
“Percayalah, tidak akan ada kesedihan, penyesalan, atau kenangan. Semua akan terlupakan, bahkan cinta sejati. Itulah sedih dan senangnya hidup. Hanya ada satu cara untuk menyingkapi hal-hal yang kau jumpai dalam hdup, dan kadang kau menyadarinya. Cinta adalah keinginan yang menyengsarakan, tapi jangan pernah berpikir kalau cinta tak berguna. Paling tidak dengan mencintai kau punya sedikit dalih untuk keputusasaan tanpa alasan yang diderita oleh semua manusia.”
Mencintai hidup berarti menjalani hidup yang mempesona dan tak terkendali. Kisahnya mendayu-dayu. Tentang hidup dan pilihan yang tersaji. Dibuka dengan menghentak, pembunuhan yang dilakukan oleh Patrice Mersault, nama akrab dalam Orang Aneh ini menjadi seolah antagonis. Ia membunuh sobatnya Zegreus di vilanya dengan menembak jarak dekat di hari minggu pagi yang suram.
Namun semua tak seperti yang kita duga, ‘pembunuhan’ itu sudah dirancang oleh sang ‘korban’ sebab ia muak akan kondisi hidupnya. Veteran perang yang terluka, satu kakinya diamputasi, mengeluhkan keadaan, mengeluhkan rutinitas, mengeluhkan suasana hati yang memang gundah, intinya mengeluhkan hidup. Saat hidup sudah tak senyaman masa lalu, apa yang bisa diharapkan?
Buku dibagi dalam dua bagian besar, dipecah bab. Dibumbui pengantar oleh Nirwan Dewanto, yang panjang lebar menuturkan pengalamnnya menikmati buku. Lagi-lagi Mersault yang muncul lagi dalam bentuk lain.
1. Mati Wajar
“Pusatkanlah keseriusanmu untuk mencapai kebahagiaan. Berjuanglah Mersault kau punya hati yang bersih, berjuanglah. Dan kau masih punya dua kaki yang tentu akan membantumu dalam perjuanganmu.”
Setelah melakukan pembunuhan, Mersault mencoba menjalani hidup sewajar mungkin. Dengan setting Aljazair, negeri yang dimiliki Prancis era itu. Dalam pengembangan kasus Roland Zegreus dianggap bunuh diri, segalanya sudah diatur oleh korban dan pelaku. Maka setelah itu ia berjalan santai pulang, menaruh kopernya dan tidur sampai sore.
Mersault punya kehidupan yang tampak wajar di permukaan, bekerja kantoran, memiliki kekasih, menjalani rutinitas dalam kebahagiaan. Benarkah? Beberapa setting sama dengan Orang Aneh, termasuk karakternya. Celeste sang pemilik restoran contohnya.
Kehidupan asmaranya juga menjadi panas, Marthe yang cantik memberinya kebahagiaan. Namun sesekali ia mengulik masa lalu pacarnya. Lebih dari sepuluh mantan! Dan saat salah satunya mengarah ke Zegreus ia mendidih. Tampak pembunuhan ini menuju ke balas dendam, tapi semakin ke sini justru malah saling mengisi. Mereka sahabat.
“Ada hari-hari aku ingin bertukar hidup denganya, tapi kadang-kadang keberanian hidup lebih susah diraih daripada keberanian untuk bunuh diri.”
2. Mati Sadar
Mersault memutuskan perubahan radikal dalam hidup, pergi ke Eropa seolah melakukan tur wisata, menikmati suasana kota, kesendirian, kemuraman. Ke Praha tempat lahir banyak legenda, ke Prancis, Belanda, dst. Dalam petualangannya ia bercinta dengan pramulayan Helen, menjadi saksi kejadian mematikan di jalan, hingga rutinitas ke kafe yang sunyi.
Berkorespondensi dengan teman-temannya di Aljazair, mengabarkan keadaan terbaru, dan sejauh melangkah pergi, ia akan kembali ke tempat di mana hatinya tertambat.
Mersault pulang ke Aljazair. Menikah dengan kekasihnya, diceritakan dengan sederhana dan sejalan biasa saja, seolah menikah adalah rutinitas sadar dan sekadar kewajiban. Sebelumnya tinggal beberapa hari dengan sahabat-sahabatnya Rose, Catherine, Claire.
Dirinya sendirilah tuan dari hari-harinya yang akan datang, ia merasakan kesedihan yang biasa datang bersama segala hal hebat. Dan akhirnya tertambat di pedesaan yang sepi dan jauh dari hingar bingar kemeriahan kota. “Andai aku bisa mengulang hidupku, aku sendiri ingin mengulang hidupku, tapi tak akan ada satu apa pun yang akan kuubah di dalamnya. Tentu kau pasti tidak mengerti apa yang aku maksud.”
Keputusan menikah juga bukan sama Marthe, tapi sama salah satu sahabatnya. Tapi harapan sentimental tidaklah bijaksana. Kita hanya perlu hidup dengan cara yang paling mudah untuk kita: tanpa bersusah payah.“Tempat ini tidak baik untukku, Claire, tapi di sini aku bahagia. Aku rasa diriku serasi dengan tempat ini.”
Zaman sekolah saya mendapati nama Bunga honeysuckle dalam buku terjemahan pertama yang kubaca di Perpustakaan Kota Solo, kudapati dalam kisah Balerina unik dalam proses menggapai mimpi. Di sini kutemui lagi kata itu setelah belasan tahun akhirnya nemu. Terdengar biasa, tapi terkenang. Ingatan manusia memang rumit, tak bisa memilah mana yang berhasil bertahan lama atau sekejap hilang. Kemampuan untuk melupakan adalah hanya dimiliki oleh anak-anak, para jenius, dan para manusia berhati murni. Dan Mersault yang memiliki hati murni, dilanda kebahagiaan, yang akhirnya sadar bahwa ia memang tercipta untuk bahagia.
Seperti biasa, Penerbit Oak yang kini sudah tutup menampilkan nomor koleksi. Milikku adalah Koleksi buku nomor Oak 1002. Benar, bisa jadi sepuluh dua puluh tahun lagi buku-buku penerbit Yogya ini akan jadi langka. Laik koleksi, apalagi buku-buku bagus gini.
Mati bahagia, diterbitkan setelah ia meninggal, ditulis ketika masih berusia dua puluhan awal. Terbit tahun 1971, menampilkan nama Mersault lagi, nama tokoh ini tentu saja sudah sangat terkenal dalam Orang Aneh, menjadi pribadi yang unik nan langka. Di sini seolah dihidupkan lagi, dengan sifat dan karakter beda, beberapa mirip dalam perenungan tapi tak radikal dalam menjalani hidup. Hal-hal esensial bagi kebanyakan orang, seperti menikah dijalani dengan datar dan ngalir saja. Hidup menyendiri adalah mutlak untuk jadi karakter utama Camus.
Endingnya sendiri tenang dan mematikan. Bersama sepoi angin, kehidupan rimbun pepohonan, lantas ke pantai bersama debur ombak yang menghanyutkan. Dan seperti judulnya, mati bahagia yang terbagi dalam mati wajar dan mati sadar, ia memutuskan segalanya memang sudah sewajar dan sesadar yang ia ingin. Rasa takut akan kematian yang dulu ia pandang dengan kegugupan seekor binatang, sama dengan rasa takut akan kehidupan.
Bicara takdir dan jalan kehidupan. Takdir tidak ada di dalam manusia, takdir ada di sekeliling manusia. Ia sadar kalau ia sedang menangis. Bicara pengalaman dan harapan. Bagaimanapun, pengalaman yang menarik bagiku hanyalah pengalaman di mana harapanku terkabul. Dan untuk beberapa orang, takdir yang menarik adalah takdir yang dirancang.
Mati Bahagia | by Albert Camus | Copyright OAK, 2016 | Penerbit Oak | Cetakan kedua, Agustus 2016 | diterjemahkan dari edisi bahasa Prancis La mort heureuse, Paris 1971 | Penerjemah Widya Mahardika Putra | Editor Dewi Kharisma Michellia | Grafis sampul Andi Bhatara | Penata letak Hengki Eko Putra | ISBN 978-602-72536-4-3 | 238 hlm.; 13 x 19 cm | Skor: 4.5/5
Karawang, 270721 – Louis Armstrong – The Very Best of Jazz