Little Women by Louisa May Alcott
“Kuharap aku tidak punya hati. Rasanya sakit sekali.”
Kehidupannya merupakan serangkaian suka duka yang menggembirakan sekaligus menyedihkan. Tuhan! Rasanya semua masalah datang bertumpuk-tumpuk, dan bahuku menanggung bagian terberat. Lanjutkan pekerjaan kalian seperti biasa, karena bekerja adalah pelipur lara yang baik. Cahaya matahari dan tawa adalah pertanda bagus untuk pesta yang menyenangkan. Pekerjaan itu bermanfaat, dan ada banyak untuk setiap orang. Pekerjaan menjauhkan kita dari rasa bosan serta kenakalan, baik untuk kesehatan dan jiwa, memberi kita perasan berkuasa dan mandiri yang lebih baik daripada uang atau mode.
Tak terasa Juni datang lagi. Dengan segenap permasalahan yang benar-benar baru, benar-benar ga nyangka akan merasakan masa pandemi. Tahun ini benar-benar berbeda dari yang segala waktu sebelumnya, terasa aneh karena pandemi semacam ini hanya saya baca di buku sejarah. Kini kita langsung mengalami, bohong kalau kalian bilang tak berdampak. Sudah empat bulan Indonesia merasakan, dan berbagai upaya dilakukan untuk menekan dan memupus laju Corona. #NewNormal Namun jelas, sebuah event tahunan #30HariMenulis #ReviewBuku tetap berjalan sebagaimana meskinya dengan 15 buku terjemahan dan 15 buku Penulis lokal. Inilah bulannya #SherinaMunaf, sudah 30 tahun sang Primadona-ku ini. Usia matang untuk nikah? Saya pilihkan pembuka cacatan tahun ini dengan Little Women, edisi khusus kover film. Saya belain beli kover ini walaupun muncul banyak versi lain. Jadi siapa bilang pemilihan kover tak ada dampak? Begitu jelas menjadi bahan pertimbangan. Terima kasih Qonita, kasih gambar dua artis favoritku di muka buku. Edisi spesial, sangat amat layak koleksi.
Roh, jawablah nyanyianku sekarang juga!
Filmnya sudah rilis dan nirgelar di Oscar tahun ini dari lima kemungkinan, buku ini dicetak ulang dengan harapan terdongkrak bersama. Karena saya menilai film Greta Gerwig sempurna akan pesona alur kisah yang merumit, yang ternyata setelah kubaca novel aslinya, banyak sekali perombakan. Hanya bersetting setahun dari Natal ke Natal, Baru setahun lalu kita mengeluh soal Natal suram yang akan kita hadapi… alurnya linier, ga ada plot yang merumit seperti di naskah film, dan di sini segalanya lebih sangat membumi, yo jelaslah. Karya asli, ditulis di masa yang sama. Sama-sama bagus, pasti.
Kisahnya tentang empat March bersaudari. Meg si sulung yang bercita menjadi model, dengan segenap upaya menahan harap akan gemerlap keglamoran, mereka keluarga miskin. Meg yang malang jarang mengeluh, tetapi ketidakadilan terkadang membuatnya merasa marah dan semua orang. “Duduk di pangkuan kemewahan.” Dalam keramahan mereka, Meg hanya melihat rasa iba pada kemiskinan.
Jo yang ambisius bercita menjadi penulis, tomboi dan berani menentang perbedaan. Rimba buku yang bisa membawanya berkelana ke tempat yang dia inginkan, membuat perpustakaan itu menjadi surga baginya. Ambisi Jo adalah melakukan sesuatu yang sangat hebat. Apa itu, dia belum tahu. Dia menyerahkannya pada waktu untuk menyingkap hal tersebuat. Kurasa aku akan menulis buku dan menjadi kaya dan terkenal, itu sesuai untukku, jadi itulah impian favoritku. “Miss Josephine March benar-benar dicetak di surat kabar.”
Amy yang suka melukis, dengan seni gambar akan kutantang dunia. Tampak sungguh egois. Aku selalu membayangkannya seperti dalam lukisan; di lukisan itu, sosok-sosok bercahaya mengulurkan tangan mereka untuk menyambut Christian yang malang ketika muncul dari air. Adegan ia membakar tulisan Jo dan persoalan tenggelam di sungai es benar-benar ada. Keduanya saling-silang, marah-sayang. Jo tiba-tiba melihat sisi lucu dari bencana itu dan tertawa sampai air mata mengalir di pipi. Dia mengangankan banyak hal, dia senang membayangkan dirinya berayun-ayun di lautan dalam perjalanan keliling dunia, ketika suara-suara mengiringinya ke darat dalam sekejap.
Si bungsu Beth yang hebat memainkan piano, lugu, dan sangat perasa. Tidak tahu caranya. Terlalu bodoh untuk belajar, tapi dia sangat suka musik. Dia melewati hari-hari yang panjang dan tenang bukan dengan perasaan sepi atau tanpa kegiatan, karena dunianya yang kecil didiami oleh teman-teman khayalannya. “Aku tahu aku akan mendapatkan musik yang kuinginkan suatu hari, kalau aku bersikap baik.” Berusaha menenangkan Beth yang gemetar dan lebih gelisah dari biasanya. Meskipun sifatnya lugu dan mudah percaya, dia paham benar apa yang digunjingkan teman-temannya, dia berusaha melupakan omongan itu, tapi tak bisa dan terus mengulangnya.
Keluarga March yang sederhana, ayahnya pergi berperang membela negara. Ibunya penuh kasih, membagi cinta kepada seluruh putrinya dengan ketegaran luar biasa. Karena betapa pun buruknya suasana hati mereka, kelembutan terakhir wajah keibuan itu pasti akan memengaruhi mereka seperti cahaya matahari. Tentang semua permainan dan rencana mereka, harapan dan kekhawatiran terhadap ayah mereka, serta peristiwa-peristiwa paling menarik di dunia kecil tempat gadis-gadis bersaudara itu hidup. Dicintai dan dipilih oleh lelaki baik-baik adalah hal terbaik dan terindah yang bisa dialami seorang wanita, dna ibu sungguh berharap anak-anak perempuan ibu dapat merasakan pengalaman itu.
Tetangga mereka yang kaya raya, tapi memiliki polemik tersendiri. Si Kaya yang merawat satu-satunya cucu tersayang Laurie. Dengan kemegahan hidup, tapi terasa isolasi. Karena Laurie yang juga remaja, maka dia langsung akrab dengan keluarga ini. Pesta dansa, pesta kebun, sandirawa, hingga akhirnya memainkan hati. Hubungan tetangga yang laiknya saudara. Aku tidak mau mendengar hal-hal sentimental tentang pujian dan sampah seperti itu. Kau mendapatkan semua keinginanmu dari orang-orang, entah bagaimana kau melakukannya, tapi kau memang terlahir sebagai pemikat. “Aku tidak tahan menghadapi orang suci. Jadilah pemuda sederhana, jujur, dan terhormat, dan kami tidak akan pernah meninggalkanmu.”
Dengan segala keterbatasan, para remaja ini menghibur dan belajar dan mencoba menata masa. “Seharusnya kita tidak terlalu menikmati suasana… naik kereta kuda, membaca dan bersantai, dan tidak boleh bekerja. Hal-hal yang dilakukan orang lain, kalian tahu…” Terasa klasik, dan asyik. Merasa kaya dengan gajinya yang kecil. Seperti yang telah dikatakannya, dia ‘suka kemewahan’, dan masalah utamanya adalah kemiskinan.
Bibi March yang begitu mengatur agar mereka bahagia di masa depan. Seorang lajang tua yang baik, cerewet demi semua ponakannya. Benar, Jo. Lebih baik jadi perawan tua yang bahagia daripada istri yang tidak bahagia, atau gadis murahan yang berkeliaran mencari suami. Itu salah satu selera aristokratisnya, dan sangat pantas, karena wanita terhormat sejati selalu dikenang dari bot, sarung tangan, dan saputangan bersih. Mendorong menikahi lelaki kaya agar tak terjadi masalah finansial. Dan segala polemik persudaraan yang umum, tapi dituturkan terasa nyata. “Jaga lidahmu. Wanita baik-baik dan terhormat adalah takdirku dan aku sebaiknya membulatkan tekad untuk mewujudkan itu.” Segala dialog dan penggambaran bibi March ini otomatis membayang wajah tua Meryl Streep. Haha…
Ada satu dua kalimat unik tentang hewan peliharaan. ‘Sementara itu Scrabble, tikus perliharaan Jo…’ Ini jelas mengingatkanku pada tikus Ron di Harry Potter bernama Scabbers yang dikemudian hari kita tahu adalah Peter Pettigrew. Haha… adakah sebuah tautan ataukah sebuah kebetulan? Ned, yang menjadi sentimental, menyenandungkan lagu cinta dengan refrain penuh perenungan. Kami senang mengamati, karena pemandangannya tidak pernah sama, tapi selalu luar biasa.
Pelayan setia mereka Hannah yang menjaga sedari kecil, berperan penting ketika Ibu March harus ke Washington sebab suaminya cedera. Titip ciuman untuk ayah tersayang di pipi sebagaimana ia mencium diriku. Oh pulanglah segera pada yang mencintaimu –Beth. Konflik yang disodorkan lumayan berat. Di era perang saudara, si bungsu yang terkena virus sakit parah, mati? Selamat? Atau cedera permanen? Dan sebagai buku pembuka, tanya waktu guna menantang masa depan, bagaimana perjalanan ini akan ditempuh. “Ibu tidak pernah suka pekerjaan rumah tangga, dan ibu akan libur hari ini, membaca, menulis, bertandang, dan menghibur diri.”
Kelompok yang tenang di hutan ini sangat menarik bagi jiwanya yang resah. Ada klub sandiwara yang ditulis sendiri, diperankan sendiri, untuk menghibur anak-anak tetangga. Bermain sandiwara dan tableaux, bersenang-senang dengan kereta luncur dan sepatu es malam-malam yang menghibur di ruang tamu kuno, lalu sekali-sekali pesta kecil meriah di rumah besar. Jo yang suka membaca, mengadopsi Penulis terkenal Charles Dickens menyebut kelompok mereka Pickwick Club. Maka kenapa ga kita pakai juga? Wait… ‘Busy Bee Society’. Jo tertawa, Meg mengomel, Beth memohon, dan Amy meratap karena dia tidak ingat jumlah Sembilan dikali dua belas. Tetapi, seperti semua kesenangan, hal itu tidak berlangsung lama… “Aku tidak menyesal, aku akan melakukannya lagi besok kalau perlu, hanya bagian lemah dirikulah yang menangisi cara bodoh ini.”
Well, saya bulan lalu berhasil membeli The Good Wives, melengkapi Jo’s Boy yang sudah kupunya sebelumnya. Jadi rasanya akan sangat panjang cerita Jo bersaudara ini, entah ada berapa seri yang jelas Little Women menancapkan pondasi cerita yang sangat rupawan. Nyaman dengan segala keunikan tiap karakter. Seperti Meg yang tumbuh lebih cepat dari perkiraan. Meg tidak boleh mengikatkan diri dengan cara apa pun, juga tidak akan menikah, sebelum berumur dua puluh. Kalau dia dan John saling mencintai, mereka bisa menunggu dan menguji cinta dengan melakukan hal itu. Dia menyelamatkan ibu dari banyak kata-kata tajam dengan isyarat kecil dan tatapan lembutnya. Waktunya sebuah perkataan dengan topik yang sangat serius memperindah hati dan kepala kecilmu yang romantis.
Seperti nasihat ibu. Anakku, sudah waktunya kau mulai menghilangkan kesombongan itu. Kau memiliki banyak bakat dan kebaikan, tetapi semua itu tidka perlu dipamerkan, karena kesombongan akan menghancurkan jenius terhebat. Tak perlu khawatir bakat atau kebaikanmu akan diabaikan; bahkan kalau diabaikan pun, kesadaran bahwa kau memiliki dan memanfaatkannya dengan baik sudah akan memuaskan hati. “Anakku jangan biarkan matahari membakar kemarahanmu, bermaaf-maaflah, saling menolong, dan besok mulai dari nol lagi.”
Buku tentang harapan masa muda, dengan berbagai kendala yang dihadapi para remaja. “Cita-citaku berada dalam sinar mentari nun jauh di sana. Mungkin aku tak dapat mencapaiknya, tetapi aku bisa mendongak dan melihat keindahannya, dan berusaha mengikuti ke mana ia pergi.” Kalian pasti sudah sangat akrab sama kehidupan Jo bersaudara ini. Saya khusus beli kover terbitan Qonita karena memasang gambar Saoirse Ronan dan Emma ‘Hermione’ Watson. Kalau kalian pusing tipikal empat karakter utama, lihat saja kovernya, saya memakai rumus ‘BeJo MAy’ – dari kover beruntun dari kiri ke kanan: Beth, Jo, Meg, dan Amy. Hehe… sebuah upaya menanam ingatan dengan sederhana. Ada banyak tawa, ciuman, dan cerita dengan cara sederhana dan penuh kasih sayang, yang membuat perayaan di rumah begitu menyenangkan serta begitu manis untuk dikenang lama sesudahnya.
Karena selalu menyenangkan ketika dipercaya dan pujian seorang teman selalu lebih manis dari sanjungan berlebihan dalam selusin surat kabar. Semakin besar cinta dan kepercayaanmu padaNya, kau akan merasa semakin dekat denganNya, dan semakin kecil pula ketergantuanmu pada kekuatan serta pandangan manusia. Karena cinta dapat mengusir rasa takut, dan rasa terima kasih dapat menaklukkan kesombongan. “Kalau kita semua masih hidup sepuluh tahun ke depan, mari kita bertemu dna melihat berapa banyak dari kita yang berhasil mewujudkan keinginannya, atau sedekat apa kita pada keinginannya tersebut.”
Masa muda akan sangat menyenangkan, usia tua hanya membawa sedikit penyesalan, dan kehidupan menjadi keberhasilan yang indah, meskipun dalam kemiskinan. Patut dinanti, eh sangat patut ditunggu petualangan berikutnya Jo bersaudari ini. Ayoo segera #unboxing Good Wives!
Aku hanya berharap kita semua tetap sehat dan bersama, tak ada yang lain.
Little Women | by Louisa Alcott May Alcott | Diterjemahkan dari Little Women | Penerbit Qonita | Penerjemah Utti Setiawati | Penyunting Prisca Primasari | Proofreader Emi Kusmiati | Desain sampul Columbia TriStar Marketing Group | Edisi kesatu, Cetakan I, Maret 2013 | Edisi kedua, Cetakan I, Desember 2019 | 436 h.; 20.5 cm | ISBN 978-602-402-168-9 | Skor: 5/5
Karawang, 290520-010620 – Bill Withers – Who Is HE (And What Is He to You)
#1 #Juni2020 #30HariMenulis #ReviewBuku #HBDSherinaMunaf