Seteru Genre Lagu a la Troll

Troll World Tour (2020) directed by Walt Dohm, Mike Mitchell

Barb: “I’m gonna destroy all music, except Rock!”

Musik dapat dianggap sebagai bentuk bahasa, di mana emosi terbebas dari informasi, sedangkan buku telepon memberikan kita informasi sama sekali tanpa emosi. Sekuel yang biasa saja. Kita disuguhi musik melimpah ruah, meraung dan mendesis dengan berbagai genre. Saya terpesona sama seri satu, menyenangkan dan sungguh penuh tawa dan bahagia. Bagian kedua terasa umum, ketebak, dan ketika akhirnya Poppy membuka sumbat telinga saya refleks bilang, ‘yaaah….’

Tahun lalu sudah kutonton sendirian dapat separuh, sampai di adegan Poppy (Anna Kendrick) di desa Country. Saya terhenti, terlupa. Liburan kemarin saya tonton ulang dari awal sama keluarga, Hermione suka sebab warna warni dan penuh petualangan, May bilang biasa juga sebab tak kisahnya tertebak dan sekadar hura-hura. Saya sepakat. Sekali lagi, melanjutkan kisah bagus memang terlalu riskan.

Kisahnya nyambung dari ending Troll, langsung setelah desa Troll damai kita disuguhi fakta bahwa keturunan troll itu banyak jenisnya, sungguh luas dan beraneka klan. Pop sendiri aslinya dari jenis musik. Maka sang raja, berkisah bahwa zaman dahulu kala troll hidup berdampingan dengan damai dalam satu naungan musik, lalu karena perbedaan persepsi dan selera akhirnya enam senar dipisah. Menjadi enam aliran musik: Techno, Funk, Country, Classic, Pop, dan Rock. Lagi-lagi selera dan egosime diangkat, lalu dendam juga sebagai bumbu penyedap motivasi, nantinya…

Maka ada satu senar yang berambisi menguasai semuanya, tentu saja Rock yang keras nan cadas yang dipimpin oleh Barb (Rachel Bloom). Penaklukan itu dilakukan dimulai dari Techno. Mendengar kabar itu, Pop berdiskusi sama warga. Kesimpulannya, kita kabur… seolah pengulangan seri mula, ketika dapat ancaman Berge, sang raja tua memutuskan kabur, tapi anak muda melawan. Begitu juga di sini, Poppy memutuskan menyongsong Rock dan mencari genre lainnya untuk bersatu.

Dengan balon udara, Poppy menjelajah mencari komunitas lain. Branch (Justin Timberlake) sembunyi ikut. Kisah ini antara kejar-mengejar. Pop mencari yang lain untuk bersatu (positif), Rock mencari yang lain pula untuk ditaklukkan (negatif). Karena sudut pandang kita ada di Poppy, maka kita ada di sisi yang baik. Dalam prosesnya kita bertemu dengan karakter lain yang menyangkal itu, dan dengan sendirinya kita disuguhi pilihan. Hubungan antara berbagai fakta tidaklah nyata sebagaimana yang kita sangka.

Kebenaran yang menggelisahkan, sebuah kesadaran bisu bahwa di hadapan keluasan tanpa batas, segala yang kita kasihi sekejap menjadi hampa. Sebenarnya pengungkapan masa lalu Pop yang jahat, yang malah menjadi bumerang itu bagus. Namun saat kejutan lain, bagaimana Rock berhasil menguasai segalanya, dan sumbat telinga dimunculkan rasanya terlalu manis. Happy ending yang rasanya umum dan lumrah, sesuai prediksi.

Cerita anak-anak, cocok untuk anak-anak. Pantas, sangat cocok buat anakku yang tertawa, senang-senang aja. Hermione suka, kami merasa sangat biasa. Bahkan ia mengidolai Poppy karena dua hal utama: imut dengan pose-pose senyumnya, dan berwarna pink. Blink-blink seperti kuda pony pinkypaw yang digilainya. Dan karakter ini memang baik luar biasa. Poppy bisa dengan nyamannya selalu berpikir serta bertindak positif. Karena itupun satu-satunya bahasa yang dimengerti oleh Otak Perasa: empati.

Suguhan utama film ini memang warna-warni, lagu-lagu yang bagus. Jangan berharap akan ceritanya. Sebuah penurunan tentunya, memang tujuan utama menyenangkan si Kecil yang karena bioskop belum juga boleh beroperasi, hanya nonton di kamar. Sejujurnya saya sempat tertidur berulang kali, menahan kantuk di tengah hingar bingar getaran rock Barb. Terlalu.

Jelas ini film jenis yang mudah dilupakan, terlalu biasa. Tema desa troll yang membesar bahwa ada komuni lain di luar, lalu menjangkaunya merupakan sindiran personifikasi kehidupan manusia pula. Niatnya baik dan filosofis tapi eksekusi lemah. Troll lalu mempertanyakan masalah-masalah yang sangat hakiki, apakah hidup ini ada tujuannya? Atau sekadar permainan semacam mengulik lubang semut? Lalu bernyanyi-nyanyi menanti ajal. Apakah troll itu merdeka dan bisa menentukan nasib hidupnya? Ataukah makhluk yang terbelenggu dengan takdir terus merantai kaki? Bukankah kehidupan manusia juga seperti itu?!

Maka benar adanya kata Faust, “Nah, di sinilah aku, si goblok yang malang! Tak lebih bijak dari sebelumnya.”

Troll World Tour | Year 2020 | Directed by Walt Dohm | Screenplay Jonathan Aibel, Glenn Berger, Elizabeth Tippet, Maya Forbes, Wallace Wolodarsky | Cast Anna Kendrick, Justin Timberlake, Rachel Bloom, Sam Rockwell, Kelly Clarkson | Skor: 3/5

Karawang, 170221 – 100321 – Ida Laila – Sepiring Berdua

Satu komentar di “Seteru Genre Lagu a la Troll

  1. Ping balik: 101 Film yang Kutonton 2021 | Lazione Budy

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s