Pengantar Ilmu Antropologi

“Makhluk manusia berevolusi dalam jangka waktu kurang-lebih empat juta tahun lamanya.”

Kepentingan antropologi sebagai ilmu bantu dalam penelitian. Buku non fiksi yang bergizi, saking bergizinya saya sampai sepintas membandingkannya dengan Sapiens. Namun ternyata setelah ditelaah lebih lanjut, tidak. Sapiens dibawakan dengan fun dan sangat luar biasa. Buku ini lebih banyak teori-nya, rerata dinukil dari buku-buku sebelumnya, buku-buku antropologi lama, teori yang sudah ada disusun dan dijadikan acuan. Sedang Sapiens malah banyak yang mengandalkan spekulasi, banyak yang berdasar pemikiran, dan ‘sejarah’ manusianya tampak fiksi. Maka, hanya beberapa yang laik disandingkan.

Banyak ilmu baru kudapat, misal tentang naluri manusia. Manusia memang tak banyak dipimpin oleh nalurinya dalam hidup. Paling sedikit ada tujuh naluri manuasia: 1) dorongan untuk bertahan hidup. 2) dorongan seks. 3) dorongan untuk usaha mencari makan. 4) dorongan untuk begaul atau berinteraksi dengan sesama manusia. 5) dorongan untuk meniru tingkah-laku sesamanya. 6) dorongan untuk berbakti. 7) dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk warna, suara, gerak.

Atau tentang sel organisme. Pada makhluk yang organismanya kompleks seperti kera atau manusia, jumlah selnya mencapai sampai sepuluh trilyun banyaknya, dan bentuk serta macam dari ke 10 (pangkat 13) sel itu berbeda menurut fungsi dan tugasnya masing-masing dalam organisme. Seluruh tubuh organisme baru akan timbul dari zygote, dengan proses yang disebut mitosis. Termasuk ilmu turunannya tentang genetik. Walau dasarnya saja. Percabangan itu terjadi karena beberapa proses evolusi yang menurut analisa para ahli biologi dapat dibagi ke dalam tiga golongam: (1) proses mutasi; (2) proses seleksi dan adaptasi; (3) proses menghilangnya gen secara kebetulan (random genetic drift).

Suatu ras baru dengan ciri-ciri baru telah ‘bercabang’ daru suatu ras yang lama. Dari ciri-ciri ayah dan ibu yang kebetulan dibawa oleh sel-sel seks tadi, juga tidak semua akan tampak dalam organisme yang baru melainkan hanya ciri-ciri pada gen yang kuaym atau dominan, yang akan tampak, sedangkan ciri-ciri pada gen yang tidak kuat, atau resesif, tidak tampak pada organisme yang baru.

Kebetulan kemarin saya baca sejarah bumi menurut Al Quran, jadi bisa saya sandingkan merunut ilmu pengetahuan. Menurut ahli geologi, bumi telah berkali-kali mengalami zaman ekspansi lapisan-lapisan es.

Indonesia tentu saja juga disebut. Kita punya museum fosil di Trinil. Pada tahun 1898 seorang dokter Belanda, Eugene Du Bois telah mendapatkan di lembah Sungai Bengawan Solo sekelompok tengkorak atas, rahang bawah, dan sebuah tualng paha yang lantas fosil itu diberi nama Pithecanthropus Erectus (manusia kera yang berjalan tegak), yang menganggapnya contoh nenek moyang manusia zaman sekarang.

Ahli paleoantropologi Indonesia, Teuku Jacob meneliti 14 fosil tersebut sebelum Perang Dunia Kedua, dan menyebutnya Pichecanthropus Soloensis. Teuku Jacob menyebut kedua unsur dalam kehidupan manusia, yaitu akal dan bahasa merupakan landasan memungkinkan kebudayaan berevolusi.

Kapasitas otak yang unggul berupa akal menyebabkan ia dapat mengembangkan sistem pengetahuan yang menjadi dasar dari kemampuannya membuat bermacam-macam alat hidup seperti senjata, alat-alat produksi, alat-alat berlindung, alat-alat transportasi dan sebagainya serta sumber-sumber energi yang lainnya.

Tentang ingatan dan kenangan yang samar. Unsur-unsur pengetahuan tadi sebenarnya tidak hilang lenyap begitu saja, melainkan hanya terdesak masuk ke dalam bagian dari jiwa manusia yang dalam ilmu psikologi disebut alam bawah sadar (sub-conscious). Dalam alam bawah sadar manusia banyak pengetahuan indiividu larut dan terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang seringkali tercampur satu sama lain dengan tak teratur.

Budaya Timur dan Barat yang bersinggungan. Kepribadian Timur mementingkan kehidupan rohani, mistik, pikiran prelogis, keramah-tamahan, dan kehidupan kolektif. Sedang Barat, mementingkan kehidupan material, logis, hubungan berdasarkan azas-guna, dan individualism. Ada tujuh unsur kebudayaan: bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencarian hidup, sistem reliji, dan kesenian.

H. Spencer menyatakan azas egoism atau azas ‘mendahulukan kepentingan diri sendiri atas kepentingan orang lain’, mutlak perlu bagi jenis-jenis makhluk untuk dapat bertahan dalam alam yang kejam.

Kelakuan binatang dan kelakuan manusia yang prosesnya telah direncanakan dalam gen-nya dan merupakan milik dirinya tanpa belajar, seperti refleks, kelakuan naluri, dan kelakuakn membabi buta, tetap disebut kelakuan (behavior). Sedang tingkah laku yang tak terencana dalam gen-nya tapi harus dijadikan milik dirinya dengan balajar, disebut tindakan atau tingkah-laku (action).

Antropologi yang luas, juga menyinggung tema pergaulan dalam sosial. Tiap individu masyakarat ada dua macam kedudukan, kedudukan yang dapat diperoleh dengan sendirinya (kedudukan tergariskan; ascribed status), dan kedudukan yang hanya dapat diperoleh dengan usaha (kedudukan diusahakan; achieved status). Pemerincian dari tema budaya dan pola sosial ke dalam gagasan dan tindakan.

Dan juga segala tindakan atas efek lanjut pemikiran. Hampir seluruh tindakan manusia adalah ‘kebudayaan’ karena hanya amat sedikit tindakan manusia dalam rangka kehdiupan masyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar, yaitu tindakan refleks, beberapa tindakan akibat proses fisiologi, atau kelakuan apabila dengan membabi buta.

E Durkheim beranggapan bahwa aktivitas-aktivitas dan proses-proses rohaniah seperti penagkapan pengalaman, rasa, sensasi, kemauan, keinginan, dan lainya terjadi dalam organisma fisik dari manusia dan khususnya berpangkal di otak dan sistem syaraf. Juga berpendapat bahwa pikiran kolektif apabila suatu kompleks terbentuk dan menjadi mantab, maka seluruh konpleks itu berada di luar diri si individu, sebab keseluruhan pikiran kolektif serta gagasan-gagasan yang merupakan unsur-unsurnya tersimpan dalam bahasa, jadi kalau individu meninggal maka pikiran itu tetap hidup dimiliki manusia berikutnya.

Kebudayaan rupa-rupanya hanya ada pada makhluk manusia, bahwa kebudayaan mula-mula hanya merupakan satu aspek dari proses evolusi, lalu menyebabkan ia dapat lepas dari alam kehidupan makhluk primate lain.

Individu tidak dapat menyesuaikan kepribadiannya dengan lingkungan sosial sekitarnya akan menjadi kaku dalam pergaulan, dan codong untuk senantiasa menghindari norma-norma dan aturan masyarakat, menghindari konfliks, individu seperti ini disebut deviants.

Teknologi muncul dalam cara-cara manusia melaksanakan mata pencaharian hidupnya dalam cara-cara ia mengorganisasi masyarakat, dalam cara-cara ia mengekspesikan rasa keindahan dalam memproduksi hasil-hasil kesenianannya. Makanan dibagi empat golongan: makanan dalam arti khusus (food), minuman (bevegages), bumbu-bumbuan (spices), dan bahan yang dipakai untuk kenikmatan saja seprti tembakau, madat dan sebagainya (stimulants).

Benar-benar buku non fiksi yang kompleks pembahasannya. Ilmunya melebar ke mana-mana. karena itu, saya sampai harus memilah mana yang wajib masuk memori jangka panjang, mana yang masuk sebentar lalu dilupakan. Ingat, ini buku pengantar. Bayangkan, jika masuk ke intinya. Bakalan jauh lebih rumit dan mendalam. Termasuk menyinggung agama, reliji. Topik yang gaib. Reliji, masalah mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib yang dianggap lebih tinggi daripadanya, dan mengapa manusia itu melakukan berbagai hal dengan cara-cara yang beraneka ragam untuk berkomunikasi dan mencari hubungan dengan kekuatan-kekuatan tadi.

Apapun itu, bersyuku saya berhasil menamatkan buku bagus dan rekomendasi ini. buku-buku Koentjaraningrat rasanya laik dikejar dan dinikmati. Ini sekadar permulaan… dan saya suka buku-buku jadul.

Pengantar Ilmu Antropologi | by Koentjaraningrat | AB-028-A-6-86 | Copyright 1979 | Cetakan keenam, Juni 1986 | Penerbit Angkasa Baru | Setting BOSTONICA | Layout A. Sungguh | Cover diambil dari majalah Swiss Air | Dicetak oleh Radar Jay Offset, Jakarta | Skor: 4/5

Karawang, 200222 – 110322 – 140422 – 310522 – Karrin Allyson – All or Nothing at All

Thx to Ade Buku, Bandung

*) catatan ini kutulis dan edit sampai empat kali sebelum akhirnya hari ini berhasil pos di blog.

Iklan

Satu komentar di “Pengantar Ilmu Antropologi

  1. Ping balik: Februari2022 Baca | Lazione Budy

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s