Kakegurui: Judi itu Ada Seninya

“Even lacking trust, people can be manipulated with the promise of profit.”

Wow, ketika Yumeko bilang sweet sekali makanannya di akhir saya langsung bilang wow. Keren. Tanpa tahu ini film tentang apa, sejatinya lemparan kartu remi di atas meja itu menjelma thrilling. Benar-benar seni berjudi. Sungguh beruntung, saya tak tahu detail film ini. Bahkan judulnya baru tahu setelah ku-Googling yang berarti maniak judi. Posternya memperlihatkan gadis dengan pose mengintip dengan kartu Joker. Andai kulihat posternya sebelum main, pasti saya menebak jagoannya Yumeko, padahal sepanjang film yang tampak digdaya adalah Murasame yang cool dan misterius. Bahkan ia bisa menghitung kartu, bak seorang dewa judi. Di Sabtu dini hari (18/04/20) setelah nonton Blue Summer dari Jepang juga, yang terasa so so, melanjutkan film ini tanpa banyak ekspektasi. Cling cling cling… Jackpot!

Kisah dibuka dengan laporan reporter sekolah elit Hyakkaou Private Academy, bahwa OSIS mengusung judi sebagai pembuktian berkelas. Sekolah ini memang mencipta lulusan hebat, dan permainan haram ini dilegalkan. Bersegaram merah cerah, sangat kontras dan menyolok mata. Dengan kamera berjalan menelusur mengikutinya, kita diarahkan ke sebuah ruangan bak tempat judi Las Vegas, dengan di atas singgasana sebagai ketuanya. Di sekolah ini, permainan judi menjadi kewajiban, walau tampak kejam bagi pecundang dengan memakai kalung, gengsi dan pertaruhannya benar-benar tinggi. Menang berarti uang melimpah, harum namanya, kalah menjadi budak sehingga menjadi bully-an.

Tersebutlah organisasi tandingan yang menentang OSIS, dalam adegan dramatis tampak cool dikepalai oleh Eri Arukibiju (Haruka Fukuhara) berseragam putih, melakukan promosi, menentangnya, melawannya. Mereka menempati gedung sebelah, menyusun strategi berlawanan, dan diketuai oleh sosok cool Murasame (Hio Miyazawa), yang nantinya baru kita tahu pernah mengalahkan dewi judi, lalu pensiun. Mereka membuka pendaftaran anggota baru, Sang murid baru Jabami Yumeko (Minami Hamabe) masuk. Tampak misterius, dan ternyata sangat canggih mainnya.

OSIS lalu melakukan kompetisi judi untuk menyingkirkan Villey dengan hadiah umum menjadi perwakilan dewan dan hadiah istimewa: rencana masa depan bebas menulisnya, panitia akan berupaya mewujudkan impian itu. Demi kepadatan durasi hanya dua sistemnya, seleksi semua yang mau daftar dengn aturan sederhana ‘gunting batu kertas’ lalu disaring, menjadi hanya delapan peserta, satu tim dua orang jadi setelah lolos, langsung ke semifinal. Murasame sendiri diminta ikut, sama anggotanya, tapi keukeh tak hadir. Maka demi perlawanan untuk mempertahankan Villey, sebagian dari mereka yang jago manipulas join.

Bagi penonton yang tak ikuti manga-nya tenang, akan dijelaskan aturan mainnya. Sederhana, tapi tetap mengutamakan adu cerdik/bejo. Babak pertama adalah mengumpulkan poin, setiap peserta memiliki tiga kartu dengan aturan umum, ‘gunting’ mengalahkan ‘kertas’, ‘kertas’ mengalahkan ‘batu’ dan ‘batu’ mengalahkan ‘gunting’. Yang kalah menyerahkan kartunya ke yang menang. Pertandingan acak, jadi siapa saja boleh beradu pilih lawan. Semakin banyak kartu yang dikoleksi semakin besar poinnya, dan maju ke semifinal.

Peserta pertama: Ada satu peserta yang kaya raya, bukannya main dia malah membeli kartu-kartu lawan. Ga heran ia dan ‘pelayan’nya masuk. Peserta kedua: adalah jagoan yang sedari mula tampak menonjol: Yumeko dan partner lolos setelah banyak manipulasi lawan, menghitung persentase, bahkan menipu pasangan demi poin. Peserta ketiga adalah si gadis cool pembela Aruki, dan si rambut pendek yang tampak berontak. Dan yang terakhir adalah pasangan OSIS unggulan juga. Keempat tim lalu dibuka untuk umum, bagi siapapun yang mau bertaruh, dan ini tentatif. Artinya selama permainan berlangsung-pun para siswa bisa menanamkan duitnya menjagokan siapa, ada layar terkembang yang memperlihatkan persentase sebelum benar-benar ditutup. Dan suara mereka sangat berpengaruh akan hasil akhir. Karena akan dihitung persentase-nya dikali gim yang dimenangkan.

Aturan gim-nya sangat sederhana, gede-gedean kartu. Setiap pemain mendapat 8 kartu: 1-7 & joker. Joker bisa menjadi nomor berapa saja. Ketika keempat pemain melempar kartu yang dibuka bersama, maka pemenang diambil kartu lain yang lebih besar. Ada bandarnya, yang ceria. Justru mencuri perhatian, cakep. Hanya seperti itu, tapi degub misterinya sampai ke sumsum, daya ledaknya membumbung penuh penasaran tiap remi diletakkan di meja. Kiu-kiu gaya Jepang, eksotis dengan penampilan gadis-gadis anime menjelma nyata.

Film menjadi dramatis ketika, si cool yang dulu pernah mengalahkan ratu judi akhirnya tampil menggantikan si rambut pendek, yang detik-detik menuju dimulai laga malah ga muncul. Ia diculik, pelakunya? Jadi kejutan akhir. Aturannya sih ga boleh Murasame ikut serta, tapi karena ia istimewa dan ada ‘rasa’ dengan sang ratu, maka ia punya hak prerogatif untuk mengesahkan turut serta. Maka duel semifinal pun dimulai. Tampak hebat memang, ia bisa menghitung kartu. Yang paling hebat nan memikat ternyata adalah Yumeko, memegang kartu truf. Memiliki strategi dua-tiga langkah ke depan. Partai final siapa versus siapa mungkin ketebak, tapi siapa yang menang dan dengan cara apa, kalian pasti meleset. Selain itu, suara siswa dalam menaruh uangnya ke pihak siapa menjadi startegi sendiri. Selamat datang di pertandingan judi berkelas, di mana setiap kartu yang muncul menampilkan belalak kejut. Saya jadi fan baru Minami Hamabe, mari kita lihat beberapa film lain yang sanggup kukejar.

Pasca nonton langsung ke sher grup BM – Bank Movie, ga tahu ini film jenis apa? Barulah kucari di internet. Ternyata berdasarkan manga yang sudah dibuat anime-nya tahun lalu season dua, dan ini adalah adaptasi live action pertama. Mungkin bagi yang mengikuti serialnya bisa menebak arah kartu, karena udah tahu detail kisah, mungkin. Namun bagi yang awam kayak saya, sungguh memesona. Shock, pola dan gairahnya dapat banget, permainan pikiran. Kejutan di ending, bagaimana kartu seni dilempar tertubi-tubi, dramatis sekali. Setelah ketinggalan tiga gol bisa-bisanya membalikkan keadaan, mirip pertandingan Liverpool yang mind-blowing. Ada yang masih ingat gim Reds versus Dortmund di liga Eropa? Mirip tandukan Sakho-lah endingnya. Bikin draf cerita dengan satu gim berempat peserta, masing-masing pegang 8 kartu yang berarti hanya 4×8 = 32 perkiraan kejadian, bisa bikin deg-degan kayak nunggu ciuman pertama pacar baru. Eh

Kita sudah kemakan pameo, judi itu diatur Bandar. Maka para pemain adalah gembala yang di-angon dengan rumput uang sebagai umpan. Pada dasarnya, permainan ini candu. Tak heran para siswa yang tajir seolah uang mengalir terus tak merasa sedang dirampok. Unsur ketegangan menjadi komoditi utama film-film sejenis ini, Kakegurui jelas memenuhinya, melimpah malah, karena tiap langkah memberi kerut pikir bertubi. Judi memang menjanjikan kemenangan! “Bring on the madness!”

Kakegurui | Japan | Year 2019 | Directed by Tsutomu Hanabusa | Screenplay Tsutomu Hanabusa, Minato Takano | Manga Homura Kawamoto, Toru Maomura | Cast Minami Hamabe, Mahiro Takasugi, Aoi Morikawa, Yurika Nakamura, Matsume Mito, Ruka Matsuda, Natsumi Okamoto, Elaiza Ikeda, Hio Miyazama, Haruka Fukuhara, Yuma Yamoto, Miki Yanagi, Sayuri Matsunura | Skor: 4.5/5

Karawang, 210420 – Bill Withers – Family Table