
Dua puluh lima. Sudah menyentuh angka keramat 25, mengingatkanku pada Gianfranco Zola yang legendaris. Perjalanan masih sangat panjang boy.
Hari 19
#1. Cerpen: Penyidik Chen Memecahkan Kasus Jepit Rambut dan Peniti Emas (Feng Menglong)
Cerpen panjang tentang keterlambatan yang berakhir fatal. Di era Dinasting Ming, perjodohan dua keturunan bangsawan wajar. Sayang pihak lelaki akhirnya yatim piatu dan jatuh miskin. Pihak perempuan lantas mengundangnya untuk menentukan jadi tidaknya, tapi penghianatan terjadi dan tragedi tercipta.2. Esai: Proses Lahirnya sebuah Hadits bab Thaharah (Al-Hafizh Jalaluddin As-Sayuth)
#2. Esai: Proses Lahirnya sebuah Hadits bab Thaharah (Al-Hafizh Jalaluddin As-Sayuth)
Bab thaharah menjadi bab penting sebab itulah mula kita meniatkan ibadah. Bagaimana tata cara wudlu Nabi, dan hadits-hadits yang terkandung, dikupas. Air mengalir yang suci mensucikan jelas, air laut iya, lalu apa lagi?
#3. Puisi: Kebebasan (Rivai Apin)
Di atas hancuran tembok yang kuruntuhkan / Berdiri aku atas kuda putihku, gaya dan jaya / Di hadapanku menghampar padang dan
#4. Kata: Indonesia
Seremonial: bersifat upacara
Hari 20
#1. Cerpen: Venezia (Pringadi Abdi Surya)
Jakarta di tahun 2028 jadi seperti Venezia, tenggelam dan transportnya menggunakan perahu. Kekebasan dibelenggu, pekerja yang bosa dalam rutinitas.
#2. Esai: Filsafat Administrasi bab Pembinaan Hubungan-hubungan Intern dan Ektern dalam Organisasi (Dr.S.P. Siagiam, MPA)
Ada dua jenis relation: di luar dan di dalam, syarat-syarat mutlak harus dipenuhi agar hubungan terjalin baik.
#3. Puisi: Sirna (Triyanto Triwikromo)
Bukan pembunuhan itu yang menyimpan Aku. Aku sirna saat kau tak paham pada isyarat tsunami yang menenggelamkan para nakhoda dan awak kapal. Aku sirna saat kaubiarkan para pengemis berebut roti busuk dengan monyet-monyet kecil yang menari di jalanan. Aku sirna saat kau membiarkan seorang bocah menghancurkan kepala burung gereja dengan kerikil hitam yang dia luncurkan dari ketapel bercat hijau tua.
Aku sirna saat kau…
#4. Kata: Indonesia
Adarusa: orang yang meminjam sesuatu tapi tak ada niat mengembalikan
Hari 21
#1. Cerpen: Bond (Uyen Loewald)
Rencana memindahkan saudara ke panti, tapi ikatan keluarga rasanya tak elok. Dilemma yang menghantui pikiran.
#2. Esai: Sunah, Bukan Bidah bab Tawasul (Drs. H. Ahmad Seadie, MA)
Sebuah aktivitas mengambil sarana dan wasilah agar dia dikabulkan oleh Allah SWT. Dengan sarana mendekatkan diri kepadaNya. Lantas mengapa terpecah persepsi?
#3. Puisi: Terpojok di Kota (Yopi Setia Umbara)
Di ledeng bulan tergelincir di terminal / pecah berkeping terangkut angkot-angkot / terjerumus ke bis-bis / lalu terbawa dan tersebar di kota-kota ke kampung-kampung yang sunyi / ke sawah-swah yang ditinggal cangkul (2007)
#4. Kata: Indonesia
Saltik: akronim salah ketik
Hari 22
#1. Cerpen: Mengenang Olea (Wi Noya)
Penulis muda mati, dan sang aku diundang untuk pesta ulang tahun almarhum. Pesta itu terasa aneh, sebab suami almarhum malah mencipta sejenis hologram untuk mengenangnya.
#2. Esai: Renungan Tugas Kita (Moh. Hatta)
Jumlah koperasi berkurang, anggota berkurang dan angka-angak penurunan dipaparkan dalam pidato 1958. Namun untuk dana simpanan, cadangan dan perputarannya meningkat.
#3. Puisi: Seperti Kesunyian (Yopi Setia Umbara)
:El Gabo
Seperti kesunyian / menjelma Macondo yang malang / roh jahat dan bayang ketakutan / menyerupai ujung bedil / mengarah pada kepala kerdil
Bumi adalah anak yatim / terus diserbu pengungsi dengan perut lapar tanpa harapan / tank-tank pembunuh bagai badai / mengintai bangsa manusia
Bocah yang tak mengerti / kenapa dunia diciptakan / dari jutaan selongsong peluru / tak pernah bisa bertanya selain mengisap ingusnya sendiri (2014)
#4. Kata: Indonesia
Pramusiwi: pengasuh anak
Hari 23
#1. Cerpen: Hibriditas Pengeran Kunang-kunang (Eko Darmoko)
Asteroroid TGL26668 akan menabrak bumi dan mengancam punahnya kunang-kunang. Apakah Pangeran Kunang-kunang akan muncul?
#2. Esai: Merindukan Madura (A.S. Laksana)
Kenangan menginap di pesantren mencipta rindu, dan tanya jawab biaya sekolah yang naik jadi 100 ribu menjadi dilematis. Sebulan? Bukan, setahun! War-biasa.
#3. Puisi: Kacamata (Joko Pinurbo)
Saya tahu, bila saatnya tiba saya akan memakai kacamata / Kacamata yang kacanya terbuat dari kaca kata dan matanya /dari mata bocah yang haus cinta.
Ada senja kecil yang sedang berdoa / di mata saya dan doa terbaik adalah sunyi / Seseorang akan memberi saya kacamata / untuk memancarakan cahaya sunyi senka / ke jalan-jalan yang dilewati puisi.
#4. Kata: Indonesia
Julid: iri dan dengki sama keberhasilan orang lain
Hari 24
#1. Cerpen: Secangkir Kopi Ethanolic (Ahmad Ijazi)
Di tahun 2111, banyak hal digital. Dylan dan Helena mencipta asa akan cinta tetap hangat.
#2. Esai: Maju Terus (Moh. Hatta)
Malam sebelum berganti ke 12 Juli 1959, ini adalah isis pidato Moh Hatta tentang segala program koperasi yang pro-kontra. Selalu mengingatkan ‘Pekan Menabung’.
#3. Puisi: Surat (Yopi Setia Umbara)
Ada berita berjalan padamu / mungkin langkah-langkahnya / adalah catatan jejak / dari sekian kata-kata tertahan / dank au dapati keluh kesah / pada sehampar dunia kertas / seperti sejarah bisa kau lipat / bahkan kau bakar / hingga abu segala makna / maka tiada lagi kisah / yang mesti susah payah / kau baca (2007)
#4. Kata: Indonesia
Cie: kata seru menggoda
Hari 25
#1. Cerpen: Perempuan dari Jalan Kuno Lingkar (Pilo Poly)
“Yang berlari ke gunung membunuh harimau, dialah penguasa Lenin. Yang bertempur ke masa depan, dialah pahlawan Lenin.”
#2. Esai: Kantor Berita Medsos (Andina Dwifatma)
Rusia dan Ukrania berperang, lalu gosip di grup WA ramai dengan pembahasan, anekdot dengan sinetron dan bagaimana kita terperangkap haha-hihi dengan sehala update dunia dari benda kecil bernama gawai.
#3. Puisi: Ruang Ini (Sapardi Djoko Damono)
Kau seolah mengerti: tak ada lubang angin / di ruang ini
Seberkas bunga plastik di atas meja, / asbak yang penuh, dan sebuah buku yang terbuka / pada halaman pertama
Kaucari catatan kaki itu, sia-sia
#4. Kata: Indonesia
Kicep: diam atau gelisah
Karawang, 250322 – Peterpan – Semua Tentang Kita