Petualangan Don Quixote – Miguel de Cervantes
Buku ini menghantui sudah jauh hari. Segala review dan ulasan positif membuatnya nyaris selalu ada dalam top 100 novel paling berpengaruh sepanjang masa versi manapun. Jadi saat tengah tahun alkisah di sebuah sosmed seorang teman penjual buku daring mengunggah gambar sampul buku yang sangat keren dengan latar utama hitam dan ilustrasi duo penunggang kuda,dengan caption dalam proses alih bahasa, saya tentu saja sangat antusias. Beberapa hari kemudian, muncul lagi treaser yang memperlihatkan betapa tipis buku ini karena dalam gambar diperlihatkan sisi samping vertical pandang. Langsung drop saya, waduh, buku aslinya setebal al kitab, kenapa jadi diciutkan seakan buku saku? Sampai akhir Oktober 2017, saya masih was-was. Dan saat bulan berganti, saya kejar untuk segera memiliki. Dah, yah saat pada akhirnya saya memegangnya, buku tipis sekali, jauh dari ekspektasi, hiks. Saya baca tengah malam bersama segelas kopi yang bahkan belum sampai pada tegukan akhir, petualangan sang kesatria sudah kututup. Kalau ditanya hasil terjemahan yang lebih sederhana apakah mengecewakan? Saya bilang ya. Saya suka detail, saya ingin telaah lebih jauh, saya suka versi original yang dipindahkan ke bahasa lokal. Tapi tetap, rasa syukur dan apresiasi saya apungkan. Sebuah mimpi melahap buku-buku langka dalam Bahasa perlahan satu per satu terwujud. Apalah, saya tetap haturkan terima kasih Immortal Publisher yang sudah merealisasikannya. Kutunggu, akan kutunggu versi gaban. Ayolah, please…
“Kecantikan dan ketidaksopanan tidak baik hadir berbarengan. Tawa yang datang dari pikiran kosong adalah tawa orang bodoh. Jangan sakit hati oleh kata-kataku. Aku tidak bermaksud menyakiti”
“Kau akan menjadi seorang kesatria – seorang kesatria sejati, sehingga tak seorang pun akan mengunggulimu di dunia ini.”
Penjaga rumah menceritakan akibat buruk dari buku-buku tentang kepahlawanan milik Don Quixote. Kemenakannya menjelaskan kebiasaan liar pamannya yang disebabkan oleh apa yang dibacanya.
Sancho Panza semata mengkhayalkan pulau yang dijanjikan tuannya. Don Quixote memikirkan banyak hal menakjubkan hingga ia terbangun dari mimpinya oleh suara pengawalnya, yang menyampaikan takzim, “Aku harap Yang Mulia tidak lupa akan pulau itu.”
“Kaumasih harus banyak belajar tentang petualangan para kesatria. Aku bilang mereka raksasa. Kalau kau takut, menjauhlah dan berdoalah, sewaktu aku berjuang pada pertempuran mengerikan dan tak seimbang ini.”
“Hati-hati tuan dengan apa yang Anda lakukan. Yakinlah bahwa setan itu yang telah merasuki gagasan di kepala tuan.”
Kalau dalam pertempuran kau melihat aku tercacah menjadi dua bagian (suatu hal yang kerap terjadi), kauharus mengangkat bagian tubuhku yang tercecer di tanah itu dengan pelan. Kemudian letakkan dengan hati-hati dan tepat pada bagian yang lain, yang masih ada di atas kuda. Kemudian, beri dua tetes obat ajaib itu, dan dalam sekejap aku akan kembali sembuh.”
“Aku bersumpah sampai aku bisa menghukum orang jahat yang mecederai seperti ini, aku tidak akan makan roti di atas meja, atau tidur di atas atap, atau –“ seruan itu sungguh memperdayainya, tetapi matanya masih membekaskan nyalang karena geram.
“Kita hanya berdua, dan menghadapi lebih dari dua puluh orang? | “Aku sama hebatnya dengan seratus orang.” Mereka terkapar tanpa daya, satria, pengawalnya dan kudanya, kalah oleh para kurir biasa.
“Bagaimana kau bisa memimpin sebuah pulau atau kerajaan? Seorang pemimpin besar harus tidak takut pada apa atau siapapun.”
“.. dan pergilah ke kota Toboso. Di sana kalian harus menemui nona Dulcinea, ceritakan kepadanya tentang petualangan besar ini, yang akan menjadikan kalian orang bebas.”
Dulcinea tidak akan tahu kalai itu tulisanku, karena ia tidak bisa membaca ataupun menulis.
“Ini tempat mengobrol yang cocok untuk kita, ada rumput untuk kuda-kuda, dan semuanya begitu bening. Di sini aku bisa berfikir dengan tenang tentang kekasih yang aku cintai.”
Petualangan Don Quixote | by Miguel de Cervantes | diterjemahkan dari Don Quixote de la Mancha | penerjemah Muajib | penyunting Fahrudin NAsrulloh AM | penyelaras akhir Puput Alvia | tata letak Werdiantoro | rancang sampul Sukutangan | catakn I, Agustus 2017 | ISBN 978-602-6657-62-6 | 124 hlm.; 13×19 cm | Penerbit Immortal Publisher | Skor: 5/5
Karawang, 071117 – Sherina Munaf – Primadona
Ping balik: Best 100 Novels | Lazione Budy
Ping balik: Best 100 Novels of All Time v.2 | Lazione Budy
Ping balik: In Cold Blood – Truman Capote | Lazione Budy
Ping balik: Dan Benar saja, Cantik itu Luka | Lazione Budy