The White Tiger

“Rich man are born with opportunities they can waste.”

Create your fate. Bagaimana sebuah rencana bisa membentuk nasib seseorang. Orang yang punya pandangan masa depan lebih memiliki prospek bagus untuk sukses. Terlahir miskin, terpatik untuk memerbaiki nasib, peluang muncul, lantas dari seekor ayam di kandang yang nurut dan pasrah nasibnya untuk dijadikan sajian makan malam, menjelma macan mengaum yang menerkam tuan rumahnya. Tema bagus, cerita ok, tapi plotnya klise. Agak mengerikan menyaksi membunuh orang baik nan tak bersalah, tewas akan kebaikannya. Jelas nilai moralnya degradasi, sebaik itu lho rasanya ga rela mereka tersingkir tragis.

Kisahnya tentang Balram Halwai (Adarsh Gourav) yang merupakan warga biasa dari kasta rendah. Ia tinggal di perkampungan kumuh Laxmangarh. Dalam present day, ia menyurati menteri China yang akan berkunjung. Polanya satu arah. Ia bercerita bagaimana India kelas bawah seperti ayam-ayam dalam kandang yang pasrah. Ia tampak memiliki keistimewaan dari kelasnya. Walau drop-out dari sekolah, mengikuti jejak kakaknya untuk jadi pelayan kedai teh, ia menolak untuk segera dinikahkan oleh neneknya. Ayahnya meninggal dengan tragis sebab terlambat penanganan ke rumah sakit warga miskin.

Dari kedai teh, ia belajar banyak hal dengan mengawasi, memerhatikan, memelajari para pengunjung. Dari berbagai karakter dan kebutuhan sehari-hari, dan salah satu pematiknya adalah menjadi sopir orang kaya menjadikan derajat agak naik. Ia gegas meminta neneknya untuk mendaftarkan kursus nyupir. Diiming-imingi tiap bulan akan dikasih uang dari gajinya nanti, dan segala kata-kata manis, akhirnya diperboleh.
Setelah memiliki SIM, ia mencari kerja. Door-to-door ke rumah orang-orang kaya. Dan jodoh rejeki mengarah ke keluarga Stork yang arogan dan tukang pungut ke keluarga miskin. Ia terkenal jahat, suka semena-mena, tapi di depan tuan ia memuji betapa mulia ia di perbincangan warga. Sempat ditolak sama sopir lain, dan diusir, tapi tuan muda Ashok (Rajkummar Rao) yang melihatnya justru memberi kesempatan. Keputusan yang patut ia sesali kelak.

Singkat cerita, ia memulai jadi sopir tuan Ashok khusus mengantar ke mana saja ia pergi dengan mobil yang satunya. Untuk mobil yang bagus dibawakan sopir lama. Dari sinilah ia tahu kehidupan glamor orang-orang kaya. Dengan mengamati dan memelajari segala rutinitas ia tahu keluarga ini rapuh. Terbelit korupsi, memainkan politik hitam, hingga kehidupan rumah tangga bosnya yang giyang dengan pernikahan wanita Amerika Madam Pinky (Priyanka Chopra Jonas)
Suatu hari ia ditugaskan berhari-hari ke Delhi, menginap di hotel mewah, mengantar dari gedung satu ke gedung lain untuk membereskan keadaan, dengan menyuap pejabat. Balram tidur di lantai kumuh dengan sopir lain penuh kecoa.

Suatu malam ia kena kasus, tabrak lari yang dilakukan oleh Sang Madam karena mabuk mengakibat anak kecil tewas di tempat. Tengah malam yang kelabu itu, menjadi rumit sebab tuduhan malah diarahkan ke Balram dan dengan menandatangani kesepakat ia bertanggung jawab. Untungnya tak sampai dipenjara, ia terselamatkan berkat lobi. Saudaranya yang masih remaja suatu hari dikirim neneknya untuk ikut, dan terpaksa menampung. Padahal ia sedang merencanakan kejahatan.

Rencana itu berjalan dengan sangat mulus, di tengah hujan lebat dan sambaran kilat pembunuhan itu berjalan mulus, termasuk kelola uang haram yang ia dapat. Ia adalah macan putih di tengah ayam-ayam potong keluarga. Ia mengubah namanya menjadi Ashok Sharman, sang pengusaha.

Hidup memang keras, siapa yang tak menerkam akan diterkam. Pemikiran Balram sendiri tampak out of the box, pencarian jati diri, berani mengorbankan keluarga besar, untuk mencapai level tertinggi ia tak segan pula melakukan kejahatan, dengan cerdik pula menutupinya, ia jadi pembeda. Namun tetap saja rasanya tak tega, menyaksi bos baik hati dan perhatian dibunuh. Ingat, ia yang memberi jalan, walaupun buruk perilakunya, tetap saja membalas demi mencapai tujuan, adalah salah. Drama yang memicu kemarahan, dan juga kekesalan di akhir cerita. Jalan untuk sukses masih bisa dilakukan dengan lebih bermartabat. Etos ‘sukses mulia’ yang dijunjung tinggi dalam seminar-seminar pengusaha rasanya laik diangkat.

Bukunya sudah kubaca dan standar saja. Hingga menang Man Booker, rasanya masih banyak yang lebih ok. Di Oscar menjadi perwakilan best adapted screenplay, dan kalah sudha pas. Feeling kurang, cerita di film malah lebih tergesa lagi, walau mencoba sama dengan sumbernya tapi tetap kesan cepat-cepat kelar muncul.

The White Tiger adalah film yang mudah dicerna, dan mudah pula dilupakan.
The White Tiger | Year 2021 | India | Directed by Ramin Bahrani | Screenplay Ramin Bahrani | Based on novel by Aravind Adiga | Cast Adarsh Gourav, Rajkummar Rao, Priyanka Chopra Jonas, Kamlesh Gill | Skor: 3.5/5

Karawang, 171121 – Manhattan Jazz Quartet