
Night Shift by Stephen King
“Rumah ini dibangun dalam ketidakbahagiaan, ditempati ketidakbahagiaan, darah telah ditumpahkan di lantai-lantainya (sebagaimana kau mungkin sudah atau belum tahu, Bones, pamanku Randolph terlibat dalam kecelakaan di tangga menuju ruang bawah tanaj yang mengakibatkan kemarian putrinya Marcella; sang paman kemudian bunuh diri karena teramat menyesal…”
King lagi, dulu rasanya sulit sekali menuntaskan baca ini. Padat, terjemahan yang terlipat, hingga pembahasan horror yang tampak aneh, tapi entah kenapa seusai ulas Cell, saya ambil dari rak hari Minggu, 18 Sep dan berhasil dibaca cepat. Senin tak tersentuh karena ada tugas keluar kota, Selasa kubaca dua bab, Rabu, 21 Sep 2022 pagi sebelum kerja saya tuntaskan. Saya tak memahami aturan baca cepat/kilat, saya hanya baca saya, menikmati waktu. Santuy, hanya waktu luangnya diperbanyak aja. Nyaman, sangat nyaman sekalipun temanya horror.
#1. Jerusalem’s Lot
kisah digulirkan dengan cara surat-menyurat. Sang aristrokat Charles Boone dan pelayannya Calvin McCann baru saja tiba di Chapelwaite, rumah saudaranya Stephen. Rumah tua dan terabaikan itu dibersihkan, tetangga pada heran, berani-beraninya mereka datang dan akan tinggal di mansion tua dan angker tersebut. Banyak desas-desus yang beredar, bahwa rumah itu dikutuk, banyak hal buruk terjadi, suara-suara gaib, hingga tuah jahat menyelimuti.
Sampai akhirnya mereka menemukan peta tua di perpustakaan, peta Jerusalem’s Lot. Daerah dekat hutan yang dihindari semua warga. Dipatik rasa penasaran yang kuat mereka ke sana, dan menemukan banyak kegajilan. Kota hantu yang puluhan tahun tak disentuh kehidupan, debu, aroma busuk, hingga aura hitam. Di gereja yang juga terbengkelai, mereka menemukan kitab terbuka berjudul De Vermis Mysteriis (Misteri-misteri Sang Cacing). Saat dipegang, gereja bergetar dan serangan antah lewat. Sebuah peringatan keras sebenarnya untuk gegas pergi, tapi segalanya terlambat.
“Tuan Boone, Anda harus meninggalkan Chapelwaite dengan segera!”
#2. Gilir Kerja Pekuburan
Ini yang terbaik, bagaimana horror tikus dipadu dengan kelelawar menghantui. Bagaimana kalau tikus dan kelelawar bersatu, artinya ada kelelawar berbuntut panjang tikus! Serem. Dan begitulah, urusan uang jadi pemicu, tapi sekali lagi segalanya terlambat untuk dimengerti.
Warwick seorang mandor bangunan yang keras merekrut Hall, seorang gelandang yang sejatinya cerdas, pernah kuliah soalnya. Mereka dan tim sedang melakukan tugas membersikan gedung di baseman pabrik tua yang terbengkelai. Ada ribuan tikus, dan mereka harus membersihkannya.
Di ruang bawah tanah yang gelap itulah, mereka menarik selang, mengusir tikus-tikus jahanam yang sudah berevolusi. Tak disangka, ada ratu tikus sebesar anak sapi! Mengerikan, awalnya bertiga, tapi yang satu sudah kabur duluan karena takut, tinggal Warwick dan Hall, berhasilkah melarikan diri?
“Jika ada tikus, hantam mereka!”
#3. Gelombang Pasang Malam
Virus A6 atau “Kapten Trips” yang menyapu kota. Sekelompok mahasiswa yang tersisa dan selamat pada malam bulan Agustus di pantai Anson, New Hampshire. Bernie percaya bahwa mereka bisa bertahan berkat antivirus A2. Virus yang bermula dari Asia Tenggara itu telah membunuh banyak orang. Saat di pantai menemukan manusia sekarat yang mengigau, langsung dibakar hidup-hidup, mengurangi resiko. Sampai akhirnya ditemukan fakta di antara mereka ternyata sudah terjangkit A6.
Sebuah dunia baru yang dibentuk, ataukah mereka turut musnah?
“Aku tidak merasa tidak enak, dalam pikiranku, maksudku. Kamu, lain lagi. Kamu banyak berpikir tentang itu. Aku bisa menebak.”
#4. Si Lubang Pintu
Perjalanan ke luar angkasa dan efek yang menjangkit para astronotnya sekembali ke bumi. Arthur yang sudah menginjak Venus kini memberi saran untuk tak melanjutkan jelajah ke sana. Ia gatal-gatal, bisa jadi karena terpapar mutagen alien yang berbahaya. Bermula dari ujung jarinya muncul mata alien, lalu lubang dicipta untuk mengintip kehidupan bumi. Para alien sendiri takut akan keberadaan manusia, sehingga mereka juga menunggu reaksi kehidupan.
Namun berjalannya waktu, bertahun-tahun setelah menghuni tubuh Arthur, mereka bermutasi dan makin besar menguasai tubuhnya. “Mereka menggunakan aku, sebenarnya memanipulasi aku.” Dari jari, merembet ke badan, dan sebelum terlambat Arthur harus membunuhnya, yang artinya bunuh diri. Apakah sisi kemanusiaanya yang unggul, ataukah egoism kehidupan? Mengerikan.
“Berapa banyak mantan astronot secara teratur menulis ke pejabat-pejabat di Washington dengan saran agar uang untuk penjelajahan ruang angkasa itu digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat?”
#5. Sang Pengoyak
Ini tampak absurd, mesin yang bisa berpikir dan membantai orang—orang yang menjalankannya. Mesin cuci binatu di sebuah industri pakaian baru saja membunuh karyawan. The mangle, nama mesinya bisa keluar dari prosedur penggunaan. Ada palang yang menghalangi orang di pintunya, bila ada anggota tubuh masuk, ada sensor yang seharusnya otomatis mesin mati.
John Hunton yang menyelidiki kasus ini semakin heran, saat kasus lain mengakibatkan kematian terjadi lagi. Dan dengan penelusuran lebih lanjut, mereka harus melakukan ritual pengusiran hantu dalam mesin. Dengan ugo rampe disertai mantra, mereka melakukannya. Oh, penghuni mesin ini sungguh kuat, dan mengerikan!
“Ayo, sebelum keberanian kita raib.”
#6. Suangi
Ini tragis, sungguh mengerikan membayangkan seorang ayah kehilangan ketiga anaknya karena makhluk gaib mengambilnya. Dr. Harper adalah psikiater yang menangani kasus Lester Billing. Lester mengaku melakukan pembunuhan terhadap anak-anaknya, dari diagnosis adalah penyakit kejang, jantung, dll. Kematian mendadak itu, sebenarnya di malam hari dimulai dengan igauan, atau teriakan sang anak: “Suangi… ada suangi, Papa.”
Sang anak menunjuk lemari terbuka, atau toilet terbuka. Dan begitulah esoknya mati. Begitulah, saat sesi terapi sejam sudah selesai, Lester keluar tak mendapati perawat, dan saat kembali, ia menemukan fakta mengejutkan lainnya.
“Jika tujuh ratus ekor monyet mengetik untuk tujuh ratus tahun, salah satu dari mereka akan menghasilkan karya-karya Shakespeare.”
#7. Sesuatu yang Kelabu
Ini tragedy keluarga. Seorang pensiunan yang gila minuman keras, menganggur dan mabuk-mabukan dari pesangon. Richie yang malang, menyepi dan jauh dari hiruk pikuk. Buat mabuk, ia selalu menaruh uang di atas lemari, anaknya akan membelikannya, menaruhnya, dan sang anak masuk kamar mengerjakan PR.
Henry yang pemilik bar, lantas tahu beberapa detail mengerikan dari cerita sang anak. Bahkan pernah memergoki ayahnya makan kucing hidup. Bau menyengat, hingga nafsu makannya yang luar biasa, Henry dan kawan-kawan lantas gegas ke rumah Richie untuk mengetahui apa yang terjadi. Mengerikan, Richie kini sudah jadi sejenis mutan, ia seolah makhluk jamur yang kosong, ia diminta keluar, dan gambaran ganjil itu membuat mereka ragu, apakah senapan akan ditembakkan atau tidak, sebab mereka tak tahu Richie apakah masih Richie atau sudah jadi monster?
“Pada suatu hari semua pintu dalam rumah terbuka lebar…”
#8. Ajang Pertempuran
Pembunuh bayaran yang galau dan menemukan diri diteror balik. Setelah melakukan tugasnya, Renshaw mendapat paket mainan berisi G.I. Joe Vietnam Footlock dari ibu sang korban. Sempat curiga berisi paket bom, tapi setelah dikocak tak ada suara detak jam, atau hal aneh lainnya, dibukanya paket.
Berisi mainan tentara-tentaraan, jip, tank, pesawat, dll. Paket mainan itu diluarduga hidup, mereka menyerang Renshaw hingga babak belur. Walaupun kecil, mereka banyak. Ia kalah senjata, kalah jumlah, kalah pengalaman perang. Dengan panik sembunyi di pinggi jendela, setelah jeda 15 menitan, ia menemukan kalimat dari para tentara, “Menyerahlah.” Oh tentu saja tidak, ia kini tersulut untuk melawan balik, dan meledakkan mereka semua. Hihi, mengerikan sekali pokoknya.
Hei anak-anak! khusus dalam koper Vietnam ini!
#9. Armada Truk
Sebuah rest area truk menjadi ajang bertahan hidup dari serangan aneh. Truk-truk itu hidup sendiri, menabrak apa saja yang ada di jalan tol. Seolah mesin pembunuh, menghancurkan apa saja di depannya. Di restoran itulah, enam orang bertahan hidup ala kadarnya, bersembunyi dan coba kontak tempat lainnya meminta bantuan. Sang aku, penjaga konter, sopir truk yang selamat, Jerry sang pemuda dan pacarnya, dan penjual bernama Snodgrass.
Mereka bertahan di restoran dari gempuran truk, dengan makanan seadanya, air seadanya, listrik yang tiba-tiba padam menambah suram. Saat genting kehabisan air bersih, dan truk-truk mulai jejer mengklakson, mereka pikir tamat sudah. Ternyata klason itu kode morse yang bilang, mereka kehabisan bensin, maka meminta para survival ini mengisinya dari pom yang ada atau mereka menabrakkan diri menghancurkan semuanya. Negosiasi itu alot terutama dalam resto tentu saja tarik ulur ambil tidaknya, dan setelah dipertimbangkan, mereka sepakat mengisi bahan bakar para truk.
Hingga akhirnya mereka mendengar suara deru dua pesawat terbang, apakah ada pilot di atas sana? Jangan-jangan…
“Aku pikir semua itu hanya gertakan saja!”
Sudah beberapa buku King saya baca, mungkin tak sampai menjadikannya penulis favoritku, tapi selalu bisa memuaskan, semua ceritanya Ok untuk ukuran genre yang bukan di andalanku. Polanya sama, horror psikologi. Mau cerpen atau novel, semuanya ndelujur bebas, bahasannya ke mana-mana. Sering kali keluar tema utama, mengalir bebas bak air bah, makanya rerata bukunya tebal-tebal. Untuk jilid 1 ini, ada dua pengantar. Pertama dari, John D. MacDonald, sebuah prawacana yang memicu untuk menjadi penulis. Pesan King selalu sama, “Jika anda ingin menjadi penulis, maka menulislah.” Tak ada rumus lainnya. Kedua Prakata dari sang penulis, panjang sekali, bisa jadi pembuka buku non fiksi sendiri. Poinnya, King menyukai tema-tema takut, berbagai penulis yang menjadi rujukannya, banyak membaca, hingga tips mencari ide bisa dari pengalaman. Sungguh nasehat yang jitu dan bermanfaat. Prakata ditulis di Bridgton, Maine tanggal 27 Februari 1977.
Banyak buku King di rak, dan akan terus kubacai. Bukunya melimpah, dan semoga waktuku juga. Terima kasih King, Anda hebat.
Bayang-bayang Temaram (jilid 1) by Stephen King | Diterjemahkan dari Night Shift | Copyright 1978 | Alih bahasa Wim Salampessy | Editor Dra. Y. Titik Lestari | Hak cipta terjemahan tahun 2004 | Penerbit Alice Saputra Communications, Co., | Skor: 5/5
Karawang, 210922 – The Cranberries – Promises
Thx to Toko buku Kharisma, KCP Karawang @ Feb’13
Ping balik: #September2022 Baca | Lazione Budy