“She wants to meet me at the top of the Empire State Building. On Valentine’s Day.”
===tulisan ini mungkin mengandung spoiler===
Di era jayanya Radio bisa mencipta banyak hal menyenangkan untuk khalayak umum. Buat kirim lagu, buat teman belajar, buat teman perjalanan, buat curhat, buat konsultasi sampai mencari jodoh. Pernah diprediksi radio akan redup ketika invasi televisi, nyatanya enggak. Begitu juga seterusnya, televisi akan tergeser dengan kemunculan platform tayangan daring. Sampai sekarang radio tetap eksis, hanya peminatnya turun saja. Saling mengisi, saling memikat para penikmatnya. Tahun 1990an ketika Radio masih banyak pendengar dan jadi pokok yang menjadi pusat perhatian, banyak hal mungkin terjadi, termasuk asmara. Di era handphone belum semenjamur ini, era Whats Up belum jadi embrio platform komunikasi, romantisme klasik menyelubungi umat manusia.
Kisahnya tampak klise kalau kita yang tonton, terprediksi sekali. Mungkin generasi mbahku turut berdebar kala di puncak gedung itu. sering kali kita mengesampingkan masa muda, terutama remaja, semakin kita tua kita akan jadi semakin sinis dan keras. Ketika fokus pada dua karakter film romantis, maka otomatis tebakan akhir mereka akan bersama. Benar sih, tapi untuk film ini bahkan kebersamaan mereka dalam satu frame hanya sekitar dua menit. Happy ending? Ya. Manis? Sangat manis, bahwa cinta bisa menemukan jalannya sendiri. Melalui radio, melalui anak yang merengek, melalui tanda-tanda alam.
Sam Baldwin (Tom Hanks) adalah arsitek yang berduka, istrinya meninggal karena kanker. Bersama anaknya Jonah (Ross Malinger) yang baru berusia delapan tahun, memutuskan pindah ke Seattle, Washington untuk menjernihkan pikiran. Enam belas bulan kemudian, Jonah di malam Natal menelpon radio yang menyiarkan acara langsung kunsultasi dengan dokter Marcia Fieldstone, yang seorang psikolog. Jonah bercerita, “… betapa ayahnya mendamba kasih sayang. Tolong dong cariin istri. Tolong dong saya butuh pelukan ibu.” Well, di era umat manusia belum menundukkan pandangan ke layar HP pendengar radio masih sangat banyak. Maka tak heran, ada ribuan wanita meminta kontaknya, meminta alamatnya untuk mengenal lebih dekat. Sensasi kayak gini kalau zaman sekarang mirip trending topic twitter. Bikin riuh perjagatan social. Dibicarakan di kafe-kafe, diobrolin di kantor, jadi bahan ghibah kala waktu senggang. Seorang duda nyentrik sedang butuh belaian, ayoo drop cv cantik Anda. Kita tahu dengan situasi ini film akan berakhir bahagia.
Salah satu pendengar radio itu adalah Annie Reed (Meg Ryan) yang bertunangan dengan Walter (Bill Pullman) yang alergi akut, berlebihan sih sampai kamar tidurnya harus berudara steril, makan harus jauh dari bau-bau yang ga bikin ia sakit. Logikanya, akan sulit menjadi pasangan ideal bagi jiwa bebas Annie. Duh! Annie lalu turut menulis surat, bersaing dengan perempuan lain. Bedanya, surat tersebut sempat ga mau dikirim, tapi justru sobatnya yang mengirim ke Sam. Sampai di sini, tebakan happy ending itu turut terjaga. Bahkan dalam adegan yang nyeleneh, Annie terbang ke Seattle untuk semacam menyelidiki, memantau si orang tua tunggal dalam keseharian.
Jonah lalu menyarankan ayahnya untuk memenuhi undangan Annie di hari Valentine di puncak gedung Empire State, New York. Tentu saja Sam menolak, kota itu ada di ujung Timur jauh. Sementara Annie malah ke Seattle untuk menemui mereka, tapi di sebuah jalan yang lengang sambil saling tatap pertemuan itu tak berakhir manis. Dan adegan puncak saat Jonah memutuskan terbang ke New York sendirian, disusul ayahnya, lalu Annie makan malam romantis dengan lanskap Empire State dengan pertanda cinta, tiba-tiba memutuskan pertunangan guna ke puncak gedung, sesuai yang dijanjikan. Walau tawaran adegan klise, Annie ke atas dan Sam serta Jonah turun yang seharusnya berakhir bagus, justru film ini menemui titik senyum puas. Sayang sekali…
Cerita manis gini menurutku keterlaluan. Sulit menemukan kenyataan bahwa dua orang asing, memutuskan kopi darat di puncak gedung dengan perantara anak kecil, aneh. Dramatis, bagaimana bisa mereka ga ngobrol dulu dalam telpon karena dalam surat mereka sejatinya, minimal janjian telponan. Mungkin pemilihan calon ibu, untuk Jonah atau calon istri untuk Sam adalah ngacak dari ribuan surat. Saya membayangkan seandainya yang kepilih sosok lain, apakah bisa sedrama ini? Well, dunia fiksi memang membebaskan sang kreator dalam lanskap romannya, tapi sebuah rangsel bisa mencipta kebahagian penonton bisa jadi hanya di Sleepless, bahkan Dora pun saat akhirnya kembali menemukan rangsel ajaibnya hilang ga selega ini.
Tom Hanks sampai era sekarang masih sangat berjaya. Pasca Sleepless kita malah menyaksikan banyak filmnya menuai pujian, banyak filmnya meledak tak terkira. Salah satu yang ikonik jelas menjadi Profesor Langdon dalam kontraversi. Kariernya tampak belum akan terhenti. Sementara Meg Ryan, aktris yang kita kenal sebagai seorang romantis era 1990an ini sudah redup. Pasca Sleepless, ada beberap yang mencuat seperti French Kiss, City of Angels, sampai You’ve Got Mail. Happy Birthday 58 tahun Mbah Ryan. Semuanya berciri, drama romantis maka saat usia menua, order untuk peran itu menurun drastis. Tuntutan penonton (laki) jelas selalu sama: muda dan cantik, cara berpikiran revolusioner semacam ngajak kopi darat aneh di tempat tinggi hanyalah sekadar bonus. Kata kopi darat bersalah dari ‘copy’ yang dalam istilah perbincangan artinya ‘mengerti’. Dahulu kala, saat platform percakapan hanya satu arah dan bergantian, saat lawan bicara selesai, yang satunya akan jawab ‘copy’. Komunikasi di udara, kalau ada yang nyapa pakai ‘halo’ atau ‘break’, ‘over’ sampai ‘roger’. Nah, saat akhirnya mereka sepakat ngumpul langsung (di darat), pakemlah istilah kopi darat. Makin mesra Sleepless mengenakan tiga item sempurna untuk memikat kaum pemuja romansa: radio, surat dan gaya LDR (Long Distance Rahasia) yang berlebihan. Kesepakatan mencari pasangan ideal dengan memikat macam gini rasanya sudah melebihi imajinasi.
Kadang dalam hidup kita memang harus meletakkan keyakinan dalam altar yang aneh. Annie, bertunangan, makan malam romantis di resto mahal, muncul pertanda lalu berjudi. Tanpa harapan kita sudah mati secara moral, dan dengan bantaun harapan kita mungkin bisa mendapat pasangan ideal. Atau paling apesnya, ini juga tak membuktikan apapun untuk tertawa mengejek untuk menahan kita dari keputusasaan, lakukan atau tidak sama sekali.
Orang asing, oh orang asing. Kenapa engkau begitu rupawan. Beruntungnya. Siapa? Semua pihak: tiga orang di puncak, sutradara, cast dan crew, penonton pemuja roman dan kalian!
Sleepless In Seattle | Year 1993 | Directed by Nora Ephron | Screenplay Nora Ephron, David S. Ward, Jeff Arch | Cast Tom Hanks, Ross Malinger, Rita Wilson, Victor Garber, Carey Lowell, Meg Ryan, Frances Conroy | Skor: 3.5/5
Karawang, 211119 – Bee Gees – Massachusetts
Rekomendari Bank Movie keempat dari tujuh belas ini, thanks dan dipersembahkan oleh Bung Joze.