Buku Baru Februari 2020

Harbolnas sembilan buku akhir Januari bisa selesai baca-ulas, apakah lima belas ini akan selesai akhir bulan? Tentu saja tidak. Baca santuy ya…


“Waktuku belum tiba, ada orang-orang yang terlahir setelah ia mati.” – Nietzsche

Bulan Februari tahun ini saya beli 15 buku dari dua toko yang berbeda.

Toko Buku Daring Fatikah Books Store, Yogyakarta

Pertama kali beli di sini. Respon dan komunikasi sangat Ok, karena bahkan dia mau memilah bungkus jadi dua hanya untuk menyelamatkan ongkos kirim. Jadi dua buku ini lebih dari sekilo, maka sekilo ditaruh di Shopee, sekilo dimasukkan di Wahana. Mantab sih, walau saya sendiri sebenarnya ga mau repot. Jutru yang jualan yang repot, saya hanya klik sekali bayar di Shopee. Hehe, nuhun.

1. Emma – Jane Austen

Pelan-pelan kunikmati, satu demi satu karya Jane Austen. Setelah Lady Susan yang penuh surat, dan rangkupan kutip A Fair Lady, kali ini saya berkesempatan dengan Emma. Lima tahun lalu, seharusnya buku ini sudah kubaca. Sayang sekali pas ulang tahun itu, saya malah membawa oulang empat buku Tere Liye. Tahun ini akan difilmkan. Baiklah, memang waktu yang tepat itu sekarang.

2. Sepotong Senja Untuk Pacarku – Seno Gumira Ajidarma

Sudah baca cerpen utamanya. Kali ini lebih banyak, karena selain dalam bentuk Trilogi Alina ada Peselancar Agung dan Atas Nama Senja. Beberapa cerpen sudah kubacakan ke Hermione, pelan-pelan saja. Memang buku istimewa.

3. The Golden Road – L.M. Montgomery

Saya terpesona sama The Story Girl. Luar biasa, mengalir nyaman tentang hari-hari di Amerika kehidupan remaja yang memiliki fantasi tinggi. Ini adalah lanjutan kisah Sara Stanley di Carlisle dkk, kali ini berencana mendirikan semacam majalah. Tak sabar memasukkan dalam antrian.

4. Monte Cristo – Alexandre Dumas

Sudah pengen buku ini lamaaa banget. Baru kesampain pas kena diskon jadi 40k. Sudah baca, selama dua minggu kucicil antara bacaan lain. memang luar biasa ceritanya. Tentang Edmond Dantes yang difitnah, dari manusia merdeka bermasa depan cerah menjadi tahanan politik paling berbahaya, di Pulau If dalam keterbatasan, menjelma kokoh, lalu menata misi balas dendam. Ulasan lengkapnya, nantikan!

Gramedia World Karawang

Memeringati ulang tahun BCA ke-63 tahun, diskon 30% untuk buku terbitan Gramedia Group selama dua hari 22-23 Februari 2020 dengan menggunakan kartu Flazz, yang merupakan Gramedia Card-ku yang jarang kupakai, akhirnya isi ulang demi diskon.

5. Segala-galanya Ambyar – Mark Manson

Dirilis bulan Februari, dibeli, dibaca selesai di bulan yang sama. Kehebohan Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat memang menular. Buku kedua ini, bisa dengan mudah diprediksi akan best seller lagi. Sebuah buku tentang harapan. Draf sudah ada, tinggal edit dan pos. Nantikan!

6. All the Bright Places – Jennifer Niven

Kebetulan pas di Gramedia, tiba-tiba saja di grup Bank Movie bahas film ini, adaptasi Netflix, makanya langsung kuangkut pulang. Saya tak tahu apapun tentang buku ini. Sebuah perjudian, anggap saja sebelum nonton filmnya kita nikmati dulu cerita tulisnya.

7. Anthony Giddens: Suatu Pengantar – B. Herry Priyono

Bukunya tipis, diniatkan untuk selingan baca. Menyangkut the third way think-thank. Apa itu? Mari kita lahap.

8. Give and Take – Adam Grant

Saya terpesona Origin, maka ketika melihat buku beliau ada yang lain, tanpa banyak pikir langsung kuangkut ke kasir. Apalagi temanya tentang memberi, membantu orang lain untuk mendorong kesuksesan, tema yang sudah sangat sering kudengar di inspirasi pagi di kantor.

9. The Book of Mirrors – E.O. Chirovici

Barusan banget selesai baca. Dari Penulis Rumania, ini adalah buku pertamanya berbahasa Inggris, perjuangan menerbitkannya luar biasa setelah ditolak banyak penerbit. Cerita detektif dengan sudut pandang tiga karakter. Ini bukan tentang siapa pembunuhnya? Tapi lebih ke mengapa dilakukan? Twist. Kalian akan terpaku tegang, sampai kalimat akhir. Nantikan juga ulasannya.

10. Travelling to Infinity – Jane Hawking

Filmnya memukau, mengantar Eddie Redmayne memenangkan Oscar. Tak banyak yang bisa kuceritakan karena ini akan jadi buku pertama Stephen Hawking yang kubaca.

11. Looking for Alaska – John Green

Setelah uji coba Paper Town yang sukses membuat takjub, buku Green lain tinggal masalah waktu. Kali ini Mencari Alaska. Green spesialis novel remaja, entah kenapa novel remaja kalau dari Amerika masih nyaman diikuti ketimbang lokal. Cerita lebih kompleks dan pembawaannya lebih liar?

12. Bicara Itu ada Seninya – Oh Su Hyang

Semoga menjadi pemicu lebih mantab lagi ketika berkomunikasi, terutama ketika di depan publik. Help me Su!

13. 100 Tokoh Modern Paling Berpengaruh – Arby Syahputra

Saya sudah membaca 100 Tokoh-nya Michael Hart. Buku keren sekali yang mencantumkan Naabi Muhammad SAW nomor satu. Ini versi lokal dengan alfabet urutan dan era sekarang. Sekadar tahu saja sih, kalian pasti juga bisa menyusunnya dengan mudah siapa saja di era digital gini. Namun tak ada salahnya kita turut versi Arby. Apakah ada dari Indonesia?

14. Silence – Shusaku Endo

Ketika film karya Opa Martin Scorsese rilis, saya sudah memplot akan membaca novelnya. Setelah lima tahun, akhirnya datang juga. Kita adalah apa yang kita pikirkan-kan?! Jepang abad 17 periode Edo, kritenisasi Barat mengarah ke sana.

15. Kitab Para Pencibir – Triyanto Triwikromo

Bikin cerpen beliau handal. Mencoba bikin novel lumayan ok. Kali ini puisi. Hhhmmm…

Karawang, 090320 – Sherina Munaf – Here To Stay