The ABC Murders #29

The ABC Murders by Agatha Christie

Anda tahu, Monsieur Poirot, ini merupakan urusan yang kotor – urusan yang kotor – aku tidak suka.

Salah satu kisah detektif terbaik yang pernah kubaca. Pertama lahap pas masih sekolah di Perpus Kota Solo, Jebres. Terpesona, ini dalam rentetan baca setelah And Then There Were None… dan They Came to Bagdad. Saya ingat sekali bacanya, jam malam setelah belajar, di ruang kecil Ruang_31, Palur dalam keremangan rumah karena zaman itu masih pakai lampu bohlam cahaya orange, bukan seperti sekarang yang putih jernih nan mewah. Dengan lampu baca corong dari ‘mangkuk’ bekas produk sabun colek, kursi reyot karena dari kayu rapuh, keseringan dipaku, dan meja belajar yang dibuat sendiri dari bamboo yang ditebang di halaman kebun belakang. Sebuah gambaran kesederhanaan keluarga di masa lampau yang justru sungguh merindu.

Kisahnya tentang pembunuhan berantai yang memakai abjad sebagai sasaran korban dan lokasi. A untuk Ascher di Andover, B untuk Barnard di Bexhill, C untuk Sir Carmichael Clarke di Churston, lalu D dan ternyata segala yang tampak di permukaan tak selalu nyata. Diambil dengan sudut pandang Kapten Arthur Hastings, OBE. Saya sendiri bisa menebaknya, tampak janggal di pembunuhan D sehingga seolah korban ngacak. Sepertinya rencana itu sempurna, tapi jelas kriminal tak ada yang sempurna. Apalagi Hercule Poirot ditantang, rasa optimis membuncah, pembaca pasti sudah turut serta semangatnya ketika nama ini disebut. “Kau lihat Hastings? Seperti yang kukatakan kepadamu, selalu ada sesuatu yang akan ditemukan.”

Settingnya tahun 1935, Poirot menerima surat dari Hastings yang mengatakan pada tanggal 21 Juni, lihatlah di Andover. Surat itu menantang sang detektif, dan tertanda identitas Si ABC. Di awal sudah tampak mencurigakan akan ada pembunuhan. Dan tentu saja benar-benar terjadi. Sebagai pembuka adalah pembunuhan di toko jam satu pagi, toko posisi terbuka dan agen polisi Dover menemukan mayat wanita tergeletak di sana. Korban pertama adalah Nyonya Ascher yang telah menjanda. Meninggalkan jejak petunjuk jadwal kereta api ABC di belakangnya.

Surat kedua muncul dengan kertas cetak bermutu baik, tulisan tangan itu memberitahu bahwa tanggal 25 di pantai daerah Bexhill. Menantang kepolisian dan daya penyelidikan. Tak diragukan lagi, surat kedua ini dikirim oleh orang yang sama bila mengacu pada bentuk tulisan tangannya. Kini atensi dinaikkan. Pembunuhan kedua terjadi dengan korban gadis remaja bernama Elizabeth Barnard, pelayan kafe, seorang nelayan menemukan mayatnya tergeletak di pantai. Poirot, Hastings dkk memeriksa latar belakang sang korban. Dan bagaimana sang kakak, Megan menyebut, “Betty adalah seorang dungu kecil yang tak dapat dikurangi.” Megan kerja di kantor London, cerdas dan berpendidikan layak. Adiknya kurang beruntung. “Ia seorang bidadari dari Eden, lewat Swedia.” Dan seteru dengan gadis lain bernama Highley. Dan Donald Fraser juga ditanya begaimana jam-jam terakhir sang korban.

Surat ketiga muncul dengan pembuka, ‘Tuan Poirot yang malang…’ kali ini sang calon korban ada di daerah Churston pada tanggal 30. Cobalah lakukan sesuatu, sedikit membosankan melakukan semua ini dalam cara si ABC. Surat ditulis tanggal 27, dan mereka baru membacanya tanggal 30! Seolah-olah surat yang dikirimkan ke Poirot salah alamat, ga nyampai, barulah terlambat diterima karena dikembalikan sang petugas. “Orang tidak boleh memberikan jalan kepada kebingungan.” Tidak ada yang lebih jelek mengambil nyawa atau jiwa seorang asing daripada mencabut nyawa seorang yang dekat dan terhormat padamu.

Yang ketiga hadir lebih dramatis adalah Sir Carmichael Clarke di Churston. Sang korban berjalan-jalan dan jam 11 di hari itu ditemukan tergeletak di jalan. Kematiannya disebabkan pukulan memecahkan kepala belakangnya. Sebuah ABC yang terbuka ditemukan di atas tubuhnya. Adiknya Franlin Clarke tetap tenang memberi penjelasan kepada polisi.

Dengan pembunuhan ketiga surat kabar penuh oleh tak satupun yang lain untuk dibahas.semua jenis ‘kunci’ diberitakan telah ditemukan. Ada potret-potret dari setiap orang atau tempat yang jauh berhubungan dengan kasus. Wawancara-wawancara dilakukan setipa orang dan muncul pertanyaan-pertanyaan dari parlemen. Dengan tagline mengerikan: Ia Mungkin di Kotamu!

D itu ada di Doncaster tanggal 11 September awalnya dikira korban adalah Roger Emmanuel Downes, ternyata salah ke George Earsfield, tukang cukur. Seolah korban salah sasaran. Namun jelas ini adalah rangkaian pembunuhan ABC. Ia memilih belakang yang keliru. Dari sinilh Poirot menemukan titik terang, tautan ini mengakibat ia lebih intens memeriksa, dan jelas selalu ada motif. Pembaca mungkin terkecoh, tapi jelas ini pembunuh serial yang punya motif bukan sekadar urutan abjad. Selalu, pembunuh meninggalkan jejak yang bisa ditelaah.

Sebuah refrain lagu: “… dan tangkap seekor srigala. Dan masukkan ia ke dalam sebuah peti. Dan jangan pernah lepaskan dia.” Kau cukup selamat selama tak seorangpun mencurigaimu. Sekali kau dicurigai bukti-bukti dengan mudah didapat. Rouge, impair, manqué…!

Beberapa kali kita mengambil sudut Alexandre Bonaparte Cust (bukan dari kisah pribadi kapten Hastings) seolah selalu ada di tempat kejadian perkara, menjadi lazim untuk menyebutnya. Namun ketika bertemu langsung jelas sangat janggal. Dengan pola tersebut mengarah pada alphabet, maka di Koran-koran masyarakat dengan nama berawalan ‘D’ wajib waspada. Korban keempat terjadi di bioskop. Kali ini bukan ‘D’ tapi ‘E’ seolah merusak pola. Dengan nama Alexandre Bonaparte Cust yang membentuk ABC, jelas dengan sangat mudah kita singkirkan dari kemungkinan pelaku, Christie tak akan dengan mudah memberi klu segamblang ini. Apalagi ketika ada kalimat jelas, membunuh lalat saja tak mampu. Dengan nama besar: Alexandre the Great, Bonaparte pahlawan Prancis, sungguh berlawanan. “Tuan Cust yang malang? Ia tidak akan melukai seekor lalat.” Lily tertawa.

Era tahun 1930an yang klasik dengan informasi yang minimalis ke khalayak menjadi sangat mendebarkan. Kabar pembunuh serial berkeliaran di sekitar kita tentunya membuat ketakutan warga. Apakah korabn-korabn itu dipilih secara alfabetis, kemudian mereka tidak dipindahkan karena merupakan sumber sakit-hati kepada si pembunuh secara pribadi. Akan merupakan sebuah kebetulan yang berlebihan jika digabungkan. Poirot telah menunjukkan kecerdasan otak yang sejati dalam cara ia menanggulangi satu masalah yang sama sekali tidak sama dengan sebelumnya dihadapinya. Apa yang harus dihentikan? Pembunuhan gila ini!

Aku beranggapan bahwa salah seorang atau seluruh kalian, mengetahui sesuatu yang kalian tidak ketahui bahwa kalian mengetahuinya.”

Kau seorang yang sangat besar Tuan Poirot. Buku ini sudah dierjemahkan pula ke Gramedia Pustaka Utama.

Mengenal si Pembunuh | By Agatha Christie | Diterjemahkan dari The ABC Murders | Was originally published by John Lane The Bodley Head Ltd. USA | PB No. 76.05 | Penerbit Pochet Books Indonesia | Yayasan Karya Bakti, PO BOX 170 Bandung | Cetakan pertama, Desember 1976 | STAR Offset | Skor: 5/5

Karawang, 290620 – Bill Withers – My Imagination

#29 #Juni2020 #30HariMenulis #ReviewBuku #HBDSherinaMunaf
#AuditISO17025 #Huffhhh…

Simple Stories for a Simple Investor #28

Simple Stories for a Simple Investor by Nicky Hogan

I have three things to teach: simplicity, patience, compassion.” – Lao Tzu

Investasi itu kebutuhan. Investasi, ya Anda sudah sering mendengar kata itu. Percayalah itu bukan pilihan, tapi kebutuhan. Alhamdulillah, saya sudah mulai nabung saham awal tahun lalu, berarti sudah setahun lebih saya menggelutinya. Buku ini sejatinya for beginner. Hanya untuk investor pemula yang akan dan baru mulai nabung saham. Saya sendiri aktif di grup saham, baca-baca buku saham (ini contohnya!), baca Koran Daily Investor, Kontan, dll. Ikuti akun-akun saham yang tersebar di sosmed, sampai searching di berbagai web. Jadi ketika kubaca buku ini, rasanya sudah tahu track jalanan. Rajinlah bertanya, banyaklah berpetualang.

Kukira karena ini ditulis oleh seorang yang sudah malang melintang di pasar modal bakalan detail seru nan berdebarkan. Ternyata enggak, buku ini hanya panduan umum. Terutama yang masih ragu akan memulai, seperti judulnya, isinya juga ga njelimet. Datar sahaja. Investasi bukan spekulasi dan bukan judi. Kuno banget kalau masih berpikir seperti itu. “high risk high gain?” Sebagian besar pengulangan, atau sudah beberapa kubaca dan kudengar di tempat lain, lalu kubaca di sini?

Kubaca cepat Oktober tahun lalu, dan setelah selesai justru menemukan bahwa tulisan Bung Nicky sudah tersedia di blognya: nickyhogan.com langsung kucek, isinya sama, eh lebih variatif di sana ding karena tentu bahasa internet lebih ‘merdeka’. Wah, tahu gini saya saya baca di sana saja. Hehe… tetap sih feel-nya beda. Enakan baca di kertas, lebih nyaman. Investasi memang tidak lagi melulu soal uang dan keuntungan. Ini adalah soal nilai moral kehidupan dan masa depan bangsa dengan rakyat yang penuh rasa positif serta optimis mencintai negaranya.

Tulisan yang disaji memang mayoritas pengalamannya di BEI. Cerita tentang sosialisasinya terlihat jelas berdasar kejadian yang pernah dialami. Desa nabung saham, desa Argo Mulyo, desa transmigran di Kecamatan Sepaku, Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Dan itulah yang pertama yang ada di bumi pertiwi. ‘Yuk Nabung Saham’ diluncurkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 12 November 2015. Jepang meluncurkan NISA (Nippon Individual Savings Account) pada tahun 2014, sebuah kampanye dibarengi pemberian insentif pajak. Pada 12 Mei 2018, genap seluruh 34 provinsi di Indonesia telah memiliki galeri investasi, akses langsung ke pasar modal dan BEI. Bila terbuka, memang ada pilihan lainnya selain BEI, yaitu tercatat di bursa efek Negara lain. Untuk perusahaan-perusahaan Indonesia yang listing di bursa efek luar negeri, kembalilah, catatlah juga saham di sini di halaman rumah sendiri. Sekarang jumlah investor pasar modal Indonesia sudah jutaan. Perusahaan yang ada di BEI, jumlahnya ratusan. 20% warga kaya, sisanya 80% tetap saja tertinggal.

The best time to invest is when you have money. Beberapa mengutip dari para penanam modal terkenal Warren Buffett ada di barisan terdepan. “My wealth has come from the combination of living in America, some lucky genes, and compound interest.” Rasanya saat ini kalau kita ngomongin investor terkemuka dunia, nama inilah yang pertama muncul. Invest your linear income so you can earn exponential income, kata Bo Sanchez. Dikutip, dibagikan, ditelaah, dan dijadikan ayat bagi para pemula. Inflation is forever. Investing is the only game in town. We have to invest, without a doubt. Sayangnya beberapa masih berbahasa Inggris asli, ini kan bacaan lokal Bung, kenapa ga sekalian diterjemahkan dengan tetap memasang sumber? Mark Twain bilang, “Twenty years from now, you will be more disappointed by the things you didn’t do than by the ones you did do.

Niatan Bung Nicky jelas mulia, berbagi cerita, ngajak nabung, dan sungguh komitmen berjuang bahwa ada ‘tambang emas’ di sebuah kantor di Jakarta yang sayang kalau kalian ga turut serta! Surga punya ruanganya sendiri dan melaikat selalu punya wujudnya sendiri. Tentu saja sebuah kampanye tanpa dukungan sumber daya manusia dan infrastruktur, tidak akan menghasilkan apa pun. Meminjam istilah LKH, sahamnya ‘salah harga’, masih kemurahan, kenapa tidak biarkan saja dia terus bergerak naik.

Beberapa juga berisi motivasi dan inspirasi, bak Mario Teguh. Kita butuh berpikir, bertutur kata, dan selalu positif. Bergabunglah dengan lingkunagn yang demikian. Berdiri di antaranya, itulah umumnya para loser, pecundang yang hanya menyerahkan uangnya untuk kalah dan rugi. Alam bawah sadar kita selalu mendokrin kenapa meski mengubah sesuatu yang sudah nyaman, karena kita cenderung takut pada kegagalan. Insting manusia cenderung bertahan pada keadaan yang dianggapnya familiar, situasi nyaman. Dan tak menyadari banyak pilihan lain yang lebih baik. Pikiran manusia hanya mampu mengingat antara tiga hingga tujuh hal dalam memori jangka pendeknya. Seperti kata bijak, kita terus menerus mengutuk kegelapan, dan bukannya mulai menyalakan lilin.

Mungkin karena bukan penulis novel, gaya bahasanya terasa standar. Kurang thrilling-nya, kurang mendebarkan, kurang memacu andrenalin. Joke sih beberapa ada, tapi tetap ala kadarnya. Investasi tidak ada yang instan, tidak seperti mi kesukaanmu. Yang jelas jangan cemplungkan habis dana kita di awal investasi, sisihkan sedikit demi sedikit, sambil belajar dapatkan ‘pace’ nyaman. (Bukan ‘uang belajar atau uang sekolah’ ya, yang mengatakan seolah-olah di awal investasi selalu merugi. Ndak ada itu.) Kemudian mulai investasi langsung ke saham, resiko selalu ada seperti pengusaha, that’s it. Btw, teman-temanku menganggap kerugian diawal sebagai uang belajar, ternyata dibantah di sini. Saya sendiri, sejauh ini belum pernah tombok, cut-loss atau jual rugi, see yang penting terus peduli dan tentu saja: sabar! Banyak baca, banyak belajar menjadi komoditi utama bagi para investor pemula. Saya sendiri melebarkan sayap dari pecinta fiksi, sastra dan filsafat kini merambah ke non fiksi, buku-buku motivasi dan tentang belajar investasi kini menjadi bacaan rutin.

Ilmu yang dibagikan juga sangat umum, sudah tersedia di internet rata-rata seperti bedanya investor dan trader, waktu sebagai acuan utama, dan tentu saja sabar. Saya tak suka menggunakan kata kaya karena terkesan kapitalis, lebih nyaman menggunakan kata sejahtera.

Teorinya masuk. Ada 4 hal utama yang selalu perlu kita perhatikan dalam finansial. How to earn, how to spend, how to save, dan how to invest. Teori relativitas begitu sederhana dengan rumus yang begitu singkat tetapi membawa pengaruh yang mahadahsyat. Selalu saja aka nada berita-berita negatif yang membuat pasar saham turun, bukannya itu malah peluang mendapat harga saham murah?

Adakah hal di dunia ini tanpa resiko? Tak ada. Sekecil apa pun itu, pasti ada. Resiko adalah bagian dari investasi, jadi peluklah. Kata cepat dan mudah dengan sendirinya sudah berarti spekulasi, bukan investasi. Spekulasi resiko sangat tinggi. Jadi sabarlah. Selalu cek 2L dari OJK: Legalitas dan Logis. Legalitas untuk memertanyakan produk tercatat dan mempunyai izin dari otoritas, logis untuk memertanyakan keuntungan yang ditawarkan masuk akal. Bunga bank paling tinggi saat ini adalah 6%-7% per tahun, kalau ada tawaran yang lebih dari itu dan cepat, langsung buang ke tempat sampah. Di Indonesia ini, manakah yang lebih banyak: orang serakah atau orang lugu? Konon lapar dan nekat berteman baik.

Semua lembaga rating dunia sudah kompak bilang Indonesia, layak investasi! Indonesia diprediksi menjadi Negara kelima dan keempat terbesar dunia secara ekonomi di tahun 2030 dan 2050. Kejaiban dunia kedelapan akan selalu sama, Bunga Majemuk! Terbukti hanya dengan saham yang mampu memberikan tingkat keuntungan yang kita inginkan. Teori bunga majemuk, begitu sederhana, namun siap ‘meledak’ kekayaan kita kalau kita pintar dan mau memanfaatkannya. Einstein bilang, “He who understands it, earns it… he who doesn’’t… pay it!

Keuntungan nabung saham adalah pasar selalu terbuka. Lima hari seminggu di jam kerja, jadi ga pernah takut apakah ketika butuh duit bisa dicairkan? Beli dan simpan. Jual? Kapanpun kita mau. Kita merupakan pemegang saham dan pemilik perusahaan.

Kebanyakan dari kita bukanlah konglomerat sukses, bukan pula musisi tenar kelas international, dan karangan cerita kita pun hanya sebatas percakapan di grup chatting. Boro-boro punya banyak properti. Yang ada saja cicilannya tidak kunjung tuntas. Pasar saham selalu ada yang namanya Mr. Panik. Mereka konsisten banget paniknya. Ingat juga tiga kutipan bijak: invest your linear income, so you can earn the exponential income. Never depand on single income, make investment to create a second resource, and if you don’t fine a way to make money while a sleep, you will work until you die. Dan sedikit saja ikut race!

Saat ini memang index IHSG sedang merah, beberapa saham minus bahkan yang kakap, santuy sahaja. Saya sendiri tetap tenang dan konsisten tabung. Waktu adalah sesuatu yang pasti, dan tampaknya dia tidak suka dispekulasikan, dipertaruhkan. Membeli saham hanya karena ‘katanya’. Tidak memantau terus-menerus (detik per detik), tidak ‘bersikap ketika salah posisi’. Waktu. Ya, itulah sahabat sejatimu, yang bisa kamu andalkan untuk banyak hal. Dan dalam dunia investasi, waktu adalah segalanya. Sesekali buka aplikasinya, simple. Serumit itu? Ya sesederhana itu!

Cukup fokus ke Perusahaan kita, menjadi lebih baik, dan menghasilkan keuntungan lebih besar untuk seluruh pemegang saham. Para pendiri, pemilik, manajemen perusahaan mencurahkan energinya untuk jalan terbaik Perusahaan. Faktor fundamental kinerja keuangan Perusahaan adalah harga mati dalam menilai dan menentukan pembelian saham. Abaikan rumor di pasar, pergerakan semu, nafsu ingin untung besar dan instan. Resiko yang tertinggal hanyalah pada kinerja perusahaan yang kita beli. Itu saja, yang mana harusnya sangat bisa diminimalis dan harusnya bisa ditolerir sebagai orang perusahaan.

Perusahaan yang rajin bagi-bagi deviden, ada di IDXHIDIV20, index yang isinya 20 saham di BEI yang paling rajin bagi-bagi deviden, dan gede-gede, tinggal beli saja satu, dua, tiga. Tabung di situ, tinggal tidur uang kita tambah. Yang suka saham syariah, cek index di JII70 ada 70 saham terbesar dan terlikuid. Perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri sebelum kita lahir, dan akan terus bertahan setelah punya cucu, itulah yang wajib antisipasi. Hidup UNVR, INDF, MYOR, ICBP!!! ( Wah ternyata saya pilihnya mayoritas di costumer goods.

Niatan nabung saham memang kutujukan untuk biaya kuliah Hermione. Berinvestasi saham untuk anak dan cucu. Investor adalah orang yang selalu optimis, dan berpikiran positif ke masa depan. Masa depan keluarga, perusahaan, negeri ini. Juga untuk jaminan masa tua, saat ini di usia kepala tiga, rasanya agak terlambat memulai, tapi kalau enggak sekarang kapan lagi?

History repeating itself.

Seperti pernyataan akhir, “Bursa efek adalah berkah, dan diperuntukan untuk kita…” Yang dibutuhkan hanya keberanian luar biasa, bukan keberanian menghadapi naik turun investasi kita, melainkan keberanian memulai. Dan itu lebih dari cukup. Orientasi kita selalu sama, jangka panjang. Kita tak pernah tahu apa yang menanti di ujung sana.

Dan yang terpenting dari segalanya, modal. Ga perlu gede-gede, saya sendiri cuma buruh pabrik. Modal saya dapat dari sisipan gaji, setiap gajian saya transfer ke rekening sekuritas, lalu tabung di saham bluechip. Kalau di bulan itu sedang ada kebutuhan lebih, tetap tabung berapapun. Kalau belum memenuhi satu lot, simpan dulu saja. Nasabah-nasabah dengan untung terbanyak adalah nasabah-nasabahnya yang lupa bahwa mereka punya rekening di Perusahaan tersebut. Bulan berikutnya kalau sudah cukup belilah satu, dua lot. Begitu terus secara konsisten. Mereka merasakan bosan luar biasa (investasi memang membosankan, apa boleh buat). Kamu tahu aku adalah investor, jangka panjang. Penjang banget. Bahkan kalau memungkinkan, melampaui usiaku. Angka-angka di atas sama sekali tidak menggangguku, sama sekali. Jika saving adalah menyimpan dana untuk dibutuhkan jangka pendek, maka investing selalu ditujukan untuk jangka panjang. Itu pakem pasti dan tak bisa ditawar lagi.

Never depend on single income, make investment create a second source. Investasi seperti juga lari jarak jauh, ketika harga sedang merah, ingat saja satu jurus utama: sabar. Kata Mbah Warren Buffett. Ingatlah, pada akhirnya hidup ini adil. Mari Nabung Saham, sekarang!

Simple Stories for a Simple Investor | by Nicky Hogan | Copyright 2019 | Penerbit PT. Elex Media Komputindo | 719060331 | ISBN 978-602-04-9539-2 | ISBN (digital) 978-602-04-9540-8 | Skor: 3/5

Karawang, 280620 – Bill Witthers – Lovely Day

#28 #Juni2020 #30HariMenulis #ReviewBuku #HBDSherinaMunaf

#Lazio2-1Fiorentina #ForzaLazio