
“Is it justifiable to do a bad thing to do some good?”
Dunia polisi baik dan (mantan polisi) yang jadi penjahat dirangkai dalam bak big bluk. Dua bintang utamanya Donnie Yen dan Nicholas Tse yang dijual, aksi memikat adu tangkasnya yang disajikan dalam trailer itu disimpan di penghujung acara. Dan memang adu tangkas keduanya yang paling keren. Lupakan alur, lupakan logika, asikin aja berantemnya. Film action dengan gaya, seperti judulnya, perkelahian bak api berkobar.
Film aksi yang bagus tuh tak hanya aksinya yang dinikmati, film horror juga bukan hanya tensi menakutinya yang paling diharap, film drama apalagi, yang utama adalah cerita. Lain soal film komedi, cerita boleh amburadul, asal berhasil bikin ketawa, bukan dipaksa ya, tapi tawa lepas. Raging Fire tak ada tuh tawa-tiwinya, cerita juga so so, aksi bolehlah di adegan 15 menit akhir, tapi secara keseluruhan apinya keburu redup bahkan sebelum sulutnya menyebar. Menikmati 15 menit dari 2 jaman rasanya lama sekali, tak sepanas setrikaku. Kusaksikan di hari Minggu sore jelang Asar pada 10 Oktober 2021, Raging Fire jatuhnya seperti film tribute untuk sang sutradara, yang sesuai yang tercantum dia khir credit, sudah mangkat. Plotnya jelas kurang oke dengan landasan cerita yang tak kuat.
Kisahnya tentang Shan (Donnie Yen), polisi senior yang sedang menanti kelahiran anak pertamanya. Saat berangkat kerja, ia berpesan hati-hati sama istrinya Anna Lam (Qin Lan) agar dedek bayi dijaga, sang istri balik bilang kamunya yang hati-hati sebab kerjanya penuh risiko, membasmi kejahatan. Di kantor polisi, hal-hal umum yang sudah tahu, penuh dengan instrik, tak di Indonesia, tak di Hongkong, tak di Kenya tak di ruang antah surantah. Sama saja, maka tak perlu kaget, penghianat juga bersemanyam di kantor polisi.
Suatu hari gerombolan si berat meneror kota, menghantui setiap individu dengan aksi brutal. Gerombolan si berat itu ternyata didalangi oleh Ngo (Nicholas Tse) yang merupakan mantan rekan tim Shan. Mantan polisi berbakat yang pernah kepleset kasus lalu kena hukum, salah satu yang memberatkan adalah pengakuan Shan. Lantas saat hukuman usia, ia menjadi pribadi yang sepenuhnya berbeda, melakukan penghakiman. Kali ini Shan-jua yang harus melakukan tindakan tegas, dengan tatapan sakit sebab harus menumpas mantan rekannya sendiri.
Mungkin 15 menit akhir adalah adegan terbaik, bag big bluk; aksi pertarungan dua tokoh utama seolah tak ada hentinya. Pamer otot dan tinju-tendang. Donnie Yen sudah pernah kita saksikan dalam IP Man yang dahsyat, jadi walau tarungnya tampak keren, ini bukan pertama kalinya dibuat terpesona. Sementara Nicholas Tse mungkin karena aku kurang banyak menyaksi film Asia dan CV-nya, memang tampak keren pula, tapi yah gaya-gayaan dengan kemiripan Joker malah tak berhasil memedaya. Sejatinya sudah terprediksi jagoan menang, musuh keok. Sayangnya terbukti. Hal-hal yang mengikuti pola cerita baik-jahat dan berkahir bahagia terlampau klise. Dramanya simple sekali. Hitam-putih beradu, yang menang adalah unggulan. Api yang Berkorbar hanya pengulangan plot klise itu. Dan takdir? Dalam perkelahian, takdir adalah suatu kebetulan. Dalam film aksi klise, takdir ada dalam skenario biasa-biasa saja. Tak ada tuh kesedihan saat eksekusi akhir yang dramatis itu. Biasa-biasa saja. Kau tidak boleh mereduksi kehidupan menjadi sentimen-sentimen.
Kita berurusan dengan dunia yang sangat jahat, dunia tempat tempat kebaikan dan kejahatan dibenturkan dengan nyawa sebagai taruhannya. Senapan menyalak, granat dilempar, bom meledak. Namun klise. Jalanan kota kacau, sekaligus terasa hampa. Kegagalan sinema adalah menautkan emosi penonton terhadap adegan demi adegan, tak ada ketakutan dan kekhawatiran Shan kalah. Memang laiknya nonton action tuh tak perlu gede harap, duduk dan nikmati sajian. Bara api itu tak sampai berkobar. Dia kira dan percaya bahwa cerita bisa diakali, padahal kehidupan tidak.
Rest in peace Sir Benny Chan.
Raging Fire | Nou Fo | Year 2021 | Hongkong | Directed by Benny Chan | Screenplay Benny Chan, Ryan Wai-Chung Ling, Yoliang Tang | Cast Donnie Yen, Bicholas Tse, Lan Qin, Angus Yeung, Patrick Tam, Ben Lam | Skor: 3/5
Karawang, 151021 – 191121 – Sherina Munaf – Ada
Thx to Harsoyo Lee atas rekomendasinya.