The Big Sick: BIG Heart

Kumail: What’s my stance on 9/11? Oh um, anti. It was a tragedy. I mean we lost 19 of our best guys. | Beth: Huh? | Kumail: That was a joke, obviously. 9/11 was a terrible tragedy.

Apa hebatnya seorang komik stand-up comedy bikin film? Mayoritas film yang dirilis adalah sampah. Apalagi komik lokal yang isinya cinta-cintaan, bukannya lucu malah hambar. Iseng nonton beberapa filmnya, garing gan. Maka saat ada komik luar bikin film, ekspektasiku tak tinggi. Ketika adegan lelucon di atas panggung emang standar sekali, ketawa tertahan. Tapi saat mereka turun panggung, menyelami kehidupan sehari-hari, membaur laiknya masyarakat umum barulah terasa tocing-tocing-nya. The Big Sick awalnya datar, riak baru muncul saat timbul cinta dua karakter utama, dan saat cinta itu akhirnya diperjuangan mulailah keseruan. Dua cinta dari dua budaya yang beda, umum juga tema itu. Lantas apa istimewanya? Salah satu diusir dari keluarga, dan satunya lagi sakit parah. Nah, liku mempertahankan kasih itulah yang disajikan. Demi cinta, apapun akan kulakukan. Ehem

Jadi Kumail Nanjiani (dimainkan olehnya sendiri) adalah muslim keturunan Pakistan yang hidup di Chicago, seorang komik yang sering menyajikan ke-khas-an daerah, ras, dan segala hal yang berbau Timut Tengah. Bersama komika CJ (Bo Burham), Mary (Andy Bryant) dan Chris (Kurt Braunohler) sedang berjuang demi tampil di Monreal Showcase. Dalam penampilannya, Kumail dapat cheer up ‘wooo hoooo’ dari salah satu penonton bening saat jeda kalimat. Penonton cantik itu lalu didatangi pasca pertunjukan, woy tawa dan ringkikanmu mengganggu! Yah, basa-basi buat kenalan sih kelihatan. Emily Gardner (Zoe Kazan) emang tampak menawan. Bening. Bling-bling. Setelah ngobrol ngalor ngidul sambil minum, mereka putuskan nonton film di tempat Kumail dan berakhir dengan seks. Saat Emily mau pulang telpon sopir Uber, yang angkat adalah Kumail sendiri. Hehe… dobel job!

Setelahnya kita diperkenalkan lebih dekat dengan keluarga Kumail. Keturunan muslim, orang tuanya Azmat (Anupam Kher) dan Sharmeen (Zenobia Shroff). Kakaknya Naveed (Adeel Akhtar) dan istrinya Fatima (Shenaz Treasury). Keluarga ini mendesak Kumail untuk segera menikah. Mengenalkan wanita-wanita Pakistani, caranya unik. Perjodohan itu dilakukan dengan scenario, sang cewek datang di acara makan keluarga. Di tempat dudukkan samping Kumail, acara perkenalan santai itu jadi hambar karena dari gesture Kumail, ia tak setuju metode kuno ini. Ternyata scene yang kita lihat bukan yang pertama, sebab foto profil gadis Pakistani ada setumpuk dalam bok kamarnya. Cinta adalah perjuangan.

Kisah kasih Kumail dan Emily ternyata berlanjut setelahnya, padahal secara verbal mereka sepakat tak akan ada hari esok bersama. Akan ada banyak pertentangan nantinya, maka lebih baik dihentikan sebelum hubungan berlanjut jauh. Yah, klise. Cinta mereka perlahan terbangun. Tanpa sepengetahuan orang tuanya, Kumail merajut masa depan dengan gadis Amerika.

Hubungan mereka akhirnya tak kuasa untuk diceritakan sama kakak Kumail. ‘Apa kau kencan sama gadis putih?’ Hufh… Naveed sejatinya dulu juga pernah mengalami masa-masa itu. Pernah mencoba merajut cinta seperti itu tapi pada akhirnya kau tahu, ia menikahi Fatima dengan pola jodoh sesuai tradisi. Hufh, pernyataan yang membuatnya kembali meragu. Maju terus? Nantinya Emily marah saat tahu dalam boks ada banyak foto cewek Pakistan, kenapa kamu ga cerita? Nantinya Kumail juga marah, saat tahu status Emily yang ternyata bukan Gadis, tapi ia adalah janda. Mereka sepakat pisah, ok bubaran!

Kumail mencoba mencari cinta lain, membuka hubungan baru. Namun saat itulah ia tahu Emily istimewa, apalagi ia mendapat telpon dari Jesse, temannya Emily yang bilang bahwa Emily-mu saat ini sakit parah dan sedang dirawat di rumah sakit. Saat ia nengok, Emily tampak bahagia mendapat dukungan moril. Dan kunjungan itu tak disangkanya harus memutuskan sesuatu, karena Emily ada masalah di jantung maka harus segera ambil tindakan. Pihak rumah sakit membutuhkan tanda tangan suami atau keluarga, tak ada siapa-siapa di sana maka dengan penuh resiko Kumail ambil tanggung jawab, ia memberi ttd dan operasi segera dilakukan.

Esoknya orang tua Emily tiba. Beth (holly Hunter) dan Terry (Ray Romano) sejatinya tahu tentang Kumail karena Emily pernah cerita pada mereka. Mereka mengakrabkan diri. Terry adalah seorang ayah yang defensif, lebih banyak mendengar ketimbang argument. Beth, ibu yang penuh kasih sayang, memberi perhatian lebih pada putri kesayangan. Tunggu dulu, ada jarak yang tercipta di antara mereka. Maka saat malam yang tenang, sebuah kejadian masa lalu diungkap. Bagaimana Terry pernah melakukan kesalahan, dan ia dengan gentle mengatakan jujur pada istrinya. Wow, big daddy big heart!

Kumail dalam joke-joke-nya kehilangan motivasi, ia malah curhat ia saat ini kekasihnya sekarat. Bukannya bikin ketawa penonton justru malah membuat mereka sedih. Sakit Emily makin parah hingga koma. Nah, di sini kenapa film ini jadinya istimewa. Saya nonton di Minggu siang saat ada acara arisan keluarga. Kena jeda Sholat Asar, saya pause di bagian Emily koma. Tahu apa yang kulakukan? Pasca Sholat, saya mendoakan semoga Emily sembuh ya Allah. Semoga kau diberikan ketabahan. Amin.

Dalam status FBku: ‘Mungkin terlihat konyol. Tadi siang nonton #TheBigSick terhenti saat Emily operasi. Sholah Asar dan sesuainya berdoa pleae beri kesembuhan pada Emily. Ta-da… Happy ending.

Akting Ray Romano keren, kok ga masuk kandidat supporting actor ya? Ekspresinya sedih, ayah protective berjarak dengan keluarga namun penuh kasih. Yang nulis dan akting memerankan diri sendiri, Kumail. Kisah cinta beda budaya yang bisa saja jatuhnya klise, tapi enggak. Ceritanya sangat menyentuh, apalagi saya Muslim jadi terasa banget saat Kumail ‘komplain’ seakan teriak kepada semua orang ‘kenapa kalian menginginkan kehidupan Muslim tapi kalian tinggal di sini?’ sesuatu yang wajar kalau generasi berikutnya nanti ikut arus kebudayaan di mana tinggal, lingkungan punya peran besar dalam membentuk karakter. Tema yang sensitif sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi hal-hal macam gini emang terjadi. Film ini jadi ngena kalau kita tonton dengan hati terbuka, jiwa yang besar. Yup asal ga rasis.

Shocking itu pas jelang akhir ternyata berdasarkan kisah nyata. Film ini rilis pas 10 tahun di anniversary pernikahan, wow istimewa. Berarti mereka nikah tahun 2007.

Di akhir film kita bisa lihat foto-foto Emily dan Kumail, ide itu muncul dari Leslie Mann saat proses editing. Mereka terinspirasi untuk berkisah saat lihat film Judd Apatow tahun 2012 You Made It Weird. Awalnya ada kekhawatiran protes dari umat Muslim, maka film dibuat lebih humble, lebih ceria sehingga bagian lelucun serta komedinya lebih kental daripada drama. Kalian tahu film The X-File series? Nah dimunculkan karena Kumail fan serial tersebut, walau improvisasinya agak miring.

No matter how bad a situation gets, you’ve got to have humor. Joke aneh terdengar. He’s like Daniel Day-Lewis except he sucks. Grrggwwkk…

Dasar Film pop culture happy hour. Sebagai satu-satunya film yang masuk kandidat best original screenplay yang tak masuk best picture, bagaimana nanti di Oscar? Jaminan tangan hampa. Hanya satu kategori dan empat lawannnya sangat kuat, The Big Sick tak akan berbicara banyak Senin nanti. Kecuali kejutan sangat besar tercipta. Seharusnya sih Ray Ramona lebih layak masuk, tapi yah tersingkir sebelum bertarung.

My wife and I wrote a movie, and I’m in it, and it’s going to come our next year. Right now it’s called ‘The Big Sick’ but the name’s going to change. So just look for the room-com about a brown man and a white woman, starring me. – Kumail

The Big Sick | Year 2017 | Directed by Michael Showalter | Screenplay Emily V. Gordon, Kumail Nanjiani | Cast Kumail Nanjiani, Zoe Kazan, Holly Hunter, Ray Romano, Anupam Kher, Aidy Bryant, Adeel Akhtar | Skor: 3.5/5

Karawang, 020318 – Sherina Munaf – Click Clock