
Aqidah Islam menurut Ibnu Taimiyah by Muslich Shabir
“Janganlah anda sekalian ragu tentang adanya Dzat Pencipta. Karena Dia termasuk sesuatu yang tidak akan dapat dicari oleh akal dengan sendirinya. Dia adalah Dzat yang menentukan keadaan ini.” – Isaac Newton
Buku agama, ini seperti buku pelajaran sekolah dengan pendahuluan, inti, lalu penutup dengan pertanyaan dari isi bab. Tertata dan terstruktur. Sebagian besar jelas sudah kita dapati sewaktu mata pelajaran Agama Islam. Berisi pokok agama, enam Iman kepada dan rukun Islam. Yang membedakan, ini disarikan oleh Ibnu Taimiyah, seorang sufi ternama dengan penjelasan lebih panjang dan beberapa detail, sekaligus mematahkan aliran menyimpang, di masa itu.
Melimpah ruah hadist pilihan, dan potongan ayat. Enaknya, di sini kita sudah disaringkan. Sudah dipilah, sehingga tingga menikmati saja. Contoh, pokok hari kiamat, apa dasarnya, bagaimana penafsirannya. Atau tentang Allah yang Esa, dijelaskan pijakan utama betapa Allah masakuasa. mahasegalanya. Harshel, seorang ahli falak dari Inggris bilang, “Apabila lapangan ilmu pengetahuan bertambah luas (berkembang) maka bertambahlah dalil-dalil yang rasional lagi kuat tentang adanya Dzat Pencipta yang bersifay azali, tak ada batas dan tidak berkesudahan kekuasaan-Nya (Para sarjana Geologi, Mathemathic, Falak dan Fisika) telah saling tolong-menolong untuk menunjukkan kebenaran ilmu pengetahuan – yakni kebenaran tentang keagungan Allah dengan sendiri-Nya.”
Jadi suatu saat kalau dibaca ulang, atau mencari referensi, tinggal buka. Sebagian sudah hapal, tapi sebagian besarnya lagi hanya tahu.
Sifat Allah Rahmah (penyayang), Magfirah (pengampun), dan Hafidz (penjaga) memiliki tafsir yang berbeda, ketika ditanya mengapa orang non muslim pun tetap sejahtera? Allah menjaga hamba-hamb-Nya dan selalu memperhitungkan perbuatan-perbuatan hamba itu baik yang bagus maupun yang buruk. Baik yang taat maupun yang durhaka, dst. Allah menjaga kekasih-kekasih-Nya dari apa yang membahayakan mereka baik di dalam masalah keagamaan maupun masalah keduniawian.
Firman Allah terbagi 2 yaitu dengan perentara dan tanpa perantara. Yang dengan perantara ada 3 yaitu: 1) Wahyu kepada Nabi dan Rosul, 2) Mimpi, sebagaimana yang disabdakan Nabi Ibrahim kepada putranya Ismail: “Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.” 3) Ilham, sebagaimana dalam firmannya, “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa: ‘Susukanlah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke dalam sungai (Nil). Dan jangalah kamu khawator dan janglah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan meniadakannya (seorangpun) dari para Rasul.”
Yang tanpa perantara yang datangnya dari balik tabir: 1) Seperti firman kepada Nabi Musa, 2) kepada Nabi Muhammad pada malam Isya’ Mi’raj, 3) kepada bapak dan ibu kita Adam dan Hawa.
Aqidah Islam menurut Ibnu Taimiyah | by Drs. Muslich Shabir| Alih bahasa Dr. Muchlich Shabir | Penerbit PT. Almaarif | Cetakan ketiga, 1997 | 139 hlm, 20cm | ISBN 979-400-175-9 | Skor: 3.5/5
Karawang, 270722 – 250822 – Tasya – Hiasan Alam Kuasa Allah
Thx to Sri Wisma, Bandung