Artsy, Poetic, Sophisticated

Tentang Menulis by Bernard Batubara

Apa pun yang kamu ocehkan secara berulang-ulang di platform digitalmu, lambat laut akan membentuk citramu…

Buku tipis yang sangat biasa. Pengalaman menulis Bung Bernard Batubara dan sisi lainnya. Kurang mendalam dibahas, kurang detail, beberapa bahkan sekadar keluh kesahnya di dunia literasi. Seperti pengalaman membuat komunitas menulis, awalnya banyak yang datang, berjalannya hari mensisa hanya satu peserta. Padahal gratis.

Mengecewakannya, membuat kesal. Hal-hal biasa, dan ditulis dengan biasa.
Perjalanannya menjadi penulis, waktu menempanya, dan keberanian menjadi penulis penuh waktu setelah keluar dari pekerjaan di dunia penerbitan yang menjamin pendapatan rutin. Lulus kuliah menjalani ‘free time’ sebelum menyelam ke rutinitas kerja. Menulis buku cinta yang mendapat respon lumayan bagus di pasar, tapi kurang ok di mutu sampai-sampai ada pembaca yang bilang sampah memberi nilai satu bintang di Goodreads sampai melecut-nya. Sepakat, tentang tak ada penyesalan telah menulis roman picisan. Karena waktu sudah berlalu, dan yang lalu hanya tinggal kenangan. Dengan roman picisan itu, Bung Bernard berhasil menulis Mobil Bekas yang terkesan! Yang menjadikannya biasa Tentang Menulis adalah, mungkin pemilihan diksi dan delivery-nya yang standar. Hal-hal biasa yang juga menimpa rakyat kebanyakan dalam kegamangan dan keraguan menentukan karier. Hal-hal biasa yang ditulis dengan biasa.

Menulis sejak 2010, buku ini menjadi karyanya yang ke-15. Menulis merupakan passionate. Buku pertama Angsa-angsa Ketapang yang terbit indie, lalu Radio Galau FM (2011), Kata Hati (2012). Buku mula yang mengalami beginner’s luck. Laku di pasar dan diterima. Landasan cukup kuat untuk benar-benar menjadi penulis. Tahun 2015 resign dari kantor lalu fokus menulis, ga masalah jika disebut pekerja lepas/freelance atau freelance writer. Beruntunglah orang-orang yang bisa memilih karier sesuai rencana dan hasratnya. Gambaran ideal, hidup hanya dari menulis.

Buku-buku saya tak semuanya mengatakan apa yang ingin saya katakan, tetapi menyokong kehidupan dengan baik sehingga saya masih di sini, bertahan, terus mencoba membuat tulisan yang baik, dan saya harap berguna (h. 67).

Siapapun yang pernah mendedikasikan berjam-jam menulis sesuatu bakal setuju. Low back pain (LBP) dan Corpal tunnel syndrome (CTS) adalah teman akrab. Asam mefenamat adalah sahabatnya penulis. (h. 72). Well, sama saja. Siapapun yang pernah mendedikasikan berjam-jam membaca sesuatu bakal setuju. Low back pain (LBP) dan Corpal tunnel syndrome (CTS) adalah teman akrab. Asam mefenamat adalah sahabatnya pembaca.

Sejatinya saya membeli buku ini karena baca buku Bung Bernard yang bagus dalam Mobil Bekas dan dan Kisah-kisah dalam Putaran. Lalu cicip Milana yang juga bagus. Ingin tahu proses kreatifnya dan seluk beluk di baliknya. Namun yah, sulit memang mengarang fiksi dengan bercerita tentang pengalaman hidup.
Buku ini ku beli tepat ketika ada info pra-pesan muncul di beranda sosmed di toko buku langganan, dibarengi buku kreatif lainnya yang berbentuk esai, sudah ada di rak Agustus 2019, terbenam dan tersingkir bacaan lain. Akhirnya bulan ini sebelum menyambut Kusala Sastra Khatulistiwa ku sempatkan baca, dan hanya butuh waktu kurang dari sejam selesai. Ku nikmati di malam panjang 5 September 2020 di sofa Doraemon ruang tengah saat pergantian hari. Sekali rebahan, langsung selesai. Tanpa ketiduran, tapi membaca tanpa ketiduran bukan berarti bukunya bagus ‘kan?! Apa yang disampaikan terlampau umum, ga banyak hal baru yang bisa diserap tentang dunia kreativitas menulis, sayang sekali. Ditambah lagi, foto close-up ‘mejeng’ setiap beberapa bab yang ditampilkan kurang ‘etis’. Ga enak dilihat, mending hal-hal narsis macam gini cukup dipajang di sosial media. Cukup pamer kegantengan/kecantikan fisikmu di dunia maya! Akan lebih bijak menampilkan foto-foto yang lebih art semisal buku-buku koleksi, foto-foto draf, pemandangan alam, sketsa literasi, gambar penunjang esai, atau jejak kreatif menulis buku. Ya, kalaupun mau menampilkan foto narsis cukuplah satu-dua, ingat ya foto sebagai pendukung buku bukan menjadi kisah, kecuali biografi/memoar yang biasanya ratusan halaman. Buku ini bahkan tak ada seratus halaman. Ingat niat saya beli buku ini untuk menikmati proses kreatif, bukan sebaliknya.

Buku bagus dan respon penjualan di pasar memang tidak segaris lurus. Ukuran bagus dan laku tentu berbeda-beda. Buku yang terjual lebih dari 1.000 eksemplar/bulan sudah masuk hitungan laku. Menulis adalah pekerjaan membosankan, sepakat. Namun pekerjaan lain yang lebih membosankan banyak sekali, bahkan pekerjaan swasta/pemerintahan yang dilakukan rutin dengan pola yang sama, juga bisa disebut membosankan. Profesi paling buruk? Menurutku enggak, prestis dan begitu membanggakan. Orang kalau ngomong literasi, ada sekelumit kesombongan, mungkin, yang jelas dunia kesusastraan sungguh jauh dari kata membosankan, proses ciptanya menyenangkan sekali diikuti. Tafsir proses kreatif, misalnya Garcia Marquez yang kemarin ku baca, bagus banget. Bagaimana pengalaman menjadi kere, bagaimana ia bangga hanya menyapa ‘hai…’ ke penulis senior idola, Ernest Hemingway, sampai dibalik hari-hari mencipta 100 Tahun Kesunyian, ketika memutuskan mematikan karakter favorit, turut menangis. Lihat, menarik bukan? Dan tentu saja, pembaca sangat suka mendalami dunia imaji yang telah kalian cipta, selama itu berhasil tune in. Menulis dan membaca, jelas tak se-mem-bosan-kan duduk di depan komputer mengerjakan tugas yang tak diminati dan disenangi, apalagi sampai meeting kena tegur atasan. Nah!

Menulis cerita adalah soal ketrampilan, soal delivery. Semua hal dalam proses menulis perlu diberi bobot setara. Gagasan yang bermakna, yang betul-betul berarti, membuat tulisanmu penting. Riset memperkuat isi, tubuh dan struktur tulisan. Imajinasi menghidupkannya. Storytelling membuatnya sedap dibaca. (h. 13).

Terakhir, saya ingin menyampaikan pendapat. Ada di pembuka buku ini, tapi mau saya taruh di penutup ulasan. Bung Bernard menyebut Franz Kafka (3 Juli 1883 – 3 Juli 1929) dan J.K. Rowling (31 Juli 1965), dan beliau tak ingin menjadi seperti mereka. Monggo saja, sudah umum menjadikan keduanya panutan. Ga ada hal yang istimewa. Tak ingin hidup seperti Kafka yang mati tak banyak menikmati buahnya, namanya abadi tapi Penulis Jerman termasyur itu tak bisa menikmati ketenaran, namanya menghebat pasca bermetamorfosis ke dimensi lain. Ok bolehlah, sepakat, ada nada kasihan akan riwayat hidup sang maestro ini. Namun untuk Rowling? Mengalami perceraian, kebangkrutan yang menempa menjadikan posisi kepepet, lalu naskahnya ditolak banyak penerbit. Jadi apanya yang engga mau? Mending naskah ditolak banyak tempat, lalu meledak di pasar dan ulasan ketimbang, cepat-cepat diterbitkan menjelma sampah! Ayolah… Artsy, Poetic, Sophisticated tujuan utama menikmati fiksi. Setiap penulis dan calon penulis ingin seperti Rowling. Mangayunkan tongkat dan berteriak, ‘accio money…

Sungguh ironis, buku tentang kreativitas menulis tapi kurang kreativitas tulisan di dalamnya. Dilakoni karo mlaku ae! Sambil mikir, sambil nulis. Sambil nulis, sambil mikir. (sleepy head).

Tentang Menulis | by Bernard Batubara | Penerbit Tanda Baca | Cetakan pertama, Juli 2019 | Editor Ageng Indra | Lay out MS Lubis | Gambar dan perancang Sampul Fitriana Hadi | Skor: 2/5

Karawang, 090920 – Roxette – Milk and Toast and Honey