
The Mummy #26
“Apakah sorang filsuf akan menimbulkan masalah, Yang Mulia?” / “Lord Rutherford memercayai hal-hal yang abstrak Samir. Dan dia bukan seorang pengecut. Dia menginginkan rahasia untuk hidup selamanya. Dia menyadari realitanya, Samir.”
Kisahnya tentang cinta dan pengorbanan, kerelaan, serta keabadian itu tak segaris lurus dengan kebahagiaan. Relatif, dan perubahan, apapun itu adalah keniscayaan. Termasuk para mumi yang diawetkan lalu berhasil dibangkitkan, perbedaan zaman, perabadan yang sudah sangat usang, manusia jadul itu bangkit di zaman sekarang, lantas apakah mereka bahagia? Jelas belum tentu.
Tema usang cinta diapungkan, dan tak akan bosan. Usang itu hanya beda bentuk dan genre, kali ini mumi gagah nan aneh merindu masa lalu, ia adalah raja di eranya, kini ia hanya rakyat biasa. Ini demokrasi dengan kebebasan individu, maka keputusan membangkitkan kekasihnya tentu saja wajar, walaupun tak selalu sesuai harapan.
Dibagi dalam tiga bagian besar. Di Mesir sebagai pengenalan, di London sebagai penjelasan mau ke arah mana kisah, dan di Mesir lagi sebagai puncak cerita dan penyelesaian. Dibuka dengan sebuah penggalian di Mesir, seorang arkeolog Inggris Lawrence Stratford menemukan mumi yang disinyalir adalah mumi Ramses. Ia melakukan penelitian dan segala hal yang dibutuhkan dengan tim, bersama pula keponakannya Henry. Lalu entah sebab kerakusan, ataukah aura negative makam, ia malah melakukan pembunuhan. Pamannya diracun, tak ada saksi kecuali mumi yang terbaring itu.
Kerajaan Inggris tentu saja membawa penemuan itu ke negaranya, headline surat kabar menohok. “Mumi Stratford berikut kutukannya dibawa ke London.” Lawrence dimakamkan dengan penghormatan. Mumi itu akan ditaruh di museum pemerintahan. Dan tak dinyana, sebelum dibawa ke sana, ia bangkit. Adalah Julie yang mendapati keajaiban itu. Keheningan di antara mereka mulai terasa kurang enak. Henry yang jahat kaget pula, ia mencoba menfitnah saudaranya, tapi seperti air dan minyak, gagasan itu dianggap konyol.
Julie Stratford sudah punya tunangan Alex Rutherford, yang merupakan anak dari Elliot Rutherford, bangsawan sekaligus sahabat ayahnya. Rencana pernikahan mereka terlihat akan runtuh, apalagi akhirnya Julie jatuh hati sama sang mumi yang bangkit, Ramses.
Ramses dengan cepat belajar situasi. Ia bangkit di zaman modern, ia membaca apa saja, mempelajari apa saja, ia tak tidur sebab sudah terlelap ribuan tahun, ia tak perlu makan, sebab dalam masa tenangnya segalanya adalah relatif, memang ia makan dan tidur tapi sebagai pemenuhan iseng saja.
Situasi mencipta rombongan ini harus kembali ke Mesir. Naik kapal, menjelajahi dunia jauh. Ada drama dalam perjalanan, ramuan yang bisa membuat abadi? Ramuan pembangkit? Dan segalanya lalu menggila. “Berdoalah kepada dewa-dewamu, tanyakan pada mereka apa yang harus kaulakukan. Tuhanku hanya akan mengutuk perbuatanmu. Tapi apa pun yang terjadi atas makhluk itu, ada satu hal yang pasti. Kau tak boleh mengolah ramuan itu…”
Ide membangkitkan Cleopatra saja sudah rumit dalam pikiran, apalagi menjadi kenyataan. Ramses mencipta bahaya, cintanya masih melekat walau sudah ada Julie. Keputusan membangunkannya adalah kesalahan. Dan malam itu terjadi tragedi.
Cleopatra bangkit dan suka membunuh. Dengan mudahnya membunuh para penjaga, pengemudi muda yang terpikat, kasir sebuah toko pakaian, dst. Ia memikat lelaki, mengajaknya indehoy, lalu membunuh. Ia juga belajar cepat, menikmati kekuatan abadinya, melakukan tindakan anarki. Kekasihnya bukan kekasihnya yang dulu.
Misi lalu malah berbalik, bagaimana memuskahkan Cleopatra sebelum banyak korban lain terjatuhan. Mereka harus mengesampingkan ego, atau calon korban itu adalah orang-orang terdekat mereka. Pilihan sulit, tapi misi harus dilaksanakan.
Endingnya sendiri memberi gambaran, cinta tak ada yang abadi, tapi harapan dan keinginan yang kuat bisa terwujud selama ada jalan dan kerja keras. Jiah motivasi sekali, hehehe… sejujurnya kisah agak membosankan. Berkutat terus di keluarga ini, beberapa ada kejanggalan. Saat pembunuh orangtuamu diketahui, mengapa mereka pasif? Apakah karena dia masih lingkaran keluarga sehingga dibiarkan? Suatu pikiran aneh bahwa ia dapat meralat seluruh peristiwa ini tiba-tiba melintas dalam dirinya, bahwa ini sekadar suatu dorongan impulsif belaka, bahwa ia dapat memutar mundur waktu dan pamannya hidup kembali.
Ramsey bilang, “Mungkin dalam kematian, aku akan menemukan apa yang ku cari daripada yang layak aku dapatkan. Harapan untuk itu selalu ada. Aku membayangkan surga sebagai perpustakaan yang besar sekali dengan jumlah buku tak terbatas untuk dibaca… dan lukisan serta patung-patung…”
Makanya malah sepakat sama Cleopatra yang sinis, “Tapi bagaimana pun kau insan yang hidup. Muda, sensitif bak sekuntum bunga, namun begitu mudha untuk dipetik.”
Rasa dan karsa yang disajikan bagi mayat yang bangkit terdengar rancu, Ramses yang ingin sekali kekasihnya bangkit, dengan mudahnya berpaling. Ia terlihat sangat kuat, tapi tindakannya turut galau, tak seperti nama besarnya yang tegas dan sigap membunuh. Lalu mengapa mumi bisa menjelma manusia biasa yang perasaan dan pikiran senormal manusia abad 20? Ahhh… fiksi. Bahasa memungkinkan terjadi evolusi pemikiran, yang tidak akan mungkin terwujud melalui sarana lain.
Semua harapan yang dimilikinya sekarang seakan berada di luar jangkauannya. “… Pemahaman yang mencakup segalanya, intelektual kita, keberadaan kita, kalau kau lebih suka itu, tidak menetap terus dalam jasad kita, termangun-mangun berabad-abad sementara tubuh kita membusuk, melainkan pergi entah ke suatu tempat yang lebih baik atau musnah sama sekali…”
Nama Anne Rice sudah kukenal jauh hari, tahun 2000-an saat Sherina Munaf merekomendasikan sebuah buku. Namun era itu mencari buku idaman sulit sekali, baru terealisasikan baca karyanya tahun 2019, dan ini buku keduanya. Incaran utama yang jadi rekomendasi Sher malah belum kesampaian, The Interview With The Vampire.
Kisah cinta dengan balutan mumi bisa jadi menghibur dan pantas disajikan, apapun romansa itu selama cara penyajiannya hebat akan turut nikmat. Dimasak dengan diksi bagus, dibumbui dengan suspence dan thriller, atau ancaman horror. Sah-sah saja, tema cinta yang usang akan tempak lezat bisa diramu dengan pas.
Mencintai dan membenci merupakan inti dari kehidupan itu sendiri. Dan ia memiliki kehidupan itu, berikut semua berkat dan kepedihan. Mereka yang memiliki kodrat hidup abadi, membutuhkan istirahat.
Mumi | by Anne Rice | Diterjemahkan dari The Mummy ot Ramses the Damned | Copyright Anne O’Brien Rice, 1989 | Penerbit Gramedia Pustaka Utama | Alih bahasa Kathleen S. W. | Sampul dikerjakan oleh Marcel A.W. | GM 402.00.630 | Maret 2000 | Cetakan kedua, Desember 2000 | 608 hlm.; 18 cm | ISBN 979-655-630-8 | Skor: 3.5/5
Karawang, 260721 – Marcel – Ketika Kau Menyapa
Ping balik: Juni2021 Baca | Lazione Budy
Ping balik: 130 Buku Rentang Setahun | Lazione Budy