14 Best Books 2020 – Fiksi

Di mana kau sembunyikan sesuatu yang menyerupai laut?”Kitab Para Pencibir (Triyanto Triwikromo).

Mulai tahun ini saya buat dua kategori sebab buku-buku yang kubaca mulai berimbang genre, fiksi/non fiksi, sampai kategori apapun kulahap. Sebelum rekap bacaan, saya pos untuk 14 buku fiksi terbaik. Beberapa ada yang baca ulang: The Stranger (Camus), Koleksi Kasus Sherlock Holmes (Sir Arthur), sampai Riwayat Narnia (C.S. Lewis) tidak saya cantumkan lagi sebab tujuan membaca ulang adalah mereview, jadi masuk ke rekap baca tak masuk ke daftar ini. kecuali Million Dollar Baby (F.X. Toole) sebab nama ini tak pernah kusebut di banyak tempat. Untuk penulis yang sama saya ambil satu, untuk genre tak terlalu mengacu apapun.

Kusaring awal ada 66, lalu dipadatkan masih 30, menjadi 22 kala kupertimbang lokal/non lokal dan akhirnya benar-benar menjadi 14 buku, semoga berkenan. Ini mungkin subjektif sebab penilaian berdasarkan kepuasan pribadi. Tahun terbit saya putuskan tulis dari pertama kali buku terbit, bila terjemahan maka saya catat dari tahun terbit aslinya, sebab identitas terbit menjadi penting dari sisi pengaruh-memengaruhi. Walaupun ketika di Bahasa Indonesia kan banyak versi, saya tulis versi yang saya dari terbitan mana. Kualitas alih bahasa sangat penting, maka patut mendapat apresiasi.

Dari cinta tragis dua sejoli Bandung sampai kisah legenda batu dari Lebanon, dari serbuk bintang penuh sihir sampai kisah-kisah binatang di hutan seratus ekar, dari drama sarung tinju sampai gadis berambut merah fantasi asisten penggali sumur, dari pahlawan galaxy sampai potongan senja di pantai. Dari perjuangan balas dendam dengan gaya pemuda Prancis sampai cerita lucu dalam balutan dagang. Beragam kisah menyelingkupi dalam drama dan belitan hidup umat manusia.

Berikut daftar buku fiksi terbaik yang kubaca tahun 2020 versi LBP – Lazione Budy Poncowirejo:

#14. Always Laila, Hanya Cinta yang Bisa by Andi Eriawan (Gagas Media) – 2004

Ini novel membuatku takjub tahun 2000-an, bukunya Jemy K (teman sekamar di Ruanglain_31, Cikarang) yang turut ditaruh di rak kecilku, dipinjam teman lalu tak tentu arah, entah siapa yang pinjam dan tak kembali. Hiks… Generasi Dilan akan shock ketika tahu ada cerita cinta sejoli Bandung yang mengharu biru dengan belitan romansa jauh lebih berkualitas. Dua kali baca, dua kali pula mewek.

Mencintai tidak butuh alasan, tapi menikahi seseorang membutuhkan alasan.”

#13. Lengking Burung Kasuari by Nunuk Y. Kusmiana (GPU) – 2017

Tampak sekali, penggalan cerita diambil langsung dari pengalaman pribadi, tentunya dengan bumbu imajinasi dan keseruan pemilihan diksi. Salute! Kisahnya mengambil sudut pandang pertama, dan akan terus begitu sampai selesai. Dari anak SD bernama lengkap Kinasih Andarwati, panggilannya Asih, memiliki keluarga harmonis dengan permasalahan yang membumi. Asih adalah anak pertama dari keluarga Tentara yang ditugaskan ke Jayapura tahun 1970, dan ibu yang luar biasa hebat Yatmi yang mengaku keturunan Ponorogo. Memiliki adik yang imut, cerdas, dan sungguh menyenangkan bernama Tutik yang selisih dua tahun. Tutik, bocah cilik bertubuh kuat. Mereka menjalani hari-hari yang panas di bumi Papua, setahun setelah resmi bergabung dengan NKRI. Ada adegan bagus, maksudnya bervitamin. Tentang Pantai Base-G, sejarahnya semasa Perang Pasifik, pantai itu dan seluruh wilayah yang dulu dikenal dengan nama Hollandia menjadi basis pertahanan tentara Sekutu. Wilayah itu dinamai Base-G atau basis pertahanan dengan urutan ke-G. basis pertahanan di atasnya di sebut Bae-F terletak di Hawaii. Jadi ada Base-A sampai E? mungkin di Amerika. Yang jelas Base-G adalah armada ketujuh Amerika Serikat. Wow, serius baru tahu saya.

Ah, gaji tentara. Biar naik juga masih kecil juga.”

#12. Kisah-kisah Perdagangan Paling Gemilang by Ben Sohib (Banana) – 2020

Memang selalu ada yang pertama, dan buku ini cukup menjelaskan bagaimana beliau bercerita, gayanya absurd, diselingi komedi, lalu di akhir – kalau di Stand Up Comedy, muncul punch-line yang menohok. Beberapa cukup bikin tersenyum geram, beberapa belum tune-in sama alur, ujug-ujug sudah kelar, terlalu pendek. Ada dua dari sebelas yang sukses mencipta bahak, lalu berujar, “Ya ampuuun.” Sungguh aneh, sungguh menggelitik, dan hampir semua yang dikisahkan ada di sekitar kita, ada di sekeliling kita dengan budaya Betawi yang kental, khas ente, gue, serta segala akhiran ‘e’ yang termasyur itu.

Nama-nama karakter unik atau dibuat merakyat disertai julukan, kehidupan kaum jelata dengan pemikiran terdalamnya guna bertahan hidup.

Yang setengahnye lagi die janji mau lunasin akhir bulan.”

#11. Stardust by Neil Gaiman (GPU) – 1997

Dengan setting masa Ratu Victoria yang bertakhta sebelum menjadi janda Windsor, Charles Dickens tengah menerbitkan novel Oliver Twist. Mr. Draper baru saja memotret bulan untuk pertama kalinya, membekukan wajah pucatnya pada kertas dingin; Mr. Morse baru-baru saja mengumumkan cara mengirim pesan melalui kawat logam. Dunstan memasuki bazar dengan gadis cantik terikat di karavan, dengan satu ciuman yang menderet asmara mistis. Ciuman gadis dengan bibir yang bercita rasa lumatan arbei hutan. Tak disangka satu malam berkelindan peluk itu mencipta keturunan. Sembilan bulan pasca bazar, di celah desa tembok ada keranjang bayi dengan secarik kertas berpeniti tulisan ‘Tristran Thorn.’ Ini kisah tentang Tristran Thorn.

Dan aku tak bisa menyesali petualanganku sedetikpun, meskipun ada kalanya merindukan tempat tidur yang empuk, dan aku tak akan pernah lagi melihat tikus dengan cara yang sama…”

#10. Ender’s Game by Orson Scott Card (Mizan Fantasi) – 1985

Cerita luar angkasa, tapi tetap bisa membumi. Melibatkan jiwa-jiwa remaja yang labil, dipaksa mengambil keputusan berat. Bukan sekadar membantu teman untuk tetap bertahan, atau sekadar menyelesaikan pekerjaan rumah. Para remaja ini dididik untuk menyelamatkan dunia! Setelah invasi pertama makhluk bugger dari planet misterius berhasil ditumpas oleh legenda Mazer Rackhman, lalu invasi kedua juga berhasil digagalkan. Kali ini mereka akan menghadapi invasi ketiga, tapi kali ini lain. Invasi ketiga ini, justru manusia yang akan menyerang terlebih dulu. Maka disusunlah agenda…

Kita adalah invasi ketiga!

#9. Sepotong Senja Untuk Pacarku by Seno Gumira Ajidarma (GPU) – 2002

Menatap senja adalah suatu cara berdoa yang langsung menjelma, perubahannya dari saat ke saat meleburkan diri seseorang ke dalam peredaran semesta. Senja adalah janji sebuah perpisahan yang menyedihkan tapi layak dinanti karena pesona kesempurnaannya yang rapuh. Dunia senja yang sempurna bagi siapa pun yang memburu senja di pantai seperti memburu cinta yang selalu berubah setiap saat, meraih pesan-pesan dari kesementaraan terindah seantero semesta…

Kamu juga memandang senja?

#8. Contact by Carl Sagan (GPU) – 1985

Novel panjang nan melelahkan. Biasanya saya komplain sehabis baca buku kurang bervitamin, buku minim pengetahuan, minim manfaat, atau minim hiburan. Nah, dalam Kontak semua dilibas. Sangat bernutrisi, pengetahuan melimpah terutama terkait astronomi yang setelah selesai-pun masih bikin kerut kening, catat pula buku ini juga ada hiburan. Kejutan surat tahun 1961 mungkin dalam drama Hollywood sudah banyak dibuat, tapi tetap saja ketika diungkap sangat menyentuh hati.

Apakah Tuhan ada? Pertanyaan itu mempunyai nuansa yang rumit. Kalau dijawab tidak, apakah itu berarti aku yakin Tuhan tidak ada? Atau aku tidak yakin Tuhan itu ada? Itu dua hal yang berbeda.”

#7. The Red-Haired Woman by Orhan Pamuk (Bentang) – 2016

Novel dipecah dalam tiga bagian. Pertama bagian Cem, remaja yang menjadi asisten penggali sumur yang bercita menjadi penulis. Kedua tentang perjuangan Cem meraih mimpi, yang sebagian kandas sehingga membentuknya menjadi sekarang, kaya tapi hampa. Sebuah pengalaman satu malam dengan perempuan berambut merah telah mengubah pola pandangnya. Ketiga mengambil sudut wanita berambut merah, menjelaskan yang tak tampak. Semua diaduk emosi dan gelitik sendu tercipta tiap kejutannya.

Aku ingin tetap meneruskan penggalian di sini.”

#6. Orang-orang Oetimu by Felix K. Nesi (Marjin Kiri) – 2019

Luar biasa, hikayat singkat orang-orang Oetimu dari zaman dahulu sampai tahun 1998, tahun genting peralihan Orde Baru ke Reformasi. Buku ini melibat banyak karakter, dan hampir semua yang ditelusur kisah hidupnya memberi peran signifikan. Membantu menggerakkan plot secara yahud, menjadikan penentu nasib tokoh lain, dan ini hebatnya Bung Felix K. Nesi tak segan-segan menewaskan karakter favorit! Tak ada yang baik konsisten, tak ada pula yang jahat terus, mayoritas sifatnya abu-abu, pas banget dengan kenyataan kehidupan yang fana ini. Eh, kecuali satu karakter yang dungu, nyebelin tak ketulungan. Namun nyatanya, orang bodoh pun dapat durian runtuh gadis jelita yang menjadi impian semua orang. Mengangkang siap diterkam, Hajindul! Asu!

Ia suka membaca buku. Sekali ia duduk di depan buku, tak ada yang bisa bikin ia bangun. Saya yakin ia akan enggan naik ke surga bila dikubur bersama buku.”

#5. Million Dollar Baby by F.X. Toole (Banana) – 2000

Kumpulan cerpen yang panjang. Semua tragis, sangat memesona sebab suram adalah Koentji. Bagian petinju wanita jelas kita sudah tahu semua, adaptasi filmnya meraih Oscar. Ini sebenarnya baca ulang, tapi bener-bener ‘in’ sebab tahun 2011 saya tak terlalu memusingkan pola dan gaya. Ending cerpen yang paling pilu dan sedih maksimal.

#4. Little Women by Louisa May Alcott (Qonita) – 1868

Perjalanan empat bersaudara yang mengasyikkan. Saya baca versi Qonita sebab memakai kover Saoirse Ronan. Sudah sangat banyak versi, tapi memang khusus beli edisi ini. baru sempat kubaca tahun ini, padahal sudah punya Jo’s Boy yang sudah icip beberapa halaman. Filmnya juga sangat bagus dengan penyesuaian beberapa bagian. Apapun yang terjadi, keluarga adalah segalanya.

Itu salah satu selera aristokratisnya, dan sangat pantas, karena wanita terhormat sejati selalu dikenang dari bot, sarung tangan, dan saputangan bersih.”

#3. Cadas Tanios by Amin Maalouf (YOI) – 1993

Menakjubkan sekali, cara berceritanya indah, meliuk-liuk memainkan emosi. Maut, cinta, dan kekuasaan yang membelit menjadikannya epic. Dengan label ‘Pemenang Grand Prix Des Literatures 1996’ di sampul pojok kanan atas. Alurnya runut, dan benar-benar seru sempurna. Paket komplit segala genre. Fantasi terkait legenda batu tempat menghilangnya sang protagonist. Drama percintaan terkait asmara remaja yang kandas lalu meliar di tanah seberang. Wakil aksi ada di masalah perang, pergantian kekuasaan dan segala yang membelit efek kehidupan rakyat. Komedi? Jelas ada, satir sih bapaknya Tanios yang balik kampung karena merasa aman, justru berakhir di tiang gantungan, kena tipu. Sungguh menyenangkan melahap buku beraroma jantan seperti ini. Ada satu hal yang sama sekali lain yang diperlukan, merenung? Berpikir? Lebih dari itu, memurnikan jiwa.

Apa yang telah kau pelajari sudah cukup. Percayalah pada pengalamanku. Jika kau terlalu banyak belajar, kau tidak dapat lagi tahan hidup di antara keluargamu. Kau harus mempelajari apa yang kau perlukan saja untuk memenuhi tugasmu. Itulah yang disebut kearifan.”

#2. Winnie-the-Pooh by A. A. Milne (Noura) – 1926 | Buku 1 | Buku 2

Dongeng jelang tidur yang kusampaikan ke Hermione (5 tahun) ini mewakili segala wow yang disampaikannya. Dengan ilustrasi ciamik, dengan sepuluh bab (cerita) tiap bukunya, kita diajak berkelana di hutan seratus ekar. Persahabatan, permainan, sampai hal-hal esensi dasar saling membantu.

Oh ya ampuun…”

#1. The Count of Monte Cristo by Alexandre Dumas (KPG) – 1844

Luar biasa tebal, luar biasa indah, luar biasa melelahkan. Untuk membalas dendam dengan gaya Edmond Dantes yang dibohongi, dijerat, dipenjara tanpa pengadilan, menyusun sebuah misi yang luar biasa. Terpesona dengan gaya, kejutan, cara penyampaian kisah, dan tentu saja ceritanya. Menakjubkan, dalam satu kata.

Karawang, 300120 – Roy Brown – Good Rockin’ Tonight (1947)

Iklan

Satu komentar di “14 Best Books 2020 – Fiksi

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s