Avengers: Infinity War – Wow Wow Wow

Tony Stark: “Did we win any?”

===Catatan Ini Mengandung Spoiler===

Saat trailer pertama muncul, saya sudah plot saya harus nonton di hari pertama 26 April 2018. Apa yang terjadi adalah apa yang kita pikirkan, sekalipun dimajukan sehari setting mind-ku sudah 26. Maka saat kita book set jam 20:15 hanyalah mengikuti garis tersebut. Setelah logo Marvel Studio muncul dengan angka 10 untuk huruf ‘i’ dan ‘o’ skoring Avengers terdengar. Tak terasa sudah berusia 10 tahun sejak pertama menghentak tanah Iron Man di Iran. Satu dekade yang luar biasa, mengobrak-abrik tatanan super hero dan box office, dan fan sebelah tentunya.

Kisahnya dimulai langsung nyambung dengan ending Thor: Ragnarorok (katanya). Di mana kapal terbang Asgardian luluh lantak, para jagoan kita Thor, Hulk dan Loki keok dalam tekanan Thanos dan pasukannya Proxima Midnight, Ebony Maw, Corvus Glaive dan Cull Obsidian. Misi itu untuk mengumpulkan batu kekuatan. Dan Thanos yang punya sarung tangan ajaib (Infinity Gauntlet), kini dalam rencana menyatukan batu-batu bertuah, untuk menjadi yang terhebat di semesta. Batunya ada enam: Power Stone, Space Stone, Time Stone, Soul Stone, Mind Stone, dan Reality Stone.

#1. Space Stone (Batu Ruang) – warna biru disebut juga tesarract, kekuatan bisa menjelajahi ruang alam semesta. Pertama muncul di First Avengers, terakhir terlihat di tangan Loki dan kini sudah di tangan sang musuh.

#2. Mind Stone (Batu Pikiran) – kekuatan bisa mengendalikan pikiran orang lain. Pertama muncul di Avengers yang digunakan Loki memporakporandakan New York. Batu inilah yang digunakan Tony untuk menghidupkan Vision yang tertempel di jidatnya, saat ini coba dilindungi oleh tim.

#3. Power Stone (Batu Kekuatan) – pertama muncul di Guardian of Galaxy Vol 1. Warnanya ungu, sempat diamankan genk penjaga antariksa, sampai akhirnya di Planet Xandar batu ini dirampas. Fungsinya untuk kekuatan yang dahsyat dong.

#4. Time Stone (Batu Waktu) – batu ini disimpan di perpusnya Ancient One, pertama muncul di Dr Strange. Warna hijau, fungsinya untuk memanipulasi waktu. Dormamu yang agung sampai frustasi menghadapi kekuatan edan ini.

#5. Reality Stone (Batu Realitas) – kemampuannya untuk memanipulasi kenyataan. Batu ini posisi di The Collector, pertama disinggung terkait Aether di The Dark World.

#6. Soul Stone (Batu Jiwa) – pertama muncul ya di film ini, di adegan yang menyayat hati hubungan ayah-anak. Di planet kosong, sang pemilik harus berani mengorbankan jiwa seseorang yang disayanginya.

Nah Hulk lalu ke bumi menghubungi rekan-rekan Avengers lainnya: Dr Strange dan Wong yang sedang ngopi kaget, mendapat info Thanos akan tiba sudah berhasil merebut sebagian batu ajaib, bersiaplah kawan-kawan. Bergabung pula Iron Man yang masih kesal sama sang Kapten, tapi demi kepentingan umat, ia meredam ego dengan menghubungi Captain Amerika posisi bumi dalam darurat militer, yang lalu menghubungi Vision dan Wanda Maximoff tentang kewajiban melindungi batu di jidatnya. Bergabung pula di New York si cerewet Peter Parker, adegan ia di bus dengan bergelayut di trailer itupun muncul dengan keren. Dan penonton bersorak, horeeee….

Di Skotlandia Vision yang sembunyi memiliki drama tak kalah menegangkan setelah Nathasa Romanoff dan Sam Wilson turut membantu menjaganya. Adegan lawan para kroco-pun, Marvel berhasil membuatnya menarik. Mereka lalu ke New York, disambut James Rhodes yang setelah nimbrung apakah Wanda berani menghancurkan batu di jidat Vision atau kah mencoba ke Wakanda yang memilki teknologi maju itu. Jika batu itu hancur, Vision mati. Oh masih ada waktu nih, ke Wakanda. Cuus…

Di antariksa, Thor berjumpa dalam universe lain para Guardian of the Galaxy yang anggotanya pastinya kalian sudah hafal. Baiklah, tetap saya harus sebut karena film dengan bintang seabreg gini peran mereka juga sangat vital: Rocket, Gamora, Peter Quill, Drax. Plus Mantis yang mempesona di volume II. Segala pertempuran dan kedigdayaan para jagoan diuji di sini. Memanjakan mata dan berulang kali berteriak wow wow wow. Serius gan. Bagian saat akhirnya Dr Strange melalui Batu Waktu melihat kemungkinan 14,000,605 di masa depan apakah kita bisa menang layak membuat panik para fan. Karena keputusan itu sungguh mengejutkan dengan duka rela menyerahkannya pada Thanos demi menyelamatkan manusia setrika, saling serang terus disajikan, Thanos terus mengkoleksi batu-batu ajaib. Dan puncaknya ada di Wakanda, yang menjadi tuan rumah Black Panther dan rakyat bersatu, mereka sudah siap-siap. Akankah sang main antagonist berhasil mengoleksi kekuatan dahsyat itu? ataukah para jagoan yang banyak itu berhasil menggagalkannya, yah minimal menahannya? See… Infiny War memang sajian perang tak berkesudahan dari menit awal sampai benar-benar matahari terbit. Film of the year! Klimaks to the maxxx.

Ada adegan sedih, hubungan ayah anak yang sangat menyentuh. Dengan alasan menyematkan semesta, bahkan ada yang harus dikorbankan. Ambisi yang menggila. Ada adegan bikin gereget, saat Thanos dikelilingi para jagoan, saat sarung tangan ajaibnya nyaris dilepas, sebuah kekonyolan terjadi yang mengakibat luluh lantak segalanya. Ada adegan yang benar-benar luar biasa menyentuh bagaimana salah satu super hero favorit mayoritas fan akhinya pamit dalam kegetiran. Ada adegan action bertubi, seolah memang seperti inilah film besar harusnya dibuat. Dan kekhasan Marvel yang menyajikan komedi di tengah perang tetap ada, hebat. Renyah, pas. Civil War menurutku sudah benar-benar film istimewa dengan skor sempurna, Infiny awalnya ragu akankah bisa, dan ternyata bisa. Kepuasan tersendiri menyaksikan orang-orang hebat itu kelimpungan. Salut yang bikin cerita, salut buat keberanian menawan dalam jentikan maut itu.

Setelah mentari terbit apa yang kita dapat? Penonton pada teriak lha lha lha, lho lho lho…. Waduh! Disney tega sekali, dan decak kagum sekaligus kesal lainnya. Skoring bagus banget, benar-benar berhasil mengiringi cekaman dalam kekhawatiran setiap menit. Closing creditnya gelap dalam judul yang meng-abu seperti ending-nya. Jentikan Thanos langsung menjadi trend sepanjang tahun 2018. Abu yang seakan teriup angin. Banyak penonton yang tak beranjak, membuktikan semakin hari para penonton semakin paham bahwa film keluaran Marvel (hampir selalu) ada scene after credit. Padahal dua tahun lalu saat Perang Sipil yang menyaksikan Spidey Will Be Return hanya sekitar tujuh penonton. Kali ini masih sangat banyak, kita dapat suguhan Thanos Will Be Return, mungkin salah satu yang terbaik karena nge-link ke Kapten Marvel! Wow, wow banget ya. Red code itu bisa-bisanya sudah dipersiapkan untuk tahun depan (baca: hari ini! 24.04.19). Dan saat sang penyelamat tiba, sang Kapten Marvel sudah bergabung, bisakah Thanos akhirnya ditaklukkan? See… Permainan (akankah) berakhir!

The earth mightiest heroes: Avengers, help us!

Mari kita lihat komentar dan skor teman-teman CIF.

Sekar Ayu: “It’s Ok sih. Eerr… saya bukan penggemar Marvel, atau apapun ya yang nuansa itu filmnya itu robot-robotan tapi untuk saat ini sih Ok. Keren, dramanya dapet, visualisasinya juga keren. Animasinya keren. Jalan cerita ga ga monoton, aneh tapi keren. Ngegantung dan judulnya Infiny War itu cocok, karena infinity. Keren sih, Ok.” Skor 9.8/10

Aa Ghofur: “Eergg.. gmana ya? Ramai sih pahlawannya jadi saya bingung siapa sih yang jadi tokoh utama, mana tokoh pembantu karena semua punya tokoh utama di filmnya masing-masing. Tapi karena terlalu memaksakan banyak tokoh jadi terasa kurang begitu fokus, makanya pada dasarnya sih yang kayak gitu reunian (para) pahlawan sih saya sudah muak sebenarnya, jadi saya tinggal tidur aja hehe… z z z z z.” Skor: 6/10

Adhitya P: “Menurut saya nonton avengers itu filmnya keren, bagus sih cuman sayang sedih. Kenapa Avengers bisa kalah sama si monster-monster yang jelex itu si Tharos ya eh Thanos. Kenapa sih, padahal mereka tuh kuat-kuat kenapa kalah sama yang itu dan si Dokter merelakan batunya buat si Thanos ‘kan menyebelin, tapi aku overall bagus, good lah. Kita tunggu tahun depan ya. Bye…” Skor: 8/10

Rizka Nov: “Seru sih filmnya lucu juga yang ngomongnya lucu-lucu gitu terus, tapi yah aku tuh awalnya menyenangkan, tengahnya menyenangkan, tapi yah dibuat menggantung gitu, sakit rasanya dan nungguin kredit sepanjang itu hasilnya cuman menggantung aja.” Skor: 7/10

Rani Skom: “Jadi menurut aku, ini film Marvel yang out of the box. Film super hero Marvel yang OUT OF THE BOX! Kenapa saya bilang kek gitu, karena eergg… Spoiler boleh? (Enggak boleh!). Karena ya ending-nya luar biasa, saya sama sekali ga nyangka. Dengan super hero sebanyak itu. ternyata ending-nya seperti itu kan, pasti semua penonton mengharap ending-nya yang yang baguskan, walaupun mungkin ada satu atau dua superhero yang mati, tapi pastinya ya ending-nya itu kan yang eerhh…drama, love drama gitu kan. Pasti sweeeeet banget, tapi ternyata kentang bo! Tapi kalau skor sih, it’s definitely nine point five from ten.”

Intano: “Aduh aku tidak bisa berkata-kata deh. Aku… (hahaha), tegang dari awal sampai akhir pokoknya ga pernah ada santai-santainya banget. Dari awal masuk, eh dari awal cerita itu dah, udah konflik sampai akhir dan akhir juga ga selesai konfliknya, ternyata itu tuh bikin kesel kebawa tidur hahaha, yaa tapi seengaknya ya apa ya, ciri khas Avengers-nya itu masih ada-lah, ya ciri-ciri film Avengers memang gitu. Skor: 9/10

Sebelum saya tutup catatan ini, saya ingin melihat singkat kebelakang segala film sedekade ini dalam MCU. Ini adalah catatan hari ini (24.04.19) jadi tambahan saja, untuk mengingatkan kita akan hype Endgame.

#1. Iron Man (2008)
Kutonton di Kos Ruanglain_31 via sewa cvd di Odiva Cikarang. Di sore hari ditempa cahaya mentari senja dari kisi-kisi jendela kos-kosan saya menjadi saksi kebangkitan Tony Stark setelag terpuruk di Afganistan. Ini adalah permulaan yang luar biasa, langsung jatuh hati dengan gaya Iron Man menghentak tanah dalam kepalan penuh.

#2. Incredible Hulk (2008)
Kutonton di bioskop Lippo Cikarang, setelah ketemu di Toko Buku. Film yang memang agak mengecewakan, entah kenapa semua Hilk terperosok. Ga lebih bagus dari Ang Lee, Blake Lively malah menjadi pusat keceriaan.

#3. Iron Man 2 ( 2010)
Kusaksikan di bioskop Lippo Cikaranf dengan sahabat lama, Tomy. Saling traktir Incredible. Penurunan drastic dari seri pertama. Musuh yang kelihatan digdaya malah kalah premature. Untung koper serba gunanya terlihat keren, dan pecut berapinya yahud.

#4. Thor (2011)
Kutonton di dvd bjgan di Ourwakarta. Jelang nikah, nunggu rumah sendirian ya tonton film. Pengenalan sang Thor yang legendaris, cast yang pas. Drama percintaan yang kental, Loki yang komikal hingga tautan ke Fury menuju Avengers.

#5. Captain America (2011)
Kuntonton di dvd bjgan di Karawang, drama calls action. Sebagai First Avengers memang sejatinya ga terburu. Cast yang lagi-lagi sangat pas. Takjub sama perubahan fisik sang manusia api Fantastic 4. Film pembuka grup superhero ini memang pantas disematkan, berhasil secara kualitas cerita, gagal secara aksi.

#6. The Avengers (2012)
Kutonton di bioskop buram Karawang Theater bersama kekasih tercinta. Gambar miring-miring, sub title tak terbaca, benar-benar pengalaman buruk menyaksikan film di bioskop bobrok ini. Saya tonton lagi di file computer lalu di Bisokop Trans TV. New York yang porak poranda menjadi begitu beringas dalam monster kendali Loki yang jahat.

#7. Iron Man 3 (2013)
Pengalaman nonton pertama di Imax Gandaria, perjalanan dari Karawang sejak subuh demi menyaksikan tipuan The Mandarin. Banyak yang kecewa karena ekspektasinya ketinggian, saya sih enjoy sekali. Bayangkan, kengerian sepanjang film itu ternyata ulah orang yang bukan kita kira. Malunya, negative thinking.

#8. Thor: The Dark World (2013)
Kusaksikan di bioskop Lippo Cikarang bersama kekasih tercinta, perjalanan dari Karawang dengan motor butut. Luamayn OK tipuan Loki, tragis orang tuanya dan tabir dibuka identitas kekasih Thor yang istimewa.

#9. The Winter Soldier (2014)
Kutonton di file laptop, dengan segala skor tinggi dan gegap gempitan atas kehilangan Nick Fury, kisah dalam Winter Soldier sejatinya hanya penggunung untuk meledak di seri tiga. Luar biasa adegan di lift itu.

#10. Guardians Of Galaxy (2014) – Belum nonton, file sudah ada, sub-nya hilang.

#11. Avengers: Age of Ultron (2015)
Kutonton di bioskop Bekasi pulang kerja, satu mobil ramai-ramai. Perjalanan jauh yang worth it, Indah muntah. Ini film aksi tanpa henti, sejak awal sampai akhir action bertubi-tubi sampai kehilangan logika. Bagaimana Vision akhirnya menjelma pahlawan. Oh ulah Tony lagi dah.

#12. Ant-Man (2015) – Belum nonton, dvd bjgannya sampai kelupaan naruh dimana

#13. Civil War (2016)
Kusaksikan di CGV Festive Walk, Karawang dalam keriuhan tanpa henti. Luar biasa, kepuasan bioskop di ubun-ubun. Ditonton bareng teman-teman kerja, agak terlambat karena pulang dulu. Ini adalah contoh film sukses secara cerita dan aksi. Paket komplit, saya menyebutkan simply awesome!

#14. Doctor Strange (2016)
Kusaksikan dengan rekan-rekan kerja di tengah pekan yang padat. Ini adalah keindahan visual dipadu dengan pintu kemana saja Doraemon, diselipkan kekuatan spiritual yang memadai. Ga nyangka Sherlosk bisa beraksi segokil ini. Dormamu saya ingin berunding, wkwkwkwk….

#15. Guardian Of The Galaxy Vol. 2 (2017)
Kutonton bersama kelurga untuk memperingati hari ulang tahun kekasih terkasih di CGV Festive Walk. Pertama kalinya saya lihat Groot dengan kalimat berulang, berima, dan tanpa emosi meluap. “I am Groot…!” perkenalan Mantis yang seksi dan sederet lagu-lagu jadul yang asyik di telinga.

#16. Spider-Man: Homecoming (2017)
Kusebut sebagai film manusia laba-laba yang Cuma hura-hura. Semakin ke sini Peter Parker makin muda. Setelah lulus kuliah dan bekerja di tangan Sam Raimi, memuda di dalam balutan dua seri Amazing kali ini malah kembali masuk sekolah. Yeah, have fun anak muda.

#17. Thor: Ragnarok (2017) – Belum nonton

#18. Black Panther (2018)
Kejutan besar, film kejutan tahun lalu karena masuk nominasi Oscar dan menang di teknikal. Bagaimana Wakanda mencipta pahlawannya, dalam perebutan kursi pimpinan yang keras, ganas, dan hitam.

#19. Avengers: Infinity War (2018)
This is it. Film ini saya sebut sebagai film terbaik 2018, dengan judul ulasan: wow wow wow.

#20. And-Man and The Wasp (2018) – Belum nonton

#21. Captain Marvel (2019)
Kutonton di bioskop CVG sendiri di tengah pekan di tengah malam pergantian hari. Inilah penghubung Red Code yang dikirim Nick Fury, drama kental disebut sangat kuat. Kalau ia dipanggil di posisi genting, untuk melawan Thanos yang sudah punya kekuatan komplit itu, apakah sang superhero cewek ini bisa diandalkan?

Jadi segala tanya ini akan tuntas per hari ini, 24 April 2019. Segala hype dan penasaran kalian akan terjawab? Jelas ga akan terlewatkan. Enjoy it! Tindakan Tom Holland yang suka ngoceh nyebarin cerita di Homecoming membuatnya tak boleh membaca skrip Infinity. Jadi jelas, di Endgame pun ia dibungkam banyak pihak. Saya sendiri kalau kena spoiler juga kzl kzl kzl. Jadi bagi kalian, hati-hati.

Endgame mungkin dirayakan berlebihan, bayangkan saja Cinemaxx sampai menaikkan lagi film ini ke layar demi menyambutnya. Tayang 24 Jam selama dua hari, jam tayang perdana bahkan jam 05:00 Subuh tadi. Gilax! Ini mungkin yang pertama kali ada di Indonesia, subuhan bareng Super Hero!

A celebrating of ten wonderful years of entertainment and fun. Well, well, well. Engrossing, epic, emotional. Evacuate the city! Engage all defenses! Semoga Endgame bisa lebih dahsyat.

Avengers: Infinity War | Year 2018 | Directed by Anthony Russo, Joe Russo | Screenplay Christopher Markus, Stephen McFeely | Cast Robert Downey Jr., Chris Hemsworth, Mark Ruffalo, Chris Evans, Scarlett Johansson, Don Cheadle, Benedict Cumberbatch, Tom Holland, Chadwick Boseman, Zoe Saldana, Karen Gillan, Tom Hiddleston, Paul Bettany, Elizabeth Olsen, Anthony Mackie, Sebastian Stan, Idris Elba, Danai Gurira, Peter Dinklage, Benedict Wong, Pom Klementieff, Dave Bautista, Vin Diesel, Bradley Cooper, Gwyneth Paltrow, Benicio Del Toro, Josh Brolin, Chris Pratt, Sean Gunn, William Hurt, Letitia Wright, Terry Notary, Tom Vaughan-Lawlor, Jacob Batalon, Samuel L. Jackson, Stan Lee | Skor: 5/5

Karawang, 280418 – 010518 – 300319 – Sherina Munaf – Aku Dan Rembulan || 240419 – Sheila On 7 – Film Favorit

*) catatan sudah dibuat dalam empat kali kesempatan duduk depan laptop. Dan baru finishing hari ini, sekaligus menyambut Endgame.

Mycroft Holmes – Kareen Abdul Jabbar and Anna Waterhouse

“Kesombongan mengakibatkan kehancuran. Dan keangkuhan mengakibatkan keruntuhan.”

Tahun 2016 buku ini sempat heboh, masuk ke daftar best seller beberapa pekan dan membuat penasaran. Selain karena ini adalah kisah sisi lain saudara Sherlock yang termasyur, buku ini ditulis oleh pembasket terkenal NBA, Kareem Abdul Jabbar. Sempat menginginkannya, menimang, memfoto, lalu akhirnya gagal bawa ke kasir. Baru terealisasi tahun lalu karena di lantai dasar Gramedia World Karawang sedang mengadakan GPU Vaganza. Kejahatan kecil yang pernah kutemui di sana-sini dalam hidupku tidak ada apa-apanya dibanding kemrosotan moral yang sesungguhnya, yang sekarang kusaksikan.

Harapanku memang tak muluk-muluk. Nama Holmes terlalu besar untuk ditulis oleh orang lain. Parody, gimmick, saduran sudah banyak dibuat, rata-rata mengecewakan. Harapan yang rendah itu untungnya tercapai. Memang kemunculan saudara Sherlock, Mycroft dalam dunia Sir Arthur Conan Doyle tak terlampau menonjol. Dia hanya muncul di saat-saat yang genting, atau saat diperlukan koneksi ke kerajaan Inggris. Nah, kisah ini adalah cerita sebelum Mycroft menduduki jabatan penting dalam lingkaran istana.

Yang agak mengejutkanku justru tempat utama kisah bukan di Inggris, tapi jauh merentang di Trinidad. Kenapa ciri khas Zaman Victoria yang agung itu malah dihindari? Mencoba bermain aman akan terkaman kasus dari sang adik? Ataukah memang sudah direncana akan ada lanjutan lebih detail? Tidak ada yang lebih buta daripada mereka yang tidak mau melihat.

Cerita dibuka dengan tenang, di mana ada perlombaan perahu dayung, Mycroft dengan jeli memasang taruhan untuk tim yang bertahun-tahun menjadi pecundang. Aku bukan tipe orang yang suka berspekulasi saat berurusan dengan uang. Bahkan dalam hal yang dianggap ‘pasti’. Ngasal yang beruntung ataukah beranalisis? Karena ini buku detektif, tentu saja metode ‘memenangkan’ jagoan sudah terstruktur. “Kau pemimpi, Sir.” / “Bisa kupastikan, aku bukan pemimpi.” / “Kalau begitu, kau ini angkuh, Sir! Ya, anak muda kurang ajar yang angkuh.” Di sini terlihat dia sudah memperlihatkan keangkuhan otaknya. Karena kelihaiannya memang teruji. Sementara Holmes bisa melakukan semua itu dalam sekejap. Hitung-hitungan sama alaminya bagi Holmes dengan bernapas.

Sherlock muncul sepintas dalam kisah, ketika masih kere dan penjabaran singkat sekali. Holmes merasakan lututnya lemas karena lapar. Di plaza dia memindai kerumunan sampai menemukan beberapa pedagang makanan. Tidak seperti adik laki-lakinya, Sherlock tinggi, berkulit gelap, luar biasa kurus dengan paras yang mengingatkan seseorang pada burung pemburu. “Aku benci gagasan jalan menuju neraka dibangun oleh mereka yang memiliki niat baik. Lagipula apa yang kita miliki kecuali apa yang kita niatkan.”

Sesuai adegan pembuka yang memperlihatkan sebuah kasus kematian anak-anak di pesisir pantai, ada ‘hantu douen’ yang memperangkap. “Apakah kau tidak curiga douen itu memanggil anak-anak hanya di sisi pulau ini.” Ya, di luar San Fernando, Trinidad kasus kematian anak-anak tak lazim terjadi. Satu, dua, tiga dst. Makhluk misteri penghisap darah yang harus dipecahkan. Tahayul ataukah benar-benar nyata. Konyol sekali, pikirnya. Aku tidak boleh mengaggap semua misteri yang ada di seluruh dunia sebagai urusan pribadi, karena kalau begitu karierku berumur pendek. Pembaca setia Holmes, pastinya memilih opsi pertama. Maka disusunkan runutan bagaimana sang jagoan bisa terlempar ke sana. Si rambut merah. Dia yang berambut merah menandakan nasib buruk dari awal sampai akhir.

Itulah yang selalu diucapkan suamiku. Dan hal terbaik yang bisa dilakukan seseorang adalah membiarkannya melakukan pekerjaan sebagaimana ia terlahir untuk melaksanakannya. “Menikahi wanita cantik adalah puncak ketololan, kau tidak akan pernha merasa damai.” Ya, kekasih Mycroft yang cantik Georgiana suatu malam tiba-tiba memutuskan ke Trinidad tanpa penjelasan detail. Hal tersebut membuat Mycroft terkejut. Douglas yang jua dari sana lalu menyarankannya untuk menyusul, ada sesuatu yang buruk sedang terjadi di tanah kelahirannya. Dengan akal-akalan, Mycroft mencipta surat tugas untuk menyusul sang kekasih. Para gadis seharusnya tidak belajar sama sekali, karena hal itu bisa memberi mereka penyakit kejiwaan. Kebingungan akan memaksa mereka terfokus hanya pada tugas di depan mata. Ada tiga racun bagi penilaian waras, cinta, benci dan dengki. Kulihat kau tidak begitu terpengaruh dua yang terakhir itu, tapi aku memintamu berhati-hati dengan yang pertama. Nah, tentu saja demi cinta yang jiwaku ada di tangannya. Begitu kau tidak lagi di sultana, kau tidak lagi dalam perlindungan. “Ah sungguh berita buruk di mana-mana, sungguh berita buruk.” Benarkah?

Cerita selanjutnya ya, terus berkutat di sana. Di Trinidad, di tanah seberang. Banyak intrik, pastinya. Kala itu memang British kan juaranya mencipta imperium, di sana salah satu tempat kolonialisme bercokol terbentuklah kisah ini. Mungkin tertebak, mungkin pula alurnya kurang gereget, tapi ya sekali lagi ini ditulis seorang pemain basket. Patut kita hargai. Douglas sebagai sidekick memang tak secemerlang Watson, tapi setidaknya Holmes tak sendirian. “Kaya atau miskin, Douglas, kita semua ini makhluk yang memiliki kebiasaan.” Segalanya tampak sesuai skenario, sampai akhirnya jagoan kita Mycroft Holmes mengungkap segalanya. “Kalau kau menghafal sesuatu, informasi itu akan ada di benakmu selamanya, berputar-putar di sana memenuhi tempat. Kalau kau mencatat sesuatu kau tidak akan mengingatnya sampai ada mengingatkannya padamu. Sama seperti teriakan nelangsa bocah itu, baru saja. Aku mencatat sesuatu yang kubaca yang berhubungan dengan yang kudengar. Apa itu sungguh aneh?”

Kehidupan atau kematian bukanlah hal penting. Yang terpenting adalah misinya: upaya kecil-kecilan mereka untuk menyatakan kebebasan bagi para tawanan. Dan sang musuh yang terlihat kejam itu, terlalu mudah ditaklukkan. Dia adalah perwujudan teori kegilaan moral. Manusia yang tidak punya sedikitpun nurani kemanusiaan. Kelemahan utama kisah seperti ini sering kali terjadi, di sini terulang lagi. Bukannya adu cerdik laiknya head-to-head sang jagoan versus sang antagonist, Mycroft Holmes malah drop. Sayang sekali. Satu-satunya yang tidak natural dalam hal ini adalah ada manusia yang tega melakukan hal semacam ini pada manusia lain.
Masa lalu tidak harus membentuk masa depan. Butuh tiga hari untuk menuntaskan 360 halaman. Meleset sehari karena sekarang musim hujan, malas bangun pagi. Kisahnya klise, awal mula sang kakak Sherlock ini memasuki kerajaan Inggris. Plot utama di Trinidad, terlalu muter-muter tapi yah, untuk permulaan bolehlah. Ditunggu kelanjutan petualangan Mycroft Holmes. “Sungguh khas pria, mengubah topik pembicaraan ke dirinya sendiri.”

Orang-orang yang paling terkelabui adalah mereka yang memilih mengabaikan hal-hal yang sudah mereka ketahui. Ending yang segar ditampilkan dengan menyinggung sang adik yang ‘dititipkan’. Meskipun membutuhkan renovasi di Baker street, adik lelakinya Sherlock Holmes akan segera lulus dan sepertinya akan membutuhkan tempat tinggal kecil sementara di London, membutuhkan kehidupan keluarga. Dan tentu saja Mrs Hudson akan menjadi induk semang yang baik. “Untuk Dickens, semoga Tuhan yang baik menyembuhkannya.”

Kareen Abdul Jabbar adalah seorang pembasket Milwaukee Bucks (1969-1975) dan Los Angeles Lakers (1975-1989), mencetak 38.387 poin. Tahun 1995 masuk Basketball Hall of Fame. Beberapa bukunya masuk best-seller New York Times, termasuk di dalamnya On the Shoulder of Giants yang diadaptasi dalam film dokumenter bersama Anna Waterhouse. Saat ini ia adalah ketua Skyhook Foundation dan kolumnis majalah Time.

Anna Waterhouse adalah penulis dan konsultan skrip profesional. Beberapa naskah film, tv series, sampai dokumenter. Produser frature-length ternama, On the Shoulder of Giants yang menang NACCP Image Award. Saat ini mengajar penulisan skenario di Universitas Chapman, California Selatan.

Kalau kau ingin membuat malaikat tertawa, beritahu rencanamu pada mereka. “Sayangku, aku tidak dapat menjanjikanmu kehidupan yang sungguh menarik, namun aku bisa menjanjikan bahwa kau akan sangat dicintai.” Nah!

Mycroft Holmes | By Kareen Abdul Jabbar and Anna Waterhouse | Copyright 2015, first published by Titan Publishing Groud Ltd of 144 Southwark Street, London SE1 OUP, England | 6 161 85026 | Penerbit Gramedia Pustaka Utama | Cetakan pertama, 2016 | Alih bahasa Primadonna Angela | Editor Bayu Anangga | Proofreader Orinthia Lee | Desain sampul Martin Dima | ISBN 978-602-03-3332-8 | 376 hlm.; 20 cm | Skor: 3.5/5

Untuk nenekku, Venus yang menuturkan kisah-kisah terbaik dan membuatku bangga – KAJ

Untuk Eric dan Emily Annae, jiwa sekaligus hatiku – AW

Karawang, 171218-010119 – Nikita Willy – Cinta Putih || 210419 – Dizzy Gilespie & His Orchestra – Night In Tunisia (Interlude)

Pekan Ke 33: Lazio Vs Chievo

LBP 3-0, Immobile
Melawan tim juru kunci, Chievo yang sekarang bukanlah semenakutkan dulu. Pesta gol pasti terjadi, minimal tiga gol. Immobile bisa kembali memupuk kepercayaan diri.

Hasbi
Lazio Vs Chievo 2-0
Immobile
Lazio sedang dalam kondisi yang bagus usai menang 2-0 atas Udinese. Bermain di kandang, Lazio akan dengan mudah membantai Chievo. Minimal mereka menang selisih 2 gol di pertandingan ini.

Bob
Lazio 0-1 Chievo | Piazon
Lazio jumawa. Lazio Terlena. Chievo berpesta

Isabela Moner Prayitno
Lazio 3-2 Chievo; Immobile
Donkey adalah momok Lazio. Permainannya sangat barbar dan pernah jadi top global tanker. Tuan rumah akan mendapatkan perlawanan alot.

YR
Lazio 2-1 Chievo
Immobile
Lazio mendapatkan perlawanan keras dari Chievo.
Tapi Lazio berhasil memaksakan kemenangan.
Demi meraih tiket UCL musim depan

AP
Lazio v Chievo 1-0
Chievo udah pasti degradasi. Lazio wajib menang lagi. Immobile kembali jadi pembeda.

HAS
Lazio 4-0 Chievo
immobile
Lazio kembali ke track kemenangan. Perebutan zona UCL masih terbuka. Kemenangan telak akan membuat Lazio lebih PD menghadapi sisa musim ini. (rev1)

DC
Lazio 4-1 Chievo
Immo
Menang lagi. Itu kalimat pantas ketika lawannya adalah juru kunci. Ga ada yang lain.

Takdir
Lazio 5-0, Immobile.
Terbukti gambar FOC diganti Lazio langsung menang. Pengen jawab Caicedo yang sedang on fire, tapi sepertinya ini panggung Immobile. Laga terakhir jelang penentuan lawan Milan.

Depok, 200419

A Simple Favor: Gone Girl Yang Jenaka

Stephanie: “Five days ago. Emily went missing.”

Film dengan ending mengecewakan. Dari mula sampai pertengahan sungguh seru. Keren sekali, seksi dan merumit dalam bermain pikiran. Namun semenjak setelah pengungkapan bahwa sang istri tidak mati, tapi menghilang, bah alur langsung melemah dan rontok tak terkendali. Sempat digadang-gadang sebagus Searching yang sama-sama mencoba mengungkap sebuah kasus hilang/matinya seseorang, Searching berhasil menjaga tempo, bermain serius, dan memiliki twist yang bagus. A Simple Favor gagal mempertahankan gairah itu. Malah, adegan segitiga yang dinanti-nanti itu jatuhnya kayak sinetron klise yang tayang tiap malam di SCTV atau RCTI, ah sama saja buruknya. Astaga, saling silang tunjuk ujung pistol, tembak dan ah cuma bercanda, lalu sebuah mobil menghancurkan segala plot itu. Sayang sekali film dengan bintang besar Blake Lively dan Anna Kendrick berantakan. Gone Girl yang jenaka.

Sebelum memutuskan tonton, saya kena sedikit spoiler bahwa dua bintang utama akan ciuman. Catat. Saya juga kena bocoran bahwa film akan laiknya detektif, pencarian orang hilang. Catat. Selebihnya ngalir. Kisah dibuka dengan menyenangkan, bahwa Stephanie Smothers (Anna Kendrick) yang seorang Vlogger tentang cara memasak ala ibu-ibu kosmopolitan. Ia adalah orang tua tunggal dari putra semata wayang Miles Smothers (Joshua Satine). Kegiatan rutin menjemput si buah hati suatu hari berubah ketika teman main Miles, Nicky Nelson (Ian Ho) mengajak dolanan sepulang sekolah dan sang ibu yang seksi bak model Emily Nelson (Blake Lively), mengizinkan. Adegan kala Lively turun dari mobil, gerimis mengundang, dengan desiran angin disertai musik riuh benar-benar menggambarkan betapa ia istimewa. Betapa nyata eksplorasi kecantikan sang megabintang.

Di rumah Emily yang megah dengan dinding kaca lantai atas dengan view menawan jelas mereka dari keluarga terpandang, lalu mereka saling mengenal dan bergosip. Stephanie yang polos, mengungkap beberapa rahasia. Suaminya tewas kecelakaan mobil bersama saudaranya, ia pernah melakukan zina dengan saudaranya, ketika ayahnya meninggal sang ipar yang tampak reinkarnasi sang ayah membuat jatuh hati. Nantinya ini jadi kejutan pengungkapan fakta. Sementara Emily mengungkap rahasia, pernah main threesome. Wait. MML? Nope, MFF. Waduh… dan sang suami Sean Townsend (Henry Golding) ternyata adalah penulis buku Catenbury Tales, buku yang istimewa di mata Stephanie karena pernah dibacakan di klub buku, menjadi bahan skripsi dan dibedah khusus dalam diskusi. Pasangan ini bahkan tampak mesra, berciuman mulut di depan tamu! Betapa gairah dan norma menjadi samar. Stephanie memandang dengan tatapan damba. Asem.

Alur menjadi sesuai prediksi, ketika Emily meminta Stephanie untuk menjemput anaknya karena ia ada perlu, yang ternyata terdata ke Miami. Menjadi pengasuh sementara, saling bantu teman, sementara sang suami Sean sedang ke London menemani ibunya yang sakit. Dan misteri pertama dilemparkan ke penonton. Setelah beberapa hari, Emily dinyatakan hilang. Melalui vlog-nya Stephanie mengungkapkan kesedihan. Laporan ke polisi, melacak keberadaan yang memungkinkan Emily kunjungi. Bahkan sang protagonist lalu menjelma bak detektif ketika masuk ke kantor tempat kerja Emily, mencuri berkas, membuka fakta kecil yang tak disangka. Dan ketika penyelidikan seolah menemui jalan buntu, sebuah temuan menyedihkan diungkap. Emily ditemukan tewas di danau, mobil sewa tunai ditarik, mayatnya diotopsi, sakaw gara-gara heroin, dan tiket perjalanan itu palsu. Di sini jelas, arah pikiran penonton pasti sama. Sang ibu tunggal, penggemar bukunya Sean yang kini jadi ayah tunggal. Berhari-hari menjadi pasangan saling melengkapi. Sean bekerja sebagai dosen, Emily menjelma ibu rumah tangga idaman dengan masakan istimewa. Dan kalau mereka akhirnya tinggal seatap, mencoba membangun hubungan adalah keniscayaan. Happily ever after? Nope! Ini film thriller, eh film yang mencoba thriller gan.

Pesan-pesan rahasia Emily disampaikan seolah ia menjadi arwah gentayangan. Memberi sang anak Nicky sebuah amplop berisi gambar saling silang dengan tulisan Brotherf*ker. Mencoba mengirim sinyal keberadaan. Bahkan suatu saat Stephanie mendapat telpon langsung dari almarhum. Wow, kamu mulai menggila! Kamu sudah stress tingkat atas, orang mati menelpon! Film ini mau ke film horror? Tak terima dikatakan gilax, Emily lalu menelusuri kehidupan masa lalu ‘sang arwah’. Saya sudah bilang dari awal bahwa Emily ternyata tak mati, kok bisa? Padahal kita sudah melihat dengan gamblang mayatnya dikebumikan. Yup, sampai disini cerita memang bagus banget. Tapi penelusuran lebih lanjut terhadap identitas almarhum menjadi plot jenaka. Silakan ketawa.

Seperti Baby Driver yang hebat dari awal sampai pertengahan, A Simple juga luar biasa mengesankan. Baby menjadi luluhlantak berkat, eksekusi konyol betapa mudah senjata diangkat dan dar der dor dalam adegan balap bak fast and furious. A Simple terjun bebas ketika kemunculan plot lain yang lalu sampailah adegan segitiga itu. Apalagi motifnya cuma itu. Duh, maaf sekali. Duet perdana dua aktris istimewa sebagai dua peran utama Lively dan Kendrick berakhir bencana. “Anna and Blake are forces to be reckoned with.” Moga ada lagi film mereka berdua sebagai pasangan utama. Jangan kapok yes.

Sisi positifnya adalah, cerita detektif akan memudahkan plot dengan menemukan mobil yang diperosokan ke danau, catat jua dengan sengaja. Searching juga gitu. Bahkan ini kejadian nyata, sang ratu cerita criminal Agatha Christie kita tahu, beliau memainkan peran nyata sandiwara hilangnya demi meraih simpati, atau lebih tepatnya meraih perhatian dari kekasih tercinta karena kekecewaan hidup. Jadi kalau mau bikin cerita penyelidikan, coba taruhlah mobil dalam danau, pastinya menarik perhatian pembaca, pers dan sel-sel kelabu.

Cerita ditutup bak sebuah kasha nyata dengan menampilkan tilisan singkat nasib para karakter utama. Credit title-nya kreatif sekali, layak dinikmati sampai ujung walau tak ada adegan apapun. Selama tulisan berjalan ke atas, potongan adegan, foto-foto karakter sampai sekelumit gambar warna-warni ditampilkan dengan gaya slash miring dan potongan garis yang indah. Siapa yang bisa menolak keseksian Lively? Siapa yang ga penasaran selipan foto-fotonya? Coba kalau credit title film-film dibuat gini, pastinya banyak yang bertahan hibngga detik akhir. Ditambah soundtrack-nya bagus-bagus. Dari Mambo #5 (A Little Bit of…) dari Lou Bega, Les Passants nya Zaz sampai Bonnie and Clyde nya Brigitte Bardot dan Serge Gainsbourg. Meriah.

Berdasarkan novel karya Darcey Bell dengan judul yang sama yang merupakan novel debut, bukunya belum rilis saat film sudah sepakat dibuat. Walau akhirnya beberapa hal diubah, seperti Sean yang sebenarnya kerja di Wallstreet di film menjadi dosen. Atau untuk penyederhanaan, dalam novel Stephanie bukan Vlogger tapi Blogger, dst. Salah satu konsep uniknya adalah pembuatan martini, Blake Lively bahkan berlajar langsung dan mendemonya saat CinemaCon.

Mungkin agak terselamatkan di ujung sekali ending, kala vlog-nya Stephanie menyentuh view sejuta. Sungguh bahagia, menyampaikan cerita yang bisa dinikmati banyak kalangan, apalagi ini hanya dari seorang ibu rumah tangga. Hati-hati saat sobat kamu nanya, apa hal paling gila yang pernah kamu lakukan, rahasia biarkan tetap menjadi rahasia. Ssstttcan You keep A Secret?

Well decent, until it wasn’t. The movie was quite enjoyable for the longest time. Well and tricky. Then the conclusion happened. Drop till the end, so disappointed. Is it a joke baby? Hufh… gone girl gone bad. Nah… nah… nah…

A Simple Favor | Year 2018 | Directed by Paul Feig | Screenplay Jesicca Sharzer | Cast Anne Kendrick, Blake Lively, Henry Golding, Ian Ho, Joshua Satine | Skor: 3.5/5
Karawang, 170419 – Nikita Willy – Ku Akan Menanti – 190419 – Andre Previn, Herb Ellis, Ray Brown, Shelly Mann – I Know You So Well

#PemiluDay #TheGoodFriday

Pekan Laga Tunda: Lazio Vs Udinese

LBP 3-0
Kalau gagal poin penuh lagi, dah deh. Nyerah aja. Dah gagal presiden lagi, nyerah aja. Indonesia memilih…

DC
Lazio 2-0 Udinese
Immo
Main dikandang lagi. Setelah klh di San Siro. Tiga poin pasti.

AP
Lazio v Udinese 2-1
Immobile
Setelah dikalahkan Milan, peluang Lazio lolos ke UCL makin tipis. Udinese kembali main di Roma setelah kalah v Roma 0-1. Immobile akan kembali menjadi pembeda.
(REV #1)

Barbara Palvin Prayitno
Lazio 1-0 Udinese; Immobile
Kemarin kalah 1-0. Kali ini menang 1-0. Ibarat peribahasa yang berbunyi, jika kamu ditabok pipi kirimu, maka taboklah pipi kanannya, adil.

Hasbi
Lazio VS Udinese 1-1
Rodrigo De Paul
Lazio akan menghadapi rintangan yang tidak mudah dalam menggapai mimpi menuju panggung tertinggi eropa. Udinese siap menghadang Lazio. Rodrigo De Paul akan merepotkan pertahanan Lazio dan mencetak gol.

HAS
Lazio 0-1 Udinese
De Paul
Lazio sedang berada dalam tekanan. kekalahan vs AC Milan membuat mental Lazio Down. De Paul akan menjadi pembeda pada match ini.

AW
Lazio 3-1 Udinese, Lulić
Lazio siap raih 3 poin lagi. Siap menyodok papan atas lagi. Lulić akan cetak gol penalti.

YR
Lazio 3-2 Udinese
Immobile
Pertandingan yang seru.
Lazio bakal menekan untuk mendapat point penuh.
Demi lolos UCL musin depan.

Takdir
Lazio 1-0, Savic
Laga mudah diprediksi. Seperti pilpres yang riuh, mudah diprediksi. Hingar bingar hanya pengalihan isu kegagalan Pool juara EPL.

Karawang, 170419
#Pemilu2019 #PemiluDay

Happy Birthday Saoirseku

Be the person I’m playing. That’s what acting is. You’re pretending to be someone else.”

Dari 29 film Saoirse Una Ronan yang sudah mainkan termasuk animasi, tv series sampai video short, ternyata saya baru nonton 9 film, semuanya film layar lebar karena memang film sekali tonton yang paling nyaman dinikmati di era digital gini. Sebagai penggemar berat sang aktris Irlandia saya sejatinya selalu menanti tiap tahun, tapi ya ga kekejar semua. Contoh tahun lalu, ada dua film besarnya keduanya sudah siap tonton tapi hanya sempat kunikmati satu, waktu benar-benar jadi hal mahal. Terakhir lihat Mary Queen of Scots yang tragis, film ini hanya menarik juri Oscar di bagian teknik bukan di kategori utama. Sejak kapan saya mencintai Saoirse Ronan? Sejak tahun 2007 dalam film Atonement. Jadi remaja Briony Tallis yang nyebelin, menjadi saksi meragu yang mengubah nasib seseorang, yang kemudian membayar takdir dengan ‘mengubah’ nasibnya lagi dalam cara lain. Langsung saya tandai sang artis istimewa.

Namanya memang agak sulit dilafalkan, makanya ia mempunyai nick name Sersh, Saoirse cara bacanya adalah ‘seer-sha’ untuk Irlandia, untuk Amerika Utara bacanya ‘sur-shuh’, untuk British malah jadi ‘sair-sha’. Unik ya, saya baca logat Jawa menjadi ‘sur-sur’. Lahir di The Bronx, New York sebagai anak tunggal tanggal 12 April 1994 dari pasangan aktor Paul Ronan dan Monica Ronan. Saoirse artinya adalah freedom sedang Una nama tengahnya berarti unity. Dan Ronan dalam Irish artinya little seal. Sempat diisukan masuk jajaran Potter sebagai Luna Lovegood, sayangnya terlepas. Bayangkan, novel favorit diperankan artis favorit! Tahun 2018 ditunjuk sebagai duta UNICEF untuk world Barber Day campaign. Siapa sutradara favoritnya? David Lynch! Nah, film-film mumet yang nonton harus mikir semua. Haha…

Untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 25 yang jatuh kemarin, saya akan merekap film-film Saoirseku, yang sudah kutonton tentunya.

#1. Atonement (2007) as Briony Tallis
If I fell in the river, would you save me?”
Kisah cinta yang berujung bencana. Saoirse memerankan gadis labil Briony Tallis yang suatu saat secara tak sengaja melihat sebuah kasus pelecehan seksual yang menyeret orang-orang sekitar. Delusi? Imaji? Fantasi? Ataukah perkiraan saja? Bagaimana bisa keraguan itu mengakibat nasib seorang protagonist berubah. Kutonton sore hari lewat vcd sambil ngopi di kos Ruanglian_31.

#2. The Host (2013) as Melanie Stryder/Wanda
Don’t you want to be with Jared… and Jamie?”

Cerita alien yang cheesy seperti novelnya, pasca gegap gempita Twilight karya Stepanie Meyer. Tetapi ternyata ketika diadaptasi jadi begitu bagus. Bagaimana alien/makhluk angkasa yang merasuk ke manusia, menjadikannya inang yang malah menjadi kisah romansa remaja? Saoirseku memerankan tokoh sentral yang menjadi rebutan dua cowok tampan, Melanie Stryder yang ketika berciuman bisa menjadi juga Wanda. Kutonton lewat dvd pinjaman RanieWul.

#3. Hanna (2011) as Hanna
I just missed your heart.”
Keras, ganas, luar biasa menghentak. Dirilis pasca kehebohan Hit Girl-nya Kick Ass, Hanna mengambil set lebih mandiri. Remaja yang dibentuk menjadi mesin pembunuh tak terkalahkan. Memerankan Hanna sang tokoh utama, Saoirse memberi bukti bahwa ia bisa tampil dalam action penuh darah, bukan sekadar remaja cantik yang mempesona kalangan jetset. Kutonotn di laptop lewat unduhan teman, cuma file copas.

#4. The Grand Budapest Hotel (2014) as Agatha
Whence came these two radiant celestial brothers, united for an instant, as they croosed the upper stratosphere of our starry window, one from the east and one from the west.”
Ditangani sutradara hebat Wes Anderson, Saoirseku memerankan love interest yang hotel boy Zero. Perannya memang tak signifikan tapi secara keseluruhan filmnya sungguh indah, tentang pemilik hotel yang di masa jayanya di waktu yang tak tepat karena perang sedang bergolak. Dengan dedikasi dan kecintaan, film terbaik Oscar 2015 sayangnya menang empat piala hanya di kategori kelas dua.

#5. Brooklyn (2015) as Ellis
I wish that I could stop feeling that I want to be an Irish girl in Ireland.”
Romansa remaja perantau, dari Irlandia ke Amerika. Take and give, Saoirseku memerankan gadis galau yang berjuang demi masa depan yang lebih baik. Di tanah rantau, ditempa kerasnya hidup dan lika-liku asmara ia ada di persimpang jalan ketika saudaranya meninggal dunia dan dipaksa mudik. Pilihan sulit, kembali ke Amerika untuk cinta yang sudah didamba atau hidup kembali di kampung halaman yang jua sungguh menjanjikan. Kutonotn jelang penghanggan Oscar di laptopnya May.

#6. Lady Bird (2017) as Lady Bird McPherson
Just because something looks ugly doesn’t mean that it’s morally wrong?”
Film terbaik Saoirseku yang memerankan remaja di persimpangan jalan di tahun aneh 2002, palindrome, tahun yang hanya menarik saat dibalik tetap 2002. Lulus tahun 2003, ini semacam memoar sang sutradara Greta Gerwig. Membuat #SacramentoProud dan menasbihkan Saoirse dalam skala tinggi. Sayangnya segala nominasi bergengsi di Oscar berakhir tangan hampa. Di sini Saoirse benar-benar all out. Peran sentral yang menakjubkan.

#7. Mary Queen of Scots (2018) as Mary Stuart
Should you murder me, remember you murder your sister, and you murder your queen.”
Menjadi ratu Skotlandia yang sedang seteru/sayang dengan Inggris. Bagaimana tarik ulur agama, status social dan perang menjadi begitu menyentuh. Kasih nyata rakyat Skotlandia di era Elizabeth, Britania panas untuk angkat senjata. Endingnya… duh, sedih. Kutonton pasca Oscar 2019 di HP. Cerita bisa saja biasa, tapi akting Saoirse dan Margot luar biasa.

#8. City Of Ember (2008) as Lina Mayfleet
Why would he risk being thrown in jail, when everyone knows it’s againt the law to go out there?”
Buku dan filmnya keren. Sudah baca bukunya, sudah nonton di bioskop, sudah beli vcdnya, sudah beli dvdnya. Sebuah kota bawha tanah yang hidup dari cahaya buatan, kota yang terancam runtuh dan perjalanan ke atas yang mempesona. Kutonton pertama kali di bioskop, kutonton ulang lagi dan lagi di komputer kos juga masih seru. Efek jatuh hati di awal kesukaan jadinya membabi buta.

#9. The Lovely Bones (2009) as Susie Salmon
I wasn’t lost, or frozen, or gone… I was alive. I was alive in my own perfect world.”
Cerita tragis pembunuhan remaja oleh tetangganya yang freak. Memerankan sang korban, mengambil sudut pandang dunia antara kematian dan bisa memandang kehidupan bagaimana orang-orang terkasih yang sedih dan mencoba kembali menata hidup. Kutonton di dvd bajagan, menanti bioskop Lippo Cikarang kelamaan dan akhirnya lupa. Novelnya bagus banget, buku renungan kelas satu.

Berkali-kali masuk nominasi Oscar, sampai sekarang belum juga menang. Dengan sabar, tiap tahun kunanti, tiap tahun kujago. Oscar depan bisa optimis nih, Little Women ditangani Greta Gerwig lagi. Yakin sekali dia akan jadi besar pas lihat Atonement, dua belas tahun kemudian saya tetap yakin. Keyakinanku, kecintaanku. Anak pertamaku, kuberi nama Najwa Saoirse Budiyanto. Najwa dari Najwa Shihab, Saoirse dari Saoirse Una Ronan. My sur-Sur. Al fatihah.

Karawang, 130419 – Chet Baker – I’m Thru With Love

HBD juga temanku: Wahid C dan Fariz RP, wish you all the Best.

Pekan Ke 32: Milan Vs Lazio

LBP
Milan 0-3 Lazio, Immobile
GBK putih karena rakyat bersatu. San Siro merah karena Milanisti. Olimpico akan berpesta di final Copa karena telah melewati Milan dan juara. #ForzaLazio

AP
Milan v Lazio 1-0
Piatek
Lazio wajib menang kalau masih ingin tampil di UCL musim depan. Seri atau kalah akan membuat Lazio harus melupakan impian tampil di UCL. Piatek akan kembali mencetak gol.

Nurdinho
Milan v lazio 2-1
Piatek
Saling serang, bakal tersaji disini. Milan sebagai tuan rumah, tidak mau dengan mudah dikalahkan oleh sang tamu. Piatek selaku andalan mereka (Milan) akan menjadi momok bagi Lazio. Namun skor akan beda tipis untuk kemenangan Milan

Hasbi
Milan Vs Lazio 2-2
Piatek
Duel seru akan tersaji di San Siro antara Milan vs Lazio. Walaupun bukan memperebutkan gelar juara, tapi kedua tim masih saling bersaing memperebutkan tiket ke zona UCL. Duel akan berjalan seimbang dan Piatek akan kembali mencetak gol karena sedang on fire.

YR
Milan 1-1 Lazio
Kedua tim sama-sama bermain ngotot.
Demi posisi 4 untuk lolos UCL musim depan. Tapi kedua tim harus puas berbagi angka sama.

Firman Signori
Milan 1-2 Lazio
Milinkovic Savic
Duel Dua Tim yang kerap dilanda inkonsistensi.Lazio punya kans untuk meraup tiga poin mengingat Rossonerri lagi bad perform dalam beberapa GW terakhir. Piatek nyekor namun timnya tetap tidak bisa diandalkan.

Sandiaga Prayitno
Milan 3-0 Lazio; Piatek
Saya kecewa Lazione Budy tidak mau nonton Too Young Too Die. Padahal itu adalah salah satu film tergokil sepanjang masa. Maka dari itu, saya prediksikan Lazio akan kalah telak kali ini dan Inzaghi akan diganti Pioli musim depan.

DC
Milan 2-0 Lazio
Chalanoglu
Pertarungan 2 tim yoyo dalam performa. Main dikandang. Hanya itu kelebihan Milan.

Emas Nani
Milan 3-1 Lazio
Piatek
Duel tim medioker kembali tersaji pekan ini.Tim yg sama-sama sudah tersingkir dari liga eropa.Kali ini tuan rumah akan mengambil poin penuh.

Takdir
Milan v lazio 2-0
Piatek
Milan & Lazio bersaing di Serie A & Coppa. Sejak ikon grup diganti poto 3 pemain yang kini hijrah ke Inter. Lazio ga pernah menang. tren akan berlanjut.

Imoenk Milanisti
Milan 3-1 lazio, Paqueta
Maen kandang hlo. Wajib menang. Kalo gak menang lagi nanti ada yang galau akut. Kalau galau terus ngemil, berakibat pipi makin bulet.

AW
Milan 0-1 Lazio, Immobile
Milan waktunya kepeleset ini. Lazio akan menang lagi. Immobile golin lagi.

Karawang, 130419
Luar biasa GBK

The Guernsey Literary and Potato Peel Pie Society: Film Spesial Untuk Pecinta Buku

Juliet Ashton: “Do you suppose it’s possible for us to already belong to someone before we’ve met them?”

Drama cinta kehidupan yang menarik. Persahabatan, cinta, perang, tragedi, permusuhan, dan sederet buku yang mendamba. Ini adalah film special untuk para pecinta buku. Dibuat oleh Mike Newell, orang yang mencipta Edward Cullen tewas kena Avadra Kedabra, dibintangi oleh Lily James yang sinarnya memancar dari awal sekali film sampai ending. Film drama romantis di era pasca Perang Dunia Kedua. Kisahnya mungkin terlihat klise, tapi keberanian mengambil keputusan, sebuah tindakan ambil resiko demi (ehem..) cinta, ya demi cinta, adalah sebuah perjuangan dan pengorbanan luar biasa. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi tindakan sang protagonis atas segala konsekuensi di akhir benar-benar laik dihargai, diapresiasi dan sungguh tindakan berani. Siapa yang menolak kemewahan? Siapa yang berani melepas kenyamanan hidup? Siapa yang rela masa depan yang mapan itu dihempaskan? Demi cinta, yang jiwaku ada di tangannya. Kalian belum tentu bisa, kawan-kawan.

Judulnya agak aneh memang, di mula sekali dijelaskan bahwa nama itu terucap secara spontan ketika sekumpulan warga Guernsey di pulau Channels tahun 1941, dicegat pasukan Jerman yang memang sedang menduduki wilayah tersebut. Karena sedang diberlakukan jam malam, sekumpulan warga saat ditanya ngapain keluar malam-malam, salah seorang menjawab dengan seadanya habis acara di klub baca, nama organinasi/perkumpulannya? ‘Perkumpulan Sastra Guernsey dan Pie Kulit Kentang’. Aneh? Ya. Setidaknya ada akar kenapa judul film seperti ini.

Kisah lalu merentang ke tahun 1946 pasca Perang, Inggris menata kehidupan. Dari pusat kota London, seorang Penulis jelita berusia 32 tahun Juliet Ashton (diperankan dengan anggun oleh Lily James) sedang melakukan tur buku, promosi buku baru, dan segala hal dalam percobaan mendongkrak penjualan. Dengan nama pena Izzy Bickerstaff, yang kebetulan adalah buku yang terselip dalam saku saat interogasi di pembuka. Tampak betapa akrab ia dengan editornya Sidney Stark (Matthew Goode), saling mengisi dan sering jalan bareng. Sepintas terlihat begitu tampak serasi dan potensial menjadi pasangan sempurna. Memang ada pasangan yang lebih hebat dari dua orang kutu buku, Penulis dan Editor? Rasanya sulit menandingi. Sidney kita catat dulu.

Sementara kehidupan London yang meriah ala tahun 1940an berjalan, Juliet juga berkawan akrab dengan seorang militer tampan Mark Reynold (Glen Powell). Di sini terlihat sang pria tampak mapan, wibawa, serta menjanjikan kemewahan hidup. Kehidupan yang glamor dalam komunitas kalangan atas, makan malam mewah, sampai hal-hal yang begitu mengidam untuk kaum hawa: perhiasan mahal dan cinta yang membuncah. Catat juga, dulu nama Mark.

Nah, suatu hari Juliet mendapat surat dari pulau terpencil di Guernsey, daerah yang berbatasan dengan Perancis, mengenai kegiatan malam Jumat mereka membacakan buku. Klub baca tersebut terus berlanjut ternyata. Sang pengirim adalah Dawsey Adams (Michiel Huisman) bilang di Guernsey yang sepi sulit menemukan buku buku bagus, salah satu yang dicari adalah Essays of Elia, Charles Lamb nya Shakespeare. Korespoden pun terjadi. Ketertarikan, dorongan untuk menulis lebih lanjut komunitas ini, dan rasa penasaran akan nasib seorang pemudi yang hilang menghantar Juliet ke pulau tersebut. Kejutannya, saat akan naik kapal. Di pelabuhan yang riuh. Juliet dilamar oleh Mark Reynold. Kejutan itu tak bisa ditolaknya, dengan ciuman romantis di pinggir kapal. Dengan lambaian tangan berjari cincin janji suci, Juliet menuju petualangan baru.

Di Guernsey, Juliet tinggal di penginapan yang aneh. Induk semang penyuka gosip, dan bagaimana nasib orang-orang di masa perang memiliki pandangan negatif atas Elizabeth McKenna (Jessica Brown Findlay) yang hilang saat Perang. Elizabeth didakwa menghianati Negeri karena berkencan dengan tentara Jerman. Bahkan ia memiliki anak, Kit yang kini diasuh oleh Adams. Nah selama di pulau itulah Juliet menemukan banyak sekali pengalaman seru yang bisa mengubah hati dan pikirannya. Bergabung dalam klub buku, menelusuri memori bagaimana sesungguhnya sikap warga terhadap pendudukan, sampai akhirnya kedekatannya dengan Adams menimbulkan banyak spekluasi. Niatan Juliet di sana memang awalnya membuat tulisan klub buku ini, menemukan banyak kejanggalan sampai akhirnya kemarahan anggota bahwa pertemuan ini tak boleh masuk cetak. Masa lalu Elizabeth diungkap berkat Mark yang punya koneksi militer, sampai akhirnya fakta menyakitkan harus dibuka. Roman Juliet dan Adams menambah panas suasana, karena kejutan tunangan tiba mendadak membuat drama ini makin merumit. Adam kita catat juga tentunya.

Bagaimana Juliet akhirnya harus memilih di antara tiga hati: sang militer yang mapan dan tampan yang sudah jadi pacarnya, sang editor nyentrik yang cocok sekali dari segala sudut, atau sang pemuda dari pulau terpencil yang menebar cerita cinta dalam kesederhanaan, di antara kegalauan kata yang harus diketik. Sang penulis tahu yang terbaik buatnya, sang penulis tahu yang terbaik buat penonton.

Kisah Penulis melakukan riset dan menemukan cinta walaupun sudah punya kekasih mungkin terdangar klise, penelusuran sejarah sampai akhirnya dihantam kepahitan hidup bisa jadi sudah banyak, sebuah komunitas dengan keceriaan sekaligus kemarahan sudah hal biasa, wajar ada gesekan. Setting pasca perang dan warga kembali menata hidup filmnya juga sudah banyak dibuat. Pesona Lily James sudah umum terlihat di berbagai film. Kelebihan The Guernsey adalah paket komplit tersebut, dikombinasi serta diramu dengan keteguhan hati. Dan keberanian mengambil keputusan akhir yang luar biasa. Salutlah sama Juliet, berani melawan arus kenyamanan.

Diadaptasi dari buku karya Mary Ann Shaffer dengan judul yang sama yang menulis berdasarkan riset langsung ke Cambridge lalu ke tempat aslinya di Guernsey, Channels Island, buku ini sejatinya biografi Kathleen Scott, istri dari seorang petualang kutub dari Inggris, Robert Falcon Scott, film ini bahkan tak dilirik sama sekali di Oscar. Padahal tahun 2018, film tentang Penulis lain Lee Israel dengan konflik batinnya dalam Can You Ever Forgive Me? Kurasa setara kualitasnya. Film yang nirgelar setelah duo Oscar Aktris dan pendukungnya rontok. Bagi pecinta buku, jelas dua film ini begitu seksi.

Ada banyak bagian menarik di film ini yang nostalgia sekali. Pertama, saat Juliet menemukan buku Charles Lamb yang ia kirimkan. Di kamar berdebu, buku ditumpuk bersama buku usang lain. Tulisannya di ujung kanan atas, buku itu dipersembahkan olehnya. Jelas, ini kebiasaan saya sekali karena semua buku yang kubeli, ujung kanan atas selalu kusematkan identitas dan kenangan saat beli bersama siapa, kapan dan dalam momen apa. So sweet dan touch, Juliet tersenyum sendirian. Siapa yang tak meleleh melihat namamu diukir dalam kenangan seseorang? “Benda yang kecil. Hanya sebuah buku. Namun ini membawaku jauh ke sini.”

Kedua saat Juliet membalas surat Adams, dengan latar ia Ke toko buku mencarikan buku yang diminta Charles Lamb’s Tale-nya Shakespeare. Dan kata-kata balasan surat, “Bagaimana babi bisa membuatmu memulai perkumpulan sastra?” duh nuansa indah menghadiahkan buku untuk orang asing. Dulu saya ‘merayu’ cewek dengan memberi mereka hadiah buku di hari special, sayangnya ga ada yang nyambung. Sulit sekali menemukan kekasih yang sehobi sebagai kutu buku, dulu era sekolahku jangankan sosmed, HP saja barang mewah. Oiya, dengan istriku saya selalu ingat pas kita sepakat menikah, saya membawakan hadiah buku. Bukan sastra, bukan novel fiksi, bukan pula favorit genre fantasi. Tapi buku pertama yang kuhadiahkan kepada May adalah buku resep masakan! Waktu itu ia bilang gap inter masak, dan saya reflek beli buku cara masak. Sampai saat ini masih tersimpan, tapi ibunya yang simpan. May nya sudah bisa masak walau ala kadar, dan memori hadiah buku selalu membayangi.

Ketiga tentu saja saat jelang akhir, bagaimana Juliet mengetik dengan begitu intens. Adegan selama tiga menit itu begitu romantis disajikan. Kegigihan menulis kala hujan, panas, dan keletihan mendalam. Melakukan riset dari beberapa buku, buka-buka catatan sampai telaah di banyak buku dengan serakan di berbagai sudut (surga buku), sampai akhirnya menemukan sekuntum bunga kering yang tersemat. Bunga yang bisa jadi pemicu keputusan akhir mengingat adegan di kamar yang canggung itu Cek dan risek data era lalu, tanpa Goggle gan. Klasik! “Sesuatu telah terbuka, entah kenapa setelah menulisnya membuatku bersemangat lebih.”

Lebih keren lagi, Juliet memutuskan tak akan mencetaknya, dia konsisten dengan janjinya dengan komunitas, buku itu special dipersembahkan untuk mereka yang laik dan pernah mengalaminya sendiri. Ini kisah nyata, draft itu tak terbit sama sekali sampai akhirnya tahun 2006 muncul ke permukaan. Tahun 2008 final draft diterima dan izin diterbitkan dari Annie Barrows, putri dari saudarinya Cynthia. Sepuluh tahun kemudian kita nikmati dalam film. “All I wanted was to write a book that someone would like enough to publish.”

Film tentang buku dengan latar apapun, cinta, tragedi, perang, super hero sampai sekadar klub buku yang menyaji drama antar anggota selalu mudah menyentuh hatiku. Mari kita lihat buku apa saja yang terilhat di film ini: To The Lighthouse (Virginia Woolf), Treasure Island (Robert Loius Stevenson), The Tempest (William Shakespeare), Jane Eyre (Charlotte Bronte), The Importance of Being Earnest (Oscar Wilde), The End (A.A. Milne) sampai buku yang menjadi pemicu kisah Charles Lamb nya Shakespeare. Betapa menyenangkan buku-buku pujaan kita mewarnai layar. Dan tentu saja The Guernsey masuk dalam daftar elit itu.

We have to write about them.

The Guernsey Literary and Potato Peel Pie Society | Year 2018 | Directed by Mike Newell | Screenplay Don Roos, Kevin Hood | Novel by Mary Ann Shaffer, Annie Barrows | Cast Lily James, Jessica Brwon Findly, Tom Courtenay, Michiel Huisman, Katherine Parkinson, Matthew Goode | Skor: 4/5

Karawang, 130319 – 130419 – Coldplay – Death and All His Friends

#PutihkanGBK

Pekan Ke 31: Lazio Vs Sassoulo

LBP 3-0
Papan liga Champion riuh. Milan keok lagi saudara saudara. Sassoulo, jaminan tiga poin.

Hasbi
2-0
Immobile
Lazio sedang dalam tren positif di Serie A. Sassuolo mungkin bisa sedikit menyulitkan. Tapi Lazio bisa menang dengan mudah karena sedang dalam performa bagus.

AP
Lazio v sassuolo 1-0
Immobile
Lazio ga boleh mengulangi hasil ketika melawan SPAL. Sassuolo udah aman setelah menumbangkan chievo 4-0. Immobile akan kembali menjadi pembeda

Takdir
Lazio 3-1, Immobile
Lawan Inter di kandang lawan bisa menang. Lawan Spal di kandang lawan, kalah. Lawan Sassoulo di kandang sendiri kebangetan kalau Immobile ga nyekor juga. Mumpung Milan sedang terjatuh lawan Pemuncak, rugi kalau sampai momen bagus di sia siakan.

YR
Lazio 1-2 Sassuolo
Immobile
Walau Lazio main di kandang sendiri.
Lazio bakal kewalahan.
Karena Sassuolo sering menyulitkan.
Tapi Immobile tetap mencetak gol

Damar IRR
Lazio 3-1 Sassoulo
Auguri Inzaghi. Semoga bisa 3 poin di dapat. Dan main di kandang wajib menang.

Karawang, 070319

Mirage: Badai Akan Datang, Lubang Cacing Segera Tercipta – Selamatkan Aku

Aku sudah menyelamatkanmu. Sekarang giliranmu.”

Dua badai yang sama merentang 25 tahun dari 1989. Kasus pembunuhan yang harus dipecahkan yang melibatkan tukang jagal selingkuh, penuh misteri dan penebusan dosa masa lalu. Seorang anak tercinta hilang, atau lebih tepatnya belum terlahir, kini kita di dunia yang berbeda. Dikejar waktu 72 jam, berhasilkan Vera Roy menyelamatkan segalanya? Apakah kehidupan sebelumnya hanya delusi ataukah ini semua mimpi? Karakter wanita yang kuat dengan pasangan yang menarik, waktu yang tergelincir, misteri pembunuhan, cerita detektif, betapa ini adalah film paket komplit yang sungguh tak bisa ditolak. Tapi yang tadinya khayalan anak bisa menjadi kenyataan. Kita hidup dalam sistem yang kacau.

Seperti Source Code, Butterfly Effect, sampai Back To The Future, hidup yang bercabang. Kita perlu upaya sadar untuk mengetahui, sekarang di retakan waktu yang mana. Mendapatkan rekomendasi film ini dari panutanqu di Bank Movie, In Lee We Trust, awalnya skor 3.5 ga minat, skor naik 4 langsung unduh dan tonton. Ternyata menakjubkan sekali. Sayang aja, kutonton pasca kubuat daftar film terbaik akhir Maret lalu. Jelas film ini masuk lima besar 2018. Demi menyelamatkan Niko, demi menyelamatkan Gloria, demi menyelamatkan sang tokoh utama. Selamat datang di dunia pararel, yang bikin cerita pintar sekali. This is impressive movie. Well written, well shot, and well acted. An amazing plot and script. I was on the edge of my seat the entire time. It’s definetely to watch, highly recommended. Kusarankan untuk berhenti baca di sini, bagi yang belum dan ingin menikmati Mirage (Durante La Tormenta) film Spanyol yang rekomendasi banget. Saya sudah memperingatkan.

===Tulisan ini mengandung Spoiler===

Kisahnya tentang perjalanan lintas waktu demi menyelamatkan dan diselamatkan, ada tiga lapis. Perjalanan lintas waktu dengan kamera perekam, tv dan badai istimewa sebagai pemicu terciptanya lubang cacing. Dibuka dengan sebuah berita bahwa pada tanggal 9 November 1989 terjadi peristiwa bersejarah jelang runtuhnya Tembok Berlin, berita tersebut tersaji lewat siaran tv, malam hari di sebuah rumah di Spanyol. Seorang anak 12 tahun Niko Lasarte (Julio Bohigas-Couto) sedang berlatih gitar, direkam dengan kamera diletakkan di atasnya. Cuaca yang gemuruh di luar memberi sebuah kilatan retak pada waktu. Sang ibu berangkat bekerja, dan saat sendirian Niko mendengar suara mencurigakan dari rumah tetangga. Penasaran, menyelidiki dan betapa terkejutnya karena menemukan mayat tuan rumah Hilda Weiss di lantai bawah. Melihat sang suami Angel Prieto memegang pisau menuruni tangga, Niko ketakutan berlari keluar dan tragis dia tewas seketika tertabrak kendaraan.

Adegan berikutnya loncat, di rumah yang sama, kini dihuni oleh pasangan muda bahagia Vera Roy (Adriana Ugarte) dan David Ortiz (Alvaro Mortez), Vera adalah seorang wanita karir di rumah sakit lalu memutuskan menjadi ibu rumah tangga demi mengurus keluarga. Suaminya yang orang penting kantoran tampak wibawa, seorang pria bertanggung jawab. Dan putri semata wayangnya yang cantik menggemaskan Gloria Ortiz (Luna Fulgencio), membuat ayunan baru, menghabiskan banyak waktu dengan si kecil adalah anugerah terindah bagi Vera. Gambaran keluarga kecil yang ideal. Suatu saat, Vera menemukan korek api dalam saku sang suami, cek cok terkait komitmen berhenti merokok, dan melemparnya keluar jendela. Hufh… dari Aitor Medina sahabat sekaligus tetangganya bertutur tentang temuan tv jadul dan rekaman video tahun 80an, riwayat kematian Niko dan fakta tak terbantah sang pembunuh Angel hanya bertahan tiga bulan dalam penjara sebelum akhirnya bunuh diri. Lalu drama benar-benar dimulai saat malam petir saling bersahutan, Vera terbangun menuju ruang tengah, menemukan tv menyala menyiarkan berita tahun 1989 dan video rekaman di gudang diputar. Gambar yang terlihat adalah Niko yang ada di mula, dan betapa terkejutnya ia ketika bisa berinteraksi dengan Niko melalui gambar di tv, Vera dengan lantang meminta Niko untuk tak keluar menyeberang jalan, jangan Nak karena kau akan mati, saya adalah manusia masa depan! Dan ta-daaa… Niko selamat. Lha kok bisa? Ya, sebuah paradok waktu sudah dicipta.

Dokter Vera Roy terbangun di rumah sakit, pusing dan bertanya kebingungan karena para perawat dan asisten segera memintanya melakukan operasi. Ketika salah seorang memenaggilnya dokter Vera, dia terkejut. Apa? Dokter? Dia itu cuma perawat dan sudah resign, bahkan kini dia cuma seorang IRT, semua orang tentu saja serentak tak mengerti jua, termasuk penonton yang tak kena spoiler. Ono opo iki? Dan tahulah kita, ketika menit demi menit berjalan, bahwa kini Vera ada di kehidupan Niko yang selamat. Yang otomatis segalanya berbeda. Ketemu David, suaminya, oh bukan kini ia milik orang lain, menikah dengan Ursula mantannya. What? Lalu gmana anaknya? Gloria? Oh dia masih lajang. Dia adalah wanita karir yang sukses secara finansial, wanita mandiri sebagai dokter syaraf terbaik. Why? Gloria tercinta tak terlahir di dunia cabang Niko Tak Tertabrak! Orang yang terjebak dalam rekaman video, berkat cuaca buruk disertai petir sebagai sapaan Tuhan.

Vera hanya punya waktu 72 jam untuk mengejar badai terakhir, atau lubang cacing tertutup, ia harus menyelesaikan segalanya, memecahkan puzzle, menangkap petir tepat waktu, ia hanya ingin kehidupannya kembali, Gloria tercinta kembali. Menit film ada banyak di cabang ini, mayoritas dalam penyelidikan. Mencari Niko, oh Niko sudah pindah, kesaksiannya terhadap hilangnya bu Hilda karena pembunuhan tak didengar karena ia diberitakan ke Jerman, pulang. Angel kini hidup bahagia, tak terjadi apa-apa di malam naas itu. Benarkah? Malah, ia menemukan nama Niko adalah nama karakter dalam novel berjudul Mirage karya Karen Sardon yang didedikasikan untuk Niko Lasarte. Dibantu oleh inspektor Leyra (Chino Darin) Vera memburu sang penulis, bagaimana bisa ia mendapat ide cerita tentang lelaki yang selamat gara-gara nasihat video dari wanita yang berasal dari masa depan? Oh itu hanya khayal! Fantasi murni. Waduh… ini hanya fantasi? Niko adalah anak kecil pengidap skizofrenia. Halusinasinya terasa nyata sehingga mengilhaminya. Semua itu hanya ada dalam pikiran ibunya.

Semakin merumit, mereka lalu kembali mencari bukti lain, pembunuhan yang sudah terjadi 25 tahun lalu dengan sang pembunuh bebas berkeliaran. Dengan bantuan Leyra, saling kejar menyusun kepingan, Leyra menjaga Vera dari kejaran polisi karena dianggap bebahaya, tak waras, malah diberi kertas bertuliskan Hotel Belmonte kamar 1016. Saat di sana, bukan jawaban temuan Niko yang diharap yang didapat karena malah menemukan David yang berselingkuh. Menjijikan. Di cabang lain, ia adalah suaminya! Koneksi yang ada adalah korek api Arabesco. Meminta salaman, aku ingat seluruh kehidupan denganmu. Aku tahu alasanku di sini. Kejaran waktu itu menuai sebuah akhir di sebuah gedung lantai atas dengan pilihan tindakan yang mengejutkan. Tindakan bunuh diri yang menjadi picu demi mengembalikan kehidupan lama. Gilax! Ide gilax! Brilian.

Ada bedanya menjelaskan ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’? Menjabarkan ‘bagaimana’ berarti menyusun ulang serangkaian peristiwa spesifik yang mengarah dari satu titik ke titik lain. Menjelaskan ‘mengapa’ berarti menemukan hubungan sebab-akibat yang menyebabkan terjadinya serangkaian spesifik itu dan bukan semua peristiwa lain.

Diawali dengan petir yang sama, Mirage mencapai kesimpulan tiga rangkaian waktu akhir yang berbeda. Ending-ending yang berbeda tadi, tidak mutlak terjadi hanya karena satu langkah awal. Akan tetapi terjadi percabangan-percabangan yang memungkinkan tindakan berbeda. Kekhawatiran mengenai masa depan menjadi pemain utama dalam teater akalbudi manusia. Ini bukan sekadar tentang mengubah masa lalu, lalu masa depanpun berubah. Karena setiap retakan yang dicipta memiliki takdir masing-masing maka, karakter utama harus memilih kehidupan mana yang mungkin ideal. Orang-orang cenderung berdamai dengan status quo menyatakan bahwa ‘beginilah akhir nasib saya, dan saya harus jalani dengan syukur.’ Namun tidak, Vera justru memilih kembali berjudi dengan waktu demi sang buah hati dengan bunuh diri dan sungguh meyakini bahwa di retakan waktu berikutnya ia bisa kembali memeluk Gloria. “Sekarang giliran kamu menyelamatkanku.

Menulis cerita perjalanan waktu yang berkelas sungguh sulit, banyak telaah dan spekulasi. Banyak penjelasan yang harus dipaparkan. Kalau sudah baca tentang teori waktu, dan nonton film lompatan waktu mungkin terdengar mudah dalam teori, praktiknya sulit. Mirage memaparkan lingkaran waktu dengan sangat rapi. Seharusnya tak multi tafsir karena sudah dijelaskan dengan gamblang. Apalagi di adegan interogasi sang pembunuh, detail-detail yang menjadi tanya di awal dan di tengah terjawab semuanya. SEMUANYA. Jadi penonton benar-benar tinggal menikmati dan terhenyak di depan layar. “Kalau kau ingin selamat, kau harus percaya.”

Kenyataan adalah sekarang, ya saat ini. Masa lalu tertinggal dan hanya menjadi ingatan samar, masa depan msiteri dan hanya menjadi harapan samar. Niko tewas tertabrak, fakta satu. Namun di pararel lain. Karena kenyataannya kini Vera bersama Niko yang selamat, fakta dua. Gloria adalah putrinya, fakta tiga. Namun sekali lagi itu di pararel lain. Kenyataan saat ini Gloria tak ada di dunia karena ia masih lajang! Niko seolah masa lalu dan Gloria seolah masa depan. Dan dengan sungguh berani, saya selamatkan kalian semua karena kalian bukan fiksi! Ending yang ditawarkan bisa jadi happy untuk semua orang baik hati dan tidak sombong, tapi itu belum cukup. ‘Saya harus memulai dari awal lagi!’ Situasi kita saat ini adalah tak terhindarkan sehingga kita memiliki lebih banyak kemungkinan di hadapan kita yang bisa kita bayangkan.

Bila kebahagiaan didasarkan pada merasakan hidup ini bermakna, maka agar lebih bahagia kita butuh menipu diri sendiri secara lebih efektif. Tak perlu delusi kolektif untuk menerawang dan berjalan di pararel lain, hanya orang yang menyalakan rekaman dengan petir yang tepat yang bisa menciptanya. Bisa jadi saat adegan akhirnya Niko mencium Vera, selesai sudah semuanya, tapi tidak. Jean-Jacques Rousseau bilang, ‘Apa yang kurasa baik – adalah baik. Apa yang kurasa buruk – adalah buruk.’ Vera berpendapat ia merasa buruk sekalipun penawaran itu sungguh menantang. Ga semua orang berani ambil keputusan itu lho, bukan hanya cewek.“Sekarang giliranmu.

Para pemikir terbaik sibuk memberi makna kepada kematian, bukan meloloskan diri darinya. Para dewa-dewi menciptakan manusia, mereka menetapkan kematian sebagai takdir manusia yang tak terhindarkan. Sesat pikir kilas balik. Dari masa lalu ke masa kini benarkah hanya ada satu jalan yang kita tempuh, tapi banyak sekali cabang jalan menuju masa depan? Setiap saat kita diberi opsi tindakan. Contoh pagi ini saya bangun tidur, memilih untuk di depan laptop melanjutkan menulis ulasan, padahal bisa saja saya pilih baca buku Sharp Objects yang baru kudapat separuh. Benarkah pilihan Sharp Objects itu hilang karena tak mau kuambil? Ataukah ada pararel lain yang tercipta sehingga membuat paradok baru? Vera tak mau menerima takdir itu, kecintaan dan kepercayaannya atas kehadiran Gloria memberikan kekuatan luar biasa.

Realitas yang dikhayalkan bukanlah kebohongan. Saya berbohong sewaktu saya mengatakan saya menggenggam erat tangan Sherina Munaf sewaktu nonton bioskop film Triangle, padahal saya tahu betul Triangle tak tayang di bioskop Indonesia. Realitas yang dikhayalkan adalah sesuatu yang dipercaya Vera, asal kepercayaan itu terus dipegang, realitas yang dikhayalkan memiliki pengaruh kuat. Realitas objektif berupa tv, kamera, termasuk meja dan gitarnya Niko. Realitas yang dikhayalkan berupa petir yang menyambar, pembunuhan Hilda, dan Gloria. Vera terus mempertahankan realitas yang dikhayalkan, yang diragukan banyak orang. Dan kalian sudah tahu hasilnya. Akar penderitaan sejati adalah pengejaran tiada akhir dan tanpa arti terhadap perasaan-perasaan sementara yang menyebabkan kita terus-menerus tegang, gelisah dan tidak puas. Kenapa Vera berani melemparkan diri dari atas gedung? Karena ia mampu menimbang konsekuensi lengkap keputusan itu.

Mirage sejatinya tentang kesadaran dan sudut pandang. Kesadaran dan kekuatan adalah hal yang mirip, semua perilaku itu digerakkan oleh kesadaran. Kesadaran masih menjadi misteri sains hingga kini, bagaimana bisa muncul seketika bangun tidur. Menurut ilmu psikologi, kesadaran adalah kesiagaan (awarness) seseorang terhadap peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori, pikiran, perasaan dan sensasi fisik. (Solso R. L., dkk, 2008). Tampaknya kesadaran manusia tidak ditentukan oleh organ tubuh, keberadaan energi, atau susunan DNA kita. Kata David Chalmer, kesadaran kita berasal dari tuhan sendiri. Vera terbangun di rumah sakit, kesadarannya pulih dan ternyata fakta yang ada ga match dengan fakta yang ada dalam pikirannya. Vera terbangun lagi di tempat tidur dengan David di sampingnya dengan begitu fakta telah kembali sejalan. Semua itu terkait kesadaran Vera, dan karena ia adalah sang tokoh utama, si sudut pandang cerita maka hanya memikili satu telaah kesadarannya. Perhatikan film-film time travel dari Source Code, Edge of Tomorrow, Triangle, dst semua memulai cerita dari terbangun tidur yang artinya awal sekali apa itu kesadaran. Cerpen saya tahun 2011 berjudul ‘Terjebak’ juga berulang dari awal bangun tidur berkat dering telpon. Ini semua tentang kesadaran. Betapa banyak kebenaran milik orang-orang malas yang telah diterima atas nama imajinasi. Perasaan kita hanyalah getaran sementara, berbuah setiap saat seperti gelombang samudera.

Jadi berhati-hatilah saat ada sebuah video interaksi dan wanita itu bilang dari masa depan. Aku bermimpi tanpa tidur, ini bukan sekadar khayalan (mirage).

Mirage (Durante La Tormenta) | Year 2018 | Spanish | Directed by Oriol Paulo | Screenplay Oriol Paulo, Lara Sendim | Cast Adriana Ugarte, Chino Darin, Javier Gutierrez, Alvaro Morte, Nora Navas, Miquel Fernandez, Julio Bohigas Couto | Skor: 5/5

Karawang, 060419 – 070319 – Trio Larose – Swingo – Sheila On 7 – Jalan Keluar