalu dan sebelumnya sangat antusias dan banyak menyelesaikannya. Di rak juga numpuk buku-buku beliau. Untuk kali ini, tak ada twist. Lebih sederhana, tak rumit, dan mengalir tenang. Mungkin karena tokoh utamanya, para kakek-kakek, penghuni penjara yang membentuk majelis kejahatan, sementara di luar sana sedang hiruk pikuk menuju pemililhan Presiden USA. Dan dua tiga kepentingan itu bersinggungan, di tengahnya ada pengacara yang galau, dan terhimpit berbagai masalahnya sendiri.

“Begitulah, arena penuh sesak dengan gerombolan badut.”

#10. Stephen Hawking dan Lubang Hitam by Paul Strathern

Buku tipis yang bervitamin. Saya belum baca satu bukupun milik Stephen Hawking, walau di rak ada buku karya istrinya, tapi sampai sekarang belum gegas baca. Makanya, hal-hal yang disampaikan begitu penuh asupan. Buku ini lebih mirip biografi singkat, sebab mengupas kehidupan Hawking secara umum dari lahir, hingga puncak kariernya, dan update kabar hingga buku ini terbit. Hal-hal sejatinya mungkin mudah saja kita temui di internet, tapi pendapat dan tulisan kesannya justru yang nyaman dan asyik. Seperti Hawking yang suka humor, dan poster Marilyn Moonroe di dinding, Paul Strathern menbawakan buku ini dengan fun.

“Tidak ada filsafat dan tidak ada ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dan filsafat hanyalah sistem yang kita tentukan, dan pandangan kita atas sistem-sistem tersebut terus berkembang.”

Karawang, 171022 –  191022 – Image Dragon – Believer

Excel Training done, 15.10.22

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s