Romantisme Duka Luar Biasa

The Fault in Our Stars by John Green

Sadarlah, berusaha menjaga jarak dariku tidak dapat mengurangi rasa sayangku padamu.”

Novel yang luar biasa menyedihkan. Ini bukan buku tentang kanker, karena buku tentang kanker itu payah. Air pilu laksana air bah yang menghantam deretan kata sejak mula hingga perasan titik kalimat akhir. Bayangkan, The Fault in Our Stars garis besarnya bercerita tentang pasangan remaja yang keduanya sekarat, satu bermasalah dengan paru satu lagi memakai satu kaki palsu. Sederhananya keduanya sakit kanker yang menggerogoti organ vital, dan berdua harus bertahan demi kasih. Saling mencinta, saling menjaga, sampai maut benar-benar memisahkan. Berkumpul di kelas sharing is caring dalam lingkar orang-orang yang terluka, lalu membaginya seolah berbagi kepedihan ini adalah sejenis obat mujarab. Butuh kekuatan dan ketabahan berlebih untuk menyelesaikan buku kedua John Green yang kubaca setelah Paper Town yang unik itu, butuh ketegaran untuk mengetahui bahwa kepergian orang terkasih bergitu bermakna. Menangislah, walau hatimu sekeras batu. Tapi, sesungguhnya depresi bukan efek samping kanker. Depresi adalah efek samping sekarat.

Kisahnya tentang Hazel Grace, berusia enam belas tahun mulanya mengidap kanker tiroid, tapi dengan koloni pendompleng yang bermukim di paru-paru dan tindakan sabar berhasil bertahan tiga tahun terakhir. Bagaimanapun aku lebih suka menyendiri bersama Boneka beruang Bluie. Berkenalan dengan August Waters di sebuah sharing orang-orang yang juga sakit di besmen gereja. “Secara harfiah kita berada di dalam jantung Yesus. Kupikir kita berada di ruang bawah tanah gereja, tapi secara harfiah kita berada di dalam jantung Yesus.” Berteman dengan Isaac yang menderita sakit mata, akan dioperasi hingga mengalami kebutaan. Bersama teman-teman lainnya, mereka mencoba bertahan dan seolah berlomba menjadi paling akhir berdiri. Perkenalan dengan Gus mengubah banyak hal. Sharing yang awalnya membosankan menjadi picu semangat. Kenapa Gus melihatnya tanpa kedip penuh minat, nantinya kita ketahui. Aku hanya memilih di antara kebenaran-kebenaran yang ada.

Teman akrab Hazel, Katlyn sering mengajaknya jalan ke mal, ke toko buku, ke berbagai tempat. Pertemanan lama sebelum Hazel sakit itu bertahan lama karena Katlyn membuat cerita-cerita remeh menjadi serius. Cerita tentang cowok, kebosanan pelajaran, dan rutinitas remaja lainnya. Hazel selalu membawa kanula, berselang ke kedua lubang hidupnya untuk menghirup udara segar. Konsentrator oksigen berbentuk persegi empat besar yang disebut Phillip karena memang mirip dengan seseorang bernama Phillip. Awalnya berharap persahabatan ini lebih banyak diungkap dan ditampilkan, tapi enggak, cerita akan lebih banyak berkutat dengn Gus, jadi otomatis si Katlyn hanya tokoh pembantu. Bahkan nantinya ada penyataan, Gus adalah sahabat terbaik kedua. Siapa nomor satu? Katlyn? Nope. Sahabat terbaikku adalah Mom. Aku menyukai Mom, tapi kedekatan yang terus menerus terkadang membuatku gugup dengan ganjilnya.

Gus di hari pertama kenalan, langsung mengajak ke rumahnya, menonton film V For Vandetta yang cool di mata cowok karena tampilan aksi yang lumayan melimpah. “Karena kau cantik. Aku suka memandangi makhluk cantik, dan beberapa saat lalu kuputuskan untuk tidak mengingkari kenikmatan sementara keberadaanku.” Lalu muncul keheningan singkat yang canggung. Kamar Gus penuh dengan poster kalimat motivasi: Rumah adalah tempat hati berada. Sahabat baik sulit ditemukan dan mustahil dilupakan. Cinta sejati muncul dari masa-masa yang berat. Dst. Sementara Hazel memberi rekomendasi balik buku yang terkesan sekali, buku yang seolah ditulis untuknya. Berjudul Kemalangan Luar Biasa karya penulis Belanda yang pernah merantau ke Amerika, Peter Van Houten. Cerita bukunya mengggantung, karena akhir buku mempertanya akhirnya Anna akankah menikah dengan Lelaki Tulip? Sejatinya tragedi apa yang menyelingkupi? Sejujurnya aku menganggap realitas para pembaca tidaklah menyenangkan. Ketika Gus menyupir sering tersentak-sentak, karena kopling dan rem yang dikelola tak selancar umumnya. Maka beberapa kali, Hazel menggantikan. Begitu juga sebaliknya, Hazel yang butuh teman cerita, Gus akan kasih waktu: unlimited untukmu. Mereka benar-benar saling mengisi. Nah di sinilah duka romantismenya, menunggu maut menjadi begitu mendebarkan karena sudah dekat entah siapa yang duluan, siapa yang akan menulis obituari? Sebuah janji harus disampaikan karena sebuah statistik, setengah perkawinan berakhir setahun setelah kematian seorang anak.

Hubungan unik mereka menuntut kasih berlebih. Gus, mantan pemain basket, dan duka akan kematian Caroline Mathers, dan semua orang berduka karena kematiannya. Bank favorit The Hectic Glow mengiringi banyak aktivitas. Kau tahu bukan, ‘selalu’ merupakan sebuah janji. August menakjubkan, tetapi dia berlebihan dalam segala hal di piknik ini hingga bergaung ke roti lapis secara metaforis, rasanya mengerikan dna monolog hafalan yang mencegah terjadinya percakapan. Semuanya terasa Romantis, tetapi tidak romantis.

Obsesi akan kelanjutan cerita Kemalangan Luar Biasa mencipta petualangan menakjubkan. Hazel sudah menulis banyak surat penggemar, tak satupun dibalas. Maka Gus mencoba mengirim email, dan ternyata dibalas oleh asistennya, Lidewij. Betapa bergairahnya Hazel, setelah berulang jawab korespondensi, akhirnya sang Penulis mengundang mereka ke Amsterdam. Merentang jauh ke Eropa, sempat ragu karena perjalana delapan jam udara apakah Hazel akan berhasil mendapat izin dokternya? Apalagi setelah trace seminggu lebih di rumah sakit, yang perlu penanganan khusus. Tidur dapat memerangi kanker. Kanker tidak akan hilang, tapi kita dapat melihat orang-orang dengan tingkat penetrasi tumor seperti bisa bertahan hidup lama. Namun inikan hidupmu Grace, kesempatan tak datang dua kali, dan kita tak tahu kapan bisa melakukannya. Ke Eropa bertemu ekslusif mendapat jawab, langsung di rumahnya! Hanya bersyarat tak ada rekaman, tak ada pernyataan resmi akhir perjalanan hidup karakter favorit Anna. Wow, bayangkan. Kamu diundang ke London ketemu JK Rowling khusus untuk mengetahui nasib sebenarnya Profesor Lupin! Semacam itulah.
Perjalanan di ibukota Belanda itu berjalan menakjubkan sekaligus memuakkan. Takjub karena di restoran mewah dan sampanyenya yang lezat, waktu-waktu berharga di museum Anne Frank dan kejadian di depan surat-surat pameran, serta tindak lanjut di hotel dengan diagram vens. Yang memuakkan justru dari poin tujuan ke sana. Peter yang penulis hebat itu, kasar dan alkoholik. Peter yang mabuk cerocos kata, “Seperti semua orang berpenyakitan lainnya, kau mengatakan tidak menginginkan belas kasihan, tapi keberadaanmu sendiri bergantung pada belas kasihan itu.” Sedari mula ke tempatnya memencet bel sudah kacau, maka tak heran perpisahan juga kacau. Sedih juga, Peter yang bertenta luar biasa ini mengambil sikap kasar. Kau bisa menilai orang dari cara mereka memperlakukan para pramusaji dan asisten. Well, alasan utama nantinya menjadi kejut seru. Kehidupan pribadinya yang tak berjalan normal, dan pakaian Hazel yang berpose dan menyerupa Anna laiknya tokoh novel justru memicu amarah.

Segala upaya untuk berpura-pura melakukan interaksi sosial normal sangatlah membuat depresi, karena jelas sekali semua orang yang kuajak bicara di sepanjang hidupku akan merasa dan malu berada di dekatku, kecuali mungkin anak-anak seperti Jackie yang masih polos.
Sekembali ke Indiana, segalanya coba dibuat normal. Namun jelas tak ada yang normal di antara mereka. Ada yang pamit duluan, lalu warisan cinta coba dibuat. Hampir semua orang terobsesi untuk meninggalkan tanda di dunia. Meninggalkan warisan. “Aku takut dilupakan selamanya. Ketakutanku itu seperti orang buta yang takut kepada gelap.” Siapa pun yang duluan, kalian laik turut berduka. Inilah kehidupan, kematian adalah niscaya, hanya masalah waktu. Kematian adalah agen perubahan, ditelan zaman, dicium modernitas. Kedukaan tidak mengungkapmu, kedukaan mengungkapkan dirimu. Kepedihan menuntut untuk dirasakan.
August Waters adalah cinta tragis terbesar Hazel, tak diragukan. Kisah cinta epik ini menemui titik akhir yang menjadi mula tanya langkah hidup lainnya. Cerita remaja tapi mengetengahan kesedihan mendalam.romantisme duka luar biasa. Keadaan mencipta kepedihan. Keadaan membuat keduanya sulit bergerak, dan eksekusi endingnya sangat pas. Natural, senyata diksi. Zeno paling dikenal karena paradox kura-kura.

Kita semua hanya efek samping. Tertitip di kapal-kapal kesadaran. Omnis cellula e cellula, semua sel berasal dari sel. Semua sel dilahirkan dari sel terdahulu. Kehidupan berasal dari kehidupan. Kehidupan menciptakan kehidupan… Ketika air pasang datang menempa, Lelaki Tulip Belanda itu memandang lautan: “Pemersatu, pengajar, peracun, pemendam, penyingkap. Lihatlah, pasang dan surut, membawa segalanya bersamanya.” / “Apa itu?” tanya anna. / “Air,” jawab Lelaki Belanda itu. “Dan juga waktu.”Peter Van Houten, Kemalangan Luar Biasa.
Ah kehidupan. Ah dunia ini. Dunia ini pabrik perwujud-keinginan ataukah dunia bukan pabrik pewujud keinginan. Aku tahu ini keputusan yang sangat sastra dan sebagainya. Hidup dengan rasa sakit bukanlah mustahil. Rasanya menyenangkan hidup kembali dalam fiksi yang tak kunjung berakhir. Oke adalah kata yang menggoda, oke penuh dengan seksualitas.

Apa yang terjadi pada mereka? Mereka semua tidak ada lagi begitu novelnya berakhir.

The Fault in Our Stars | by John Green | Copyright 2012 | Diterjemahkan dari The Fault in Our Stars | Penerbit Qonita | Penerjemah Ingrid Dwijani Nimpoeno | Penyunting Prisca Primasari | Proffreader ynni Yuliana M. | Layout sampul Dodi Rosadi | Cetakan ke VI, Juli 2014 | 424 h.; 20.5 cm | ISBN 978-602-1637-39-5 | Skor: 4/5

Untuk Esther Earl

Karawang, 280520 – Bill Withers – I Want To Spend The Night

Thx to Raden Beben (Bekasi)

3 komentar di “Romantisme Duka Luar Biasa

  1. Ping balik: #Mei2020 Baca | Lazione Budy

  2. Ping balik: Buku-buku yang Kubaca 2020 | Lazione Budy

  3. Ping balik: Looking for Alaska | Lazione Budy

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s