
“Hati-hati! Aku tidak mau kau memegang anjing yang tidak kau kenal.” –seorang wanita
Pada dasarnya kita semua menyukai dongeng. Tak mengenal usia berapapun, tak mengenal laki atau perempuan, selama dongeng itu ditulis dengan baik dan masuk logika, sah-sah saja. Cerita binatang, dalam bentuk apapun potensial mencipta bayangan. Daftar cerita binatang yang menarik sangat panjang, maka tanpa ragu saya ambil buku ini. A Dog’s Life membawa sub judul, autobiografi anjing terlanjar, yang secara sederhana bisa kita tangkap, ini kisah hidup anjing liar dari lahir hingga mencapai titik tertentu. Dan benar, di pembuka kita sudah tahu anjing ini akan makmur. Akan damai, duduk di perapian yang hangat, dengan belai kasih pemilik. Namun, penyajiannya ternyata tak sehebat yang kuharap. Terlalu sederhana untuk novel yang menyandang stempel Newberry honor Award. Oklah kalau untuk kisah menyentuhnya, tapi secara cerita terlampau sederhana.
Al kisah di Linderfield, seekor anjing bernama Squirrel bernarasi. Ia terlahir di gudang milik keluarga Merrion. Bersama beberapa saudaranya, tapi yang bertahan hidup hanya dua. Bersama kakaknya Bone, mereka hidup terpisah dari kehidupan manusia. Ibu mereka memilih sebuah kereta sorong untuk rumah di gudang. Di situlah mereka terlahir. Dengan jerami sebagai alat penghangat. Keluarga Merrion terkenal kesal sama hewan, terutama hewan yang tak menghasilkan. Gudang ini sejatinya untuk ternak ayam, tapi terbengkelai. Maka beberapa hewan yang juga hidup di sana setiap saat terancam, sebab sang pemilik memiliki senapan.
Ada sekelompok kucing, mereka juga waspada, begitu juga tikus, hingga tupai. Mereka hidup dari bak sampah yang ada di dekat gudang. Suatu hari rubah Mine tertembak, dan ini memberi peringatan. Suatu hari, salah seorang anak kutu buku Matthias menermukan mereka. Awalnya, seperti hewan liar pada umumnya, merespon galak. Namun Matthias membawa daging segar, sehingga meluluhkan hati. Dan berulang kali terjadi, kedekatan ini mencipta koneksi.
Hingga di siang yang tampak biasa, memberi Squirrel dan Bone kenyataan pahit. Ibu mereka tak pulang, sehari dua hari membuat mereka panik. Lantas Bone mengambil sikap, pergi ke hutan. Berjalan dengan mantab tanpa menoleh ke belakang. Hal ini mencipta kebimbangan padanya, bertahan di gudang ataukah mengikuti kakaknya. Keputusan cepat itu menuntunnya untuk mengikuti saudaranya, maka petualangan di jalanan dimulai.
Selanjutnya cerita berkutat di kerasnya jalanan. Di rest area, menemukan sampah, berebut dengan anjing lain. Di sungai menangkap ikan, bersembunyi di semak, dinginnya malam. Hingga ditemukan oleh keluarga George dan Marcy yang mencoba mengadopsinya. Sang istri minat, sang suami jijik, hanya semalam, mereka kembali ke jalanan.
Di sebuah restoran, suatu hari Bone diambil orang, sebuah keluarga mengadopsinya. Memilih kakaknya yang tampak lebih imut, membuat Squirrel kini sendirian. Sedih, mulai di sinilah cerita lebih gelap. Ia berjuang dari satu bak sampah ke bak sampah lain, yang memperkenalkan pada anjing liar lain Moon. Mereka berteman. Ke mana-mana saling menjaga. Pernah ada pengeroyokan rebutan sampah sama gerombolan anjing lain, mereka terluka.
Nah, suatu hari terjadi insiden yang mengakibat buruk pada temannya. Menciptanya kudu berkelana sendiri, menghabiskan hari-hari tanpa teman atau pasangan. Pindah dari keluarga satu ke lain. Ke dokter hewan satu ke dokter hewan lain. Waktu berlari, dan ia menua, hingga akhirnya sebuah titik temu nasib menciptanya hingga adegan pembuka. Anjing, seperti halnya manusia juga memiliki garis nasibnya, seperti makhluk lainnya pula, berjuang hari demi hari menjalani kehidupan. Hari esok tak ada yang tahu.
Untuk sebuah cerita binatang, terlihat berhati-hati. Tak ada kekejaman di dalam cerita, padahal jelas kehidupan jalanan keras. Kekejaman sering kali dilewati, dituturkan sekilas seperti kecelakaan, pertarungan antar anjing, memerebut tempat sampah sebagai daerah kuasa, hingga binatang hilang tanpa diperjelas, apakah ditembak pemburu, ataukah terperosok jurang. Bermain aman.
Para tokoh juga taka da komunikasi terbuka, hanya para manusia yang berdialog yang dicantumkan. Sesama anjing hanya pakai kode, atau bahasa hewan tanpa kutipan obrolan. Sehingga kita tak tahu, maksud Bone meninggalkan gudang apa? Secara tersirat, ia berpikir panjang ke depan. Bahwa ibunya mati ditembak di tempat sampah dekat gudang, ia tak mau bernasib sama. Sekalipun ada anak yang baik menyuplai makanan, tapi tetap setiap saat jiwanya terancam, maka ia memutuskan petualang. Dari sini saja sudah memicu pemikiran, bukankah manusia juga sama saja?
Saat lulus sekolah, kita dihadapkan pilihan tetap di kampung halaman atau merantau menantang dunia luar yang liar. Apapun pilihannya, itu konsekuensi hidup. Kebetulan duo anjing memilih meninggalkan zona rumahnya, jelas kita tak tahu andai tetap tinggal. Begitu juga kita, kalau sudah memilih merantau, kita hanya bisa berandai saja, bagaimana nasibnya bila kita tetap di kota lahir?
Nama Squirrel sendiri adalah mula, setiap berganti pemilik ia memiliki nama baru. Dan itu sah-sah saja. Seperti manusia yang memiliki banyak nama julukan, hal ini bisa mencipta banyak hal di setiap tempat yang berbeda. Pengandaian dalam A Dog’s Life sejatinya bisa menjadi pengumpamaan hidup, segalanya dibatasi. Tak ada yang abadi.
Sayang saja, premis cerita di sini terlampau sederhana. Tak meluap, tak disampaikan dengan diksi-diksi indah, berjalan terlamapau lurus. Sulit memang membuatb cerita binatang dengan mencoba menempatkan diri. Yang pasti akhir bahagia di sini seperti memberi kelegaan. Akhir bahagia untuk para pecinta anjing, akhir bahagia untuk para pembaca.
Kisah seekor anjing, membuat kita kembali sadar, mereka laik mendapat kesempatan hidup yang lebih baik. Anjing, kucing, atau semua hewan peliharaan, menghargai hidup kita, menghormati hidup mereka. Manusia menemukan hewan kesayangan, ataukah hewan kesayangan menemukan manusia? Saling melengkapi.
Susan manusia berhati malaikat.
Kisah Seekor Anjing | Ann M. Martin | Diterjemahkan dari A Dog’s Life | Copyright 2005 | Alih bahasa Tanti Lesmana | GM 106 06.013 | Ilustrasi dan desain sampul Satya Utama Jadi | Penerbit Gramedia Pustaka Utama | Agustus 2016 | Cetakan kedua, Agustus 2007 | 216 hlm.; 20 cm | ISBN-10: 979-22-2305-3 | ISBN-13: 978-979-22-2305-7 | Skor: 3/5
Buku ini untuk keponakanku, Henry McGrath, sahabat anjing terbaik
Karawang, 090222 – Toni Braxton – Unbreak My Heart
Thx to Ade Buku, Bdg
Ping balik: Februari2022 Baca | Lazione Budy