Earwig and the Witch: Memasuki Dimensi lain yang Pekat dan Misterius

“I am the happiest child in this home.”

Dunia sihir dikelola dengan fun, menghentak ceria. Kucing bisa berbicara, lubang penghubung tak melulu sama, benda-benda tak terlihat, tembok bisa ditembus, makhluk-makhluk ajaib bermunculan. Earwig and the Witch adalah sejenis kisah penyihir cilik ajaib. Ramuannya sangat pas.

Luar biasa. Kutonton dengan Hermione di malam hari jelang tidur, menjadi salah satu kartun terbaik dan menghibur. Apalagi ada Sherina, suaranya khas banget. Berbagai cara pengucapan, gesture Custard, hingga ekspresi ketakutan Thomas menjadi tiruan Hermione. Sungguh menyenangkan bisa menyaksi kartun bersama orang terkasih, dan memuaskannya. Soundtrack-nya mungkin sulit dihapalkan, tapi suara Sherina sudah cukup menyenangkan didengungkan dalam mp3 sebagai teman baca. Earwig menjadi pintu masuk film-film Gibli lainnya?

Kisahnya tentang Earwig (aslinya Erica Wigg) atau dipanggil Ayatsuru (disuarakan oleh Kokoro Hirasawa), penyihir cilik yang tumbuh di panti asuhan. Pembukanya, ia masih bayi diantar dengan sepeda motor gede oleh penyihir wanita berambut merah, ditaruh di depan gedung panti dengan surat terselip.

Earwig kini berusia 10 tahun, ia adalah remaja pemberani, ketika anak-anak lain takut sama kegelapan dan sendiri, ia malah menantangnya. Suka petualangan dan membaca buku, salah satunya The Hound of Baskerville. Bersahabat dengan Custard yang penakut abis. Mereka saling melengkapi. Earwig tidak merasa kesepian, hanya menyendiri saja, atau berdua dengan Custrad – saat petualang di atap dan dalam imaji literasi. Dan kesendirian itulah yang memenuhi Earwig dengan cinta. Ia merasa betah di panti.

Di malam Helloween misalnya, saat pesta hantu di kuburan dengan kostum-kostum aneh, Earwig merasa bosan dan ingin tantangan yang berbeda, mengajak Custard ke atas gedung menikmati pemandangan alami kesunyian malam. Ia begitu menikmati hari-harinya, dan tak enggan diadopsi.

Suatu hari ada calon orangtua asuh datang ke panti asuhan St. Morwald. Seorang ibu-ibu gendut yang tampak galak, dan bapak-bapak jangkung nan aneh. Beberapa kali tampak memunculkan sihir, benda-benda padat dapat ia lewati tanpa tabrak. Seperti biasa Aya mengajak Custard untuk bertampang galak biar bisa bertahan di panti. Namun hari itu sungguh lain…

Bella Yaga (Shinobu Terajima) dan Mandrake (Etsushi Toyokawa) diluarduga memilihnya. Dengan kemarahan dan kekesalan ia meninggalkan panti. Sesampai di rumah barunya, tanpa banyak cingcong, Bella bila mereka adalah penyihir. Mereka mengambilnya hanya untuk membantu kerja-kerja dapur dan bersih-bersih rumah. Istilahnya butuh tangan bantu (nantinya jadi boomerang, saat tangan-tangan lain muncul). Aturan disampaikan, betapa ia takkan bisa kabur sebab rumah itu sudah dimantrai, dan tugas-tugas lantas disampaikan.

Memasak ramuan untuk dijual, memetik bahan dasar di kebun, hinggaa hal-hal ajaib khas penyihir. Sementara Mandrake adalah seorang yang kalem, memiliki kekuatan besar yang jarang dikeluarkan. Keadaan ini memaksa Earwig menyetujuinya, ia hanya mengingin diajari sihir. Merasa kesepian, ia berteman dengan kucing orange Thomas yang tampak cuek. Rasa sepi dan kesal itu diceritakan pada kucing, dan tak dinyana Thomas membalas ucapannya dengan nasehat. Hanya satu yang Thomas takuti, hukuman nyonya Bella yang mengerikan.

Rumah itu memang aneh, Earwig misalnya memasukkan binatang-binatang dengan tembok dibolong ke kamar tuannya, tapi ketika dicek kamar sebelah berubah jadi kamar mandi. Logikanya, apa yang ia intip adalah apa yang ada, tapi tidak, yang ia intip adalah ruang lain. Aneh sekali. Ia hanya perlu mengambil cadangan keberanian rahasia yang telah terkumpul dalam dirinya selama berdiskusi dengan kucing. Emosi dikurung itu beralih dari amarah menjadi ketakutan, lalu kebingungan, kemudian rasa bersalah dan kesedihan, lalu kembali lagi menjadi amarah. Ia harus bertindak. Ketika kita sedang ketakutan, sangat ketakutan, kita akan melihat banyak hal yang tak pernah kita lihat sebelumnya, kita akan sangat memperhatikan dunia kita. Kita seolah memasuki dimensi lain yang pekat dan misterius.

Lalu ia menemukan fakta tersembunyi. Lagu-lagunya keren sekali. Masa lalu Bella, masa lalu Mandrake, dan kehidupan orangtua Earwig. Siapa sejatinya para penyihir ini? Dan ending bagus dalam kunjungan malam Natal itu menampilkan Custard! Selalu ada kesedihan, seolah penonton terguncang oleh hal yang tersembunyi di balik kisah.

Diluardugaku, film menghibur ini dibantai kritikus. Skor di imdb hanya 4.7/10 dari tiga ribu penikmat. Padahal menurutku film indah, dan Hermione sungguh menikmatinya. Apakah faktor Sherina? Bisa jadi, sebab fanatisme sangat memengaruhi penilaian akhir. ataukah faktor penyihir? Bisa jadi pula, genre fantasi sihir lagi nyaman-nyamannya. Atau faktor kucing? Ya juga, saat ini kita sedang senang-senangnya memberi makan kucing entah milik siapa di depan rumah, tiap pagi datang, tiap sore pulang kerja juga datang. Bahkan beberapa kali si kucing ‘Belang’ tidur di teras rumah kita, bukti ia betah. Nah, penampakan Thomas mencipta Hermione berbicara dan menyapa semua kucing. Aku juga. Tiga hal ini cukup bukti untuk memberi skor besar, yang berbanding tak lurus sama skor umum. Lihat, banyak sekali faktor penentu bagaimana orang menentukan hasil akhir. Earwig dan penyihir, bagiku semua menakjubkan, memenuhi mata kita, menuntut perhatian kita.

Adegan saat Earwig berlari dikejar makhluk antah, dalam lubang seolah tak bertepi itu keren banget. Sederhana tapi menggairahkan. Seolah dalam gerak lambat, sedikit demi sedikit, dunia tempatnya berpijak tak bergerak, padahal jelas ia terus berlari. Sebagian ketakutan, sebagain lagi terpesona. Seolah ia telah sampai di ujung sesuatu, seolah ia terperangkap di antara ruang kosong yang membatasi kamarnya dengan pintu keluar. Semuanya tampak begitu membingungkan, tak mungkin otak kita bisa memahami semua itu. Indahnya kisah-kisah penyihir.

Fakta sederhana bahwa kita semua akan tua juga jadi pijakan bijak. Sehebat dan sekeren apapun kita, penyihir dan juga manusia akan tua dan tersisih. Generasi baru akan mengambil alih. Apa yang disombongkan? Saat muda, kita begitu hijau dan polos, penuh dengan romantisme konyol, tapi kita belajar dengan sangat cepat. Kehidupannya sekarang adalah gabungan dari berbagai macam kemungkinan. Dan lorong yang dipilih adalah konsekuensinya. Earwig tumbuh dengan berani, lorongnya berliku tapi tetap pijakannya bagus. Kira-kira begitulah pesan moralnya.

Mimpi itu telah menjadi tempat pertemuan rahasia.

Earwig and the Witch | Also known as Aya and The Witch | Year 2020 | Japan | Directed by Goro Miyazaki | Screenplay Keiko Niwa, Emi Gunji | Story Diana Wynne Jones | Cast Kokoro Hirasawa, Shinobu Terajima, Etsushi Toyokawa, Gaku Hamada, Yuji Ueda, Sherina Munaf | Skor: 4.5/5

Karawang, 291121 – Ella Fitzgerald – Indian Summer (Live)