Fantasi yang Sama, Aturan yang Sama, Petualangan Berbeda

The Emerald Atlas by John Stephens

“Sayangku, begitu kau masuk selku, aku melihat bahwa buku itu telah menyentuhmu. Itu hanya bisa terjadi jika kau dan adik-adikmu adalah anak-anak yang selama ini kutunggu-tunggu. Dan kaulah orangnya, dari semua anak, aku tidak salah membaca pertanda.”

Ini buku trilogi, buku duanya sudah saya punya. Untuk buku satu ini lumayan bagus, dimana sihir dan aturan main manusia abadi tampak menarik. Di dunia fana ini, fantasi manusia melalangbuana hingga tak berbatas. Maka kehidupan khayal penyihir abadi, permainan waktu, bisa acak nan non linier, sehingga makna dan arti hidup itu sendiri jadi rancu. Dengan bantuan buku album foto, tiga saudara terpilih masuk ke dimensi waktu, mundur di zaman orangtuanya masih muda, dan bertemu lawan berat, menyelamatkan masa. Karena ini berseri, saya bisa simpulkan endingnya ketiganya selamat, sekalipun sekarat.

Kisahnya dibuka dengan pilu, Kate si sulung diminta ibunya untuk menjaga kedua adiknya: Michael dan Emma. Kedua orangtuanya pamit, di malam Natal. Bukan pamit biasa, mereka menghilang. Anak sekecil itu mendapat tanggung jawab besar. Kate satu-satunya anak yang memiliki kenangan sungguhan tentang ayah dan ibu mereka.

Mereka lalu tinggal Tinggal bersama Wanita Angsa. Lalu di panti asuhan. Panti Edgar Allan Poe untuk anak-anak yatin piatu harapan dan tidak dapat disembuhkan. Jauh dari kasih sayang orangtua, dan durasinya lama. Selama sepuluh tahun, Kate mempertahankan keluarganya sendirian dan tekanan itu nyaris membuatnya runtuh. Waktu melesat dan mereka kini remaja. Mendapat kunjungan aneh, yang mengarah pada sebuah kastil tua. Lalu mereka ke sana, diperkenalkan dengan Abraham dan diingatkan agar jangan nakal.

Lantas sebuah keajaiban terjadi, sebuah album foto tua dibuka dan wuuuuuzzzz…. Mereka bertiga masuk ke masa foto itu dibuat. Ketakutan yang dirasakannya ketika pertama kali melihat rumah ini terasa menyelubungi jantungnya seperti besi dingin. Bukan sembarang foto, mereka ternyata terperangkap dalam perseteruan masa lalu. Kate menduga dia sedang berhalusinasi. “Ada tempat-tempat di dunia ini yang berbeda dari semua yang lain. Hampir seperti negeri yang terpisah..”

Dengan penyihir Dr Stanislaus Pym, mengarah pada percarian buku tua. Buku Permulaan yang disimpan di kota mati. Para penyihir menciptakan tiga buku tebal yang mereka namai Buku-Buku Permulaan. Mereka menguburnya di ruang penyimpanan rahasia di bawah kota. “Bayangkan sesuatu yang begitu menakutkan dan dahsyat sehingga harus dikubur dan disingkirkan dari hadapan manusia.” Segalanya hening dan diam. Oh, keheningan yang terjadi sungguh mencekam.

Mereka dalam kejaran penyihir jahat yang juga menginginkan Buku Permulaan. Sang Countess punya rencana busuk khas penjahat, dan itu membuat gemetar mereka, bahkan hanya dengan memikirkannya. Dengan pasukan mengerikan, di mana makhluk itu abadi, tak bisa mati, tapi jiwanya sudah terjual. “Orang bilang jeritan mourn cadi adalah jeritan jiwa mereka yang dihancurkan, lagi dan lagi, untuk selama-lamanya. Satu sudah menakutkan, tapi seribu secara bersama-sama dalam peperangan?”

Buku itu ada di sebuah tempat dalam tanah, dan kini harus ditemukan. Calmartia, kota mati. Kota kuno kurcaci. “Buku ini dikubur di bawah kota kurcaci! Di ruang rahasia yang dibangun kurcaci! Buku ini miliki kamu kurcaci! Titik! Tamat! Habis perkara!”

Lalu keajaiban demi kejaiban terjadi. Pelarian, pencarian buku, hingga Fanta mengejutkan dimana mereka berhasil menembus waktu bertemu ibu mereka yang masih muda. Ditambah, Emma yang jatuh hati sama seorang petualang. Kembali ke Baltimore.

Kisah ini semakin mendekati akhir semakin mendebarkan. Ada yang terluka parah, “Seharusnya kita tidak meninggalkannya!” Emma melepaskan diri dari cengkeraman Kate, dan dia menangis karena frustasi serta malu. “Dia sudah membantu kita, dan kita melarikan diri seperti pengecut.”

Ada yang memberontak, ada yang berkorban. Namun sayangnya, endingnya di air terjun saat kapal itu bergerak, agak rusak. Dari danau Champlain, air mengalir membentuk sungai dan lantas di air terjun secara dramatis terselamatkan. Seolah mengampangkan eksekusi akhir, dan segalanya baik-baik saja. Harusnya bisa lebih pilu, bisa lebih sedih.

Temanya terlalu umum. Khas superhero yang memberi wejangan dan hikmah tersirat. “Sangat berani. Sangat mulia.” Begitu juga tentang ramalan, seperti dalam Harry Potter yang meramal lawan Lord Voldermort suatu saat terlahir akhir Juli. Ah, umum sekali. Ada begitu banyak hal yang harus dipikirkan: ramalan dan segala yang berkaitan dengannya.

Juga permainan waktu. Kita sudah menemukan kisah sejenis di banyak kisah fantasi. Hanyapola dan tata caranya saja yang dirubah. “Atlas mengizinkan penggunaan penghentian wkatu. Untuk bergerak melintasi peta dunia…”

Lalu tentang manusia terpilih. Seperti Potter yang mendapat julukan The Chosen One. Di sini sama saja. “Kau dan adik-adikmu adalah tiga orang terpilih, dan Atlas sudah menandaimu sebagai miliknya… Atlas bagaikan lautan luas berisi ilmu dahsyat. Beberapa tetes darinya sekarang mengalir dalam pembuluh darahmu…”

Dengan pola yang sama, aturan yang sama, bagaimana bisa buku fiksi tentang sihir masih bisa laku? Yup, selama kehidupan ini ada kisah-kisah modifikasi akan selalu dibuat. Kulihat, The Atlas Emerald banyak sekali meniru aturan Harry Potter. Masalahnya, Potter sendiri juga sama saja banyak mengambil mitologi dan bukan barang baru. Anak yatim piatu, dititipkan, buku sihir, permainan waktu, makhluk ajaib, hingga orang kepercayaan yang banyak membantu. Begitulah, tak mengapa. Buku dua mungkin sama saja, menempel aturan tersebut, yang jelas petualangannya berbeda. Dan itulah mengapa, buku-buku sejenis masih layak dibaca dan koleksi. Jadi, mari kita lihat seberapa menggairahkan Buku Api.

Buku 1: Buku-buku Permulaan | by John Stephens | Diterjemahkan dari The Emerald Atlas | Copuright 2011 | Writers House | LLC and Maxima Creative Agency | Alih bahasa Poppy Damayanti Chusfani | GM 322 01 11 0019 | Desain dan ilustrasi cover eMTe | Penerbit Gramedia Pustaka Utama | Juli 2011 | 480 hlm; 20 cm | ISBN 978-979-22-7405-9 | Skor: 4/5

Untuk Orangtuaku

Karawang, 030522 – 130722 – Image Dragon – Believer

Thx to Ade Buku, Bandung