Nasib Mang kAslan Kita yang Menentukan

Rab(b)i by Kedung Darma Romansha

Memang kadang dunia bekerja dengan tidak adil… Telembuk yang diludahi di muka umum, juga diludahi ketika di dalam kamar.”

Kalau ngomongin Kedung Darma Romansha, bukunya akan selalu berkutat di selakangan. Kelir Slindet sangat kental ke arah sana, Telembuk lebih ekstrem lagi. Maka apa yang kurasakan di tengah gempuran Rab(b)i sudah kukenali pola itu. Buku ketiga yang kunikmati, ngalir saja, ga perlu mikir aneh-aneh, ketawa sahaja. Seperti satu-dua yang butuh waktu lebih untuk ‘tune in’ sampai buka kamus arti ‘slindet’ atau arti ‘telembuk’ yang baru kutahu, tak heran sejak cerita pertama saja sudah bisa menebak, bagaimana enggak aneh? Istri jadi TKW, kasih modal suaminya di kampung buat niduri seratus pelacur! Selain dari judul yang dicoret, ada alasan poin penting yang akan diungkap di cerita ketiga.

Novel yang tiap bab bisa berdiri sendiri, dari sudut pandang banyak karakter, saling silang melengkapi. Sang Diva, tokoh utama di kisah sebelumnya, kini hanya cameo, sesekali saja muncul dan disebut.

#1. Kaji Darsan Rab(b)i

Hikayat orang kaya yang baik hati memberi pekerjaan kepada orang susah. Sampai akhirnya kita tahu, tak ada yang gratis di dunia ini. Kisahnya tentang suami tak tahu diri. Seorang pemimpi tak tahu diri, sebenar-benarnya pemimpi. Kerjanya hanya melamun dan berjudi.

Tentang Kartamin dan keluarganya yang bekerja di toko kelontong milik Kaji Darsan, padahal sejatinya ia dijanjikan jaga empang, di menit akhir diganti orang lain, kisah Dulatip akan dibeberkan di cerita berikutnya.
Namun kita akan mengenal lebih dekat sama putra sulungnya yang beruntung bernama Untung. Menikahi Wasti dengan adegan ketiaknya (jorok woy!). “… Kamu tahu, kalai bau ketiak laki-laki itu menyenangkan?” Menjadi istirnya, nantinya juga menjadi ATM-nya ketika memutuskan jadi TKW. Emang dasar Untung, malah rabi lagi sama Nurlaila yang suka peliharaan ayam. Drama itu menemui ujung udur dua istri. “Wah hebat kamu, suamiku perkasa!”

Pembuka yang mantab sekali. Ilustrasi cover-nya sangat pas, ayam jago santuy sementara dua babon padu. 20 juta tunai!

#2. Nar

Tentang Narka yang yang menjadi tukang parkir untuk dapat duit buat nyawer. “…Saweran adalah candu bagi setiap pemeluk dangdut garis keras. Kamu sendiri pemeluk teguh, tentu juga aku.” Bergoyang bersama Diva Fiesta adalah impian setiap pemuda untuk mencium aroma tubuhnya dan menatap aurat kecantikannya dari dekat.

Ini drama keluarga, urusan suami-istri yang bertengkar karena ekonomi. Namun suatu ketika Nar memiliki surpes, kejutan buat rabi-nya. Zaman sudah berubah, lakon sudah berubah, tapi masih menyukai cerita lama. Memang kadang cinta membuat seseorang bersikap tak wajar.

Jangan membantah suami, Dosa!” / “Membantah suami kalau kayak kamu ini dapat pahala.”

#3. Juragan Empang

Alibi dibalik kenapa Kartamin gagal mendapatkan pekerjaan urus empang ada di sini. Dengan sudut pandangnya yang menjadi karyawan Pak Kaji, dan istrinya yang ngambek. Kartamin merasa beruntung diberi pekerjaan oleh Kaji Darsan, pendapatannya yang labil sebagai buruh tani, buruh bangunan, atau serabutan lain selain nganggur, kini ia bisa bernapas lega. Ada yang aneh terkait istrinya yang semok berhari-hari ga mau rabi, bahkan saat diberi kejutan gelang emas di meja kamar. Sebab ngambeknya lalu dituturkan dengan santuy dan menghentak, lewat kamar yang sedikit terbuka, dan permintaan cerai!

Ia ingin membeli kesenangan setelah lama kami hidup serba pas-pasan.

#4. Ngarot

“…Ia juga punya istri mirip tukang pukul. Suka membentak, ia tersenyum hanay ketika melihat uang.aku berani bertaruh, siapapun laki-lakinya, hasrat seksualnya akan turun jika bertemu perempuan seperti dia…”

Ini mungkin cerita yang paling biasa. Bagaimana nasib pemuda-pemudi yang dipilih jadi ngarot. Ditemui typo juga, harusnya tiga bulan tapi malah tiga tahun. Rasmini yang terpilih dalam acara kasinoman dalam upacara Ngarot, muda-mudi dengan darah segar mendebarkan. Memilih laki-laki perjaka, dan gadis perawan. Indikasi bunga layu akan menunjukkan keasliannya sudah tak suci lagi.

Drama di tengah sawah dengan Mang Sukri. Duh! Pulung guna pulung sari. “Semua orang takut sama kakakmu, tapi rasa cintaku lebih besar dai rasa takutku.”

#5. Menjaring Bidadari

Nelayan yang diajak melawan pantangan, melaut di kala purnama. Kegiatan yang katanya membentuk kutuk sulit jodoh, menurut Kaki Bayong. Hanya di kampung ini Tuhan menurunkan bidadari di kala purnama. Bertiga melaut, memang benar-benar tak dapat ikan. Lalu acara sambatan pasar jodoh muda-mudi di malam itu menjadi pahit, karena Narka malah mendapat apa yang ia mau. Hiks,…

Selama ini yang mereka lakukan adalah kesia-siaan. Kasihan mereka, sudah hidup susah, malah disumpahi masuk neraka.

#6. Kang Sodikin

Kiai mbeling putra Kiai Soleh dari desa Rajasinga yang bergaul tanpa memisahkan kasta. Isi ceramahnya juga nyeleneh, lebih membumi. Gaul dengan siapa saja, tak peduli telembuk atau jelata yang membutuhkan siraman rohani. Kisah ini menemui titik akhir, bagaimana malam-malam ada perempuan menanyakan alamat Kang Sodikin, fitnah itu kejam. Maka Dorman dkk yang punya dendam lalu melancarkan isu negatif, menggelar demo ke rumahnya, walau peserta segelintir (tak lebih dari sepuluh). Jawabnya bikin geger, tapi bohong!

Sebuah misteri terjawab, Sang Diva disebut lagi. “Wujud nyata yang paling dekat dengan Tuhan di dunia ini adalah perempuan.”

#7. Lebar-an

Ini unik, walau bukan pola baru mengungkap sebuah kengerian pribadi yang meninggal. Bagaimana sebuah pos ronda menjadi tempat diskusi maksiat guna melancarkan aksi curi, tempat yang seharusnya menjadi titik kumpul penjaga keamannya malah menjelma ajang judi dan perencanaan merampok. Jelang lebaran, kebutuhan manusia turut meningkat, dan marak begal dan kriminal.

Dengan sudut pandang Aan yang merindu suasana kampung setelah kuliah keluar kota, momen lebaran memang jadi waktu lepas rindu keluarga dan sahabat lama, ada Casta dan Kartam yang saling curhat masalah keluarga. Menanti sobat lama Yusup alias Kriting apakah mudik tahun ini, ia merantau ke Jakarta (tepatnya Bekasi). Ketika sudut pandang berganti, tahulah kita apa yang terjadi. Rindu itu berat, biar aku saja. Baju baru, celana baru, jam tangan palsu baru…

Di tepi jalan ini kami biasanya membakar singkong tanah sambil membicarakan kerumitan hidup, perempuan, kelakar, dan omong kosong lainnya.

#8. Asbabul Wurud

Siapa yang sanggup menjawab rahasia mimpi-mimpi? Ustaz Karim, sebab orang takut mati adalah orang yang imannya lemah dan cinta dunia.

Banyak-banyaklah beribadah, jangan mau diperbudak dunia. Setelah meyakinkan untuk siap mati, beliau malah mengalami mimpi buruk, yang ia yakini datangnya dari setan. Namun sampai lima malam, ia bermimpi masuk neraka dengan adegan lain seorang telembuk masuk surga. Wajah ayu yang menghantuinya, lalu ia buka facebook-nya Mang Kaslan dan mengetahui siapa gerangan. Si Ratu Goyang yang rajin sedekah, Si Nadira Cantik alias Warjem. Masa lalu diungkap tentang sumbangan dari uang haram. Nah lo!

Pesantren yang sebenarnya ya sekarang, di tengah masyarakat.

#9. Jangan Tanya Dulu Bagaiamana Aku Mati

Kata ‘seandainya’ hanya akan membuatmu terpuruk dan lupa diri. Kamu akan menjadi orang yang tak waras dan akhirnya mengutuk ketidakmampuan diri sendiri. Ini kisah unik, kisah dari sudut pandang si korban pembunuhan, yang sudah baca Telembuk pasti tahu siapa germo Diva Fiesta, yang tewas dibacok orang tengah malam di tengah sawah. Kisah dituturkan runut dari masa lalu Mak Dayem, usia 12 tahun menjadi istri siri, menikah kedua kali kacau lagi, menikah ketiga kali sejatinya lebih tenteram, syarat tidak nelembuk malah dilanggarnya. Kalian tahu? Ialah ibu dari Warjem. Namun bukan itu kejutannya, ini adalah kisah mistis mediumisasi.

Kenyataan hidup telah mengubah cinta menjadi pembunuh yang paling mengerikan.

#10. Mang Kaslan

Jangan macam-macam dengan nama, karena nama adalah doa.” Mang Kaslan yang merasa jadi singa, karena namanya sempat menjadi Aslan (singa – bahasa Turki). Ia adalah karakter penting yang jadi penghubung, menjadi ojek Diva dan Warjem, yang menjadi rujukan Ustaz Karim dalam menelusur dunia maya, yang jadi penjawab tanya, Safitri atau Sapitri? Pipit atau Fitri? Nah, kali ini di tengah perjalanan satu setengah jam bersama motor tuanya, ia terjungkal. Dan nasibnya kita yang menentukan.
Marah pada diri sendiri dan tak sanggup menghadapi kenyataan yang sedemikian pahit.

#11. Mengenai Pengarang

Pernah nyaris kusingkirkan novelnya (walau sudah kubeli) karena ada unsur ‘Roma-nsha-nya’ di nama belakang, tapi urung setelah sosmed mencipta hubung, memastikan bukan Romanista. Penulis Indramayu yang pernah mondok di Yogya, dan kuliah jurusan Bahasa dan Sastra di UNY. Boleh jadi semua yang ditulis tentang tanah kelahirannya adalah fiksi, tapi bercerita tentang dunia sekitar adalah hal wajar dan tentu saja tampak sangat nyata, ga perlu telaah mendalam untuk bilang tokoh Aan adalah gambaran Kedung, walau nantinya keduanya berinteraksi. Makanya tampak perkasa dan baik hati, dan eeheemmm… soleh. Lulusan pesantren! Tahun 2017 Telembuk yang luar biasa, sangat tipis untuk meraih juara KSK, apes saja Dawuk muncul di tahun yang sama. Prediksiku, Rab(b)i akan melaju lagi ke lima besar, sejauh ini ada tiga yang berskor: 4.5 bintang. Mari kita lihat, sehebat apa mantra Kaji Darsan mewujudkan mimpi penciptanya, moga ga sampai keselek mlinjo.

Kalau boleh kasih saran, buku berikutnya sesekali mencoba jauh dari tema yang membentuk citranya sebagai penutur sekitar selakangan. Misalkan, bikin cerita genre fantasi imajinasi, perjalan ke galaksi Bima Sakti. Atau tentang kekayaan flora dan fauna laut, berjuang membantu Aquaman, misalkan ya ini. Jangan ketawa, kan sekadar contoh. Namun percuma juga sih, seandainya dibuat, tahunya astronot mesum ketemu alien nongkrong atau nelayan yang terperangkap putri duyung yang lagi cari mangsa. Duh! Nelembuk enak, setelah maninya muncrat, langsung gajian. Mudah, praktis, dan enak. Bayangkan di luar angkasa, atau di tengah laut. Maninya melayang.
Hehehe…

Tambahan dikit, ada nama Dea Anugrah di sini. Dua kali saya menemukan namanya disebut dalam novel. Pertama dalam Dekat dan Nyaring-nya Sabda, sekilas lewat cameo di akhir, kedua di sini, sebagai sahabat tobat. Asyik juga ya menyebut sobat Penulis dalam buku. Sungguh terasa istimewa Sang Bakat Menggonggong ini, apakah sebuah konsolidasi?

Rab(b)i | by Kedung Darma Romansha | Copyright 2020 | Penyunting Anis Mashlihatin | Pemeriksa aksara Aris Rahman P. Putra | Ilustrator sampul Hidayatul Azmi | Penata sampul dan isi M. Sadam Husaen | Cetakan pertama, Juli 2020 | Penerbit Buku Mojok | viii + 136 halaman | 14 x 21 cm | ISBN 978-623-7284-30-7 | Skor: 4.5/5

Karawang, 170920 – Yusuf Islam – Father and Son

Thx to Dema Buku, Titus Pradita, Tokped

Empat sudah, Sepuluh Menuju – KSK 20